Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Pradipta Arsyad
"ABSTRAK

Penyimpanan energi panas sistem adsorpsi memiliki reaksi bolak-balik dimana terjadi reaksi eksotermik ketika proses adsorpsi dan reaksi endotermik ketika proses desorpsi. Sistem ini memungkinkan penyimpanan panas untuk sumber energi yang tidak kontinu seperti sumber energi matahari dan sisa panas buang industri. Ketika proses adsorpsi berlangsung, panas dilepaskan dari adsorben dan dihitung sebagai jumlah panas adsorpsi yang dapat disimpan. Zeolite alam merupakan adsorben dengan potensi yang cukup besar mengingat panas adsorpsi yang cukup tinggi, karakteristiknya yang berporos, luas permukaan yang besar, dan kemampuannya untuk meng-adsorp molekul yang sangat kecil seperti air. Selain itu, zeolite alam merupakan bahan alami yang potensi sumber dayanya cukup besar di Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap kemampuan penyimpanan panas sistem adsorpsi menggunakan pasangan zeolite alam-air sebagai adsorben-adsorbat untuk temperature pemanasan 160°C dengan variasi temperature adsorber dan evaporator (30°C, 35°C, 40°C). Didapatkan bahwa densitas energi paling besar didapatkan pada temperature 40°C sebesar 69.65 kWh/m3. Terlebih lagi, zeolite alam dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kemampuannya mengadsorp air dan menyimpan panas lebih banyak.


ABSTRACT
Adsorption thermal energy storage has reversible reaction which are exothermic in adsorption reaction and endothermic in desorption reaction. This system is a promising technology for the storage of intermittent energy, such as solar power and industrial waste heat. During the adsorption reaction, heats are released and calculated as the amount of energy that can be stored. Natural zeolite is a potential adsorbent due to its high heat of adsorption, porous structure, high surface area and ability to adsorb small molecule such as water. Moreover, Indonesia has quite a lot of zeolite resourches. In this research, we analyze the storage performance of adsorption thermal energy storage using natural zeolite-water as a pair for charging temperature of 160°C at different evaporator and adsorber temperature ranges (30°C, 35°C, 40°C). As the result, the highest energy density reached at temperature 40°C with 69.65 kWh/m3. Furthermore, natural zeolite can be developed as it can be modified to enhance its ability to adsorb water.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred Kampira Levison
"Tesis ini menyelidiki penerapan multi-ojective genetic algorithm untuk mengurangi konsumsi energi dalam sistem heating, ventilation dan air conditioning (HVAC) sekaligus meningkatkan kenyamanan termal melalui kontrol prediktif pengoperasian pompa. Penelitian ini memanfaatkan EnergyPlus dan OpenStudio untuk memodelkan kinerja energi Makara Art Center, sebuah gedung di Universitas Indonesia. Optimasi multi-objective dinamis kemudian dilakukan pada model tersebut, khususnya pada laju aliran massa pompa boiler dan pompa chiller. Simulasi Energyplus dan MATLAB dijalankan secara paralel di Building Control Virtual Test Bed (BCVTB) untuk menilai peningkatan kenyamanan termal sekaligus meminimalkan kebutuhan energi menggunakan model yang dioptimalkan. Hasilnya menunjukkan pengurangan konsumsi energi secara signifikan sebesar 32% tanpa mengurangi kenyamanan termal. Hal ini menunjukkan potensi optimasi multi-objective sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi sistem HVAC di gedung.

