Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anfa Adnia Fatma
"Penggunaan Obat Rasional (POR) merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Parameter dalam Penggunaan Obat Rasional (POR) di sarana pelayanan kesehatan difokuskan pada prevalensi penyakit terbanyak di Indonesia, salah satunya yaitu ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Kemenkes memberikan indikator POR pada 2 diagnosis penyakit yaitu ISPA non pneumonia dengan batas toleransi penggunaan antibiotik sebesar 20% dan diare non spesifik sebesar 8%. Data diambil secara retrospektif berupa resep obat pasien sebanyak 25 pasien ISPA non pneumonia dan 20 pasien diare non spesifik yang terdapat pada Puskesmas Kelurahan Dukuh. Kerasionalan penggunaan obat menggunakan obat berdasarkan dengan indikasi pada penyakit ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia sebesar 0% dengan nilai batas toleransi yang ditetapkan adalah ≤ 20% dan pada diare non spesifik sebesar 5% dengan nilai batas toleransi  penggunannya adalah ≤ 8%. Persentase capaian kinerja penggunaan obat rasional (POR) pada Puskesmas Kelurahan Dukuh adalah 78,94%, yang dapat disimpulkan bahwa telah memenuhi target POR Nasional yaitu lebih dari 60%.

Rational Drug Use (RDU) is one step in getting quality health services. Parameters for Rational Drug Use (RDU) in health care facilities are focused on the prevalence of the most common diseases in Indonesia, one of which is non-pneumonic ARI and non-specific diarrhea. The Ministry of Health provides RDU indicators for 2 disease diagnoses, namely non-pneumonic ARI with a tolerance limit for antibiotic use of 20% and non-specific diarrhea of ​​8%. The data was taken retrospectively in the form of patient medication prescriptions for 25 non-pneumonia ARI patients and 20 non-specific diarrhea patients at the Dukuh Village Health Center. The rationale for using drugs is using drugs based on indications for non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea. The percentage of antibiotic use in non-pneumonic ARI is 0% with a set tolerance limit value of ≤ 20% and in non-specific diarrhea it is 5% with a tolerance limit value of ≤ 8%. The percentage of rational drug use (RDU) performance achieved at the Dukuh Village Health Center is 78.94%, which can be concluded that it has met the National RDU target of more than 60%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anfa Adnia Fatma
"Congestive Heart Failure (CHF) merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Hipertensive Heart Disease (HHD) adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang berkepanjangan. CHF dan HHD sering terjadi dikarenakan hipertensi dan merupakan penyebab utama kematian. Ateroskeloris dapat terjadi karena adanya peningkatan dari kadar kolesterol yang tidak normal sehingga mengakibatkan adanya akumulasi kolesterol di dalam dinding pembuluh darah. Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Pneumonia adalah infeksi radang paru yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pemantauan terapi obat pada pasien dilakukan dengan mengambil data pasien dengan cara observasi dengan melakukan visite. Selanjutnya dilakukan studi literatur melalui data rekam medis pasien, e-book, peraturan pemerintah, maupun sumber lain. Diperoleh hasil bahwa pasien dengan diagnosis congestive heart failure ec hypertensive heart disease, atherosclerotic heart disease, diabetes mellitus dan pneumonia adanya ketidaksesuaian dosis penggunaan insulin berdasarkan dosis harian PERKENI. Pada pengobatan pasien adanya potensi interaksi obat pada sucralfate dan furosemide, sehingga perlu dijeda dalam pemberian obat. Interaksi obat pada humalog dan lantus, serta furosemide dan humalog yang diberikan secara bersamaan perlu dilakukan monitoring gula darah pasien. Analisis diinterpretasikan dalam bentuk SOAP sebagai komunikasi tertulis untuk menyampaikan rekomendasi kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
Congestive Heart Failure (CHF) is the inability of the heart to pump blood to fulfill the oxygen and nutrients to body tissues. Hypertensive Heart Disease (HHD) is a disease associated with secondary impacts on the heart due to prolonged systemic hypertension. CHF and HHD often occur due to hypertension and are the main causes of death. Atherosclerosis can occur due to an increase in abnormal cholesterol levels, resulting in the accumulation of cholesterol in the walls of blood vessels. Diabetes Mellitus is a metabolic disorder characterized by blood sugar levels that exceed normal limits. Pneumonia is an inflammatory lung infection caused by microorganisms. Monitoring drug therapy in patients is carried out by collecting patient data by observing by conducting visits. Next, a literature study was carried out using patient medical record data, e-books, government regulations, and other sources. The results showed that patients with a diagnosis of congestive heart failure ec hypertensive heart disease, atherosclerotic heart disease, diabetes mellitus and pneumonia had a mismatch in insulin dosage based on the PERKENI daily dose. In patient treatment, there is a potential for drug interactions with sucralfate and furosemide, so it is necessary to pause the administration of the drug. Drug interactions with humalog and lantus, as well as furosemide and humalog given simultaneously require monitoring of the patient's blood sugar. The analysis is interpreted in SOAP form as written communication to convey recommendations to the Doctor in Charge of Services (DPJP)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Afriliah
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah kegiatan yang memastikan pengobatan yang diberikan kepada pasien efektif, aman, dan rasional. Kondisi pasien yang memerlukan pemantauan terapi obat antara lain pasien dengan lebih dari satu penyakit dan polifarmasi, pasien dengan gangguan fungsi organ hati dan ginjal, dan pasien geriatri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pemantauan terapi obat salah satu pasien rawat inap di RSUD Tarakan. Pasien yang dipantau terapi obatnya adalah pasien geriatri radikulopati serviks dengan penyakit penyerta hipertensi, cedera ginjal akut, dan perdarahan saluran pencernaan atas di RSUD Tarakan. Pemantauan terapi obat dilakukan selama 16 hari dengan metode retrospektif dan wawancara. Hasil penelitian yaitu terapi pengobatan yang diberikan ke pasien sudah tepat indikasi dan tepat dosis tetapi masih terdapat masalah interaksi obat, efek samping obat, dan kegagalan menerima obat. Masalah terkait obat ini dapat diatasi dengan pemberian jeda pemakaian obat, monitoring efek samping, dan perbaikan sistem distribusi rumah sakit. Kesimpulan penelitian yaitu terapi pengobatan sudah tepat indikasi dan dosis tetapi masih terdapat beberapa masalah terkait obat yaitu interaksi, efek samping, dan kegagalan menerima obat.

