Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diza Tazkiya
"Penggunaan methicillin yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya strain resistan S. aureus, yaitu Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dengan gen utama pengode resistansi mecA dan femA. Terdapat tiga strain MRSA: Healthcare-associated (HA-MRSA), Livetock-associated (LA-MRSA) dan Community-associated (CA-MRSA). Salah satu media yang berpotensi untuk mentransmisikan mikroorganisme patogen MRSA di masyarakat adalah aliran udara mesin pengering tangan di pusat perbelanjaan. Bakteri dari aliran udara tersebut diisolasi dengan medium Mannitol Salt Agar (MSA) menggunakan metode settle plate. Isolat yang tumbuh terpisah dan mengubah warna medium dari merah menjadi kuning kemudian dikonfirmasi dengan multiplex PCR menggunakan primer gen mecA dan femA serta 16S rRNA (STPY). Hasil penelitian mendapatkan sembilan isolat MRSA karena positif terhadap gen 16S rRNA (STPY) dengan gen resistan mecA atau mecA dan femA. Tiga isolat lainnya dianalisis dengan metode singleplex PCR menggunakan gen 16S rRNA universal (27F dan 1492R) dan kemudian dilakukan sekuensing DNA sehingga terdeteksi sebagai S. cohnii dan S. saprophyticus. Keberadaan kedua bakteri tersebut menandakan bahwa aliran udara mesin pengering tangan di pusat perbelanjaan berpotensi memaparkan mikroorganisme patogen resistan antibiotik karena intensitas pemakaian dan pemaparan langsung melalui udara ke tangan pengguna (komunitas).

The uncontrolled use of methicillin can lead to the emergence of resistant strains of S. aureus, specifically Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), characterized by the presence of the primary resistance-coding genes mecA and femA. There are three MRSA strains: Healthcare-associated (HA-MRSA), Livestock-associated (LA-MRSA), and Community-associated (CA-MRSA). One potential medium for transmitting MRSA pathogenic microorganisms in the community is the airflow from hand dryers in shopping centers. Bacteria from this airflow were isolated using Mannitol Salt Agar (MSA) through the settle plate method. Isolates that grew separately and changed the color of the medium from red to yellow were then confirmed using multiplex PCR with mecA, femA, and 16S rRNA (STPY) genes as primers. The research results revealed nine MRSA isolates that tested positive for the 16S rRNA (STPY) gene, with either mecA or both mecA and femA resistance genes. Three other isolates were analyzed using the singleplex PCR method with universal 16S rRNA genes (27F and 1492R) and then underwent DNA sequencing, identifying them as S. cohnii and S. saprophyticus. The presence of these two bacteria indicates that the airflow from hand dryers in shopping centers has the potential to expose antibiotic-resistant pathogenic microorganisms to users' hands in the community due to the intensity of usage and direct exposure through the air."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Hana Azzahra
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus yang tersusun seperti anggur dan dapat menyebabkan penyakit. Penggunaan antibiotik methicillin yang berlebihan menyebabkan bakteri menjadi resistan atau dikenal dengan Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi pada MRSA ditandai dengan keberadaan gen mecA dan femA. Salah satu penyebaran MRSA dapat melalui hewan ternak. Penyebaran patogen zoonosis MRSA diduga terjadi melalui ayam atau cross contamination dari talenan. Tujuan penelitian adalah mendeteksi gen mecA dan femA pada Staphylococcus aureus dari talenan dan ampela ayam mentah di penjual ayam pasar tradisional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan 6 sampel talenan dan ampela ayam mentah di 3 pasar tradisional Kota Depok dengan metode swab dan menggunakan medium Mannitol Salt Agar (MSA). Isolat-isolat yang mengubah warna medium menjadi kuning akan dilakukan pendeteksian gen penanda MRSA, yaitu 16S rRNA (STPY), mecA, dan femA dengan metode multiplex PCR. Hasil penelitian mendapatkan 19 isolat MRSA dan 2 isolat Methicillin resistant Staphylococcus (MRS) dengan menggunakan primer 16S rRNA universal, yaitu Staphylococcus cohnii dan Staphylococcus gallinarum. Keberadaan gen resistan dari isolat yang diperoleh menunjukkan bahwa talenan dan ampela ayam mentah dapat berpotensi menjadi sumber transmisi MRSA.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus yang tersusun seperti anggur dan dapat menyebabkan penyakit. Penggunaan antibiotik methicillin yang berlebihan menyebabkan bakteri menjadi resistan atau dikenal dengan Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi pada MRSA ditandai dengan keberadaan gen mecA dan femA. Salah satu penyebaran MRSA dapat melalui hewan ternak. Penyebaran patogen zoonosis MRSA diduga terjadi melalui ayam atau cross contamination dari talenan. Tujuan penelitian adalah mendeteksi gen mecA dan femA pada Staphylococcus aureus dari talenan dan ampela ayam mentah di penjual ayam pasar tradisional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan 6 sampel talenan dan ampela ayam mentah di 3 pasar tradisional Kota Depok dengan metode swab dan menggunakan medium Mannitol Salt Agar (MSA). Isolat-isolat yang mengubah warna medium menjadi kuning akan dilakukan pendeteksian gen penanda MRSA, yaitu 16S rRNA (STPY), mecA, dan femA dengan metode multiplex PCR. Hasil penelitian mendapatkan 19 isolat MRSA dan 2 isolat Methicillin resistant Staphylococcus (MRS) dengan menggunakan primer 16S rRNA universal, yaitu Staphylococcus cohnii dan Staphylococcus gallinarum. Keberadaan gen resistan dari isolat yang diperoleh menunjukkan bahwa talenan dan ampela ayam mentah dapat berpotensi menjadi sumber transmisi MRSA."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fitroh
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antagonistis 52 isolat actinomycetes terhadap 2 isolat Ganoderma TB3 dan TB4. Isolat actinomycetes tersebut berasal dari pesisir Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Isolat Ganoderma berasal dari hutan kota Wales Timur serta kawasan hijau seberang Stadion Universitas Indonesia, Depok. Penapisan aktivitas antagonistis dilakukan dengan metode plug dan metode cross streak. Hasil penapisan diperoleh satu isolat actinomycetes SM 12 yang menghambat pertumbuhan kedua isolat Ganoderma. Uji lanjutan untuk mengetahui aktivitas antibiosis isolat SM 12 dilakukan dengan mencampurkan filtrat medium pertumbuhan SM 12 terhadap medium pertumbuhan Ganoderma TB3 dan TB4. Uji filtrat medium pertumbuhan pada hari ke-13 dan hari ke-16 inkubasi menunjukkan penghambatan pertumbuhan Ganoderma TB3 dan TB4. Sementara itu, aktivitas antagonistis dalam medium serbuk gergaji (bag log) tidak menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan GanodermaTB3 dan TB4.