This thesis investigates the application of multi-objective dynamic optimization to reduce energy consumption in Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) systems while improving thermal comfort through pump operation predictive control. The study utilizes EnergyPlus and OpenStudio to model the energy performance of Makara Art Center, a building at the University of Indonesia. A dynamic multi-objective optimization is then conducted on the model, particularly in the boiler and chiller pumps mass flowrates. Co-simultion between Energyplus and MATLAB is run in Building Control Virtual Test Bed (BCVTB) to assess the improvememnt on thermal comfort while minimizing energy demand using the optimized model. The results demonstrate a significant 32% reduction in energy consumption without compromising thermal comfort. This highlights the potential of data driven multi-objective optimization as a valuable tool for improving HVAC system efficiency in buildings."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faqih
"Banyak aplikasi dan proses-proses di industri yang membutuhkan temperatur pendinginan sangat rendah, bahkan bidang biomedis membutuhkan cold storage yang mampu mendinginkan hingga temperatur -80°C. Penggunaan sistem refrigerasi siklus tunggal pada aplikasi temperatur sangat rendah menjadi tidak ekonomis karena tinggi nya rasio tekanan dan juga menghasilkan efek pendinginan yang tidak efektif karena rendah nya tekanan evaporasi, sehingga digunakan sistem refrigerasi cascade. Penggunaan refrigeran alamiah, seperti campuran karbon dioksida dan hidrokarbon merupakan alternatif dari penggunaan refrigeran yang mengandung bahan perusak lapisan ozon dan pemanasan global. Pada penelitian ini, dilakukan analisis termodinamika untuk menentukan komposisi campuran karbon dioksida dan hidrokarbon yang optimum. Selanjutnya, dilakukan optimisasi secara termoekonomi untuk menentukan kondisi operasi yang optimum dari sistem refrigerasi cascade, dimana peningkatan efisiensi exergy merupakan sasaran optimisasi secara termodinamika, sedangkan meminimumkan pengeluaran biaya tahunan merupakan sasaran optimisasi secara ekonomi.

There are many industrial applications and processes in which ultra-low temperature is necessary, even the biomedical preservation that needs cold storage providing temperature about -80°C. The use of single cycle refrigeration system for ultra-low temperature application is economically unacceptable caused by the high pressure ratio and results the ineffective evaporating effect as the low evaporating pressure, hence the cascade refrigeration system is applied. Natural refrigerants, such as carbon dioxide and hydrocarbon will be the alternative solutions of the used of ozon depleting and global warming effect refrigerants. In this research, thermodynamic analysis is applied to decide the optimum composition of the mixtures between carbon dioxide and hydrocarbon. Furthermore, thermoeconomic optimization results the optimum operating conditions of the cascade refrigeration system where the increasing of exergetic efficiency is the thermodynamic objective, while the minimization of the annual cost is the economic objective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Gidion Maruli Tua Diondihon
"Tempurung kelapa awalnya merupakan produk yang jarang digunakan, namun kini tempurung kelapa sudah berkembang menjadi barang komoditas yang bersaing di pasar international. Salah satu produk turunan dari tempurung kelapa adalah briket. Tercatat pada 2019 indonesia sudah mengekspor 467.050 Ton briket kelapa ke seluruh dunia dengan nilai ekspor USD 151,9 juta tumbuh 4,69% YoY 2018 . Dengan meningkatnya produksi briket, perlu dilakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari industri briket arang kelapa. Disamping produk jadi yang menghasilkan emisi ketika digunakan, proses pengolahan dan produksi briket sendiri juga menghasilkan emisi. Emisi tersebut berasal dari proses awal yaitu transportasi bahan baku, proses produksi hingga proses pengemasan dan pengiriman barang jadi. Pada proses distribusi, emisi akan dihasilkan dari mesin kendaraan. Pada proses produksi emisi akan berasal dari penggunaan motor listrik dan mesin oven serta penggunaan alat listrik pada proses pengemasan.Dilakukan penelitian dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungannya, penelitian ini menilai dampak lingkungan yang dihasilkan dari daur hidup briket arang kelapa, kemudian dilakukan improvement. Penyumbang terbesar terhadap dampak lingkungan terbesar ada pada tahap drying, dimana proses drying berkontribusi rata rata sebesar 52% dari keseluruhan proses produksi diikuti proses mixing, blending dan molding dengan persentase 27,7%. Dari ketiga raw material, dampak terbesar dihasilkan oleh arang kelapa berkontribusi sebesar 55,3% diikuti tapioka sebesar 44,68% dan air 0,01%. Dan hasil improvement menunjukan hasil positif dari setiap aspek yang terdampak diperoleh hasil bahwa skenario improvement lebih baik dari skenario existing dengan melakukan perubahan variabel jarak pengiriman raw material serta durasi mixing akhirnya mencatatkan emisi dampak lingkungan yang lebih rendah.

