Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Perwitasari
"PMTCT (Prevention Mother To Child HIV/AIDS Transmission) merupakan salah satu bentuk pengendalian masalah HIV/AIDS pada ibu hamil dan bayi. Salah satu programnya adalah dengan melakukan Tes HIV pada seluruh wanita yang sedang hamil. Masih ada 4,8% ibu hamil yang tidak mau melakukan test HIV, padahal target dari pemerintah adalah pada 100 persen ibu hamil dilakukan test HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pasar Rebo Jakarta Timur. Penelitian adalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dalam pengambilan datanya. Data diperoleh dari 8 informan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Hasil penelitian ini adalah persepsi hambatan dari ibu hamil seperti tidak izin dari suami, ibu takut kerahasiaan hasil test tidak terjamin dan kekhawatiran ibu akan adanya kecurigaan dari orang-orang sekitar bahwa ibu akan dianggap berperilaku negatif bila melakukan test HIV membuat ibu tidak mau melakukan test HIV. persepsi kerentanan ibu terhadap HIV/AIDS juga merupakan factor yang mempengaruhi ibu untuk melakukan test HIV. ibu yang merasa memiliki factor resiko untuk terinfeksi HIV mau melakukan test HIV sedangkan ibu yang merasa sehat dan tidak memiliki factor resiko tidak melakukan test HIV. diharapkan Puskesmas mau melakukan penyuluhan kepada suami sehinga suami semakin waspada dan mau mengizinkan istrinya untuk melakukan test HIV.
......PMTCT (Prevention of Mother To Child HIV / AIDS Transmission) is one form to control over the issue of HIV / AIDS in pregnant women and infants. One of the programs is to perform an HIV test to all pregnant women. There are 4,8% pregnant women who do not want to do an HIV test, even though the target of the government is at 100 percent of pregnant women with HIV test done. The purpose of this study is to describe the cause is still there pregnant women who do not want to do an HIV test at Pasar Rebo PHC. The study is a qualitative research technique of in-depth interviews and focus group discussions in data retrieval. Data were obtained from 8 informants check ups pregnant women in sub-district Pasar Rebo PHC. The result of this research is the perception of pregnant women such barriers do not permit of a husband, a mother afraid test results are not guaranteed confidentiality and the mother fears that there is a suspicion of the people around that maternal behavior would be considered a negative HIV test when the mother does not want to do the HIV test . Mother's perception of vulnerability to HIV / AIDS is also a factor that affects the mother to do the HIV test. Mothers who feel they have risk factors for HIV infection would do the HIV test, while mothers who feel healthy and do not have risk factors do not test for HIV."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaedani Noor
"Pengelolaan obat di puskesmas akan berjalan balk jika petugas pengelola obat dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan atau pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Petugas pengelola obat harus mempunyai kemampuan dalam perencanaan, permintaan, penetima.an, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian penggunaan, pelayanan serta pencatatan dan pelaporan.
Berdasarkan studi pendahuluan diketahui masih kurangnya tenaga kefarmasian yang bekerja sebagai pengelola obat puskesmas di Kabupaten Aceh Singkil. Disamping belum optimalnya kinerja petugas petugas pengelola obat puskesmas.
Penetitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana gambaran kinerja petugas pengelola obat puskesmas di Kabupaten Aceh Singkil. Disamping itu dilihat faktor-faktor yang melatarbelakangi kinerja petugas berdasarkan variabel masa kerja, pendidikan, pengetahuan, motivasi, sarana, beban kerja, pelatihan, supervisi, dan imbalan di Kabupaten Aceh Singkil.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen yang mengacu pada Daftar Tilik Jaminan Mutu Pelayanan Kefarmasian terhadap petugas pengelola obat puskesmas di Kabupaten Aceh Singkil. Pengolahan data dibuat dalam bentuk matriks yang diperoleh dari transkrip wawancam mendalam, sedangkan analisis data dilakukan terhadap isi dengan metakukan eksplorasi sesuai dengan teori.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kinerja petugas pengelola obat puskesmas di kabupaten Aceh Singkil masih rendah. Secara umum petugas pengelola obat puskesmas kurang memahami tentang kegiatan pengelolaan obat di puskesmas yang terdiri dari permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan obat. Petugas bekerja belum didasarkan kepada standar pengelolaan obat.
