Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Anisa Nur Ghassani
"Latar Belakang: Preeklampsia adalah salah satu masalah besar yang terjadi di seluruh dunia, terutama negara berkembang. Meskipun patofisiologi dari preeklampsia belum ditemukan secara jelas dan menyeluruh, level oksidatif stres yang tinggi akibat keadaan hipoksia adalah salah satu mekanisme yang menyebabkan manifestasi klinik. FOXO1 adalah faktor transkripsi yang terlibat dalam regulasi metabolisme dan stres oksidatif. Walaupun beberapa penelitian telah menghubungkan gen FOXO1 dan perkembangan vilus tropoblas, saat ini penelitian mengenai ekspresi FOXO1 pada plasenta, terutama pada keadaan early onset masih terbatas. Sehingga, penelitian lebih lanjut mengenai ekspresi FOXO1 pada preeklampsia dibutuhkan untuk mengetahui lebih lanjut peran FOXO1 dalam regulasi oksidatif stress dan morfogenesis plasenta pada kehamilan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case control dengan studi observasional menggunakan masing – masing 20 sampel plasenta dari kelompok preeklampsia dan normal. Pengukuran ekspresi gen dilakukan menggunakan RT-PCR. Analisis data dilakukan melalui SPSS menggunakan T-Test tidak berpasangan.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspresi gen pada plasenta preeklampsia early onset lebih rendah 0.5 kali dibandingkan dengan sampel plasenta normal dengan hasil statistic menggunakan independent T-test menunjukkan hasil tidak signifikan (p=0.80).
Conclusion: Studi analisis menggunakan 40 sampel plasenta menunjukkan adanya perbedaan tidak signifikan pada ekspresi gen relatif FOXO1 pada preeklampsia dibandingkan plasenta normal.
Background: Preeclampsia has been a major concern around the globe, especially in developing countries. Even though the exact pathophysiology of preeclampsia has not yet been determined, high level of oxidative stress due to hypoxia is thought to contribute to the clinical manifestation. FOXO1 gene is transcription factor that regulates a series of metabolic processes and oxidative stress. Though some studies have linked FOXO1gene and the villous trophoblast development, there is currently limited research investigating the expression of FOXO1 in preeclampsia, especially on early-onset preeclampsia. Therefore, further research is needed to investigate the role of FOXO1 in regulating placental morphogenesis and oxidative stress in pregnancy. Method: This research uses a case control design with observational study using 20 placental samples each from early onset preeclampsia and normal group. The measurement is done using RT-PCR. Data analysis is being done by SPSS using Independent T-Test. Result: The analysis showed that the expression of FOXO1 in early onset preeclamptic placenta is 0.5 times lower than in normal placental sample. Statistical test using Independet T-test showed no significant difference (p=0.80). Conclusion: Analytic study using 40 samples show a statistically insignificant difference in the relative expression of FOXO1 gene in preeclamptic placenta compared to normal placenta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tri Handayani
"Acalypha indica (Ai) merupakan herbal yang diketahui memiliki efek anti-inflamasi dan anti-diabetik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek ekstrak Ai terhadap proses inflamasi sebagai bagian dari respons imun bawaan yang terjadi pada diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan dua puluh lima ekor tikus Sprague-Dawley yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok normal, kelompok yang diinduksi diet tinggi fruktosa dan kolesterol (DTFK), kelompok DTFK+Ai 250 mg/kgBB, kelompok DTFK+Ai 400 mg/kgBB dan DTFK+kelompok pioglitazone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Ai dosis 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) (p=0.005) dengan mean±SEM berturut-turut (82±5.73), (199.9±27.55), (260.6±67.29), (147.2±12.18) dan (148.8±29.4). Ekstrak Ai dosis 400 mg/kgBB juga dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) (p=0.02) dengan mean ± SEM berturut-turut (76.65±2.612), (144.7±13.03), (193.0±46.17), (117.0±2.629) dan (130.5±8.890). Selain itu pemberian ekstrak Ai menunjukkan efek peningkatan pada kadar TLR4 (p=0.03) dengan mean±SEM berturut-turut (1.967±0.149), (2.632±0.146), (2.687±0.134), (2.902±0.136) dan (2.513±0.334). Pemberian ekstrak Ai juga menunjukkan peningkatan jumlah hitung sel radang di hati (p=0.0001) dengan mean ± SEM berturut-turut (25.92±2.03), (46.76±3.43), (44.28±3.69), (46.32±3.13) dan (30.72±2.94). Pemberian ekstrak Ai tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar TLR2 serta ekspresi gen Nos2 dan Arg1. Kesimpulannya, ekstrak Ai dapat menurunkan kadar GDS dan GDP serta meningkatkan kadar TLR4 dan jumlah sel radang di hati.
Acalypha indica (Ai) is an herb that is known to have anti-inflammatory and anti-diabetic effects. This research was carried out with the aim of determining the effect of Ai extract on the inflammatory process as part of the innate immune response that occurs in type 2 diabetes mellitus. The research method was carried out using twenty-five Sprague-Dawley rats which were divided into five groups : the normal group, high fructose high cholesterol (DTFK) group, DTFK+Ai 250 mg/kgBW group, DTFK+Ai 400 mg/kgBW group and DTFK+pioglitazone group. The results showed that Ai extract at a dose of 400 mg/kgBW could reduce random blood glucose levels (GDS) (p=0.005) with mean ± SEM respectively (82 ± 5.73), (199.9 ± 27.55), (260.6 ± 67.29), (147.2±12.18) and (148.8±29.4). Ai extract at a dose of 400 mg/kgBW can also reduce fasting blood glucose (GDP) levels (p=0.02) with mean ± SEM respectively (76.65±2.612), (144.7±13.03), (193.0±46.17), (117.0± 2,629) and (130.5±8,890). In addition, administration of Ai extract showed an increasing effect on TLR4 levels (p=0.03) with mean ± SEM respectively (1.967 ± 0.149), (2.632 ± 0.146), (2.687 ± 0.134), (2.902 ± 0.136) and (2.513 ± 0.334). Administration of Ai extract also showed an increase in the number of inflammatory cells in the liver (p=0.0001) with mean ± SEM respectively (25.92±2.03), (46.76±3.43), (44.28±3.69), (46.32±3.13) and (30.72). ±2.94). Administration of Ai extract did not show significant differences in TLR2 levels and Nos2 and Arg1 gene expression. In conclusion, Ai extract can reduce GDS and GDP levels but increase TLR4 levels and the number of inflammatory cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library