Coconut shells, once rarely utilized, have now become a valuable international commodity, particularly as raw material for briquettes. In 2019, Indonesia exported 467,050 tons of coconut briquettes valued at USD 151.9 million, marking a 4.69% increase from 2018. This growth was supported by 350 briquette producers in Indonesia. Coconut briquettes are used in various countries, including those in Asia, the Middle East, and Europe, for cooking and as hookah fuel. Additionally, coconut charcoal can be used as activated carbon. Coconut briquettes are considered a new and renewable energy source (NRE) due to their high heat output and low emissions. However, their production process also generates CO2 emissions that negatively impact the environment. The research was conducted at PT. ABC, located in Bogor, using Life Cycle Assessment (LCA) to measure its environmental impact. This study assesses the environmental impacts generated from the life cycle of coconut charcoal briquettes and subsequently implements improvements. The results of these improvements show positive outcomes in all affected aspects, indicating that the improvement scenario is better than the existing scenario. Changes in the variables such as the distance of raw material transportation and mixing duration resulted in lower environmental impact emissions were recorded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Husain Wicaksono
"Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan telah menyebabkan pencemaran lingkungan, kelangkaan energi, dan perubahan iklim yang merupakan hambatan utama bagi pertumbuhan berkelanjutan. Kekhawatiran global terhadap dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil telah mendorong minat untuk mencari dan menggunakan teknik-teknik penghematan energi dalam berbagai aplikasi. Thermal Energy Storage (TES) dapat menjadi solusi konservasi energi untuk beragam aplikasi. TES menyediakan kapasitas penyimpanan energi berdasarkan perubahan energi internal atau transformasi fasa media penyimpanan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan pemborosan energi. Penelitian ini akan membahas terkait sifat termofisik bahan pengubah fasa (PCM) berupa coconut oil yang dienkapsulasi menggunakan material aluminium fumarate dan zeolite dengan variasi mass fraction sebagai TES. Secara umum, performa dan sifat termofisik yang terbentuk menunjukkan bahwa zeolite lebih unggul dibandingkan aluminium fumarate. Sampel ZEO-PCM C dengan mass fraction 90 wt% menunjukkan sifat yang paling unggul dari segi heat latent sebesar -39.034 J/g untuk proses melting dan 31.08 J/g untuk proses solidification. Sampel ZEO-PCM C juga menunjukkan karakteristik kristal terbaik dengan jumlah kristal dan ukuran kristal terbesar. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan zeolite untuk enkapsulasi coconut oil memberikan dampak buruk pada lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan aluminium fumarate, terutama pada kategori particulate matter yang dapat memberikan dampak kesehatan manusia.

