Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silviana Swastiningtyas
"Skripsi ini membahas perbedaan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi anak usia ±12 tahun antara kelas unggulan dan reguler di MTsN Pagedangan. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian cross sectional study dengan jumlah responden 100 orang. Hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan bermakna pada perilaku (p=0,036), pengetahuan (p=0,015) dan tindakan (p=0,001) pemeliharaan kesehatan gigi antara kelas unggulan dan kelas reguler. Namun pada aspek sikap (p=0,613) dan status karies gigi (DMFT) (p=0,606) tidak terlihat perbedaan bermakna. Kesimpulan penelitian ini adalah kelas unggulan memiliki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang lebih baik daripada kelas reguler.

The focus of this study is the differences between dental healthcare behavior of children aged 12-year-olds between unggulan and reguler classes in MTsN Pagedangan. This research is an analytical research with cross sectional study by the number of respondents are 100 students. Research results are there is significant difference of dental healthcare behavior (p=0,036), at the level of knowledge (p=0,015) and action (p=0,001) between unggulan and reguler classes, but there is no significant difference on the attitude aspect (p=0,613) and dental caries status (DMF-T) (p=0,606). The conclusion is unggulan class has a better dental healthcare behavior than reguler class."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Namora
"Di Indonesia laporan mengenai keparahan karies gigi berdasarkan indeks def-t/DMFT dan indeks pufa/PUFA masih langka. Tujuan penelitian ini diketahuinya tingkat keparahan karies gigi pada murid sekolah dasar di daerah tertinggal dan perkotaan. Penelitian ini adalah survey deskriptif.
Hasil penelitian status keparahan karies gigi di daerah perkotaan menurut indeks def-t 3,38, indeks DMF-T 0,54, indeks pufa 0,83, indeks PUFA 0,07, rasio pufa 28,6%. Status keparahan karies gigi di daerah tertinggal menurut indeks pufa 1,63 dan indeks PUFA 0,4. Indeks def-t/DMF-T berkaitan dengan pencegahan karies gigi. Indeks pufa/PUFA berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

In Indonesia research about caries severity in accordance to dmft and pufa index is infrequent. The purpose is knowing level of caries severity between rural and urban area. This study is using descriptive survey studies as methode. Caries severity status in elementary school students in urban area according to deft index is 3.38, DMFT index 0,54, pufa index 0.83, PUFA index 0,07, Pufa Ratio 28,6%.
Caries severity status in elementary school students in rural area according to pufa index is 1,63 and PUFA index 0,4. def-t/DMF-T index is related to caries prevention strategy. Pufa/PUFA index is related to health service.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Agustanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan status kesehatan gingiva yang dilihat dari perubahan indeks plak dan indeks gingiva setelah pemakaian pasta gigi berbahan aktif Dipotassium glycyrrhizinate (GK2) dan Isopropyl methylphenol (IPMP). Dalam penelitian, 59 subjek dengan gingivitis ringan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol (menyikat gigi dengan pasta gigi kontrol) sebanyak 30 orang dan kelompok uji (menyikat gigi dengan pasta gigi berbahan aktif GK2 dan IPMP) sebanyak 29 orang. Subjek diberikan sikat gigi yang sama dan diinstruksikan untuk menyikat gigi dua kali sehari dengan metode Bass dan teknik single rinse selama dua menit. Skor indeks plak dan indeks gingiva diukur sebelum, setelah dua bulan, dan tiga bulan pemakaian pasta gigi pada pagi hari sebelum makan. Skor indeks plak dan indeks gingiva mengalami penurunan yang bermakna setelah tiga bulan pemakaian pada kedua jenis pasta gigi. Terjadi penurunan skor indeks plak dan indeks gingiva yang lebih besar pada kelompok uji, tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol. Pasta gigi berbahan aktif GK2 dan IPMP memiliki potensi yang lebih baik dalam meningkatkan status kesehatan gingiva.

