Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iphigenia Margaretha Ganap
Abstrak :
Bergulirnya era persaingan global berimbas pada sektor jasa kesehatan, termasuk industri perumahsakitan. Rumah Sakit dituntut mempunyai Jaya saing tinggi dalam menangkap peluang pasar. Di sisi lain, tuntutan pasien sebagai konsumen Rurnah Sakit juga meningkat, yang harus diimbangi dengan pelayanan yang bermutu. Keputusan pasien untuk memilihan jenis layanan dengan faktor-faktor yang melatar belakanginya merupakan informasi yang penting untuk menunjang pemasaran Rumah Sakit. Rumah Sakit Bhakti Yudha sudah lama eksis di kota Depok dan telah melakukan kegiatan pemasaran Rumah Sakit, tetapi dirasakan masih belum optimal. Tingkat hunian pelayanan rawat inap kelas I dan VIP masih belum tinggi. Upaya pemasaran perlu menjaring informasi mengenai perilaku pembelian pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien pada kelas 1 dan VIP, faktor-faktor psikologis dan social yang berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan, dan faktor yang berhubungan yang dominan. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pengguna rang rawat imp kelas 1 dan VIP mayoritas adalah laki-laki (72,4%), 50% pasien berumur lebih dari 45 tahun, 55,1% berpendidikan diploma dan sarjana, 52% bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan 54,1% pengeluarannya di atas Rp 2.000.000,00. Analisis menunjukkan bahwa karakteristik pasien tidak berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas pelayanan. Analisis faktor sosial dan psikologis menunjukkan hubungan yang bermakna. Faktor sosial yang terdiri dari dorongan keluarga dan pengeluaran keluarga, berhubungan dengan keputusan dalam pemilihan perawatan kelas 1 dan VIP. Faktor psikologis pasien terdiri dari persepsi, sikap, motivasi pemilihan kelas dan motivasi pemilihan Rumah Sakit berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan. Diantara faktor-faktor yang berhubungan tersebut, yang paling dominan dalam keputusan pemilihan adalah motivasi pemilihan kelas dan pengeluaran keluarga untuk kesehatan. Saran yang diusulkan adalah pengembangan relationship marketing baik dengan pasien ataupun dengan pihak yang berpotensi mengirim pasien, pengembangan data base pasien, peningkatan kualitas dan jumlah dakter spesialis.
Globalization era has impact on the health service sector, wherein hospital industry. Hospitals which have the competitive advantage will able to seize the opportunities. On the other side, the demand of patient as the hospital consumer must be balanced with the quality service. The decision's of patients to choose the hospital services and the background factors are the important information in developing the hospital marketing. Bhakti Yudha Hospital has been giving services in Depok for a long time. The occupancy of the service rooms of VIP and I class is low. The marketing program has been done, unfortunately isn't optimum yet. They don't investigate the patient purchasing behavior. The purpose of this research is to reveal the characteristic description of patients of VVIP,VIP and I class inpatient service, psychological and social factors which related to the decision in choosing service class and the dominant factors. The research type is quantitative, descriptive analytic, while use the cross sectional approach. This research result shows that most patients (72,4), using the VIP and I class, are male. 50% of patient's age are more than 45 years, 55,1% have high education (diploma and degree), 52% as civil servant, and 54,1% patient's expenditure is more than Rp 2.000.000,00. The related factors to the decision in choosing the service VIP and I class are the family expenditure, attitude, perception, motivation in class choosing, motivation in hospital choosing and the family urging. The patient's characteristics aren't related to service class class choosing. Among that related factors, the dominant factor in class choosing are Health expenditure and motivation in class choosing. The suggestions are to develop the relationship marketing with patients and the potential parties, to develop the adequate database, as will as to increase the number and quality of specialist.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
Abstrak :
Dalam usaha meningkatkan pendapatan, rumah sakit seyogyanya juga diiringi dengan perbaikan mutu layanan kepada pasien baik medis maupun non medis. Pembayaran secara tempo oleh pasien khususnya pasien jaminan pihak ketiga merupakan perwujudan layanan non medis yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Namun hal ini akan berimplikasi buruk kepada struktur permodalan rumah sakit jika tidak ditangani secara hati-hati. Data laporan keuangan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 menunjukan bahwa kondisi pendapatan ruinah sakit dalam bentuk piutang perusahaan jaminan rata-rata adalah sebesar 15% dari pendapatan rawat jalan dan rawat Inap, dengan rata-rata periode penagihan piutang selama 19 hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab besarnya saldo piutang dan tingginya periode penagihan piutang dengan menggunakan pendekatan sistem. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan pihak terkait. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penatalaksanaan piutang yang baik belum dilakukan karena terbentur oleh keterbatasan sarana, seperti kurangnya komputer, sistem informasi yang belum terpadu dan kurang jelasnya perjanjian kesepakatan yang dibuat oleh rumah sakit dengan pihak ketiga. Sehingga hal ini sering mengakibatkan lamanya proses penagihan yang dilakukan. Saran-saran yang dapat diberikan adalah penetapan prosedur kerja dan kebijakan dalam upaya penagihan piutang, penyediaan sarana komputer berikut keterpaduan sistem informasinya dan pengalokasian benefit khusus kepada karyawan yang melakukan proses penatalaksanaan' piutang, yang kemudian itu semua diarahkan untuk tercapainya penatalaksanaan piutang rumah sakit yang ideal.