Saran yang diajukan adalah agar Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil membuat Standard Operation Procedure (SOP) tentang pengelolaan obat di puskesmas dan mensosialisasikannya kepada petugas pengelola obat di puskesmas. Melaksanakan pelatihan tentang pengelolaan obat dan pelatihan tentang obat lainnya. Pelatih.an yang dilaksanakan harus dirancang dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi petugas. Selain itu melakukan supervisi secara terencana dengan menggunakan panduan pedoman supervisi pengelolaan obat, minimal tip bulan sekali untuk memantau lkinerja petugas pengelola obat di puskesmas.
......Medicine ,management at Community Health Center will be running good if medicine management officer can implement their duties based on provision or management guidance of public medicine and health support. Medicine management officer must have an ability on planning, request, acceptance, depository, distribution, usage operation, service and also recording and reporting.
From the first study was known that there was still lack of pharmacy officer which worked on medicine management at Community Health Center in Aceh Singkil district. Besides, officer performance did not optimal yet.
This study has been done to get information how describe of officer performance of medicine management at Community Health Center in Aceh district. Besides, knowing factors related to officer performance based on work period, education, knowledge, motivation, facilities, work load, training, supervision, and reward in Aceh Singkil district.
This study used a qualitative method which has been done with in-depth interview, observation and document study which referred to a guarantee point list of pharmacy service quality to officer performance of medicine management at Community Health Center in Aceh Singkil district. Data were processed by using in the form of matrix which was obtained from in-depth interview transcript, while data analysis was done to content by doing exploration based on theory.
Study result indicate describing officer performance of medicine management at Community Health Center Community Health Center in Aceh Singldl district was still low. In general, officer of medicine management at Community Health Center is less comprehend about medicine management activity at Community Health Center including of request, acceptance, depository, distribution, reporting and recording of medicine. Officer works has not been based medicine management standard yet.
Health District Office in Aceh Singkil district should make a Standard Operating Procedure (SOP) concerning medicine management at Community Health Center and socializing it to medicine management officer at Community Health Center. Training of medicine management and training of other medicine. Training which is done must be planned well so it can give benefit for officer. Besides doing supervision by planning using a supervision guidance on medicine management, minimally once of three months for looking officer performance of medicine management at Community Health Center."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2008
T33903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ayu Marina S.A.
"Pergeseran dan pcrubahan paradigma bisnis yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, mendorong rumah sakit melakukan evaluasi dan perubahan terhadap system manajemennya. Rumah sakit berusaha bertahan dan memenangkan kompetisi bisnis ini dengan cara meningkatkan kuantitas dan kualilas pelayanan kesehatan dengan aeuan pengelolaan yang tepat sehingga arah dan tujuannya diketahui dengan jelas. Balanced Scorecard merupakan konsep pengukuran kinexja secara financial dan non financial, komprehensif, adaptii responsive, focus serta penyeimbang ekstemal dan internal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2009 di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Ananda Bekasi dengan penelusuran data sekunder dan data primer dari penerapan keempat perspektif pada Balanced Scorecard Desain penelitian ini menggmakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner survey kepuasan pasien dan karyawan rawat inap dan kualitatif berupa analisis wawancara mendalam, telaah dokumen sena Fokus Gro up Discussion. Hasil penelitian Balanced Scorecard di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Ananda Bekasi 2009 sebagai berikut : (1) Penilaian kinexja menggunakan pendekatan konvensional. (2) Perspektif keuangan ; rasio pertumbuhan pendapatan positif sebesar 1,408. Rasio efektititas berhasil mencapai tergat pendapatan dengan baik sebesar 1,096. Rasio efisiensi sebesar 