Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggia Ferdianti
"ABSTRAK
Sulfur merupakan salah satu komponen utama penyebab polusi udara.
Senyawa sulfur yang terdapat dalam solar diubah menjadi gas buangan SOx
yang berdampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan. Teknik
desulfurisasi sangat penting untuk pengurangan kadar sulfur dalam solar.
Penentuan penurunan sulfur dengan teknik desulfurisasi adsorpsi zeolit
sintetis menggunakan metode ASTM D-1266-mod. Berdasarkan karakterisasi
XRD menunjukkan zeolit sintetik mengandung 90% mordenit dan 10% NiO,
NiO merupakan zat aditif yang ditambahkan pada pembuatan zeolit tersebut.
Pada percobaan ini dilakukan beberapa preparasi yaitu zeolit sintetis
hanya mengalami pemanasan (ZSP), zeolit sintetis mengalami pemanasan
dan impregnasi (ZSP + IM) dan zeolit sintetis mengalami pemanasan,
impregnasi dan kalsinasi (ZSP + IM +Cal)
Dari hasil analisis MS + Ad (ZSP-0,5) diperoleh kadar sulfur 857 ppm,
MS + Ad (ZSP-1,0) diperoleh kadar sulfur 841 ppm dan pada MS + Ad (ZSP-
1,5) diperoleh kadar sulfur 778 ppm. Maka diperoleh kadar penurunan sulfur
sebanyak 79 ppm pada MS + Ad (ZSP-1,5). Pada variasi waktu penyerapan
sulfur yang baik terjadi pada sampel I dengan pengadukan selama 1 jam dan
sampel II dengan pengadukan selama 2 jam yaitu masing-masing sebesar
824 ppm."
2009
TA1334
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sumanti
"Sulfur merupakan salah satu komponen utama penyebab polusi udara. Senyawa sulfur yang terdapat dalam solar diubah menjadi gas buang SOx yang berdampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan. Teknik desulfurisasi sangat penting untuk pengurangan kadar sulfur dalam solar. Pada percobaan ini dilakukan pengurangan sulfur dengan teknik desulfurisasi adsorbsi menggunakan zeolit alam Lampung. Zeolit merupakan mineral alumina silikat yang mempunyai struktur berongga, yang mempunyai kemampuan sebagai dehidrator, adsorben, penukar ion dan penyaring molekul.
Zeolit alam Lampung dipreparasi dengan aktifasi secara kimia, pertukaran ion dan kalsinasi. Karakterisasi zeolit dilakukan dengan XRD, Luas permukaan dengan metode BET dan total sulfur dalam solar dengan metode lampu ASTM D1266-mod.
Dari hasil XRD ZAL mengandung klinoptilolit 68,9% dan mordenit 24,7%, sedangkan ZALP+H+IE mengandung klinoptilolit 60,19%, mordenit 12,28% dan NiO 19,72%. Analisa BET menunjukkan bahwa zeolit alam Lampung yang tidak mengalami aktivasi mempunyai luas permukaan yang lebih besar, yaitu ZAL 48,64 m2/g dan ZALP+H+IE 46,08 m2/g. Kadar sulfur dalam MS sebesar 810 ppm, MS+Ad+ZALP+H+IE-0,5 sebesar 786 ppm, MS+Ad+ZALP+H+IE-1 sebesar 782 ppm dan MS+Ad+ZALP+H+IE-1,5 sebesar 750 ppm. Dapat dikatakan bahwa zeolit alam Lampung dapat menurunkan kadar sulfur dalam solar dengan kenaikan massa zeolit yang ditambahkan ke dalam solar pada waktu adsorpsi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
TA1684
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firsta Hilwa
"Minyak pelumas bekas merupakan salah satu limbah yang dikategorikan sebagai limbah B3. Dalam limbah tersebut terdapat kandungan logam berat yaitu timbal. Keberadaan timbal ini dikarenakan pada saat mesin bekerja yang menyebabkan mesin mengalami keausan dan logam timbal terlepas ke pelumas. Untuk menghilangkan timbal dari minyak pelumas bekas dapat dilakukan dengan menggunakan lempung alami bleaching earth sebagai adsorben.
Pada penelitian ini lempung tersebut diaktivasi menggunakan asam sulfat H2SO4 dengan variasi konsentrasi yaitu 1 M, 1,5 M dan 2 M. Dengan menggunakan asam sulfat tersebut didapatkan hasil persentase mineral montmorillonite meningkat hingga mencapai 68 dan luas permukaan membesar hingga pencapai 62,9 m2/g. Aktivasi tersebut juga terlihat dapat meningkatkan daya adsorbensi dan mempersingkat waktu kontak.
Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa kondisi adsorpsi optimum terjadi pada aktivasi dengan konsentrasi 1,5 M dan dengan waktu kontak adsorpsi 30 menit. Dengan kondisi tersebut, kemudian dilakukan variasi kosentrasi adsorben dengan variasi konsenstrasi 20 g/L, 40 g/L, 60 g/L, 80 g/L dan 100 g/L. Dengan variasi tersebut maka didapatkan konsentrasi optimum yaitu 20 g/L.

Used lubricating oil is one of waste categorized as hazardous and toxic waste. It contains heavy metal, and one of them is lead. The existence of lead is due to when the engine is working so that the engine is wearing and lead metal is released to the lubricant. Removing lead from used lubricating oil can be done by using natural clay bleaching earth as adsorbent.
In this study, the clay was activated by using sulfuric acid H2SO4 with 1 M, 1.5 M and 2 M concentration variation. By using sulfuric acid, the percentage of montmorillonite mineral increased up to 68 and the surface area expanded up to 62,9 m2 g. Activation is also seen to increase the adsorbensi power and shorten the contact time.
From the experimental results, it is found that optimum adsorption conditions occured at activation with concentration of 1.5 M and with 30 minutes adsorption time. Under these conditions, concentration variation of adsorbent with concentration of 20 g L, 40 g L, 60 g L, 80 g L and 100 g L were observed. With this variation, the result shows optimum concentration of 20 g L.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library