To Increase its revenue, hospital should provide continuous quality services to its patient in medical as well as non medical services. A temporary payment guaranteed by third parties may become an option for payment. However, this will negatively implicate to the hospital's capital structure if it is not managed carefully. Based on hospital's financial report from the last three years, it has indicated that about 15% of the total revenue is an account receivables. In which and average collection period is 19 days Using system approach, this research aims to explore some indicators causing the increasing number using account receivables as well as its collection period. This is a descriptive and analytical research using direct observation and indepth interview to related departments. This study shows Mekar Sari Hospital has not performed well in management of account receivable. This may cause by lack of computer equipments, management information systems, unclear MoU between hospital and company. These factors may possibly lead to a long period of collecting activities. There are some recommendations given to the hospital such as setting procedures and policy in collecting account receivables, providing computers as well as networking system and allocating attractive benefit for staffs, and all of that should be shoot to ideal acount receivable achievement. Bibliografi : 31 (1977 - 2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Arianto
Abstrak :
The distribution and allocation of basic health service to poor society were determined as according to amount of poor society existing in puskesmas. The determination followed with rule type of health service without expense per service causing difficulty mounted in puskesmas to determine distribution the expense of per service such as those which as described in Minister of Health Regulation. More than anything else with there is no accurate data in this level of expense set of the the service also complicate to give the service to determine proportion of expense which must be released as according to service which have been given, that answering the demand, insuffiency, or excessive. This research is calculation the expense of primary health care, hospital health care and the health service outside building to poor society in Puskesmas Air Ram Pangkalpinang in 2005 that is to know distribute expense for the basic health service to poor society of health service in society, take care of hospitality and also the health service of outside building. This research is quantitative research by desain in economic evaluation with calculation cost analysis basic health service in 2005 collected from poor society health service data in region work Puskesmas Air Itam Itam Pangkalpinang and from data record of Puskesmas Air Itam, and also the related/relevant data from Public Health Service of Pangkalpinang processed by using Activity-Based Costing with spread sheet program. The result of this research is distribution of the expense the basic health service to poor society in Pangkalpinang with total cost required is equal to Rp. 40.333.820,49 totally budget of equal to Rp. 35.819.000,00 so that there are insuffiency of equal to Rp. 4.514.820,49. Needing the existence calculation of the expense service for all service type, good service which accounted by government routine service, existence of cost standard per service to be able to estimate requirement of the expense of health service in puskesmas and also need the existence of research which of a kind other puskesmas as data comparator and expense of which have been counted/calculated.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Pujiono
Abstrak :
Tuberculosis Paru merupakan salah satu penyakit kronis yang harus mendapat perhatian untuk segera diatasi dan ditangani. Di Indonesia strategi untuk menanggulanginya dengan Directly Observed Treatment Shorcourse chemotherapy (DOTS) telah dilaksanakan di 7.349 Puskesmas (97 %). Keberhasilan penanggulangan Program Tuberculosis Paru terkait erat antara komitmen dan pendanaan. Apabila dapat dijalankan dengan baik akan memberi keuntungan secara ekonomis. Mengingat alokasi pembiayaan kesehatan baru mencapai 3,93 % APBD Kabupaten Bengkayang. Maka untuk memberikan advokasi perlu dilakukan evaluasi ekonomi terhadap program kesehatan, salah satunya dengan CEA (Cost Effectiveness Analysis). Kondisi