Research about antagonistic activity of 52 isolates of actinomycetes against 2 isolates of Ganoderma TB3 and TB4 has been carried out. These actinomycetes were obtained from the of Pramuka Island Coast, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ganoderma isolates were obtained from Hutan Kota Wales Timur and green areas opposite Stadion Universitas Indonesia, Depok. Screening of antagonistic activity was carried out by plug method and cross streak method. The results of screening showed one actinomycetes isolate, SM 12, which able to inhibit two Ganoderma isolates. Further test to determine the antibiosis activity of SM 12 was carried out by mixing the growth filtrate of SM 12 on the growth media of Ganoderma TB3 and TB4. The test of the growth filtrate after 13 and 16 days of incubation showed inhibition of the growth of Ganoderma TB3 and TB4. Meanwhile, the antagonistic activity test on the sawdust media (bag log) did not show any inhibition of the growth of Ganoderma TB3 and TB4.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mai Rohimah
"ABSTRAK
Penelitian mengenai dampak masuknya ikan asing telah dilakukan di Situ Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada bulan Maret ? April 2016. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dampak masuknya ikan asing terhadap ikan lokal di Situ Kampus UI. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan metode sampling bebas menggunakan Electrofishing gear, push net mata jaring 2,5 cm dan lift net. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah ikan lokal dan penambahan ikan asing yaitu ikan red devil (Amphilophus citrinellus) dan ikan aligator (Atractosteus spatula). Ikan red devil merupakan kompetitor bagi Aplocheilus panchax, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis dan Trichopsis vittata sedangkan ikan aligator (Atractosteus spatula) merupakan predator yang rakus yang memangsa semua jenis ikan. Kedua jenis ikan tersebut berpotensi menjadi invasif karena memenuhi karakter sebagai invader sukses.