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) is an activity that ensures that the treatment given to patients is effective, safe, and rational. Patient conditions that require monitoring of drug therapy include patients with more than one disease and polypharmacy, patients with impaired liver and kidney function, and geriatric patients. This study aims to examine the monitoring of drug therapy in one of the inpatients at Tarakan Regional Hospital. Patients whose drug therapy was monitored were geriatric cervical radiculopathy patients with comorbidities such as hypertension, acute kidney injury, and upper gastrointestinal bleeding at Tarakan Regional Hospital. Drug therapy monitoring was carried out for 16 days using retrospective methods and interviews. The results of the study are that the treatment therapy given to patients had the right indications and the right dosage, but there were still problems with drug interactions, drug side effects, and failure to receive the drug. Problems related to this drug can be overcome by giving breaks in drug use, monitoring side effects, and improving the hospital distribution system. This study concludes that medical therapy had the correct indications and dosage but there were still several problems related to the drug, namely interactions, side effects, and failure to receive the drug.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Remenia
"Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang profesional, seorang apoteker memiliki peran penting dalam pekerjaan kefarmasian. Agar terwujudnya calon apoteker yang profesional dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dan meningkatkan pemahaman terhadap peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab apoteker maka diperlukan pelatihan dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian atau melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan di PT Sydna Farma periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Ciledug periode Mei 2022. Melalui proses PKPA di industri farmasi dan apotek tersebut, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

As a professional health worker, a pharmacist has a significant and much-needed role in doing pharmaceutical work. To realize a professional pharmacist candidate in carrying out pharmaceutical work and increase understanding of pharmacist’ roles, functions, positions, and responsibilities, training is needed by participating directly in pharmaceutical work or conducting Pharmacist Professional Work Practices (PKPA). The professional practice is held at PT Sydna Farma in January – February 2022 and Apotek Roxy Ciledug in May 2022. Through the activities in the pharmaceutical industry and pharmacy, prospective pharmacists are expected to be able to obtain appropriate insight, knowledge, skills, and experience to perform pharmaceutical practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Afriliah
"Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan obat rasional adalah pelayanan kesehatan yang menjamin keamanan, efektifitas, dan kesesuaian biaya terapi dalam pengobatan yang dapat ditinjau dari indikator peresepan obat, pelayanan pasien, dan fasilitas kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di Puskemas Cililitan pada Bulan Maret 2023 berdasarkan indikator peresepan obat, yaitu persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis resep pasien ISPA non pneumonia dan diare non spesifik pada bulan Maret 2023 lalu dibandingkan dengan target Kemenkes RI. Resep pasien diambil per hari dengan total keseluruhan resep sebanyak 25 kasus per diagnosis. Hasil penelitian yaitu persentase peresepan antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia adalah 4% dan pada pasien diare non spesifik adalah 0%. Persentase kinerja penggunaan obat rasional berdasarkan indikator peresepan mencapai 92,42%. Kesimpulan penelitian yaitu penggunaan obat rasional Puskemas Cililitan pada Bulan Maret 2023 berdasarkan indikator peresepan obat telah memenuhui target Kemenkes RI.

