Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
John Michael Redulla
"Tugas Akhir ini mengeksplorasi hubungan antara emosi dan gagasan tentang keberadaan kita di dunia melalui arsitektur atmosferik. Atmosfer menjadi cara untuk memahami esensi keberadaan kita dan membantu kita hidup secara autentik. Salah satu gagasan yang menjadi pusat proyek ini adalah gagasan Eigentlichkeit atau keberadaan autentik dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup kita secara autentik. Eksplorasi yang dilakukan dalam projek ini adalah menciptakan arsitektur melalui atmosfer sehingga seseorang dapat menemukan dirinya sendiri setelah mengalami serangkaian pengalaman ruang di dalamnya. Proyek ini mengusulkan Authen-City, sebuah mesin untuk kehidupan yang autentik dengan memicu dua tahap keaslian yang harus dialami oleh manusia tidak autentik, yaitu introspeksi dan ekspresi diri. Jika seseorang hidup sebagai manusia tidak autentik di dunia secara autentik, Authen-City menjadi cara bagi manusia yang tidak autentik untuk menjadi autentik. Dengan mengalami tiga fase—fase introspeksi, fase ekspresi diri pertama, dan fase ekspresi diri kedua, Authen-City menjadi media bagi seseorang untuk Berada di Dunia, memungkinkan dirinya menjadi makhluk autentik.
This Final Project explores the relationship between emotions and the idea of out Being in the world through creating atmospheric architecture. The atmosphere becomes a way to understand the essence of our beings and help us live authentically. One idea central to this project is the idea of Eigentlichkeit or authentic existence and how we should live our lives authentically. The exploration here is to create architecture through atmospheres so that one can find oneself after undergoing a series of spatial experiences inside. This project proposes Authen-City, a machine for authentic living by triggering two stages of authenticity to be experienced by Inauthentic Man, namely introspection and self-expression. If one lives as an Inauthentic Man to be authentic. By experiencing three phases—introspection, self-expression 1 and self-expression 2, Authen-City becomes a medium for one to Be in the World, allowing oneself into an authentic being."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sharfina Adani
"Kajian perancangan ini mengeksplorasi narasi memori heterotopia sebagai basis operasi dalam perancangan arsitektur. Secara spesifik, heterotopia dilihat sebagai konsep arsitektur semu yang menumpuk arsitektur fisik, di mana ruang-ruang ini berfungsi sebagai refleksi dan representasi dari ruang sosial yang ada. Konsep ini memungkinkan adanya tumpang tindih antara realitas dan imajinasi, menghasilkan sebuah ruang yang memiliki makna simbolis dan metaforik. Eksistensi dan memori tiap individu memegang andil besar dalam menciptakan heterotopia. Ketika keduanya hilang, mungkinkah manusia dapat mengabadikan dan selalu merayakan koleksi-koleksi memori dalam hidupnya? Studi ini dilakukan berbasis juxtaposing memories, yaitu menyelebrasi memori personal saya terhadap rumah nenek melalui ragam potensi penumpukan memori dalam menciptakan heterotopia baru. Secara spesifik, teknik mnemonik dilakukan untuk mengubah memori yang melekat pada benda menjadi sebuah fragmen portal pembentuk heterotopia baru. Melalui penelusuran tersebut, tercipta berbagai macam posibilitas portal yang mengantarkan kita pada heterotopia baru dari memori rumah nenek. Arsitektur berbasis penumpukan memori heterotopia ini dapat berkontribusi dalam pengembangan pendekatan perancangan arsitektur yang berlandas pada naratif.