geografis sepesifik Kabupaten Bengkayang terdiri dari daerah pantai, kepulauan, pedaiaman, perkotaan, perbatasan dan tertinggal. Maka untuk lebih memberikan gambaran apakah pembiayaan kesehatan sudah sesuai dengan karakteristik daerah dilakukanlah studi kasus analisis efektifitas biaya penemuan dan pengobatan penderita tuberculosis pant dengan konseling/penyuluhan dan Pengawas menelan Obat (PMO) anggota keluarga dan petugas kesehatan dengan tanpa konseling dan PMO hanya anggota keluarga di Puskesmas Pantai dan Puskesmas Perbatasan. Untuk mengetahui komitmen anggaran dilakukan penggalian pendapat 1 pandangan kepada pengambil keputusan. Disain penelitian adalah kuantitatif. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan basil cost effectiveness ratio penemuan dan pengobatan penderita tuberculosis paru dengan konseling/penyuluhan dan PMO anggota keluarga dan petugas kesehatan dengan tanpa konseling dan PMO hanya anggota keluarga di Puskesmas Pantai dan Puskesmas Perbatasan. Pengumpulan data primer berupa observasi dan wawancara mendalam dengan pengambil keputusan. Data sekunder dengan telaah dokumen. Hasil penelitian studi kasus ini menunjukkan bahwa komponen terbesar biaya penemuan dan pengobatan penderita tuberculosis paru dengan konseling/penyuluhan dan PMO anggota keluarga dan petugas kesehatan serta tanpa konseling dan PMVIO hanya anggota keluarga adalah biaya operasional sebesar 57,53 % di Puskesmas Sungai Duri (63,27 % gaji dan 17,01 % bahan habis pakai), sebesar 64,67 % di Puskesmas Sungai Raya (78,50 % gaji dan 10,87 % bahan habis pakai), sebesar 65,80 % di Puskesmas Jagoi Babang (90,34 % gaji dan 5,23 % bahan habis pakai) dan sebesar 32,66 % di Puskesmas Seluas (77,83 % gaji dan 12,50 % bahan habis pakai). Penemuan dan pengobatan penderita Tuberculosis Pam dengan metode konseling dan PMO di Puskesmas Pantai lebih efektif dibandingkan Puskesmas Perbatasan. Hampir semua pengambil keputusan menyatakan dukungan terhadap pembiayaan program kesehatan dan efektifitas tergantung pada SDM, sarana dan prasarana, serta pembiayaan kesehatan. Dalam pelaksanaan program tuberculosis part' di Puskesmas perlu didukung adanya konselinglpenyuluhan dan PMO tenaga kesehatan. Sosialisasi SPM dan hasil studi kasus sebagai bahan evaluasi dan advokasi dalam penyususnan anggaran APBD 2007. Dan efektifitas pelaksanaan program digunakan sebagai dasar dalam penentuan Kebijakan Umum Anggaran (KU A) APBD Kabupaten Bengkayang. ...... Lungs tuberculosis is one of the chronic diseases that have to be noticed then handled and overcome earlier. Overcome strategy by Directly Observed Treatment Shorcourse chemotherapy (DOTS) had conducted in 7.349 Puskesmas (97 %). Lungs Tuberculosis Program overcome efficacy related with commitment and funding. If conducted well, it will give benefit economically. Remembering health funding alloction recently reach 3,93 % of Bengkayang Regency APBD. Therefore to give advocated need economic evaluation toward health program, one of them is CEA (Cost Effectiveness Analysis). Specific geographical condition of Bengkayang Regency consist of coast, island, hinterland, urban, border and remains. Therefore to give view that health defrayal is appropriate with district characteristic conducted case study of cost effectiveness analysis case detection patient and lungs tuberculosis medication patient with conselling and PMO with family and health provider without no conselling and PMO by family only in Coastal Puskesmas and Border Puskesmas. To find the budget commitment conduct opinionlview delve toward decision maker. Research design is quantitative. Research aim is to find cost effectiveness ratio result of patien and lungs tuberculosis medication invention in Coastal Puskesmas and Border Puskesmas. Primary data gathering was in observation and circumstantial interview with decision maker. Secondary data by document study. This case study research result shows that total cost of case detection and TB Lungs Medication Patient by conselling and PMO with family and health provider with by no conselling and PMO with family only is operasional cost is 57,53 % in Puskesmas Sungai Duri (63,2 % salary and 17,01 % substance used up wear), 64,67 % in Puskesmas Sungai Raya (78,50 % salary and 10,87 % substance used up wear), 65,80 % in Puskesmas Jagoi Babang (90,34 % salary and 5,23 % substance used up wear) and 32,66 % in Puskesmas Seluas (77,83 % salary and 12,50 % substance used up wear). Case detection patient and Lungs TB Medication Patient with Cancelling and PMO Methode in Coastal Puskesmas is more effective with Border Puskesmas. Almost all decision maker express that effectiveness depends on SDM, tools and infrastructure, and also health financing. Program execution in Puskesmas with concelling and PMO with health provider, SPM Socialization and deciding budget allocation need to play attention to program conducting effectiveness evaluation and advocating on in desition to budget APBD 2007. And effectivness execution programme used by decision elementary in policy budget general Bengkayang Regency APBD.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segrnen pelanggan dan target pelanggan Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Baru Depok dengan melakukan segmentasi geografi, demografi, psikografis dan perilaku pelanggan sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam menyusun program pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap 97 responden. diolah secara kuantitatif dan kemudian disajikan daJam tabel distribusi frekuensi. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pelanggan poliklinik kebidanan RSUBY Baru Depok untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan pelanggan. Selain itu penulis juga melakukan wawancara mendalam terhadap manajemen RSUDY Baru Depok untuk menetapkan target pelanggan Poliklinik Kebidanan RSUBY Baru Depok. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa segmentasi pelanggan poliklinik kebidanan RSUBY Baru Depok 2005 adalah sebagai berikut ; Segmen pelanggan Poliklinik Kebidanan RSUBY Baru Depok menurut geografis adalah Kabupaten/Kota Depok (81,4%), Kecamatan Pancoran Mas (40,2%), waktu tempuh pelanggan 10-30 menit (63,9%). Sedangkan segmen pelanggan menurut demogrfis adalah : usia 19-35 tahun (83,5%), status perkawinan pelanggan adalah kawin (95,9%), jumlah anak pelanggan adalah 1-2 anak (52,5%), agama pelengganadalah Islam (92%), pendidikan terakhir pelanggan adalah SMU (61,9 pekerjaan pelanggan adalah Pegawai Swasta(53,6%), pendapatan pelenggan per bulan adalah Rp. 700 ribu – 4 juta (80,4%). Adapun segmen pelanggan menurut psikografis pelanggan adalah pelanggan yang kegiatan sehari-harinya bekerja (58,8%), tidak gemar mernbaca bacaan kesehatan (94%), sedangkan segrnen pelanggan menurut perilaku adalah sebagai berikut: Memilih lokasi berobat atas kemauan sendiri (79,4%); Alasan memilih Poliklinik karena lehib dekat (57,7%); Tujuan Berobat di Poliklinik untuk Periksa Hamil (54,6%); Frekwensi kehamilan adalab >Tiga (40,16%); Usia Kehamilan adalah Trimester III (45,28%); Loyalitas Pasien Lama (53,6%); Llokasi Kontrol Kehamilan Sebelumnya adalah Poliklinik ini (43,7%); Rencana Bersalin adalah bersalin di RSUBY (72,6%); Rencana tindak lanjut berobat ke RSUBY (80,6%); pengeluaran keluarga per bulan adalah < Rp. 914.400 (!9,6%); penanggung jawab biaya berobat adalah Biaya sendiri (72,2%); Persepsi terbadap rarif adalah mabal (59,8%); Persepsi rerhadap pelayanan perawar adalah baik (76,3%); Terhadap pelayanan dokter adalah baik (83,5%); Persepsi terhadap pelayanan adrninistrasi adalah baik (79,4%); Persepsi terhadap kebersihan dan kenyamanan adalah baik (79,4%); Persepsi terbadap waktu tunggu adalah 30 menit­ ljam (60,8%); Transportasi yang digunakan pelanggan adalah kendaraan urnum (60,8%}, pen;epsi terhadap lokasi adalah cukup (85,6%); Persepsi terhadap kemudahan informasi adalab cukup (75,3%). Target pasar pelanggan yang ditetapkan bersama manajemen Poliklinik Kebidanan RSUBY Baru Depok adalah: Segrnen yang secara geografis kabupaten/kota berada pada kabupaten Depok meliputi kecamatan Pancoran Mas dan sekitarnya, golongan menengah bawah, berusia 19-35 tahun. Pada penelitian ini peneliti menyarankan pihak Rumah Sakit Bhakti Yudha Baru Depok untuk menyusun data dasar pelanggan poliklinik sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun program pemasaran poliklinik kebidanan, dan mempercepat realisasi kerja sama dengan Askes dan Program Member untuk pelanggan poliklinik kebidanan. Sebagai langkah selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan posisi pelanggan terhadap pesaing di wilayahya serta melakukan penelitian mendalam mengenai survei kepuasan pelanggan secara periodik dan terprogram sehingga setiap komplain pelanggan dapat segera diatasi dengan baik.
