Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diajeng Putri Suciutami
"Limbah amonia sebagai polutan yang dihasilkan dari berbagai industri kimia seperti industri pupuk, industri petrokimia sangat sulit untuk diolah dengan berbagai metode konvensional yang sudah ada. Metode yang digunakan untuk mendegradasi limbah cair yang mengandung amonia adalah metode plasma ozone nanobubble, karena metode ini tidak mengeluarkan banyak biaya, serta ramah lingkungan. Reaktor plasma yang digunakan merupakan dielectric barrier discharge yang bekerja dengan menerapkan proses oksidasi lanjut dengan mengandalkan spesi aktif yang kuat yaitu radikal hidroksil (·OH), dan ozon (O3). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja penggunaan Reaktor Plasma Ozon Nanobubble dalam mendegradasi kandungan senyawa amonia dalam limbah cair dengan variasi pH asam dan basa, variasi tegangan sebesar 5, 15, dan 17 kV, variasi laju alir gas sebesar 1, 3, 5 L/menit, dan variasi jenis gas umpan berupa udara dan oksigen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, selama proses degradasi dalam waktu 30 menit, dengan kondisi yang maksimum, reaktor plasma ozon nanobubble dapat mendegradasi limbah amonia dengan persentase degradasi sebesar 55,17% dengan kondisi pH limbah cair sebesar 10, tegangan plasma sebesar 17 kV, dan laju alir oksigen sebesar 5 L/menit.

Ammonia wastewater as a pollutant, produced from various chemical industries such as fertilizer industry, petrochemical industry, and it is very difficult to be processed using various conventional methods that already exist. In this research, the method used to degrade wastewater containing ammonia is Plasma Ozone Nanobubble method, because this method does not cost much, and is environmentally friendly. The plasma reactor used is dielectric barrier discharge which works by applying an Advanced Oxidation Process by relying on strong active species, hydroxyl radical (·OH), and ozone (O3). This study aims to examine the use of plasma ozone nanobubble in degrading ammonia compounds in wastewater under acidic and alkaline conditions, with concentration of ammonia wastewater are 50, and 200 mg/L, variations in the contact time of ozone nanobubble with wastewater for 1,5,10, 15, and 30 minutes, variation of the plasma reactor voltage are 5, 15, and 17 kV, with gas fluid used for ozone production are air and pure oxygen. Based on the research that has been done, in the process of 30 minutes, with maximum conditions, the nanobubble ozone plasma reactor can degrade with percentage of ammonia removal of 55,17% with pH of 10; plasma reactor voltage is 17 kV; and oxygen flowrate 5 L/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Azzahra
"Air lindi merupakan air yang telah melalui tumpukan sampah sehingga berpotensi untuk merusak lingkungan dan menimbulkan penyakit. Lindi dapat diolah menggunakan teknik Advanced Oxidation Processes (AOPs) berbasis ozon yang digenerasikan dengan Sistem Reaktor Plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) Ozon Nanobubble dengan umpan gas oksigen. Ozon dan spesies reaktif lainnya berperan untuk mengoksidasi air lindi sehingga dapat menurunkan konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD), Biology Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), dan nitrat (NO3-), serta menetralisir pH larutan yang akan menjadi parameter penelitian. Penelitian dilakukan dengan lindi yang diambil di TPST Bantar Gebang dan diberi pre-treatment koagulasi menggunakan tawas dan filtrasi menggunakan karbon aktif. Penelitian dilakukan selama 60 menit dengan variasi laju alir, tegangan listrik, dan durasi uji. Hasil terbaik yang didapat dari masing- masing parameter percobaan adalah pH dengan penurunan 21,8%, TSS dengan degradasi 100%, TDS dengan kenaikan 514,4%, COD dengan penurunan 91,7%, nitrat dengan penurunan 78,8%, dan BOD dengan penurunan 75,1%.

