Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Popon Suminartiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Makna sebuah kata sulit untuk ditentukan secara jelas dan lugas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang turut menentukan arti kata, misalnya faktor budaya yang melatar belakangi si pembicara, cara pengungkapan si pembicara untuk mencapai maksud tertentu dan yang paling utama adalah tidak meratanya fungsi gramatikal secara menyeluruh. Masalah seperti ini merupakan masalah yang wajar dan banyak diperbincangkan di dalam linguistik. Dalam mempelajari makna kata, banyak tes yang di_lakukan untuk mengungkapkannya. Sorensen menyatakan yang diungkapkan kembali oleh Ikegami bahwa mengerti arti kata berarti mengerti kondisi pemakalan kata tersebut dan menerapkannya secara alamiah di tengah pemakai bahasa yang bersangkutan. Contohnya: hat (torsi) dan cap (peci) yang berarti bashi di dalam bahasa Jepang, kondisi yang memembedakan pemakaian kata tersebut adalah 'bentuk' benda yang ditunjuknya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa di dalam bahasa sebagai alat...
1986
S13807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ganefianti
Abstrak :
Skripsi yang berjudul Analisa Fungsi Partikel NI Pada Buku Nihongo I dan Nihongo II ini mengemukakan tentang fungsi dari partikel NI, berdasarkan atas teori-teori yang dikemukakan oleh ahli Linguistik Jepang, yang diterapkan pada penggunaan partikel NI di dalam kalimat atau wacana yang terdapat pada buku Nihongo I dan Nihongo II. Partikel NI, merupakan salah satu dari partikel yang ada di dalam bahasa Jepang. Partikel NI mempunyai beberapa rnacam fungsi, tergantung dari kata yang diikutinya dan tergantung dari kata kerja yang menjadi predikatnya. Oleh karena itu supaya dapat mempergunakan secara tepat dan benar, kita perlu mengerti fungsi dari partikel tersebut. Metode yang dipergunakan untuk menganalisa fungsi partikel NI ini adalah metode kepustakaan. Sumber data diperoleh dari buku pegangan mahasiswa yang selama ini dipakai yaitu : Buku Pelajaran Bahasa Jepang Nihongo I dan Nihongo II. Analisa diuraikan dan ditelaah berdasarkan teori yang terdapat pada suatu kamus dan buku pelajaran bahasa Jepang yaitu, Kihongoyoreijiten dan Kiso Hihonggo 2. Partikel didalam bahasa Jepang disebut Joshi atau Posposisi. Joshi itu sendiri terdiri dari 6 kelas, partikel NI temasuk di dalam kelas Kakujoshi (Case Particle ) dan Setsujokushi (Conjunctive Particle). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh buku Kihongoyoreijiten dan Kiso Nihongo 2, terdapat perbedaan dan persamaan mengenai fungsi partikel. Kihongoyoreijiten membagi fungsi partikel NI menjadi 13 sedangkan Kiso Nihongo 2 membagi fungsi pertikel NI membagi menjadi 5 bagian besar, yang kemudian diuraikan menjadi lebih terperinci lagi menjadi beberapa bagian. Berdasarkan perbandingan pendapat dari ke dua sumber teori tersebut di atas, dapat kita kelompokkan fungsi partikel NI menjadi 10 bagian. Adapun fungsi-fungsi tersebut ialah: Menyatakan tempat, Menyatakan waktu, Menyatakan lawan, Menyatakan tujuan, Menyatakan perubahan, Menyatakan alasan, Menyatakan pelaku dan sumber dalam bentuk pasif, Menyatakan presentase/pembagian, Menyatakan perbandingan, Digunakan dalam bentuk hormat
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.

Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.