Excessive use of fossil fuels has caused environmental pollution, energy scarcity, and climate change, which are major obstacles to sustainable growth. Global concerns about the environmental impacts of fossil fuel use have driven interest in seeking and using energy-saving techniques in a variety of applications. Thermal energy storage (TES) can be an energy conservation solution for various applications. TES provides energy storage capacity based on internal energy changes or phase transformation of the storage medium to increase efficiency and minimize energy waste. This research will discuss the thermophysical properties of phase change materials (PCM) in the form of coconut oil encapsulated using aluminum fumarate and zeolite materials with varying mass fractions as TES. In general, the performance and thermophysical properties formed show that zeolite is superior to aluminum fumarate. The ZEO-PCM C sample with a mass fraction of 90 wt% shows the most superior properties in terms of latent heat of -39,034 J/g for the melting process and 31.08 J/g for the solidification process. The ZEO-PCM C sample also shows the best crystal characteristics, with the largest number of crystals and crystal size. This research shows that the use of zeolite to encapsulate coconut oil has a higher negative impact on the environment than aluminum fumarate, especially in the particulate matter category, which can have an impact on human health."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afdhal Pradisto
"Pemanasan global menjadi isu fenomenal karena sangat bahaya bagi kehidupan. Pemanasan global terjadi akibat proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Salah satu penyebabnya disebut Efek Rumah Kaca. Faktor yang membuat efek ini bisa terjadi adalah semakin pesatnya pembangunan gedung di dunia ini. Salah satu upaya untuk menangani kondisi ini adalah dengan menerapkan konsep Green Building dan Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building adalah sebuah konsep perencanaan atau penerapan terhadap bangunan yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Net Zero Energy Building adalah konsep bangunan tanpa energi yang bermaksud dapat memaksimalkan efisiensi energi dan memanfaatkan produksi energi terbarukan. Kedua konsep tersebut merupakan cara mengantisipasi pemanasan global dari bidang konstruksi yang bisa membuat lingkungan lebih baik. Sebagai bentuk dukungan penulis terhadap penerapan konsep tersebut, penulis dan tim mengikuti lomba yang diadakan ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers) tentang Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Dimana penulis dan tim melakukan perancangan dan penelitian terhadap gedung seni pada kampus dengan konsep Net Zero Energy Building yang berlokasi di Sydney, Australia. Penulis memfokuskan perancangan NZEB pada kategori Tepat Guna Lahan dan Konservasi Air. Untuk Tepat Guna Lahan, hal yang harus diperhatikan dalam perancangan adalah pemilihan tapak. Pemilihan tapak termasuk penting dalam perancangan NZEB ini. Tapak yang dipilih terletak di kawasan Macquarie University. Tapak tersebut dipilih dari 7 potensi tapak lainnya karena paling berpotensial dengan mempertimbangkan akses transportasi, luasan area, potensi tapak, fasilitas penunjang, dan jenis lahan. Untuk Konservasi Air, penulis menerapkan rainwater harvesting, pemanfaatan air bekas pakai, dan penggunaan fitur dengan efisiensi tinggi. Ketiga penerapan tersebut dapat mengurangi konsumsi air per tahun sebesar 38% dan mengurangi biaya yang diperlukan sebesar $307.113 per tahun.

Global warming is a phenomenal issue because it is very dangerous for life. Global warming occurs due to the process of increasing the average temperature of the atmosphere, sea, and land on earth. One of the causes is called the Greenhouse Effect. The factor that makes this effect possible is the rapid development of buildings in this world. One of the efforts to deal with this condition is to apply the concept of Green Building and Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building is a concept of planning or application of buildings that are operated with due regard to environmental factors. Net Zero Energy Building is a zero-energy building concept that aims to maximize energy efficiency and utilize renewable energy production. Both concepts are ways to anticipate global warming from the construction sector that can make the environment better. As a form of the author's support for the application of the concept, the author and the team participated in a competition held by ASHRAE (American Society of Heating, Refrigating and Air-Conditioning Engineers) on Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Where the author and the team carried out the design and research of the campus art building which has a location in Sydney, Australia. The author focuses on the design of the NZEB on the category of Appropriate Site Development and Water Conservation. For Appropriate Site Development, the thing that must be considered in the design is site selection. Site selection is important in the design of this NZEB. The selected site is in the Macquarie University area. The site was chosen from 7 other potential sites because it has the most potential by considering transportation access, site area, site potential, facilities, and land type. For Water Conservation, the author applies rainwater harvesting, utilization of used water, and the use of features with high efficiency. These three applications can reduce water consumption per year by 38% and reduce the required costs by $307.113 per year."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Miftah Majduddin