Leachate is water that has gone through a pile of garbage so it has the potential to damage the environment and cause disease. Leachate can be processed using the Advanced Oxidation Processes (AOPs) technique with the basis of ozonation generated by the Ozon Nanobubble Dielectric Barrier Discharge (DBD) Plasma Reaktor System with oxygen gas feed. Ozon and other reactive species play a role in oxidizing leachate so that it can reduce the concentrations of Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), and nitrate (NO3-), as well as neutralize the pH of the solution which will be the research parameter. This research was carried out with leachate taken at the Bantar Gebang TPST and pre-treated with coagulation using alum and filtration using activated carbon. The research was conducted for 60 minutes with variations in flow rate, voltage, and test duration. The best results obtained from each experimental parameter were pH with 21,8% decrease, TSS with 100% degradation, TDS with 514,4% increase, COD with 91,7% decrease, nitrate with 78,8% decrease, and BOD with a decrease of 75.1%."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Putri Wahyudin
"Cabai termasuk salah satu tanaman hortikultura yang kaya akan nutrisi dan memiliki angka konsumsi tinggi di Indonesia. Masa simpan cabai yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain penggunaan klorin dan asam salisik yang beracun. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ozone-Nanobubble water yang merupakan ozon terlarut dengan gelembung berukuran nano sebagai dIsinfektan yang aman bagi manusia serta tidak mempengaruhi kondisi bahan pangan segar. Generasi radikal OH dalam air dan penggunaan nanobubble yang dapat meningkatkan kelarutan ozon dalam air menjadikan efektivitas disinfeksi pada bahan pangan meningkat. Perlakuan pencucian cabai dengan Ozone-Nanobubble Water dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Parameter kualitas cabai yang dievaluasi berupa susut massa, kadar vitamin C, organoleptik dan nilai ALT total. Indikator tersebut kemudian dihubungkan dengan pengaruh waktu bubbling dan waktu pencucian sehingga diperoleh nilai-nilai optimum untuk pengawetan cabai dengan perlakuan pencucian Ozone- Nanobubble Water. Cabai dicuci dengan Ozone-Nanobubble Water yang digenrasi dengan variasi waktu bubbling 10, 15 dan 20 menit serta variasi waktu pencucian 10, 20 dan 30 menit. Ozone-Nanobubble Water menghambat peningkatan jumlah ALT hingga 68 %, menekan laju penurunan kadar vitamin C dan susut massa sebesar 56,44% dan 68,41%, serta memperoleh skor organoleptik visual dan tekstur tertinggi pada pengujian hari ke-11, dengan variasi waktu bubbling dan waktu pencucian masing-masing 20 menit. Selain itu,sampel dengan variasi jenis cabai lain (cabai merah keriting dam cabai hijau keriting) dengan perlakuan Ozone-Nanobubble Water menunjukan nilai karakteristik sampel yang lebih baik dibanding blanko suhu ruang.