1989
S13505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Sawindra Janti
Abstrak :
Skripsi ini membahas mencoba untuk membahas kebudayaan Jepang dari sudut iklim, yang didasarkan atas tulisan seorang fisuf terkenal di Jepang yaitu Watsuji Tetsuro. Ia menulis tentang iklim yang terangkum dalam karangannya yang berjudul Fudo atau iklim pada tahun 1978. Setelah membaca buku tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan antara iklim dan karakter manusia dari suatu daerah tertentu
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabah Helmi
Abstrak :
Ketika Jepang memasuki kancah Perang Dunia II, mi_literisme Jepang memberikan dampak negatif pada segala as_pek kehidupan bangsa Jepang. Rakyat terpaksa mengalami de_presi dan penderitaan untuk mempertahankan eksistensi da_lam suasana yang kian tidak menentu. Kehancuran moralitas melanda dan memasuki sendi-sendi kejiwaan bangsa Jepang. Tidak terkecuali pada bidang politik maupun ekonomi, deka-densi moral telah merusakkan hubungan sosial, baik dalam skala yang kecil maupun yang besar. Dalam sambutan cetakan kedua pada buku karya Daisetsu Suzuki' 'Nihonteki Reiseit ( spiritualisme Jepang ] 1943-, Ia mengemukakan adanya tiga unsur yang memprakar_sai munculnya militerisme Jepang. Antara lain adalah :1. K1ik-klik dalam organisasi militer. 2. Birokrat-birokrat pemerintahan. 3. Konglomelasi perusahaan-perusahaan (Kapitalis Je pang/Gumbatsu - Zaib_atsu). Tiga unsur tersebut di atas dikatakan sebagai penyebab ke_bobrokan dalam tubuh pemerintahan Jepang.. Apa yang diba_ngun dengan hanya mengandalkan kekuatan fisik, tidak akan berlangsung lama, demikian dikemukakan oleh Suzuki. Seba_gai konsekuensi, kerusuhan dalam tubuh intern akan menjadi problema yang tidak dapat dihindari. Selanjutnya Suzuki juga menyalahkan peranan para ilmuwan yang berkecimpung mempelajari sejarah bangsa kuno. Dikatakan, bahwa mereka tidak menggunakan metode ilmiah dengan pendekatan filosofis maupun religius. Para ilmuwan tersebut berpandangan orthodok dan rigid, membendung seti_ap perlawanan baik berbentuk opini maupun kritik dengan kekuatan yang dimilikinya. Simbol kekuatan ini adalah mi_literisme, imperialisme dan fasisme. Menurut Suzuki, me_reka yang berpikiran dangkal, bodoh dan ekstrim, mengibar_kan bendera ideologi Shinto lalu meracuni dan mendoktrin rakyat, agar dapat diperbudaknya. Di bawah pengawasan yang ketat, hak-hak azasi rakyat dirampas begitu saja. Kokka Shinto (Shinto Negara) dan kesadaran yang primitif, dilestarikan sebagai pemersatu rakyat dalam membina status quo rejim penguasa. Pada pihak lain Shinto Negara ikutmenyembah nenek moyang yang telah berjasa dalam mene--ruskan sistem militerisme Jepang, ikut menyembah dewa-dewa yang tidak memiliki dasar pijakan agama tertentu, juga me_neruskan praktek-praktek pemujaan pada benda-benda berhala. Lama-kelamaan kekuatan politik atau negara memperalat dan menjadikan Shinto sebagai mediator untuk menekan rakyat Jepang. Anehnya, para penganut Buddha justru memejamkan ma_ta untuk tidak memperhatikan kenyataan itu. Mereka hanya berlindung di balik jubah para penguasa. Mereka berkom_promi dengan agama Negara yaitu Shinto. Hal ini terpaksa mereka lakukan agar dapat mempertahankan eksistensi agama Buddha di kepulauan Jepang. Seiring dengan naiknya pamor militerisme, mereka ikut merembuk memikirkan tentang fasisme, mitologi dewa matahari, Buddhisme di kalangan kekaisaran dan lain-lain. Dengan demikian mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengambil simpati para penguasa. Suzuki Daisetsu yakin bahwa kekacauan yang melandaJepang itu disebabkan oleh kurangnya pendalaman kesadaranreisei (spiritualitas) bangsa Jepang. Ia merasa didesakuntuk menjawab tantangan itu dengan cara memperkenalkanidentitas asli Jepang, identitas keagamaan Jepang pada dunia luar. Dengan demikian Suzuki mengharapkan akan muncul nya manusia-manusia Jepang yang membangunkan kesadaran Raisei yang ada pada dirinya, lalu menyebarkan benih-benih dan internasionalisme yang terkandung dalam Reisei Jepang.Dalam karyanya 'Nihonteki Reisei' (1943), Suzuki Daisetsu mencoba menuangkan tenaga dan pikiran, untuk mewujudkan gagasannya itu di tengah-tengah berlangsungnya perang Dunia II. Ia adalah seorang pecinta damai yang gigih menentang setiap usaha perang, melalui tulisan kritis dan analitis. Dalam buku tersebut, ia mencoba meramalkan ke_kalahan perang pada pihak Jepang, yang ternyata perkiraan ini menjadi kenyataan setelah dua tahun kemudian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library