Community health centers are one of the health service facilities. Rational use of medicines is a health service that guarantees safety, effectiveness, and appropriateness of therapy costs in treatment which can be reviewed from indicators of drug prescribing, patient services, and health facilities. This research aims to evaluate rational drug use at the Cililitan Village Public Health Center in March 2023 based on drug prescribing indicators, namely the percentage of antibiotic use in non-pneumonia ARI and unspecified diarrhea. The research was carried out by collecting and analyzing prescriptions from patients with non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea in March 2023 and comparing the analysis results to the target of the Indonesian Ministry of Health. Patient prescriptions were taken per day with a total of 25 prescriptions per diagnosis. The results of this research are that the percentage of antibiotic prescriptions in patients with non-pneumonia ARI was 4% and in patients with non-specific diarrhea was 0%. The percentage of rational drug use performance based on prescribing indicators reached 92.42%. This research concludes that the rational use of medicines at the Cililitan Village Public Health Center in March 2023 based on indicators of drug prescribing has met the target of the Indonesian Ministry of Health.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri yang tinggi secara abnormal. Menurut Joint National Committee 7 (JNC7), tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Rentang tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg didefinisikan sebagai "prehipertensi" (Green, 2003). Meskipun prehipertensi bukan merupakan kondisi medis tersendiri, subjek prehipertensi lebih berisiko terkena hipertensi. Penyakit hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena jarang sekali ada gejala yang terlihat pada tahap awal hingga terjadi krisis medis yang parah. Pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat secara teratur, sehingga diperlukan kepatuhan dalam mengonsumsi obat. Seringkali ditemukan berbagai masalah terkait kepatuhan dalam pengobatan hipertensi. Puskesmas Kecamatan Pulogadung merupakan salah satu puskesmas kecamatan yang memfasilitasi layanan kesehatan bagi pasien dengan kondisi khusus seperti pasien dengan pengobatan jangka panjang yang meliputi pelayanan klinis berupa PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan konseling. PIO dan konseling merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Dalam pemberian pengobatan harus disertai juga dengan pemberian informasi yang memadai serta edukasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan meminimalkan kegagalan terapi (O’Donovan et al., 2019). Media konseling dapat digunakan sebagai alat bantu konseling untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dengan tulisan dan ilustrasi. Media yang digunakan dapat berupa booklet digital.

Hypertension or high blood pressure is defined as abnormally high arterial blood pressure. According to the Joint National Committee 7 (JNC7), normal blood pressure is systolic blood pressure < 120 mmHg and diastolic blood pressure < 80 mmHg. Hypertension is defined as systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. The range of systolic blood pressure 120 - 139 mmHg and diastolic blood pressure 80-89 mmHg is defined as "prehypertension" (Green, 2003). Although prehypertension is not a medical condition in itself, prehypertensive subjects are more at risk of developing hypertension. Hypertensive disease is known as the "silent killer" because there are rarely any visible symptoms in the early stages until a severe medical crisis  occurs. Hypertensive patients are required to take medication regularly, so adherence in taking medication is needed. Often there are various problems related to compliance in hypertension treatment. Pulogadung Sub-district Health Center is one of the sub-district health centers that facilitates health services for patients with special conditions such as patients with long-term medication which includes clinical services in the form of PIO (Drug Information Services) and counseling. PIO and counseling is one of the efforts made to improve patient compliance in taking medication. The provision of treatment must also be accompanied by the provision of adequate information and education that can improve patient compliance and minimize therapy failure (O'Donovan et al., 2019). Counseling media can be used as a counseling tool to increase patient knowledge and understanding with writing and illustrations. The media used can be in the form of digital booklets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firiyaliza Aulianisa
"Penyakit hepatitis C menjadi salah satu penyebab utama kerusakan yang fatal pada organ hati (silent epidemic). World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi pasien hepatitis C kronik sebesar 1,6% dari total populasi dunia atau sekitar 115 juta jiwa dan terdapat penambahan 3-4 juta kasus baru setiap tahunnya. Pengendalian penyakit hepatitis C merupakan strategi yang efektif dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup penderita hepatitis C. Penggunaan obat yang rasional dikatakan apabila pasien menerima obat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, dosis yang tepat, dan waktu pemakaian terukur. Oleh karena itu pentingnya dilakukan evaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pasien hepatitis C agar memastikan terapi yang diberikan sesuai. Evaluasi penggunaan obat pada pasien hepatitis C di RSUP Fatmawati dilakukan pada periode Januari sampai dengan Agustus 2023 yang diklasifikasikan berdasarkan karakteristik usia yaitu paling banyak terjadi pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 16 kasus (32,65%), jenis kelamin yaitu paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 30 kasus (61,22%), serta terapi kombinasi obat dan lama pemberian obat yaitu paling banyak digunakan berupa terapi kombinasi Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) dan Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) dengan lama pemberian 24 minggu sebanyak 22 kasus (44.90%).