Chili is one of the horticultural crops which are the source of nutrients with high consumption rate in Indonesia. The short shelf life of chilies due to bacterial destruction requires alternative solutions to the use of toxic chlorine and salicylic acid. In this study, researchers used Ozone-Nanobubble water, dissolved ozone with nano-sized bubbles that can function as a safer disinfectant for humans and does not affect the condition of the fresh food. The generation of OH radicals and the presence of shock waves from the breaking of nanobubbles can increase the effectiveness of the disinfection process. The washing treatment of chili with Ozone-Nanobubble Water was carried out to inhibit the growth of bacteria so that the decrease in quality due to spoilage could be slowed down. The parameters of quality that were evaluated were mass loss, ascorbic acid content, organoleptic and Total Plate Counts (TPC). The indicator are linked to the effect of bubbling and washing time in order to obtain optimum values for chili preservation by Ozone-Nanobubble Water treatment. Variations of bubbling time are 10, 15, and 20 minutes with 10, 20, and 30 minutes washing time variations. Twenty minutes for each bubbling and washing time of Ozone-Nanobubble Water inhibited the increase of ALT up to 68%, suppressed the rate of ascorbic acid decomposition and mass loss by 56.44% and 68.41%, and obtained the highest visual and texture organoleptic scores. Ozone- Nanobubble Water treatment with the other two types of chilies (Curly Red Chili and Curly Green Chili) showed better sample characteristics than the control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alltop Amri Ya Habib
"Proses pengolahan limbah cair rumah sakit dengan teknologi ozon nanobubble telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi degradasi polutan limbah cair rumah sakit yaitu BOD, COD, ammonia, senyawa fenolik, MBAS dan total bakteri coliform dan mendapatakan kondisi operasi terbaik dalam pengolah limbah cair rumah sakit dengan teknologi ozon nanobubble. Penelitian ini dilakukan dengan melarutkan ozon dalam limbah cair rumah sakit sesuai dengan variasi yang telah ditetapkan. Adapun variasi yang dilakukan yaitu variasi laju alir oksigen dengan 0.,5; 1; 2 dan 3 Lpm. Kemudian waktu ozonasi yaitu 1, 5, 15, 30, 45 dan 60 menit, variasi pH yaitu pH 4 dan 10 dan variasi jenis gas yaitu oksigen dan udara bebas. Selanjutnya ozon yang larut pada limbah cair rumah sakit dilewatkan ke nanobubble generator untuk menghasilkan ozon nanobubble. Setelah itu diozonasi limbah cair rumah sakit. Kemudian dilakukan analisa terhadap COD, BOD, amonia, MBAS, senyawa fenolik dan total bakteri coliform. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil terbaik diperoleh dengan mengunakan oksigen, pada laju alir 2 L/menit dan waktu ozonasi selama 60 menit. Hasil persen degradasi untuk analisa BOD, COD, ammonia, senyawa fenolik, MBAS dan total bakteri coliform masing-masing adalah 70,30; 87,49; 47,69; 93; 98,33 dan 98,22 %.

The hospital wastewater treatment process with nanobubble ozone technology has been done. This study aims to obtain the efficiency of degradation of hospital wastewater pollutants, namely BOD, COD, ammonia, phenolic compounds, MBAS and total coliform bacteria and to obtain the best operating conditions for treating hospital wastewater with nanobubble ozone technology. This research was conducted by dissolving ozone in hospital wastewater in accordance with predetermined variations. The variations that are carried out are variations in the oxygen flow rate with 0.5; 1; 2 and 3 Lpm. Then the ozonation time is 1, 5, 15, 30, 45 and 60 minutes, the variation of pH is pH 4 and 10 and the variation of the type of gas is oxygen and free air. Furthermore, ozone dissolved in hospital wastewater passes to a nanobubble generator to produce nanobubble ozone. Then analyzed for COD, BOD, ammonia, MBAS, phenolic compounds and total coliform bacteria. The best results were obtained using oxygen, at a flow rate of 2 L/min and an ozonation time of 60 minutes. The results of the percentage degradation for the analysis of BOD, COD, ammonia, phenolic compounds, MBAS and total coliform bacteria were 70.30; 87.49; 47.69; 93; 98.33 and 98.22%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Zaki Bafadal