The objective of the study is to find out the customers market segmentation and the target of customers of Bhakti Yudha Barn Public Hospital Depok by conducting the geographic, demographic, psychographic and customers behavior segmentation so that it can be as expected to be the inputs of rearranging the markets strategy that is meet the customers need. This study is analytical descriptive with the qualitative and quantitative and using the cross sectional approach, The data used in this study is primary that is collected by giving questioner to the 97 people, and is developed quantitatively and serve in the frequency distribution table. This study is conducted by perfonning an interview in details to the customers of RSUBY Baru Depok Nursing Policlinic to find the characteristic and meet the customers need. perform a details interview with the management of RSUBY Baru Depok to fix the target market of nursing Policlinic of RSUBY Baru Depok. The results get from this study are the locations that is in Depok Regency Health Service (79.4%), Reason to Choose Policlinic because of the Location is near and easy to reach (57.7%), Purpose to get Health Service in Policlinic fur pregnancy checkup (54.6%), Pregnant Frequency More Than Three Months (48.45%), Third Semester III Pregnancy (49.48%), Old Patients Loyalty (53.6%), Pregnancy Checkup to This Policlinic (47.53%), Planning for Childbirth in RSUBY (78.35%), Action Taken to Get Health Service in RSUBY Baru Depok (80.6%}, Expense for Households per Month that is > Rp.914,400 (80.4%), Self Payment (72.1%), Expensive Perception for the Price (59.8%), Good Nurse Service Perception (76.3%}, Good Doctor Service Perception (82.5%), Good Administration Service Perception (79.4%), Perception of the Clean and Comfortable Environment (79.4%), Perception of the Waiting List Time From 30 minutes - l hour long (60.8%), Type of transportation Used by Customers (60.8%), Perception of the Good Location (85.6%), Perception of the Easy to get Information (75.3%). The results of fixing the market segmentation taken from people living in Depok Regency and in its Surrounding, Pancoran Mas District and its Surrounding, and The Low Level Society with the age 19-35 years old. In this study, the researcher suggest that Bhakti Yudha Baru Depok Hospital to collect all database related to the customers of Nursing Policlinic so can be the inputs in order to perform the marketing program for Nursing Policlinic of RSUBY Baru Depok, and support the realization of MOU with ASKES and planning for payment method using the member system. For the next step, it is need to study and get more details about survey of the service improvement given to customers and market position for the outpatient nursing policlinic of Bhakti Yudha Baru Depok Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jen Esra Kemenangan
Abstrak :
Penyakit TBC merupakan masalah kesehatan masyarakat di tingkat Nasional maupun global karena pada sebahagian negara di dunia, penyakit TBC tidak terkendali, ini disebabkan banyaknya penderita yang 1:idak berhasil disembuhkan, terutarna penderita menular (BTA Positif). Sejak tahun 1995, program penanggulangan TBC telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treazment Shortcoise Chemotherqpy) yang direkomendasikan oleh WHO. Penanggulangan TBC dengan strategi DOTS dapat membcrikan kesembuhan yang tinggi , dan Bank Dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost-active. Program Penanggulangan TBC di Kabupaten Serdang Bedagai sudah dimulai sejak tahun 2001, pada tahun 2005 angka penemuan kasus baru mencapai 46%, angka kesembuhan 87%. Sedangkan untuk pembiayaan program bertumpu kepada Bantuan Luar Negeri yaitu GF-ATM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembiayaan program penangguiangan penyakit TBC di Kabupaten Serdang Bedagai tahmm 2006; kesenjangan antara kebutuhan biaya dan ketexsediaan dana. Desain penelitian adalah penelitian diskriptif analitik, dilaksanakan dengan mcngumpulkan data alokasi anggaranpntuk program penanggulangan TBC yang'dike1ola Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa realisasi anggaran program penanggulangan TBC di Kahupaten Serdang Bedagai tahun 2006 sebesar Rp. S71.208.208,- yang bersumber dari APBD sebesar Rp. l10.955.604 (19,42%), APBN sebesar Rp. l54.992.604,-(27,13%), PHP-II sebesar Rp. 47.000.000,-(8,23%) dan GF-ATM scbcsar Rp. 258.560.000,-(4S,21%). Sedang hasil perhitungan berdasarkan alctiitas, diperoleh kebutuhan dana sebesar Rp.l.01l.233.577,- terdapat kesenjangan sebesar Rp. 440.025.369,-. Para pejabat tcrkait dalam penentuan alokasi dana program penanggulangan TBC di Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai kornitmen terhadap program penanggulangan TBC. Dalam membuat usulan rencana kcgiatan program penanggulangan TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai agar mengacu kepada aktifitas yang dapat meningkatkan cakupan program dan melakukan advokasi kepada Pihak Pcmerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang berkompeten dalam pengalokasian dana tennasuk DPRD. ...... Tuberculosis (TBC) is a public health problem nationally and globally due to uncontrolled and low recovery rate particularly if it