This design study explores the narrative of heterotopic memory as the basis of architectural design. In particular, heterotopia is seen as a concept of quasi-architecture that layers physical architecture, where these spaces function as reflections and representations of existing social spaces. This concept allows for an overlap between reality and imagination, creating a space with symbolic and metaphorical meanings. The existence and memory of each individual play a significant role in creating heterotopia. If both are lost, can humans perpetuate and continually celebrate the collections of memories in their lives? This study is conducted by juxtaposing memories, celebrating my personal memories towards my grandmother’s house. Through the potential of layering the memories, such explorations will then create a new heterotopia. The mnemonic technique is used to transform the memory attached to objects into a portal fragment that forms a new heterotopia. Based on the study, various possibilities of portals are created, leading us to a new heterotopia from the memory of grandmother’s house. Such layerings of heterotopic memory can contribute to expanding the architectural design method driven by narratives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Zalfa Nada Atsilah
"This study explores various spatial experiences based on sensory perception to evoke collective emotion, which triggers a collective ego. It explores the interaction between sensory perception and spatial experiences, highlighting the transformative potential of built environments on cognitive and emotional responses. The research posits that space functions not merely as a physical construct but as an active medium shaping identity and collective ego. Through self-observations, which are wandering body responses on various locations located in Jakarta which have ego manifestation, this study incorporates bodily sensory experiences and movement to build interaction with the environment. The study is followed by the reconstruction of spatial environments, influencing identity and ego, which is examined through speculative experiments with visual-tactile sensory constructions. This approach enables the creation of architectural environments that utilize texture, lighting, form, and color to collectively influence self-perception and emotional states. The emotional aspects of spatial experiences, driven by sensory stimuli, demonstrate how manipulating architectural environments can regulate collective self-perception and emotional responses by processing sensory information to guide behavioral outcomes.
Penelitian ini mengeksplorasi ragam pengalaman spasial berdasarkan indra dalam membangkitkan emosi yang memicu ego kolektif. Penelitian ini menelusuri interaksi antara persepsi sensorik dan pengalaman spasial dengan menyoroti potensi transformatif dari lingkungan binaan dalam membentuk respons kognitif dan emosional. Dengan menggabungkan pengalaman indrawi tubuh dan gerakan dalam interaksi dengan lingkungan, penelitian ini menyatakan bahwa ruang tidak hanya berfungsi sebagai. Melalui observasi diri, yang merupakan respons tubuh yang berkelana di berbagai lokasi di Jakarta yang memiliki manifestasi ego, penelitian ini menggabungkan pengalaman sensorik tubuh dan gerakan untuk membangun interaksi dengan lingkungan. Penelitian ini dilanjutkan dengan rekonstruksi lingkungan spasial yang memengaruhi identitas dan ego, yang ditelusuri melalui eksperimen spekulatif dengan konstruksi sensorik visual-taktil. Pendekatan ini memungkinkan penciptaan lingkungan arsitektur yang memanfaatkan tekstur, pencahayaan, bentuk, dan warna untuk secara kolektif memengaruhi persepsi diri dan keadaan emosional. Aspek emosional dari pengalaman spasial, yang didorong oleh rangsangan sensorik, menunjukkan bagaimana manipulasi lingkungan arsitektur dapat mengatur persepsi diri kolektif dan respons emosional dengan memproses informasi sensorik untuk membimbing hasil perilaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Zulfikar El Fahmi
"Studi ini mengeksplorasi kemungkinan arsitektur dari konfigurasi ulang sehari-hari, menekankan kemungkinan konsep keseharian dan enunsiasi sebagai strategi rekonfigurasi arsitektur. Berdasarkan gagasan Henri Lefebvre (1991) tentang "keseharian" dan kerangka strategi dan taktik Michel de Certeau (1984), penelitian ini menyelidiki interaksi yang pasif dan sering kali tidak disadari yang berkontribusi pada konfigurasi ulang lingkungan arsitektur secara terus-menerus. Studi ini menganalisis dan membedah preseden aktivitas sehari-hari, baik yang formal maupun yang tidak formal, yang ditangkap melalui fotografi untuk menghasilkan logika yang akan digunakan sebagai dasar eksplorasi desain melalui demonstrasi berbasis skenario. Laporan ini akan menyoroti sejauh mana pencapaian metode sehari-hari dalam hal menghasilkan dan mengkonfigurasi ulang ruang arsitektur.
This study explores the possibilty of architecture from everyday reconfiguration, emphasizing the possibilities of everyday concept and enunciation as architectural reconfiguration strategies. Grounded in Henri Lefebvre's (1991) notion of "everydayness" and Michel de Certeau’s (1984) framework of strategies and tactics, this research investigates the subtle, often unnoticed interactions that contribute to the continuous reconfiguration of architectural environments. The study analyzes and dissects precedents of everyday activities, both common and uncommon, captured through photography to generate a logic that would be used as a basis for design exploration through scenario-based demonstration. It will highlight the extent of what everyday methods could achieve in terms of generating and reconfiguring space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library