The aim of this study is to investigate change in gingival health status based on the change of plaque index and gingival index after the usage of toothpaste with active ingredients: Dipotassium glycyrrhizinate (GK2) and Isopropyl methylphenol (IPMP). In this study, fifty nine subjects with mild gingivitis were divided into two groups which are control group (using control toothpaste) consist of thirty subjects and experimental group (using toothpaste with active ingredients: GK2 and IPMP) consist of twenty nine subjects. Subjects were given the same toothbrush and instructed to brush their teeth twice a day by Bass method and single-rinse technique for two minutes. Plaque index and gingival index scores were measured before, after two months, three month of toothpaste usage in the morning before meal. Plaque index and gingival index scores decreased significantly after three months usage of both types of toothpaste. There was a greater decrease in plaque index and gingival index scores in experimental group, but statistically there was no significant difference than control group. Toothpaste with active ingredients: GK2 and IPMP have a greater potential in improving gingival health status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Ghaliyah
"Penelitian bertujuan memperoleh informasi mengenai perubahan hasil salivary occult blood test (SOBT) dan skor indeks bleeding on probing pada pemakaian pasta gigi mengandung dipotassium glycyrrhizinate (GK2) dan isopropyl methylphenol (IPMP). Enam puluh subjek dibagi menjadi kelompok kontrol (menyikat gigi dengan pasta gigi konvensional) dan kelompok uji (dengan pasta gigi mengandung GK2 dan IPMP). Hasil menunjukan terdapat perbedaan bermakna penurunan hasil SOBT dan indeks BOP antara kedua kelompok setelah pemakaian selama tiga bulan (uji McNemar dan uji Mann-Whitney; p<0,05). GK2 dan IPMP pada pasta gigi menurunkan hasil SOBT dan indeks BOP lebih besar dibandingkan pasta gigi konvensional.

The aim of study is to obtain information on changes in salivary occult blood test results (SOBT) and bleeding on probing index scores on the use of toothpaste containing dipotassium glycyrrhizinate (GK2) and isopropyl methylphenol (IPMP). Sixty subjects are divided into a control group (conventional toothpaste) and test group (containing GK2 and IPMP). There are significant differences in reduction SOBT yield and BOP index between two groups after use for three months (the McNemar test and Mann-Whitney test, p <0.05). GK2 and IPMP on toothpaste are proven to reduce SOBT results and BOP index greater than conventional toothpaste."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Humaira
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat perbaikan absolut pada lesi dini email secara in vivo akibat penggunaan pasta gigi yang mengandung nano CaCO3 dengan pasta gigi non-nano CaCO3 yang diperiksa menggunakan DIAGNOdent Pen. Dalam penelitian ini, empat puluh subjek yang sehat, berpuasa pada hari pemeriksaan, dan hasil pembacaan DIAGNOdent Pen menunjukkan angka 14-29 (demineralisasi lapisan email) dibagi secara acak menjadi dua kelompok. Kelompok non-nano CaCO3 dan kelompok nano CaCO3 masing-masing kelompok berisi dua puluh subjek.
Seluruh subjek diminta untuk menyikat gigi menggunakan pasta gigi sesuai dengan kelompok penelitiannya. Periode pengujian berlangsung selama empat belas hari. Tingkat perbaikan absolut pada lesi dini email dievaluasi menggunakan DIAGNOdent Pen pada saat sebelum dan sesudah 14 hari perlakuan.
Hasil dari kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan menggunakan uji statistik, Mann-Whitney. Tingkat perbaikan absolut pada pasta gigi nano CaCO3 berbeda bermakna dengan pasta non-nano CaCO3. Dapat disimpulkan bahwa, pasta gigi yang mengandung nano CaCO3 memiliki potensi yang lebih besar dalam memperbaiki lesi dini karies email dibandingkan pasta gigi non-nano CaCO3.

The aim of this study was to compare the degree of absolute repair of teeth in an early email lesion in vivo between the use of toothpaste containing nano CaCO3 and toothpaste containing non-nano CaCO3 as measured by DIAGNOdent Pen. In this study, fourty subjects with good general state of health, fasting at the examination day, and showed the reading of DIAGNOdent Pen at 14-29 (demineralization of the enamel layer) were divided into two groups by randomization. Non-nano CaCO3 toothpaste group consisted of twenty subjects and Nano CaCO3 toothpaste consists of twenty subjects.
All subjects are instructed to brush their teeth using the assigned toothpaste. Testing period lasted for fourteen days. The degree of repair were evaluated using DIAGNOdent Pen before, and after fourteen days of use.
The result obtained between two groups were compared statistically using Mann-Whitney U test. Degree of absolute repair in test group was statistically different with control group. It can be concluded that, toothpaste containing nano CaCO3 have greater potential in repairing early carious lesion compared to toothpaste containing non-nano CaCO3.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinebar Sekar Sukomasaji
"Latar Belakang: Prevalensi karies gigi di Indonesia 90% (2010). "Suku Anak Dalam" di pedalaman hutan Provinsi Jambi menganut paham animisme yang mempunyai pantangan menggunakan pasta gigi. Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan murid "Sokola Rimba" serta kaitannya dengan kepercayaan memelihara kesehatan gigi dan mulut terhadap risiko karies gigi. Metode: Deskriptif kualitatif etnografi dan kuantitatif cross-sectional dengan metode convenience sampling. Hasil Penelitian: Status karies gigi menurut indeks deft anak usia 5-10 tahun 5,18; indeks DMFT anak usia 5-10 tahun 4,59 dan remaja usia 12-18 tahun 16,53. Kesimpulan: Status karies gigi berkaitan dengan perilaku dan kepercayaan masyarakat "Suku Anak Dalam".