is contagious (positive BTA). Since 1995, TBC eradication program has been implemented through Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS) strategy as recommended by WHO. Through this strategy, the recovery rate is relatively high and World Bank stated that DOTS is the most cost-effective health strategy. TBC eradication program in Serdang Bedagai District has been started since 2001 and in 2005 the incidence rate was 46%, recovery rate of 87%. While for timding, the program funded by foreign aid that is GF-ATM. This study aims at knowing the costing aspect of TBC eradication program in Serdang Bedagai District year 2006 as well as the gap between cost need and iiinding availability. The design of the study is analytic descriptive, conducted by collecting data on budget allocation for TBC eradication program managed by Serdaug Bedagai District Health Ofiice. The study found that the implemented budget for TBC eradication program in Serdang Bedagai District year.2006 was Rp 571, 208, 208,- and iimding from local budget (APBD) was Rp. 110, 955, 604,- (l9.42%), national budget (APBN) Rp 154, 992, 604,- (27.I3%), PHP II Rp 47, 000,000,- (8.23%) and GF-ATM Rp. 258, 560, 000,- (45.21%). Based on activity calculation, the needed cost was Rp. 1, 011, 233, 577,- and then the gap between need and funding availability was Rp. 440, 025, 369,-. Odicers related to budget and allocation planning for TBC eradication program had committment toward the program. It is suggested that in budget planning of TBC eradication program, Serdang Bedagai Health 0&ice should refer to activities that can increase program coverage and conducting advocacy to relevant and competent Serdang Bedagai District government in timding allocation including local parliament.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daria Juliana Risinta
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41443
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Gustianur Putri
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan segmentasi berdasarkan karakteristik pelanggan yaitu faktor demografis, geografis, psikografis, dan perilaku sebagai dasar dari penetapan target pasar di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ananda Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif melalui survey dengan kuesioner terhadap 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan pelanggan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ananda berusia 31-40 tahun, perempuan, berstatus menikah, pendidikan SMA/Sederajat, pendapatan 2,5-5 juta perbulan, pengeluaran biaya kesehatan kurang dari 500 ribu perbulan, cara tempuh menggunakan kendaraan pribadi, bertempat tinggal di Kecamatan Cakung, mengetahui informasi RS karena kedekatan lokasi, pembiayaan bersumber jaminan, kelas sosial ekonomi menengah ke bawah. Analisis perilaku dan psikografis terbentuk bahwa alasan berobat karena lokasi dan pelayanan. Oleh karena itu, pelayanan yang baik serta fasilitas yang memadai merupakan hal terpenting yang harus ditingkatkan oleh rumah sakit. ......This study was to segment based on customer characteristics of demographic, geographical, psychographic, and behavioral factors as the basis for determining the target market of outpatient care at Ananda Hospital Bekasi. This quantitative research using analitical description through a questionnaire survey to 106 respondents. Results showed customers outpatient Ananda Hospital Bekasi age 31-40 years, female, married, education senior high schools, 2,5-5 millions/month income, health expenditure less than 500 hundred thousand/month, originated from Cakung district, hospital information obtained from location proximity, third party payer, middle socioeconomic class and below. Analysis of behavioral and psychographic formed because of the location of medical reason and services. Therefore, a good service and adequate facilities are very important things those must be increased by the hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanjar Sugiyanto
Abstrak :
Mutu pelayanan rumah sakit dapat diukur dengan berbagai parameter, misalnya "rerata lama hari rawat", "angka kematian suatu penyakit", "angka kematian dalam kasus gawat darurat", "tingkat kepuasan pelanggan" dan sebagainya. Ada aspek lain yang tidak kalah penting artinya berkaitan dengan mutu pelayanan medis dan sudah menjadi salah satu parameter program akreditasi rumah sakit di Indonesia. Parameter tersebut adalah "terhindarnya pasien dari infeksi nosokomial" atau "tingkat kemampuan rumah sakit dalam upaya pengendalian infeksi nosokomial". Menyimak masalah infeksi nosokomial, teridentifikasi adanya kecenderungan peningkatan insidens infeksi nosokomial saluran pernafasan dan paru (pneumonia nosokomial) pada pasien yang menggunakan bantuan pernafasan mekanik (ventilator) di ruang ICU RS Mitra Keluarga Jatinegara. Keadaan ini menyebabkan dikeluarkannya kebijakan manajemen untuk melakukan perubahan pada sistem perawatan saluran pernafasan secara terbuka (Open Ventilation Suction System OSN) yang sudah biasa digunakan, dengan sistem perawatan saluran pernafasan secara tertutup (Closed Ventilation Suction System, (VSN yang Baru diperkenalkan melalui Surat Direktur