Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangga Bogar Santos
Abstrak :
ABSTRAK Semboyan adalah kalimat pendek yang dipakai sebagai pegangan hidup. Selain itu, semboyan juga dipakai sebagai dasar, intisari, slogan dan motto dari suatu usaha bersama yang dapat membangkitkan semangat dan menjadi ciri khas dari pemilik semboyan yang bersangkutan. Selain Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa Indonesia, tiap wilayah di Indonesia memiliki semboyannya masing masing. Pada tiap wilayah, semboyan memakai bahasa daerahnya masing masing. Salah satunya adalah wilayah di Provinsi Jawa Timur. Masyarakat di Provinsi Jawa Timur memakai bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Beberapa kosakata bahasa Jawa mengadopsi bahasa Sanskerta dan Kawi. Hal ini memicu interpretasi dalam memaknai semboyan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemaknaan pada semboyan berbahasa Sanskerta dan Kawi di Provinsi Jawa Timur. Ada enam semboyan yang menggunakan bahasa Sanskerta dan Kawi, selanjutnya akan dilakukan analisis dibantu dengan teori segitiga makna Ogden dan Richards (1952) dan sumber referensi kamus Baoesastra Djawa (W.J.S Poerwadarminta, 1939), Kamus Lengkap Jawa-Indonesia (Sutrisno Sastro Utomo, 2007), Kamus Sanskerta Indonesia (Purwadi dan Eko Priyo Purnomo, 2008), Kamus Sanskerta Indonesia (Y. Agustirto Suroyudo, 2008), Kamus Kawi-Indonesia (Y.B Suparlan, 1988), dan Kamus Kawi Indonesia (Wojowasito, 1989) akan digunakan untuk mencari makna tiap kata pada teks semboyan.
ABSTRACT Slogan is a short sentence that is used to handle life. In addition, the semboyan is also used as the basis, essence, slogan and motto of a joint venture that can arouse enthusiasm and become the hallmark of the owner of the slogan in question. Besides Bhinneka Tunggal Ika, which is the motto of the Indonesian people, each region in Indonesia has its own motto. In each region, the slogan uses the language of each region. One of them is an area in East Java Province. Communities in East Java Province use Javanese in everyday conversation. Some Javanese vocabulary adopted Sanskrit and Kawi. This triggers interpretation in interpreting the slogan. Therefore, this study aims to explain the meaning of the Sanskrit and Kawi slogans in East Java Province. There are six slogans that use Sanskrit and Kawi languages, further analysis will be carried out assisted by the triangular theory of the meaning of Ogden and Richards (1952) and the reference source of Djesastra Djawa dictionary (WJS Poerwadarminta, 1939), Complete Dictionary of Java-Indonesia (Sutrisno Sastro Utomo, 2007) , Indonesian Sanskrit Dictionary (Purwadi and Eko Priyo Purnomo, 2008), Indonesian Sanskrit Dictionary (Y. Agustirto Suroyudo, 2008), Kawi Indonesian Dictionary (YB Suparlan, 1988), and Kawi Indonesian Dictionary (Wojowasito, 1989) to be used for look for the meaning of each word in the text of the watchword.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arridho Firmansyah
Abstrak :
Skripsi ini membahas amanat delapan cerita Alaming Lelembut dalam Majalah Panjebar Semangat tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana amanat hadir dari setiap cerita Alaming Lelembut. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori struktural Burhan Nurgiyantoro. Hasil penelitian ini menunjukkan dukungan tema, latar, tokoh dan penokohan, serta sudut pandang berperan penting dan saling berkait dalam membangun amanat. ......This minithesis discuss about the message of eight Alaming Lelembut storiesfrom Panjebar Semangat Magazine year 2011. The purpose of this research is to know how the message exist from every Alaming Lelembut story. This research used descriptive analysis method. The theory used is structural theory Burhan Nurgiyantoro. The results of this research show a support of themes, backgrounds, figures and characterizations, as well as point of view play an important and interrelated role in building a message.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Shinta Sekarwigati
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan makna simbolis upacara Paningset dalam tiga golongan masyarakat Jawa di Yogyakarta. Dalam rangkaian upacara pernikahan adat Jawa, upacara Paningset merupakan simbolisasi ikatan kedua mempelai sebelum mereka melaksanakan ijab kabul pernikahan. Pada masyarakat di Yogyakarta hingga saat ini ketiga golongan masyarakat Jawa (priyayi, abangan, dan santri) masih melakukan upacara tersebut. Tentu bahwa di antara ketiganya terdapat perbedaan dalam aspek-aspek barang Paningset yang disampaikannya, termasuk urut-urutan penyerahannya. Namun bahwa dalam masing-masing golongan memiliki makna simbolis sesuai dengan orientasi budaya yang mereka anggap sebagai identitas budayanya. Untuk menjelaskan makna simbolis tersebut diperlukan satu teori yang berkaitan dengan nilai orientasi budaya. Menurut teori Kluckhohn ada lima hakikat nilai orientasi budaya yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, hakikat alam dan manusia, dan hakikat manusia dengan sesamanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pentingnya orientasi nilai budaya dalam srah-srahan di golongan priyayi, abangan, dan santri. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol makna pada srah-srahan mempunyai makna bahwa masyarakat Jawa menganggap sangat penting melakukan ikatan-ikatan kekeluargaan yang disimbolisasikan melalui rangkaian upacara Paningset.