"Menara Pendingin adalah suatu unit yang dapat membantu melakukan perpindahan kalor dimana kalor tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi. Dalam operasi menara pendingin, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan tinjauan dalam mengukur performa dari menara pendingin. Banyaknya bakteri di dalam menara pendingin menyebabkan presipitasi kerak yang dapat mengganggu efektivitas thermal dari menara pendingin dikarenakan kerak-kerak tersebut akan menghambat laju perpindahan kalor karena mempunyai resistansi thermal yang tinggi. Ada beberapa cara untuk mengurangi laju pertumbuhan dari kerak, salah satunya adalah ozonasi. Ozonasi adalah injeksi ozon pada air pendingin menara pendingin untuk mengurangi potensi dari presipitasi kerak yang akan meningkatkan performa dari menara pendingin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik efek ozonasi terharap performa dari menara pendingin dan kualitas air pendingin pada menara pendingin sistem tertutup. Metode yang digunakan untuk menguji kualitas air adalah pengujian dengan alat ukur yang dicelupkan setiap harinya dan uji laboratorium seperti AAS, Titrimetric, Gravimetrik, dan Spectrophotometric.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah karakterisitik laju performa setiap harinya dan laju kualitas air setiap harinya maupun saat sebelum dan sesudah ozonasi. Hasil dari nilai efektivitas yang didapat adalah 0.12 % untuk nilai terkecil dan 8.74 % untuk nilai terbesar. Ozonasi terbukti dapat meningkatkan kualitas air menara pendingin tetapi belum terbukti dapat meningkatkan performa atau efektivitas menara pendingin untuk jangka waktu ozonasi selama 15 hari.

Cooling tower is a unit or system that used for heat transfer process where the heat is not useful anymore. There is several factor in the cooling tower operations that can observed for cooling tower performance. The large amount of bacteria on cooling tower become potential of scale precipitation that can decrease the cooling tower thermal effectivity because of the scale will act as inhibitor for heat transfer rate since the scale has high value of thermal resistance. There are several method for reducing scale precipitation growth rate, one of them is ozonation or ozone injection method. The ozone will injected to the cooling water to reduce the scale precipitation growth rate that can decreases the cooling tower performance.
This research intends to find the characteristic of ozonation effect from cooling tower performance and water quality. The method for water quality checking are AAS method, Titrimetric, Gravimetric, and Spectrophotometric.
The output of this research are characteristic of cooling tower performance each day and rate of water quality before and after ozonation and each day. The effectiveness value results obtained in this research was 0.12 % for the lowest value and 8.74 % for the highest value. Ozonation has been proven to improve water quality rate of cooling towers but has not been proven to improve the performance or effectiveness of cooling towers for an ozonation period of 15 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal
"Perpindahan data yang besar dan semakin cepat belakangan ini menuntut perangkat peralatan IT (information technology) bekerja pada performa yang tinggi. Performa suatu perangkat IT yang tinggi juga akan membuat panas yang dihasilkan perangkat IT ke lingkungan sekitar semakin tinggi. Selain itu, hal tersebut juga membuat konsumsi energi pada perangkat IT semakin tinggi akibat panas yang dihasilkan serta membuat beban kerja sistem pendingin perangkat IT meningkat. Suhu dan aliran udara di dalam ruangan data center merupakan salah satu komponen keamanan pada data center yang harus diperhatikan. Standar optimal ruangan data center yang direkomendasikan menurut standar ASHRAE (2011) yaitu antara 18-27 oC. Tujuan dari penelitian ini untuk mensimulasikan pola aliran temperatur dan aliran kecepatan udara di dalam ruangan data center kemudian dilakukan anlisa mengenai performa pendinginan rak. Penelitian ini, ruang server akan disimulasikan menggunakan software CFD dengan bantuan aplikasi CAD untuk menggambarkan geometri dan ANSYS 16.2 untuk melakukan simulasi perpindahan panas dan aliran udara di dalam ruangan. Ruangan server diketahui menggunakan raised floor air conditioner dengan temperatur inlet udara sebesar 16-17 oC dan kecepatan aliran udara ke ruangan 2.65 m/s. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan gambaran mengenai temperatur udara ketika meninggalkan rak mencapai 27 oC dan temperatur total di dalam ruangan sebesar 23 oC. Kemudian dilakukan layout ulang dari rak dan didapati nilai RCI rata-rata pada rak initial mencapai 90.83% sementara pada layout baru sebesar 95.75%. Nilai SHI layout initial rata-rata sebesar 0.353 sementara pada layout baru sebesar 0.306.

