Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Hapsari
"Kanker leher rahim atau kanker serviks telah menjadi salah satu penyebab kematian dengan angka yang cukup tinggi tiap tahunnya di Indonesia. Oleh karena itu, penemuan akan obat anti kanker serviks yang lebih baik sangat dibutuhkan saat ini, dimana senyawa bahan alam yang berasal dari biota Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satunya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia. Salah satu cara pengobatan kanker serviks adalah dengan menganalisis cara kerja Human Papilloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks, terhadap manusia. Ternyata protein yang berasal dari HPV dapat menginduksi proses deasetilasi oleh Histone Deacetylase (HDAC) kelas II Homo sapiens, dimana deasetilasi dapat mengganggu transkripsi gen, sehingga dibutuhkan inhibitor HDAC untuk menghambat proses ini. Interaksi antara HDAC dengan inhibitor HDAC dianalisis dengan metode komputasi, lalu dilakukan penapisan berdasarkan beberapa parameter, sehingga didapatkan senyawa bahan alam dari Manado sebagai kandidat obat terbaik untuk terapi kanker leher rahim.

Cervical cancer has high rate of mortality in Indonesia every year. Because of that, it is important to find a better drug of anticancer for cervical cancer this time, and natural product from Indonesian biota be expected become one of a kind. It has purpose to increase the utilization of Indonesian natural resources. Cervical cancer curing can be done by analyzing the mechanism of Human Papilloma Virus (HPV), cervical cancer virus, towards human body. Evidently, HPV can induce deacetylation process by Histone Deacetylase (HDAC), deacetylation can disrupt gene transcription, and so inhibit this process by HDAC inhibitor becomes a solution. Interaction between HDAC and HDAC inhibitor can be analyzed by computation method, afterward it was screened by the parameters, with the result that Manado's natural product becomes the best drug lead for cervical cancer therapy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linggih Saputro
"Kanker serviks merupakan kanker kedua yang umum terjadi pada wanita yang da- pat menjadi ganas. Keganasan dapat disebabkan oleh deregulasi jalur sinyal Wnt/β- katenin. Inhibisi TNKS2 dengan ligan inhibitor dapat menjadi salah satu cara un- tuk menghentikan deregulasi ini. Ligan-ligan inhibitor yang berhasil terbentuk dari fragmen-fragmen akan ditapiskan secara in silico untuk mendapatkan ligan kandi- dat obat terbaik yang lebih baik dari ligan inhibitor standar. Ligan dengan kode 1-69 merupakan ligan inhibitor yang lebih baik jika dilihat dari energi pengikatan, kelarutan, total polar surface area.

Cervical cancer is the second most common cancer in women which can be ma- lignant. Malignancy can be caused by deregulation oleh Wnt/β-catenin signaling pathway. Inhibition of TNKS2 with ligand inhibitor can be an alternative way to stop this deregulation. All of the inhibitors which assembled from fragments were screened in silico to get the best hit which is better than standard inhibitor. Ligand with codename 1-69 is a better inhibitor than the standard in the term of binding energy, solubility and total polar surface area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Mustika Handayani
"Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 memiliki ancaman kesehatan yang signifikan bagi unggas dan manusia. Infeksi H5N1 di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, dengan tingkat mortalitas mencapai 83% pada periode 2005-2013. Namun, mutasi yang terjadi pada virus H5N1 menyebabkan virus H5N1 menjadi resisten terhadap agen antiviral komersial, seperti oseltamivir dan zanamivir. Oleh karena itu, diperlukan agen antiviral yang lebih potensial. Pada penelitian ini, dilakukan penapisan virtual senyawa bahan alam flavonoid dari Indonesia sebagai inhibitor neuraminidase virus H5N1. Penapisan dilakukan terhadap 491 senyawa flavonoid yang diperoleh dari HerbalDB. Molecular docking dan dynamics dilakukan dengan menggunakan MOE 2008.10. Prediksi karakter ADMET (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi, Toksisitas), bioaktivitas, bioavailabilitas, farmakologi, serta potensi karsonogenisitas-mutagenisitas juga dilakukan untuk memperoleh kandidat obat terbaik. Penelitian ini menghasilkan kaempferol 3-rhamnosil-(1-3)-rhamnosil-(1-6)-glukosida sebagai kandidat obat terbaik. Studi molecular dynamics menunjukkan bahwa senyawa ini stabil pada 312 K.

Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 poses a significant threath for animal and human health worldwide. The number of H5N1 infection in Indonesia is the highest during 2005-2013, with mortality rate up to 83%. Mutation occured in H5N1 strain made it resistant to commercial antiviral agents such as oseltamivir and zanamivir, so more potent antiviral agent is needed. In this study, virtual screening of Indonesian flavonoid as neuraminidase inhibitor of H5N1 was conducted. Total 491 flavonoid compound obtained from HerbalDB were screened. Molecular docking and dynamics were performed using MOE 2008.10. Prediction of ADMET (Absorption, Distribution, Metabolism, Excretion, and Toxicity), bioavailability, bioactivity, and pharmacology character, as well as potency for carcinogenicity and mutagenicity were conducted to obtain the best ligand. This research resulted kaempferol 3-rhamnosyl-(1-3)-rhamnosyl-(1-6)-glucoside as the best drug lead. Molecular dynamics study revealed that this compound was stable at 312 K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkyana Avissa
"Avian Influenza diakibatkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang dapat mengalami mutasi sehingga antigennya, neuraminidase dan haemaglutinin, dapat beradaptasi dan menjadi lebih patogen dari sebelumnya serta resisten terhadap obatobatan yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu obat baru yang dapat digunakan secara umum, yaitu jenis inhibitor neuraminidase. Pada penelitian ini 300 senyawa stibenoid diujicobakan terhadap neuraminidase H5N1 strain Indonesia secara in silico. 61 ligan senyawa stilbenoid memiliki energi ikatan lebih rendah dibandingkan standar oseltamivir karboksilat dan zanamivir. 30 ligan terbaik diuji sifat fisika dan kimianya, sebagian ligan tidak memenuhi Lipinski’s rule of five. Terdapat 2 (dua) senyawa beresiko genotoksik dan karsinogenik berdasarkan hasil uji toksikologi. Terdapat 11 ligan yang memiliki drug score cukup baik. Berdasarkan uji farmakologi dan efek kesehatan, diperoleh 2 (dua) ligan yang berpotensi baik. Ligan terbaik dipilih berdasarkan efek negatif terhadap kesehatan yang lebih sedikit adalah gnetumontanin A dari spesies Gnetum montanum. Kestabilan kompleks dengan ligan terbaik diuji kestabilannya dengan keberadaan pelarut menggunakan simulasi dinamika molekul. Berdasarkan hasil RMSD dinamika molekul pada suhu 310 dan 312 K kompleks enzim-ligan memiliki kestabilan yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kandidat inhibitor neuraminidase yang lebih potensial.

Avian Influenza is a respiratory disease caused by influenza A virus subtype H5N1 which can undergo mutation in its antigens, neuraminidase and haemaglutinin, and build a much more pathogenic virus. The mutation leads to resistance towards standard drugs. Therefore, a new drug that can be used in general which is the types of neuraminidase inhibitors is an urgent need. In this research, 300 stilbenoid compounds were tested to neuraminidase H5N1 Indonesia strain by using in silico method. According to the result of molecular docking, 61 ligands have binding energy lower than standard oseltamivir acid and zanamivir. 30 ligands were tested toward its physical chemistry properties, half of those ligands could not fulfil Lipinski's rule of five. Virtual toxicity test were done and only 2 ligand is potent to be genotoxic carcinogenic. Only 11 ligands have good drug scores, and only 2 of them are potential to be developed as new oral-drugs based on pharmacology and health effect test. The best ligand selected by lower negative health effect is gnetumontanin A which can be isolated from plant species Gnetum montanum. Stability of enzyme-best ligan complex with the addition of solvent were tested in molecular dynamic simulation. RMSD curve of dynamic simulation shows that the complex is stable while conducted in 310 and 312 K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghaazi Azzuhdi
"Middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) telah menjadi wabah saat ini, infeksi MERS-CoV menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pencernaan, bahkan menyebabkan kematian dengan rata-rata kematian yang disebabkan infeksi MERS-CoV mencapai 50%. Sampai saat ini belum ditemukannya vaksin atau obat yang efektif untuk mengurangi infeksi MERS-CoV. papain-like protease (PLpro) bertanggung jawab untuk melepaskan potein nonstruktual yang berperan penting dalam proses pematangan virus. Dengan menginhibisi papain-like protease (PLpro) dengan suatu ligan, akan menghambat proses pelepasan protein nonstruktural, sehingga mengurangi infeksi yang diakibatkan oleh virus MERS-CoV.
Melalui studi bioinformatika dengan metode molecular docking dan melalui analisis drug scan, didapatkan inhibitor berbasiskan senyawa peptida siklis komersial yang dapat berikatan dengan PLpro dan mengurangi proses infeksi yaitu Aldosterone Secretion Inhibiting Factor (1-35) (bovine). Melalui analisis molecular dynamics, inhibitor ini stabil dalam tubuh baik dalam keadaan normal (310 K) dan keadaan demam (312 K), sehingga senyawa Aldosterone Secretion Inhibiting Factor (1-35) (bovine) berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat terbarukan MERS-CoV.