Hepatitis C disease is one of the main causes of fatal damage to the liver (silent epidemic). The World Health Organization (WHO) estimates the prevalence of chronic hepatitis C patients at 1.6% of the total world population or around 115 million people and there are an additional 3-4 million new cases each year. Controlling hepatitis C disease is an effective strategy and has an impact on improving the quality of life of hepatitis C patients. Rational drug use is said to be when patients receive drugs according to their clinical needs, the right dose, and the time of use is measured. Therefore, it is important to evaluate drug use at Fatmawati Central General Hospital (RSUP) to obtain an overview of the characteristics of hepatitis C patients in order to ensure that the therapy provided is appropriate. Evaluation of drug use in hepatitis C patients at Fatmawati General Hospital was carried out in the period January to August 2023 which was classified based on age characteristics, namely the most prevalent in the 51-60 years age group as many as 16 cases (32.65%), gender, namely the most prevalent in male gender as many as 30 cases (61.22%), as well as drug combination therapy and duration of drug administration, namely the most widely used combination therapy of Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) and Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) with a duration of 24 weeks as many as 22 cases (44.90%). 90%).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo
"Resistensi antibiotik terjadi akibat bakteri berevolusi dan rentan terhadap antibiotik sehingga dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit serta kematian. Antibiotik golongan karbapenem merupakan antibiotik kelompok reserve, yang dapat diakses namun penggunaannya harus disesuaikan dengan pasien dan kondisi yang sangat spesifik, ketika antibiotik lainnya telah gagal atau tidak sesuai dalam pengobatan. Penggunaan meropenem di RSUP Fatmawati dibanding antibiotik lini ke 3 lainnya sangat jauh berbeda signifikan, oleh karena itu perlu dikaji terkait karakteristik pasien, regimen, indikasi, ada tidaknya konsultasi KPRA (Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba) dan hasil kultur serta sensitivitas antimikroba. Karakteristik pasien yang menggunakan terapi antibiotik reserve meropenem pada April 2023 didominasi oleh laki-laki (52,8%) daripada perempuan (47,2%) dengan rentang usia 51-60 yang terbanyak (23,9%). Kultur dan sensitivitas yang dilakukan (389 kali/April 2023) menyatakan bahwa hasil terbanyak berupa biakan negatif (76,6%), disusul dengan Acinetobacter baumannnii (6,9%) dan Klebsiella pneumonia (6,4%). Hasil biakan yang tidak negatif atau ditemukannya kuman patogen terdapat 91 biakan (23,4%) dari 389 biakan. Sampel yang masih sensitif terhadap antibiotik meropenem sebanyak 38 sampel (41,8%), sampel yang sudah resisten sebanyak 39 sampel (42,9%) dan yang tidak diketahui sebanyak 14 sampel (15,3%). Konsultasi terhadap tim PPRA dilakukan hanya 129 dari 176 pasien. Hasil konsultasi dapat diterima pemberiannya (32 pasien), ditolak pemberiannya (22 pasien), dan tidak direspon oleh tim PPRA (75 pasien)