The large and faster data transfer nowdays, requires IT equipment devices to work at high performance. The performance of a high IT device will also make the heat generated by IT devices to the surrounding environment higher. In addition, this also makes energy consumption in IT devices higher due to the heat generated and makes the cooling system workload of IT devices increase. Temperature and air flow in a data center room is one of the security components in the data center that must be considered. The optimal standard for data center rooms that are recommended according to ASHRAE (2011) standards is between 18-27 oC. The purpose of this study is to simulate the pattern of temperature distribution and air velocity flow in the data center room including cooling performance analysis. In this research, a data center room simulated using CFD software with the help of CAD applications to describe geometry and ANSYS 16.2 to simulate heat transfer and air flow in the room. The server room is known to use raised floor air conditioner with an air inlet temperature of 16-17 oC and air flow velocity to room 2.65 m/s. Based on the simulation results, the air temperature when increasing the rack reaches 27 oC and the total server room temperature is 23 oC. Then the re-layout of the rack has been done and it was found that the average RCI value on the existing rack reached 90.83% while the new layout was 95.75%. The average SHI value of existing rack is 0.353 while in the new layout it is 0.306."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Rizky Habibie
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan energi listrik pada masyarakat umum salah satunya digunakan untuk pemakaian unit pengkondisi udara (AC). Pemerintah melalui Kementrian ESDM mengatur ketentuan dari pelabelan energi dari unit pengkondisi udara yang dipasarkan secara komersil oleh pabrikan pada Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2015. Dalam pengujian dari unit pengkondisi udara, metode yang digunakan adalah metode entalpi udara yang membutuhkan komponen pengujian seperti ruangan pengujian, alat pengkondisian udara dan alat pengujian udara. Ruangan pengujian yang digunakan adalah ruangan terisolasi yang terbagi dalam 2 bagian yaitu ruangan indoor dan ruangan outdoor. Ruangan pengujian indoor memiliki kondisi standar pengujian dengan temperature sebesar 27°C dan kelembapan udara sebesar 47%, sedangkan ruangan pengujian outdoor memiliki kondisi standar temperature sebesar 35°C dan kelembapan udara yang tidak dipersyaratkan. Untuk mencapai kondisi pengujian, AHU disambungkan dengan chiller pada masing-masing ruangan untuk mengatur kondisi udara sesuai dengan standard. Pendesainan AHU berdasarkan kondisi udara yang kemudian digunakan untuk seleksi dari coil pendingin, coil pemanas, humidifier dan fan. Hasil ini kemudian digunakan untuk mendesain sistem kontrol untuk pengkondisian udara.

Indonesia is the fourth most high population country in the world. This amount of population causes the electricity energy necessity much more. One of the common uses of electricity in society is for the usage of air conditioner. The government have created a regulation made by the Ministry of Energy and Mineral Resources of Indonesia regarding energy labeling of commercial air conditioners stated in Peraturan Menteri ESDM No. 7 2015. Energy label of air conditioners are rewarded through air conditioner testing, in this case the use of air enthalpy method. This method utilizes the psychrometric chamber, air handling unit, and measurements equipment. The psychrometric chamber itself is divided into two sections, indoor and outdoor room with specific parameters for each rooms. Standard testing for the indoor room is 27˚C and relative humidity of 47% while the outdoor temperature standard is 35˚C with RH not required. To achieve these testing conditions, an air handling unit connected to a water chiller is needed in each rooms to maintain the conditions of air as specified in the regulation. Then the result is used for designing control system for air handler."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>