ABSTRAK
A research study on the impact of introduced fish has been carried out in Lake Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin and Salam at The University Of Indonesia, West Java from March to April 2016. The study aims to assess the impact of introduced fishes towards the native fishes that are living in those lakes. Fish sampling was conducted through a free sampling method by using an electrofishing gear, a push net with a 2,5 cm mesh and a lift net. The results showed that there was a decline in the number of native fishes and an increase of introduced fishes which are The Red Devil (Amphilophus citrinellus) and the aligator gar (Atractosteus spatula). The red devil is a competitor for Aplocheilus panchax, Barbodes binotatus, Clarias batrachus, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Pterygoplichthys pardalis, Trichopodus pectoralis and Trichopsis vittata while the aligator gar is a predator that preys on all kinds of fish. Both types of fish can potentially become invasive because they have many characteristics that make them a successful invader."
Lengkap +
2016
S63624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumakaka, Jonathan Prawira
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas Psittacidae di Kawasan Bentang
Alam Mbeliling, Flores, Nusa Tenggara Timur yang mencakup kelimpahan
relatif, dominansi dan komposisi jenis pada tiga lokasi dengan keterwakilan
ketinggian dan habitat yang berbeda. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei
dan Juli 2013 di tiga lokasi, yaitu Lengkong Ra?beng, Dencang Mese dan Wae
Ndae. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode titik hitung (point
count). Ditemukan sebanyak 330 individu burung paruh-bengkok yang termasuk
kedalam 4 spesies berbeda yaitu, Tanygnathus megalorynchos, Geoffroyus
geoffroyi, Trichoglossus haematodus weberi dan Loriculus flosculus. Diantara
keempat jenis tersebut, Loriculus flosculus terdaftar sebagai spesies endemik
Flores dan Trichoglossus haematodus weberi termasuk sub-spesies endemik
Flores. Kelimpahan relatif dinyatakan dalam nilai encounter rates. Nilai indeks
dominansi kawasan adalah 0,547.Hasil pengolahan komposisi jenis menyatakan
keempat jenis Psittacidae Flores tersebut tersebar kedalam kelompok yang
berbeda berdasarkan preferensi tipe habitat yang berbeda. Hal tersebut
menguatkan keberadaan Kawasan Bentang Alam Mbeliling sebagai wilayah
penting untuk konservasi burung paruh-bengkok penetap di Flores.

ABSTRACT
A study of Psittacidae community had been conducted in the area of Mbeliling
landscape, Flores, East Nusa Tenggara. The purpose of this study was to asses
local Psittacidae community which includes the relative abundance, dominance
and species composition in three locations with their different representations of
habitats and altitudes. Data were collected in May and July 2013 from three
locations, namely Lengkong Ra'beng, Dencang Mese and Wae Ndae. The data
collection method used is Point Count. As many as 330 individual parrots were
found which are included in 4 different species; Tanygnathus megalorynchos,
Geoffroyus geoffroyi, Trichoglossus haematodus weberi and Loriculus flosculus.
Amongst the four species found, Loriculus flosculus is listed as Flores?s endemic
species and Trichoglossus haematodus weberi is included as Flores?s endemic
sub-species. The relative abundance of each species are expressed in encounter
rates. The dominance index value of Mbeliling region is at 0.547. Results shows
that these four species are dispersed in different group clusters in
compositiondependant to the type of habitats represented at three sampling sites.
Results pointed out the importance of Mbeliling Landscape area for parrot
conservation in Flores."
Lengkap +
2016
S64395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yus Sriyani
"ABSTRAK
Pemeriksaan mutasi gen PIK3CA penting dilakukan karena mutasi pada gen tersebut menyebabkan penderita kanker payudara dengan subtipe HER 2 mengalami resistensi terhadap terapi trastuzumab. Kit komersial pendeteksi mutasi gen PIK3CA yang beredar di pasaran dibuat berdasarkan genotipe kaukasia/Amerika. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui profil mutasi gen PIK3CA ekson 20 dari penderita kanker payudara di Sumatera Barat. Hasil sekuensing menunjukkan mutasi gen PIK3CA ditemukan 5 dari 68 sampel uji (7,35%) dan paling sering terjadi pada subtipe luminal. Mutasi tersebut berupa silent mutation T1025T (4,41%) dan missense mutation H1047R (2,94%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi gen PIK3CA Ekson 20 tidak berasosiasi dengan keberadaan reseptor ER, PR, dan HER 2. Mutasi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pembuatan kit deteksi mutasi gen PIK3CA meskipun tidak berasosiasi dengan parameter patologiklinik.