Antibiotic resistance occurs because bacteria evolve and become susceptible to antibiotics, increasing the risk of disease spread and death. Carbapenem class antibiotics are reserve group antibiotics, which can be accessed but their use must be tailored to patients and very specific conditions, when other antibiotics have failed or are not suitable in treatment. The use of meropenem at Fatmawati General Hospital compared to other 3rd line antibiotics is significantly different, therefore it is necessary to study patient characteristics, regimens, indications, the presence or absence of KPRA (Antimicrobial Resistance Control Committee) consultation and culture results and antimicrobial sensitivity. The characteristics of patients who used meropenem reserve antibiotic therapy in April 2023 were dominated by men (52.8%) rather than women (47.2%) with the highest age range of 51-60 (23.9%). The culture and sensitivity performed (389 times/April 2023) stated that the most results were negative cultures (76.6%), followed by Acinetobacter baumannnii (6.9%) and Klebsiella pneumonia (6.4%). There were 91 cultures (23.4%) out of 389 cultures that were not negative or found pathogenic germs. There were 38 samples (41.8%) that were still sensitive to meropenem, 39 samples (42.9%) that were resistant, and 14 samples (15.3%) that were unknown. Consultation with the PPRA team was conducted for only 129 out of 176 patients. The results of the consultation were accepted (32 patients), rejected (22 patients), and not responded to by the PPRA team (75 patients).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chesira Rizki Agreatia
"Antibiotik berasal dari gabungan dua kata, yaitu “anti” dan “biosis” yang dapat diartikanmenjadi melawan / menentang kehidupan. Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Definisi antibiotik itu sendiri selalu berkembang dari masa ke masa. Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, antibiotik kini tidak lagi sebatas berasal dari suatu zat yang dihasilkan oleh suatu organisme. Antibiotik kini dapat dihasilkan melalui serangkaian proses sintesis.
Hingga saat ini, ada berbagai macam antibiotik yang dapat digunakan untuk infeksi ringan hingga berat. Pada laporan tugas khusus ini, pengamatan dilakukan dengan metode studi literatur. Penulis melakukan pengamatan produk apa saja yang ada di departemen antibiotik yang tersedia di Apotek Roxy Jatikramat (hanya dalam bentuk sediaan padatnya). Antibiotik-antibiotik tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan golongannya dan dibahas mengenai kegunaannya untuk terapi farmakologi. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat lebih dari 100 produk antibiotik di apotek Roxy Jatikramat.
Produk-produk antibiotik tersebut terdiri dari antibiotik golongan beta laktam, tetrasiklin, makrolida, klormfenikol, linkosamida, sulfonamida, dan kuinolon. Obat-obat antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam jenis infeksi. Setiap antibiotik memiliki kegunaannya masing-masing. Meskipun demikian, penggunaan antibiotik harus harus dieperhatikan agar tidak menyebabkan resistensi dan efek samping dari antibiotik tersebut.

Antibiotics come from a combination of two words, namely "anti" and "biosis" which can
be interpreted to be against life. Antibiotics are chemical substances that can inhibit the
growth of other microorganisms. The definition of antibiotics itself is always evolving
from time to time. Along with the development of science and technology, antibiotics are
now no longer limited to coming from a substance produced by an organism. Antibiotics
can now be produced through a series of synthetic processes. Until now, there are various
kinds of antibiotics that can be used for mild to severe infections. In this special
assignment report, observations were made using the literature study method. The author
observes what products are available in the antibiotic department at the Roxy Jatikramat
Pharmacy (only in solid dosage forms). The antibiotics are then grouped according to
their class and discussed about their use for pharmacological therapy. Based on
observations, there are more than 100 antibiotic products at the Roxy Jatikramat
pharmacy. These antibiotic products consist of beta-lactam antibiotics, tetracyclines,
macrolides, chlormphenicol, lincosamides, sulfonamides, and quinolones. Antibiotic
drugs can be used to treat various types of infections. Each antibiotic has its own use.
However, the use of antibiotics must be considered so as not to cause resistance and side
effects of these antibiotics
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Khalida Salsabila
"Apoteker memiliki peran penting di Pelayanan kesehatan dan Industri farmasi. Apoteker  harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Standar kompetensi apoteker terdiri dari 10 standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh apoteker saat lulus dan bekerja di tempat praktik. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker, dilaksanakanlah Praktik Kerja Profesi Apoteker di berbagai tempat salah satunya di Apotek, Industri Farmasi, dan Pedagang Besar Farmasi. PKPA dilakukan mulai dari bulan Februari - Agustus 2012. Selama PKPA, diharapkan apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan menambah pengalaman untuk melakukan pekerja kefarmasian di tempat bekerja nantinya.

Pharmacists have an important role in the healthcare and pharmaceutical industry. Pharmacists must meet competency standards as requirements for entering the world of work and undergoing professional practice. Pharmacist competency standards consist of 10 competency standards as abilities that are expected to be possessed by pharmacists when they graduate and work in a practice place. As a provision and experience for prospective pharmacists, PKPA are carried out in various places, one of which is in the Pharmacy, Pharmaceutical Industry, and Pharmaceutical Wholesalers. PKPA is conducted from February to August 2012. During PKPA, it is hoped that pharmacists can broaden their horizons, understand, and add experience to doing pharmacy workers in the workplace later."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>