SDISOP/D7149199). Penelitian ini merupakan studi komparatif observasional yang disertai analisis biaya - manfaat (cost cfg,ctivenesx unalycis'CE-A) yang bertujuan untuk mendapatkan Yuainbaran tingkat cost effectiveness dari masing - masing sistem perawatan saluran pernafasan tersebut. Sistem yang dinilai mempunyai tingkat cost effectiveness yang lebih baik; dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung kebijakan manajemen untuk memberlakukan sistem tersebut sebagai standart perawatan saluran pernafasan bagi pasien dengan bantuan ventilator di ruang ICU RS Mitra Keluarga jatinegara. Model penelitian ini berupa pengamatan terhadap timbulnya pneumonia nosokomial pada dua kelompok sampel yaitu kelompok sampel dengan (OVSS) dan kelompok lain dengan (CVn yang dilakukan dalam dua periode waktu yang berbeda, masing - masing sistem suction selama 3 bulan. Hasil pengamatan kedua kelompok berupa perbandingan "angka insidens pneumonia nosokomial", "resiko relatif", dan perbandingan "tingkat cost - effectiveness. " masing -- masing sistem perawatan saluran pernafasan tersebut. Hasil penelitian didapatkan bahwa angka insider's pneumonia nosokomial kedua sistem berbeda secara bermakna menurut uji statistik X-Square yaitu 26,6% pada penggunaan C)tSS dan 4,0% pada penggunaan C'1!SS dengan p = 0,013 (cc < 0,05), resiko relatif penggunaan CUSS dibanding dengan penggunaan OVSS adalah 0,015, ini berarti CVSS dapat dianggap sebagai faktor pencegah terjadinya pneumonia nosokomial. Pada analisis biaya - manfaat secara normatif dengan standarisasi biaya operasional untuk l minggu, masing - masing sistem mempunyai tingkat cost - e ffectiveness pads penggunaan OVSS adalah, 11.859.981 rupiah/pasien bebas pneumonia nosokomial pada penggunaan CJSS adalah 7.149.125 rupiahlpasien pasien bebas pneumonia nosokomial. Sedangkan secara aktual sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan didapatkan, tingkat cost effectiveness pada penggunaan OVSS adalah 9119.943 rupiah/ pasien bebas pneumonia nosokomial, dan pada penggunaan adalah CVS 4,782.661 rupiah/pasien bebas pneumonia nosokomial. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Perawatan Saluran Pernafasan Secara Tertutup memberikan tingkat cost effectiveness yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan Sistein Perawatan Saluran Pernafasan Secara Terbuka, oleh karena itu disarankan agar Sistem Perawatan Saluran Pernafasan Secara Tertutup ini dapat direkomemndasikan untuk digunakan sebagai standar perawatan pada pasien dengan bantuan ventilator perawat di ruang ICU khususnya di RS Mitra keluarga Jatinegara.
Cost - Effectiveness Analysis for Using "Closed Ventilation Suction System" on Nosocomial Infection Control in Intensive Care Unit of Mitra Keluarga Jatinegara HospitalThe performance of hospital services can be measured by many parameters. Among them are "average lenght of stay" (Av-LOS), "mortality rates on certain disease", ``mortality rate on emergency case", customers satisfaction level, etc. Another parameter with regard to medical services quality and has included in parameter of hospitals acreditation in Indonesia are nosocomial infection control capability and number of its infection. With regard to this issue, it has been identified that there seems to be an increase on "pneumonia nosocomial on patient using ventilator in the ICU of Mitra Keluarga Jatinegara Hospital. This lead to a management decision to change the treatment method from "Open Ventilation Suction Systern/OVSS" to "Closed Ventilation Suction System/CVSS". This study' is an observational comparative study with objective to get more clear level of cost effectiveness from each treatment as mentioned above. Benefit of this study is to support scientifically the management policy on the matter (Evaluative Policy Study). Design of the study is observation study the two systems using two different "population" as samples on two different periods. We found that there is a significant difference on cummulative rate of pneumonia nosocomial incidence using X-Square statistical method. That is 26,7% on OVSS and 4,0% using CVSS (p = 0.013, OC < 0,05), with relative risk in the use of CVSS compare to OVSS is, meaning we can assured that CVSS method is more effective in preventing of pneumnia nosocomial, compared to OVSS. Using "normative cost - effectiveness analysis" with a duration of one week, the two systems produce result of 13.087254 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial for OVSS, 7.763.160 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial. "Actual cost - effectiveness analysis" result of 9.119.943 rupiahs per patient with free pneumonia noscomial patient' for OVSS and 4.782.661 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial " for CVSS. It means that CVSS is more cost - effective method to be applied on pneumonia nosocomial control program. Based on that above study, we suggest that the Closed Ventilation Suction System is to be continued as a standard treatment for patients using ventilator in the ICU of Mitra Keluarga Jatinegara Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Syah Warongan
Abstrak :
Dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan makin rneningkat, sejalan dengan banyaknya rumah sakit yang membangun dan berkembang. Rumah Sakit Haji Jakarta dalam usaha rneningkatkan pelayanannya perlu pengelolahan ketenagaan secara efektif dan efisien sesuai dengan k:walitas yang baik. Faktor terpenting pada rurnah sakit ada1ah sumber daya man usia. Dengan tidak tersedianya jumlah dan jenis tenaga yang cukup akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di n1mah sa.kit. Tenaga yang paling banyak dan mempengaruhi kelancaran operasiona! rumah sakit adaialah tenaga keperawatan. Saiah satu sumber pendapatan rumah sakit haji Jakarta adalah unit rawat jalannya, di iihat dari evaluasi manajemen per 3 bulan terjadi peningkatan klllljungan pasien mencapal 28,21% terhadap target manajemen taiiUn 2005(100%). Untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan rumah sakit terhadap amjungan, maka rumah saklt Haji Jakarta dalam memberdayaka:n sumber daya manusianya untuk lebih efektif dan efisien. Di lain pihak tenaga ketja di rawat jalan khususnya tenaga perawat merasa beban kerja mereka meningkat, maka perlu diketahui pemanfaatan dalam waktu kerja produktif perawat Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini mengnakan penelitian deskriptif analisis dengan menguraikan kegiatan perawat tebih spesifik dan selanjutnya akan dianalisls, penelitian ini dikena) dengan penelitian kerja dcngan metoda Work Sampling. Perhitungan Work Sampling hanya menghitung secara kuantitas maka karena itu kuisioner persepsi beban ketja perawat dipcrlukan untuk merulapetkan gambaran beban kerja dari perawat Hasil dari penelitian ini akan memper1ihatkan babwa pemanfaaatan waktu kelja produktif perawat rawat jalan RSHJ adalah sebagai berikut : Persentase penggunaan waktu kerja produktif, 71,34% kegiatan produktif yaitu: kegiatan produktif langsung 41,78% dan kegiatan produktif tidak langsung 29,6%. Kegiatan pnbadi (non produktil) sebesar 14,39% dan kegiamn pnDadi berhubungan dengan orang lain sebesar 14,19%. Pada 7 poli pelayanan pemanfaatan waktu kerja produktif tertinggi terlihat pada poli Gigi (79,44%) dan kegiatan produktif terendah pada poli THT (60,49%). Hasil persepsi beban kerja perawat Rawat Jalan tahun 2006 yang mereka msakao tinggi, ini tidak sejalan dengan hasil pengamatan waktu kerja produktif yang rendah sebesar 71 ,34% kegiatan produktif. Dari basil penelitian, RSHJ masih dapat meningkatkan efektif dan efisiensi kerja dengan cara meminimalkan kegiatan pribadi hubungan dengan orang lain (non produktif) 14,19% sehingga dapet mengoptimalisasikan kegiatan produktifnya bingga 80%. Dapat juga dilaksanakan penerapan sistern rewards dan punishment untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu kerja produktif tahun 2006. ...... In todays globalization, hospital's competitive level get more intens. For better quality :service, Haji Jakarta Hospital can increase his services to effectively and efficiently, As an important human resources in hospital. nurses have a great deal in hospital activity. If there is not enough number and specification of nurses it will impact on hospital quality services. 1 One of the HajJ Jakarta Hospital revenue come from his ambulatory care. Management ~evaluation every three months in 2006 showed that patients visit and hospital revenue have ,increased 28,.21% beyond hospital's management target ln2006 (100%), To maintain and Increase hospital revenue on patients visit. Haji Jakarta Hospital have to manage his nurses effectively and :efficiently. In other side. to face increasing workload which is felt by ambulatory care's employee :especially nurses, have to know a spread evenly productive work time in Haji Jakarta Hospital ;ambulatory care nurses. This study is a descriptive analytic study. It describes nurses activity more specific and :men analyzes it It is also using work sampling method and perception questionnaire to describe nurses are workload. This study revealed that nurses spends most of their time in productive activity than in unproductive activity (71.34%) but still below. the working time standard (80%). The productive ;consist of 41~8% in direct productive activity and 29,58% in indirect productive activity. Findings :indicated that in unproductive activity, nurses spend their time in personal activity (14,39%) and :personal activity related to other people ( 14 .19%). Further, according to seven ambulatory careS;, ambulatory care which his nurses spend their time in productive activity were found highest in mental ambulatory care (79,44%) and lowest in THT ambulatory care (60,49%). Their perception displayed that their workload ln 2006 is heavy enough. Its consistent with study revealed that ;nurses are workload in utilizing productive time work is not enough which is spent in productive time (71,34%). The findings of the study emphasized that Haji Jakarta Hospital still can increase his work (effectively and eficiently by minimizing unproductive activity related to other people (14,2%) to Optimalize productive activity up to 80%. It also emphasized the importance of rewards and system to optimize and spread evenly productive work time utilization in Haji Jakarta Hospital's ambulatory cares in 2006 year.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>