ABSTRACT
This study explains the symbolic meaning of the Paningset ceremony in the three classes of Javanese people in Yogyakarta. In a series of traditional Javanese wedding ceremonies, the Paningset ceremony is a symbol of the bond of the bride and groom before they carry out the marriage permit. To the people in Yogyakarta to date the three Javanese groups (priyayi, abangan, and santri) still carry out the ceremony. Of couse, that among three there are differences in the aspects of the pandandle goods that it presents. Including the order of submission. But that in each group has symbolic meaning in accordance with the cultural orientation that they consider to be a cultural identity. To explain the symbolic meaning needed a theory to the value of cultural orientation, according to Kluckhons theory there are five basic values of cultural orientation, namely the nature of human life, the nature of human work, the nature of human position in space and time, the nature of nature and humans, and humans, and the nature of humans with each other. This study aims to see the importance of cultural value orientation in srah-srahan in priyayi, abangan, and santri groups. The method used is field research with observation and interviews. The resultsof the study indicate that the meaning symbols in srah-srahan have the meaning that the Javanese people consider it very important to do family ties symbolized through a series of Paningset ceremony.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Paxia Basori Danesswara
Abstrak :
Fase remaja merupakan suatu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Banyak perubahan yang terjadi seperti perubahan fisik, psikis, maupun psikososial. Conduct Disorder merupakan gangguan perilaku yang lebih banyak dialami oleh remaja. Berdasarkan kisah dalam Cerkak Ngeyel karya Andrasari Setyaningsih, penelitian ini mengangkat permasalahan: (1) bagaimana keterkaitan karakter Aji dengan isu psikologis Conduct Disorder?; (2) bagaimana pola asuh orang tua terhadap kepribadian Aji?; serta (3) bagaimana hubungan antara kisah Aji dengan falsafah Ngundhuh Wohing Pakarti?. Tujuan penelitian ini yaitu membuktikan adanya Conduct Disorder pada tokoh Aji menggunakan metode deskriptif kualitatif, Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, serta falsafah Ngundhuh Wohing Pakarti. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh Aji mengalami Conduct Disorder berdasarkan karakter yang ditunjukan dalam Cerkak. Pola asuh permisif yang dilakukan sang Ibu juga memperkuat penyebab Conduct Disorder yang dialami Aji. Falsafah Jawa Ngundhuh Wohing Pakarti yang diterima oleh Aji disebabkan oleh dirinya yang terlalu mengikuti hawa nepsu sehingga menderita sakit. Penelitian ini memberi kebaharuan penelitian dalam bidang psikologi karena menggunakan karya sastra cerkak dalam membahas Conduct Disorder. ......The adolescent phase is a transition from childhood to adulthood. Many changes occur such as physical, psychological, and psychosocial changes. Conduct Disorder is a behavioral disorder that is more commonly experienced by adolescents. Based on the story in Cerkak Ngeyel by Andrasari Setyaningsih, this research raises the issues: (1) how does Aji's character relate to the psychological issue of Conduct Disorder?; (2) how does parenting affect Aji's personality?; and (3) how is the relationship between Aji's story and the philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti? The purpose of this research is to prove the existence of Conduct Disorder in Aji's character using descriptive qualitative method, Sigmund Freud's Psychoanalysis Theory, and the philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti. The result of this research is that the character Aji experiences Conduct Disorder based on the characters shown in Cerkak. His mother's permissive parenting also strengthens the cause of Aji's Conduct Disorder. The Javanese philosophy of Ngundhuh Wohing Pakarti received by Aji is caused by him following his desires too much so that he suffers from illness. This research provides a novelty of research in the field of psychology because it uses cerkak literary works in discussing Conduct Disorder.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library