"Amonia dalam limbah cair industri sulit terdegradasi di lingkungan dan berbahaya serta beracun bagi biota air maupun manusia. Dalam mengurangi kadar konsentrasi amonia dalam limbah cair, reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma yang dipadukan dengan nanobubble nozzle dapat digunakan. Nanobubble nozzle digunakan untuk menghasilkan gelembung nano yang diharapkan dapat membuat proses degradasi kadar amonia menjadi maksimal. Reaktor DBD plasma nanobubble menerapkan proses oksidasi lanjutan dengan mengandalkan spesi aktif kuat yaitu radikal ‧OH dan O3. Untuk mencegah ‧OH yang terbentuk kembali menjadi H2O2, maka dilakukan penambahan serbuk FeSO4.7H2O pada saat pembuatan limbah sintetik amonia. Hidrogen Peroksida pun ditambahkan pada waktu tertentu, untuk memaksimalkan pembentukan ‧OH. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja serta menganalisis pengaruh konfigurasi horizontal/vertikal reaktor DBD plasma nanobubble. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja reaktor DBD plasma nanobubble akan maksimal untuk mendegradasi amonia, jika dilakukan pada kondisi tegangan reaktor plasma 17 kV, laju alir gas umpan 5 liter/menit, pH 10, gas umpan adalah oksigen. Pada kondisi tersebut degradasi amonia mencapai 30.46% untuk reaktor berkonfigurasi horizontal dan 55.17% untuk reaktor berkonfigurasi vertikal. Konfigurasi reaktor DBD plasma nanobubble akan sangat mempengaruhi atau memberikan efek kepada hasil degradasi amonia. Konfigurasi vertikal menjadi konfigurasi terefektif yang dapat mendegradasi amonia. Hal tersebut dikarenakan saat konfigurasi vertikal maka aliran limbah akan mengalir secara sempurna mengenai seluruh bagian dalam reaktor, sehingga area kontak limbah dengan plasma semakin luas. Konfigurasi horizontal memiliki kekurangan, yaitu bagian dalam reaktor tidak secara sempurna terbasahi, akibatnya reaksi degradasi maupun pembentukan spesi aktif tidak efektif, hal tersebut membuat degradasi menjadi kurang maksimal.

Ammonia in industrial wastewater is difficult to degrade in the environment and is dangerous and toxic to aquatic biota and humans. In reducing the level of ammonia concentration in wastewater, a Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor combined with a nanobubble nozzle can be used. The nanobubble nozzle is used to produce nanobubbles which are expected to make the ammonia level degradation process maximized. The DBD plasma nanobubble reactor applies an advanced oxidation process by relying on strong active species, namely ‧OH radicals amd O3. To prevent ‧OH from being reformed into H2O2, FeSO4.7H2O powder was added during the manufacture of ammonia synthetic waste. Hydrogen Peroxide was added at a certain time, to maximize the formation of OH. This study aims to test the performance and analyze the effect of the horizontal/vertical configuration of the DBD plasma nanobubble reactor. The results showed that the performance of the DBD plasma nanobubble reactor would be maximal to degrade ammonia, if it was carried out at a plasma reactor voltage of 17 kV, the feed gas flow rate was 5 liters/minute, pH 10, the feed gas was oxygen. Under these conditions, the degradation of ammonia reached 30.46% for the horizontally configured reactor and 55.17% for the vertically configured reactor. The configuration of the DBD plasma nanobubble reactor will greatly affect or have an effect on the results of ammonia degradation. The vertical configuration is the most effective configuration that can degrade ammonia. This is because when the configuration is vertical, the waste stream will flow perfectly to all parts of the reactor, so that the contact area of ​​the waste with the plasma is getting wider. The horizontal configuration has drawbacks, namely the inside of the reactor is not completely wetted, as a result the degradation reaction and the formation of active species are not effective, this makes degradation less than optimal"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ja`far Shodiq
"Limbah cair yang mengandung senyawa fenolik (seperti fenol dan p-klorofenol) merupakan limbah yang dilaporkan sebagai limbah berbahaya dan tersebar luas sebagai limbah seperti di industri kimia, tekstil, farmasi, pestisida dan domestik yang menyebabkan kuantitasnya meningkat dan menjadikannya sebagai salah satu sumber utama penyebab polusi air. Sehingga dibutuhkan pengolahan bagi limbah yang mengandung senyawa fenolik. Teknik ozonasi merupakan metode yang efektif untuk mengolah ini karena selektivitas dan kemampuan oksidasi yang tinggi dari ozon. Di samping itu pada suasana basa, ozon dapat terdekomposisi menjadi radikal hidroksil yang sangat reaktif sehingga degradasi limbah fenolik dapat