Background: Prevalence of caries in Indonesia is 90% (2010). "Suku Anak Dalam" in the jungle of Jambi Province believed in animism which prohibits the use of toothpaste. Objective: To identify the knowledge, attitudes, and practice "Sokola Rimba" students with its relation to the belief of maintaining dental and oral health on the risk of dental caries. Methods: Descriptive qualitative ethnographic and quantitative cross-sectional with convenience sampling method. Result: Caries status according to def-t index 5,18 children 5-10 years of age; DMF-T index of 4,59 children aged 5-10 years and adolescents aged 12-18 years are 16,53. Caries severity is related to the behavior and beliefs in "Suku Anak Dalam"."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Hanifah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 proporsi anak kelompok usia 1-4 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut gigi yaitu 10,4% dan proporsi anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut gigi yaitu 28.9%. Penyakit yang paling sering terjadi adalah karies gigi. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan terhadap faktor risiko karies gigi. Tujuan : Mengetahui perubahan pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer saliva sebelum dan sesudah berkumur susu pada murid tk al-quran wattalim cipinang besar utara. Metode: Desain studi adalah eksperimental. Subjek penelitian adalah  37 murid TK  yang dipilih melalui metode purposive sampling. 37 murid TK dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok perlakuan 1 berkumur susu dan menyikat gigi setiap hari di sekolah sebanyak 20 murid, sedangkan
kelompok perlakuan 2 menyikat gigi setiap hari di sekolah sebanyak 17 murid. Seluruh guru diberikan edukasi mengenai cara memelihara kesehatan gigi dan mulut anak kemudian mengajarkannya kepada murid. Status kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut murid dinilai menggunakan indeks dmf-t, pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer. Evaluasi pemeriksaan dilakukan sesudah 21 hari untuk menilai  pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer Hasil : Terdapat peningkatan pH plak secara bermakna (p=0.001), peningkatan pH saliva secara bermakna (p=0.033), peningkatan kapasitas buffer secara bermakna (p=0.004). Kesimpulan : Adanya perubahan pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer saliva sesudah  berkumur susu yaitu
peningkatan yang bermakna pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Abdurrahman
"Latar belakang: Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut yaitu 28,9%. Penyakit yang paling sering terjadi adalah karies gigi yang salah satu penyebabnya adalah plak gigi, sehingga dibutuhkan bahan yang dapat menghambat pembentukan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis terhadap indeks plak anak usia 7-10 tahun di SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, Jakarta Timur.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan menggunakan one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan dengan membandingkan rata-rata indeks plak anak sebelum dan sesudah aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis. Aplikasi dilakukan sekali sehari selama empat minggu. Subjek penelitian adalah 32 anak (CPP-ACP Propolis n=16; CPP-ACP n=16) usia 7-10 tahun yang dipilih melalui metode purposive sampling. Rata-rata indeks plak diperoleh dengan pengukuran menggunakan modifikasi metode indeks plak Loe dan Silness yang dilakukan sebelum dan sesudah aplikasi hari ke-7, 14, dan 28.
Hasil: Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan indeks plak setelah aplikasi selama empat minggu. Pada kelompok aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,79 turun menjadi 0,97 pada hari ke-28. Sedangkan pada kelompok aplikasi CPP-ACP tanpa propolis, indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,72 kemudian pada hari ke-28 turun menjadi 1,18.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis selama empat minggu terhadap indeks plak.