ABSTRACT
Examination of PIK3CA mutations in breast cancer patients is important because contributed to trastuzumab resistance problem in breast cancer subtype HER 2. Since commercial kit to detect PIK3CA mutation which now widely used were made based on caucasia/America genotype, not based on genotype Indonesia. The research has been conducted to determine the profile of the PIK3CA exon 20 mutations of the breast cancer patients in West Sumatra. Sequencing result showed that 5 out of 68 samples PIK3CA (7.35 %) had PIK3CA mutations and mostly occur in the luminal subtype. Mutations found were silent mutation T1025T (4.41 %) and missense mutation H1047R (2.94%). Meanwhile, this research results that PIK3CA mutation in exon 20 does not associated with the presence of ER, PR, and HER 2 reseptors respectively. However, mutations found in this research was expected to use as a reference in devloping detection kit of PIK3CA mutation regardless the negative association with clinical pathology parameters;"
Lengkap +
2016
S64743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deanvi Fahira Wisnuputri
"Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang) di Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata IPB. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang dan mengetahui kadar hormon metabolit Estrone Conjugate (E1C) N. coucang di penangkaran. Subjek penelitian terdiri dari dua individu N. coucang betina dewasa.
Penelitian meliputi pengamatan aktivitas malam hari (nokturnal) pada pukul 17.00?05.00 (GMT +7) dengan metode Focal Animal Sampling dengan interval 10 menit tanpa jeda selama 1300 menit dalam tiga bulan, serta pengukuran kadar hormon metabolit E1C feses dengan metode ELISA (Enzyme-linked Immunoasorbent Assay) menggunakan Estrone Enzyme Immunoassay kit. Konsentrasi hormon metabolit E1C didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar y = -0,046ln(x) + 0,3088.
Hasil penelitian menunjukkan perilaku reproduksi pada N. coucang dengan persentase rerata 1%. Perilaku reproduksi yang teramati meliputi genital licking dan genital sniffing. Konsentrasi hormon metabolit E1C dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada K5 tanggal 30 September 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) dan terendah terdapat pada K2 tanggal 11 Oktober 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). Panjang siklus estrus berkisar antara 10-12 hari.

Research on female Nycticebus coucang had conducted in Primate Research Center, Bogor. The purpose of this research is to examine the reproductive behavior and measure estrone conjugate (E1C) level in captive housed female N. coucang. Subject consists of two sexually adult N. coucang.
Behavioral observation during the night (nocturnal) had been done at 17.00?05.00 (GMT +7) through Focal Animal Sampling with 10 minutes interval without pause for 1300 minutes in three months. E1C level had been done with the competitive-ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) method. E1C level was obtained through the conversion of OD value with standard curve y = -0,046 ln(x) + 0,3088.
Results showed that the average percentage of reproductive behavior on N.coucang is 1%. Reproductive behavior observed were genital licking and genital sniffing. The highest E1C level was on K5?s September 30th 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) and the lowest was on K2?s October 11th 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). The length of estrus cycle was ranged in 10-12 days.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Mufida
"ABSTRAK
Gen Kappa-kasein (KCN) merupakan gen yang mengatur komposisi dan produktivitas susu pada hewan ternak, termasuk kerbau asli Indonesia. Penelitian mengenai polimorfisme gen KCN di Indonesia belum banyak dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya polimorfisme gen KCN pada kerbau dan mengetahui frekuensi genotip serta alel gen KCN kerbau. Sampel yang digunakan adalah sampel darah dengan jumlah 6 sampel kerbau lumpur dan 6 sampel kerbau sungai. Metode yang digunakan adalah PCR-RFLP dengan enzim restriksi HindIII. Amplifikasi sekuen DNA target pada ekson 4 gen KCN kerbau menggunakan metode PCR menghasilkan amplikon sepanjang 379 bp. Berdasarkan hasil PCR-RFLP, didapatkan frekuensi genotip BB sebesar 100% dan frekuensi alel B sebesar 1,00. Baik pada kerbau lumpur maupun kerbau sungai, gen KCN ditemukan monomorfik karena tidak terdapat variasi alel (alel A).