Middle east respiratory syndrome (MERS-CoV) has become the current outbreak, MERS-CoV infection results in illness in respiratory system, digestive, and even lad to death with an average mortality caused by MERS-CoV infection reaches 50%. Until now no effective vaccine or drug to ward off MERS-CoV infection. Papain-like protease (PLpro), is responsible for cleavage of nonstructural potein that is important for viral maturation. Inhibition the papain-like protease (PLpro) with a ligand will block the cleavage process of nonstructural protein, thus reduce the infection of MERS-CoV.
Through of bionformatics study with molecular docking, molecular dynamics and drug scan analysis, Aldosterone Secretion Inhibiting Factor (1-35) (bovine) was obtained as a inhibitor of commercial cyclic peptide, it can inhibit the papain-like protease (PLpro) and reduce infection process. With molecular dynamics analysis, this inhibitor was stable at normal body temperature (310 K) and fever temperature (312 K), with the result that Aldosterone Secretion Inhibiting Factor (1-35) (bovine) has a potential as novel candidate drug.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilyatuz Zahroh
"Dengue merupakan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) dan ditularkan oleh nyamuk dari manusia satu ke manusia lainnya. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus dengue terbanyak di ASEAN. Pengobatan untuk penyakit dengue saat ini hanyalah berupa terapi pendukung, dan belum tersedia obat antiviral untuk dengue. Dengan demikian, penelitian mengenai obat antiviral terhadap dengue sangat penting, terutama untuk mencegah ledakan wabah. Dalam penelitian ini, pengembangan obat antiviral untuk dengue dilakukan melalui inhibisi celah pengikatan β-OG pada protein envelope DENV menggunakan beberapa analog dari senyawa yang dapat mengikat kantong β-OG tersebut. Senyawa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 828 senyawa dan seluruhnya ditapis berdasarkan hasil analisis molecular docking, prediksi sifat farmakologis senyawa dan simulasi dinamika molekul. Hasil analisis ketiga tahap tersebut didapatkan ligan terbaik adalah 5-(3,4-dichlorophenyl)-N-[2-(p-tolyl)benzotriazol-5-yl]furan-2-carboxamide yang berpotensi untuk digunakan sebagai kandidat obat antiviral dengue.

Dengue is an infectious disease caused by dengue virus (DENV) and transmitted between human hosts by mosquitoes. Nowaday, Indonesia is recorded as a country with the highest cases of dengue in ASEAN. Current treatment for dengue disease is supportive therapy; there is no antiviral drug against dengue available on the market. Therefore, the research about antiviral drug against dengue is very important, especially to prevent the outbreak explosion. In this research, the development of dengue antiviral is conducted through the inhibition of β-OG binding pocket on Envelope protein of DENV by using analogs of β-OG pocket binder. There are 828 compounds used in this study and all of them were screened based on the analysis of molecular docking, pharmacological character prediction of the compounds and molecular dynamics simulation. The result of these analyses revealed the compound that can be used as an antiviral candidate against dengue virus is 5-(3,4-dichlorophenyl)-N-[2-(p-tolyl)benzotriazol-5-yl]furan-2-carboxamide."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Husein Alkaff
"Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) merupakan spesies dari genus Ebolavirus yang paling mematikan dengan case fatality rate sebesar 76% (CI 95%). Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi EHF. Salah satu target terapi yang belum banyak dikembangkan adalah antiviral berbasis inhibitor N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain). GP2 ectodomain adalah glikoprotein yang memiliki peran penting dalam proses masuknya EBOV ke dalam sitoplasma sel melalui mekanisme endositosis.
Pada penelitian ini, dilakukan penapisan terhadap peptida siklis komersial terkonjugasi peptida protein Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) sebagai inhibitor EBOV NHR GP2 ectodomain melalui analisis in silico. Penapisan dilakukan terhadap peptida siklis yang berasal dari perusahaan kimia yang merupakan produsen peptida tersebut. Konjugasi dengan peptida protein HIV-1 tat bertujuan agar peptida siklis komersial dapat terakumulasi di endosom.
Penambatan molekul dan dinamika molekul dilakukan untuk menentukan ligan dengan kemampuan inhibisi terbaik. Prediksi sifat farmakologi ligan juga dilakukan untuk mendapatkan kandidat obat terbaik. Berdasarkan tahapan penapisan tersebut, ligan 023 diketahui memiliki potensi sebagai kandidat obat terbaik. Ligan ini perlu untuk diuji lebih lanjut pada analisis in vitro, in vivo, hingga tahap uji klinis agar ligan dapat menjadi obat untuk terapi infeksi virus Ebola.

Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) is a disease caused by viruses from genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) is the deadliest species from genus Ebolavirus which has 76% (CI 95%) case fatality rate. Up until now, there are no U.S. Food and Drug Administration (FDA) approved vaccines or drugs to treat EHF. Antiviral based on N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain) inhibitor is one treatment that has not well developed. GP2 ectodomain is glycoprotein which has important role in the process of EBOV entry into cell through endocytotic mechanism.
In this study, the screening of commercial cyclic peptide conjugated to protein peptide Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) as inhibitor of EBOV NHR GP2 ectodomain thourgh in silico analysis was done. The screening was done to cyclic peptide from the selected chemical company. Conjugation of cyclic peptide to peptide HIV-1 tat was done in order to accumulate the peptide inside the endosome. Molecular docking and molecular dynamics was done to select the peptides which have the best inhibition propeties.
Prediction of pharmacological properties of the peptides was done to choose the best drug candidate. The result of screening porcesses shows that ligand 023 has highest potency as drug lead. The ligand needs to undergo futher analysis in in vitro, in vivo, and clinical trial to ensure that this ligan can act as drug for Ebola virus infection.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library