berlangsung maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel, dan variabel penting optimum yang digunakan untuk mengolah limbah fenol dan p-klorofenol sintesis dengan teknik ozone-nanobubble, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengolahan ozone-nanobubble dalam mendegradasi limbah, serta membandingkan keefektifan degradasi pada kedua jenis limbah. Variabel optimum pengolahan ditentukan dari beberapa proses awal yang dilakukan meliputi produktifitas ozonator, kelarutan ozon, dan kuantifikasi radikal hidroksil. Variabel optimum didapatkan voltase plasmatron 14,40 kV, laju alir umpan gas oksigen 0,5 LPM, dan pada pH awal 10. Penambahan nanobubble pada proses ozonasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas degradasi. Pada menit ke-30 dari pengolahan, penambahan mekanisme nanobubble dapat meningkatkan efektivitas degradasi ozonasi pada limbah fenol 2,60%, dan p-klorofenol sebesar 0,26%, dengan persentase peningkatan yang lebih tinggi seiring dengan semakin cepatnya proses ozonasi. Limbah sintesis p-klorofenol memiliki kemampuan teroksidasi yang lebih mudah 2,07 kali lipat ketika dilakukan pada variabel optimum di menit ke-30, dan meningkat lebih tinggi pada menit-menit awal pengolahan.

Liquid waste containing phenolic compounds (such as phenol and p-chlorophenol) is waste that reported as hazardous and widespread as waste such as in the chemical, textile, pharmaceutical, pesticide and domestic industries which causes its quantity to increase and used as one of the main sources of water pollution. pollution. So, it is necessary to treat waste containing phenolic compounds. The ozonation technique is an effective method for treating this because of the selectivity and high oxidizing ability of ozone. In addition, in an alkaline environment, ozone can decompose into highly reactive hydroxyl radicals so that the degradation of phenolic waste can be maximized. This study aims to determine the influence variables, and important variables used to treat phenol waste and p-chlorophenol synthesis with the ozone-nanobubble technique, this study also aims to determine the effectiveness of ozone-nanobubble treatment in degrading waste, as well as compare the effectiveness of degradation in both types. Waste treatment variables determined from the initial processes carried out include ozonator productivity, ozone solubility, and quantification of hydroxyl radicals. The optimum variable obtained is plasmatron voltage of 14.40 kV, oxygen gas feed flow rate of 0.5 LPM, and at initial pH 10. The addition of nanobubbles in the ozonation process expected to increase the effectiveness of the degradation. At the 30th minute of processing, the improvement of the nanobubble mechanism could increase the effectiveness of the degradation of ozonation on 2.60% phenol waste, and 0.26% p-chlorophenol, with a higher percentage increase along with the faster ozonation process. The p-chlorophenol synthesis waste has the ability to oxidize which is 2.07 times easier when carried out at the optimum variable in the 30th minute and increases higher in the early minutes of processing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verolisa
"Cabai merah seperti cabai merah besar, cabai keriting merah dan cabai keriting hijau merupakan salah satu komoditas pangan hortikultura yang populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Namun, cabai merah memiliki waktu simpan yang singkat karena mudah rusak dan busuk akibat bakteri. Ozone-nanomist merupakan agen disinfektan yang mampu memperlambat penurunan kualitas akibat pembusukkan dengan mensterilisasi permukaan objek dari mikroorganisme seperti bakteri. Pada penelitian ini, cabai merah segar diawetkan dengan memaparkannya pada ozone-nanomist, lalu kemudian disimpan pada suhu ruang selama 10 hari untuk diamati perubahan karakteristiknya. Pada cabai merah besar, kondisi optimal dicapai pada pemaparan ozone-nanomist 3 ppm dengan durasi kontak 3 menit yang mampu mengurangi kandungan bakteri mesofil aerob hingga 99%, menekan persentase susut bobot hingga 1,01%, serta menghambat penurunan kadar vitamin C dan sifat organoleptik (warna, aroma, tekstur) sehingga lebih baik dibandingkan sampel kontrol setelah 10 hari masa penyimpanan. Hasil yang serupa juga didapatkan pada cabai keriting merah dan cabai keriting hijau. Dengan demikian, pemaparan ozone-nanomist dapat mengawetkan cabai merah besar, cabai keriting merah, dan cabai keriring hijau segar dengan memperpanjang masa simpannya pada suhu ruang.