9,178%. (3) Pcrspektif Pelanggan ; pangsa pasar I`3.W&I inap berada diposisi keempat yaitu 10,19%. Kepuasan pasien rawat inap adalah 90% nilai kepuasan tertinggi pada pernyataan "Dokter menguasai berbagai tindakan seduai dengan keahiiannya" dan terendah pada "Pelayanan pengobatan yang cepat dan tepat" (4) Perspektif proscs Intemal ; proses inovasi sudah berjalan baik yaitu adanya pengembangan pelayanan hemodialisa dan CT Scan. Rasio Pertumbuhan Hari Perawatzumya stabil. Etisiensi pelayanan kinexja adalah 65% dari nilai ideal. (5) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ; tingkat kepuasan karyawan adalah 90%. Nilai kepuasan teninggi adalah pemberian gaji sesuai tanggung jawab, kesempatan untuk menduduki jabatan lbih tinggi bagi yang mampu, menambah pengetahuan melalui seminar dan pelatihan Serta atasan mempcrlalcukan bawahan dengan baik Dan terendah tcrhadap pcnyodiaan pakaian seragam untuk karyawan setiap tahun Turnover karyawan meningkat yaitu 12,6%. Kapabilitas System informasi yaitu pengadaan teknologi system infomlasi dan pemakaian indikator kinelja untuk pengambilan keputusan sudah beljalan cukup baik. Motivasi dan pemberdayaan data sekunder belmn ada, tetapi hasil wawancara dari satan yang masuk sbagian besar sudah terealisasi. (6) keterkaitan antar indikator kineda tercamum dalam Company Scorecard dan Personal Scorecard.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen Rumah Sakit Ananda Bekasi untuk membangun komitmen dalam menerapkan Balanced Scorecard. Sarannya adalah seminar dan pelatihan, pendokumentasian saran dan kritik dan mengoperasionalkan infrastruktur sistem informasi rumah sakit.
......The improvement and changing of business paradigm that oriented on customer service have encourage hospitals to evaluate anda change their management sytem. The hospitals triend to suvive and win these business competitions by improving their health service quality and quantities with the “ri ght” procedure so they can have the “right” aim to achieve their goals. Balanced Scorecard approach is a performance evaluation system that evaluates financially and non financially, comprehensive, adaptive, responsive, focus and lmowleges the internal and eksternal factors. This research was performed from February until April 2009 at the Ward Unit of Ananda Hospital Bekasi by collecting of primary and secondary data of the four elements for the Balanced Score evaluation. Design of this research is a quantitative research by collecting question of the ward unit patient and hospital employees, document searching and with focus group discussion. With Balanced Scorecard approach, these research concluded that in 2008 (1) the ward unit of Ananda Hospital still uses conventional approach to evaluate the work performance, (2) from the financial perspective that income growth ratio was positive (l,408), effective ratio was able to achieve the target level (1,096) and efficiency ratio was 9,178%. (3) from the customer perspective, the Ananda Hospital was on the 4"’ position in Bckasi (l0,l9%), patient satisfaction for ward unit was 90% and highest for “Dokter menguasai berbagai tindakan sesuai dengan keahliannya” and lowest for “pelayanan pengobatan yang cepat dan tepat”. (4) From intemal process perspective, the performance was good with improvement of hemodyalisis and CT Scan facilities. The hospital length of stay growth ratio was stable, with health service emciency ratio was 65% from ideal. (5) From the growth and learning perspective; the employes satisfaction level was 90%. Highest satisfaction is for “Pemberian gaji sesuai tanggung jawab, kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi bagi yang rnampu, menambah pengetahuan melalui seminar dan pelalihan serta atasan memperlakukan bawahan dengan baik” and lowest for “Penyediaan pakaian seragam untuk karyawan setiap tahun". Employee turnover was increased to l2.6%. Information system capability were provide information system technology and judgment wether the decision for a certain problem was already good. Secondary motivation data was not achieved but the data achieved from the interview concluded that almost all of the improvement was already been completed. There is also a relationship between all of aspect that used in Company Scorecard and Personal Scorecard. This research concluded that Ananda Hospital Management have to improve the application of the balanced scorecard approach. Suggestion for Ananda Hospital Management is to provide seminars and training, suggestion and critics documentation and use of infrastructural informational system for the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library