Background: According to the 2013 Basic Health Research, the proportion of children in the population of 5-9 years who had dental and oral problems was 28.9%. The most common disease is dental caries, which one of the causes is dental plaque. Therefore, materials which can inhibit the formation of dental plaque are needed.
Objective: To determine the effect of the application of CPP-ACP containing propolis and without propolis against plaque index of children aged 7-10 years at SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, East Jakarta.
Methods: This research was a quasi-experimental study using one group pretest-posttest design. The research was conducted by comparing the plaque index mean of children before and after the CPP-ACP application containing Propolis and without Propolis. Application is carried out once a day for four weeks. The research subjects were 32 children (CPP-ACP Propolis n= 16; CPP-ACP n=16) ages 7-10 years who were selected through a purposive sampling method. The plaque index mean was obtained by measurement using a modification of the Loe and Silness plaque index method carried out before and after the application of the 7th, 14th, and 28th days.
Results: Both groups experienced a decrease in plaque index after application for four weeks. In the CPP-ACP Propolis, plaque index mean at the initial examination was 1.79 then dropped to 0.97 on the 28th day. Whereas in the CPP-ACP without Propolis, the plaque index mean at the initial examination was 1.72 then on the 28th day it dropped to 1.18.
Conclusion: There was no significant difference in the effect of the application of CPP-ACP containing Propolis and without Propolis for four weeks on the plaque index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, William Carlos
"ABSTRAK
Latar belakang: Kecemasan dental merupakan respon stress pasien terhadap keadaan spesifik terkait perawatan dental. Ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi merupakan perawatan dalam bedah kedokteran gigi yang paling sering menimbulkan kecemasan. Musik mengambil peran dalam mengurangi kecemasan pasien saat prosedur ekstraksi tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh musik pilihan pasien pada saat ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi terhadap kecemasan dan membandingkannya dengan musik klasik. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental single-blinded acak dengan kontrol di RSKGM FKG UI. Intervensi menggunakan musik dengan alat BoseÒ SoundWearÔ untuk memutarkan musik. Subjek penelitian dibagi dalam 3 kelompok : Musik Pilihan Pasien, Musik Klasik, dan Kontrol (tanpa musik). Operator ekstraksi adalah Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut FKG UI. Pengukuran kecemasan menggunakan MDAS, APAIS, VAS, dan mengukur tanda vital. Pengukuran tanda vital, tekanan darah dan frekuensi nadi, menggunakan OMRON HEM-7130, JAPAN. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis bivariat Paired T-Test dan Independent T-Test pada setiap kelompoknya. Hasil : Terdapat pengurangan rata rata skor total tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok (A) musik pilihan pasien dan kelompok (B) musik klasik yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS (p < 0,05). Kelompok kontrol menunjukkan peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi sesudah intervensi (p < 0,05). Kesimpulan : Musik pilihan pasien dan musik klasik memberikan efek dalam mengurangi kecemasan pasien yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS dibandingkan tanpa menggunakan musik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Muthi`ah
"Latar Belakang: Kader kesehatan dan ibu hamil Indonesia belum cukup menerima pelatihan khusus sehingga kurang pengetahuan tentang penyakit periodontal yang berisiko terhadap kehamilan dan kelahiran bayi.Model pelatihan berbasis teori 9 langkah mencakup tahapan identifikasi masalah hingga evaluasi yang dapat diterapkan pada program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan tentang penyakit periodontal yang berisiko terhadap kehamilan dan kelahiran bayi. Metode: Kuantitatif pra-eksperimental dengan one group comparison pre test-post test design.Pelatihan 9 langkah diberikan pada 53 kader kesehatan Puskesmas Pulo Gadung Jakarta Timur oleh dokter gigi. 50 ibu hamil diberi pendidikan setelahnya oleh kader kesehatan.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil(α=0,05;p-value=0,000 dengan uji Wilcoxon). Tidak ada perbedaan bermakna antara flip chart dan kartu puzzle dalam meningkatkan pengetahuan kader(p-value = 0,969 dengan uji t-independent)dan ibu hamil (p=0,359 dengan uji Mann Whitney).
Kesimpulan: Model pelatihan berbasis teori 9 langkah efektif meningkatkan pengetahuan kader kesehatan. Flip chart dan kartu puzzle sama efektif meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil.

Background: Indonesian health cadres and pregnant women have not received enough specific training so there is a lack of knowledge about periodontal disease that are risk for pregnancy and childbirth.The 9 step theory based training model covers the stage of problem identification to evaluation that can be applied to dental and oral health education programs. Purpose: Increasing knowledge of health cadres about periodontal disease that are at risk for pregnancy and childbirth.
Methods: Quantitative pre-experimental with one group comparison pre test-post test design.9 step training was given to 53 health cadres by dentist in Puskesmas Pulo Gadung,East Jakarta.50 pregnant women were given education afterwards by health cadres.
Results: There is an increase of health cadres and pregnant women knowledge (α=0,05;p-value = 0,000).There is no significant difference between flip chart and puzzle card (health cadres p-value = 0,969 ; pregnant women p-value = 0,359). Conclusion: The 9 step theory based training model effectively increases knowledge of health cadres.Flip chart and puzzle card are equally effective.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>