Red chilies such as large red chilies, red curly chilies, and green curly chilies are one of the popular horticultural food commodities and have high economic value in Indonesia. However, red chili has a short shelf life because it is easily damaged and spoiled by bacteria. Ozone-nanomist is a disinfectant agent that can slow down the deterioration of quality due to spoilage by sterilizing the surface of objects from microorganisms such as bacteria. In this study, fresh red chilies were preserved by exposing them to an ozone-nanomist, then stored at room temperature for 10 days to observe changes in their characteristics. In large red chilies, optimal conditions were achieved by exposure to ozone-nanomist 3 ppm with a contact duration of 3 minutes which was able to reduce the content of aerobic mesophyll bacteria up to 99%, reduce the percentage of weight loss up to 1.01%, and inhibit the decrease in vitamin C levels and organoleptic properties (color, aroma, texture) so that it is better than the control sample after 10 days of storage. Similar results were also obtained for red curly chilies and green curly chilies. Thus, ozone-nanomist exposure can preserve large red chilies, red curly chilies, and fresh green chilies by extending their shelf life at room temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Elke Christianti
"Senyawa polutan berbahaya dalam limbah cair industri berupa diklorofenol (DCP) didegradasi dengan menggunakan plasma ozon nanobubble untuk menyisihkan atom klorin yang terdapat dalam beberapa isomer berdasarkan letaknya pada cincin aromatik. Teknologi yang digunakan untuk menyisihkan DCP adalah Reaktor Plasma Dielectric Barrier Discharge (DBD) yang dikombinasikan dengan teknologi nanobubble karena dinilai memiliki tingkat efisiensi energi tinggi. Reaktor ini menerapkan proses oksidasi lanjutan (AOP) dengan mengandalkan spesi aktif kuat yaitu radikal •OH dan juga ozon (O3). Penelitian dilakukan menggunakan limbah sintetis 2,4-DCP dan 2,5-DCP dengan konsentrasi 50 ppm yang dipaparkan ozon nanobubble selama 30 menit dengan memvariasikan jenis fluida gas, laju alir gas, tegangan reaktor, dan pH limbah cair. Berdasarkan percobaan, persentase penyisihan DCP paling tinggi yaitu 2,4-DCP sebesar 100% dan 2,5-DCP sebesar 99,88% pada kondisi operasi pH larutan 10, tegangan reaktor 17 kV, dan laju alir oksigen sebesar 5 L/min.

Hazardous pollutant compound in industrial wastewater in the form of dichlorophenol (DCP) is degraded using plasma ozone nanobubble to remove chlorine atoms that varies as multiple isomers according to the chlorine atom position in the aromatic ring. The technology used to eliminate DCP levels in wastewater is Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor combined with nanobubble technology that has high efficiency. This reactor implements advanced oxidation processes (AOPs) by relying on strong active species namely •OH radical and ozone (O3). This study is done by exposing 50 ppm 2,4-DCP and 2,5-DCP synthetic wastewater to plasma ozone nanobubble for 30 minutes by varying the type of gas fluid, gas flowrate, reactor voltage, as well as solvent’s pH. Based on experiments, the highest percentage of DCP degradations are 100% for 2,4-DCP and 99,88% for 2,5-DCP with operating conditions at solvent’s pH of 10, 17 kV of reactor voltage, and oxygen flowrate of 5 L/min."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library