ABSTRAK
Kappa-casein (KCN) gene is a protein encoding gene which associates with differences in bovine milk composition and productivity, including Indonesian buffalo. Kappa-casein (KCN) gene is known to have an important role in cheese production and casein micelle stabilization. However, the study about KCN gene polymorphism in Indonesia is rarely done. This study aimed to investigate the existence of KCN gene polymorphisms along with genotyping and allelic frequencies of KCN gene performed by PCR-RFLP using HindIII restriction endonuclease. A total number of 6 water buffalo and 6 swamp buffalo samples were used. Amplicon of 379 bp in length was produced by PCR amplification in exon 4 of buffalo KCN gene. Genotyping of 12 samples revealed that all buffalo samples were monomorphic, showing only BB genotype. The calculated genotype frequency for BB was 100%, meanwhile the allelic frequency for B was 1.00.
"
Lengkap +
2016
S64994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Imanissa
"ABSTRAK
Gen Maturase-K (matK) merupakan gen yang terdapat pada kloroplas. matK digunakan sebagai penanda untuk melihat variasi genetik kakao Trinitario dan Forastero asal Indonesia dan introduksi. Sampel kakao yang digunakan dalam penelitian adalah Sul-1, MCC-01, dan Pa-191 yang merupakan varietas Forastero serta HJ-5 dan PB-1 yang merupakan Trinitario. Hasil penelitian menunjukkan urutan basa nukleotida daerah matK pada kelima sampel berhasil diketahui dan terdapat perbedaan basa nukleotida daerah matK yang diamplifikasi dengan primer mac02 pada sampel Sul-1 dan Pa-191 dan dengan primer mac09 pada sampel PB-1. Data yang diperoleh dibentuk menjadi dendogram yang menunjukkan bahwa terjadi pengelompokkan antara kakao varietas Trinitario dan Forastero.

ABSTRACT
Maturase-K gene (matK) is a gene found in chloroplast. The matK used as a marker to determine genetic variation of Indonesian’s Trinitario and Forastero cacao and cacao’s introduced from England. Samples of cacao used in the study are Sul-1, MCC-01, and Pa-191 grouped as Forastero and HJ-5 and PB-1 grouped as Trinitario. The results of research showed that matK’s sequence of the five samples has successfully identified and there were variations in nucleotides sequence of matK which were amplified by mac02 primer on Sul-1 and Pa-191 and by mac09 primer on PB-1. Subsequently, the data obtained were formed into dendogram grouped between Trinitario and Forastero."
Lengkap +
2016
S65188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Leo
"ABSTRAK
Ahaetulla prasina merupakan spesies ular dari famili Colubridae yang tersebar luas dari Asia hingga Kepulauan Indonesia. Persebarannya yang luas dapat dijadikan petunjuk untuk menjelaskan sejarah pembentukan Kepulauan Indonesia dan mempelajari proses penyebaran serta adaptasinya melalui variasi morfologi. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variasi morfologi dan menganalisis pola pengelompokan dari populasi A. prasina yang berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Penelitian dilakukan dengan menghitung dan mengukur karakter pada 64 spesimen A. prasina koleksi Museum Zoologicum Bogoriense yang berasal dari empat kawasan. Analisis karakter dilakukan dengan Principal Component Analysis (PCA) dan Cluster Analysis (CA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi karakter meristik antar individu dan variasi karakter morfometrik yang tidak terlihat signifikan, namun terdapat perbedaan ukuran kepala pada populasi Kalimantan dibandingkan dengan populasi lainnya. Proses penyebaran A. prasina yang belum terlalu lama dan proses adaptasi terhadap mangsa diduga menjadi penyebab tidak signifikannya variasi morfologi populasi antar kawasan meskipun terdapat sedikit perbedaan pada populasi Kalimantan. Selanjutnya, analisis DNA diperlukan untuk memetakan variasi genetis dari A. prasina di Indonesia.

ABSTRAK
Ahaetulla prasina is a colubrid snake, which has widespread from Asia to Indonesia Archipelago. This widespread distribution can explain the formation and biogeographical history of the Indonesian Archipelago through the distribution and adaptation process that are derived from morphological variations. The aims of this research was to explain and analyze the morphological variation and group pattern of A. prasina population in Sumatera, Java, Kalimantan and Sulawesi. This research was done by manually counting and measuring the characteristics of 64 A. prasina specimens collected from the Museum Zoologicum Bogoriense which comes from four islands of Indonesia. The morphological characters were analyzed using Principal Component Analysis (PCA) and Cluster Analysis (CA). The results showed meristic character variation among individuals and morphologically character variation that are have lower significance. However, there were different in head characters and size on the Kalimantan population in compared to other populations. A relatively short distribution period and the adaptation towards its prey could be the main reason why there is the morphological variations although our analysis showed they have lower significance in all samples except slightly different characters in Kalimantan population. Furthermore, DNA analysis is necessary to show genetic variation of A. prasina in Indonesia.
"
Lengkap +
2016
S64993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>