Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ameera Raissa Shafa
"Analisis tekno-ekonomi dilakukan untuk pabrik power-to-ammonia di Indonesia yang menggunakan proses elektrolisis air suhu tinggi. Proses yang diusulkan disimulasikan menggunakan Aspen HYSYS untuk simulasi pabrik amonia dan Microsoft Excel untuk analisis ekonomi dan variabel lain yang tidak dapat dihitung menggunakan Aspen HYSYS. Kapasitas produksi green ammonia 4945 MT/tahun dan rasio molar H2-ke-N2 menjadi 3:1 pertama kali ditentukan sebagai dasar pemodelan dan integrasi simulasi. Selanjutnya, kondisi operasi sintesis amonia diuji dengan beberapa variasi untuk mendapatkan suhu dan tekanan yang paling sesuai untuk proses tersebut, yang masing-masing menghasilkan 500oC dan 150 bar. Asesmen ekonomi menunjukkan bahwa CAPEX dan OPEX dalam penelitian ini menghasilkan harga produksi sebesar $901,66/MT. Langkah terakhir dilakukan dengan menganalisis dan mengevaluasi pengaruh harga jual green ammonia terhadap tiga variabel yaitu harga N2, harga listrik panas proses, dan harga jual O2 sebagai produk samping. Dengan membuat skenario berdasarkan variabel-variabel tersebut, harga jual green ammonia yang menguntungkan untuk mencapai payback period tidak lebih dari sepuluh tahun berkisar antara $1.290- $2.120/MT. Harga green ammonia jauh lebih tinggi dari amoniak konvensional. Oleh karena itu, disarankan untuk mengajukan subsidi saat penjualan.

A techno-economic assessment was performed for a power-to-ammonia plant in Indonesia that utilizes a high-temperature water electrolysis process. The proposed process was simulated using Aspen HYSYS for the ammonia plant simulation and Microsoft Excel for the economic analysis and other variables that can’t be calculated using Aspen HYSYS. The green ammonia production capacity of 4945 MT/year and the molar ratio of H2-to-N2 being 3:1 is first determined as a basis for the simulation modelling and integration. Subsequently, the ammonia synthesis operating condition is tested using several variations to find the most suitable temperature and pressure for the process, which results in 500oC and 150 bar, respectively. The economic assessment shows that the CAPEX and OPEX in this research produce a production price of $901.66/MT. The last step is done by analyzing and evaluating the ammonia selling price effect upon three variables: the price for N2, the price for process heat electricity, and the price for selling O2 as a by-product. By making scenarios based on those variables, the profitable green ammonia selling price to achieve not more than ten years payback period ranges from $1,290-$2,120/MT. The green ammonia price is much higher than conventional ammonia. Thus, proposing a subsidy when selling green ammonia is recommended."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Hermawan
"Sektor industri memiliki peran yang penting bagi perekonomian Indonesia. Permasalahan yang dihadapi industri saat ini adalah harga gas sebagai bahan baku yang cenderung mahal di tengah-tengah harga minyak yang turun sejak tahun 2016. Pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Perpres 40/2016 tentang penetapan harga gas untuk industri tertentu pada floor price USD 6/MMBTU untuk melindungi revenue produsen gas, sedangkan kontrak gas saat ini menggunakan sistem eskalasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi nilai netback setiap pabrik dan mereview kebijakan harga gas yang berlaku. Hasil perhitungan netback berdasarkan long run marginal cost bahwa pabrik PKT 04 dan 05, Pusri 1B, 2B, 3, dan 4, PKC 1A dan 1B, dan PKG memiliki nilai netback yang rendah kecuali secara rata-rata PKT memiliki nilai netback paling tinggi. Sehingga kebijakan harga gas saat ini perlu dilakukan penyesuaian terhadap harga gas kontrak untuk menjaga operasional pabrik secara ekonomis.

The industrial sector has an important role for the Indonesian economy. The problem facing the fertilizer industry is the price of gas as a raw material that tends to be expensive for the lower prices of crude oil since 2016. To overcome this problem the government issued Presidential Regulation No. 40/2016 on setting gas price for fertilizer industry but this regulation only sets floor gas prices at USD 6/MMBTU to secure revenues of gas producers. Meanwhile the current sale gas contract for fertilizer apply an escalation. The objectives of this study are to evaluate the netback value each fertilizer plant and assess the current gas price policy. The netback value is calculated based on long run marginal cost of urea production. The result shows that PKT 04 and PKT 05, Pusri 1B, 2B, and 3, PKC 1A and 1B, and PKG have lower netback value than gas price contract, except (mana yang sdh lebih tinggi) . The current gas price policy needs to be adjusted to keep the fertelizer industry profitably.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najma
"Ketergantungan bahan bakar fosil di Indonesia memicu penggunaan biosolar dari CPO sebagai campuran bahan bakar fosil. Kebijakan ambisius pencampuran biosolar ditetapkan sebesar 20% namun hingga saat ini belum terpenuhi (12,7%) karena kualitas dari B20 yang memiliki kandungan air tinggi sehingga dapat merusak mesin kendaraan sedangkan pencampuran bioethanol belum diterapkan sama sekali dikarenakan aspek biaya. Oleh sebab itu, dibutuhkan alternatif lainnya agar dapat menaikkan penggunaan bahan bakar bersih sesuai yang diinginkan. Pada penelitian ini, dilakukan optimisasi sistem bahan bakar jangka panjang dengan minimum total biaya sistem hingga tahun 2050 menggunakan TIMES-VEDA pada spesifikasi kualitas bahan bakar tertentu yang dipengaruhi oleh ketersediaan suplai bahan baku sehingga diperoleh campuran bahan bakar yang optimum.Teknologi biofuel yang ditinjau adalah FAME, HVO, FT-Diesel, Bioethanol generasi pertama dan kedua. Hasil yang diperoleh untuk skenario IND-EURO adalah campuran FAME 50% di tahun 2020-2030 dan campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2035-2050. Untuk skenario EURO-SULPHUR IND di tahun 2020 adalah HVOSMR 30% sedangkan FAME 20% untuk tahun 2025-2030 dan campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2035-2050. Untuk skenario EURO adalah campuran FAME 47%-HVOSMR 53% di tahun 2020-2030 dan FAME 20% di tahun 2035-2050. Untuk campuran bensin semua skenario di tahun 2020 adalah Ethanol 5% dan Ethanol-Ethanol2G 20% ditahun 2035-2050. Perbedaan campuran Ethanol terjadi di skenario EURO untuk tahun 2025-2030 yaitu lebih rendah 5% sehingga pengurangan bahan bakar minyak masing-masing skenario secara berurut adalah 79%, 67% dan 55% untuk solar sedangkan 19%, 19% dan 17% untuk bensin.

Renewable fuel as a mix with petroleum fuel is one of solution to decrease the use of fossil fuels in Indonesia. The ambitious policy is to mix 20% of biosolar from CPO but until now still not meet the target (12.7%) due to the poor quality of B20 and for mix of bioethanol has not been implemented due to lack of financial support. Therefore, alternative renewable fuels are needed in order to meet the target. In this study, we apply optimization with a minimum total system cost up to 2050 using TIMES-VEDA on certain fuel quality specifications that are affected by the availability of raw material supply so that the optimum fuel blending is obtained. The biofuel technology reviewed is FAME, HVO, FT Diesel, Bioethanol first and second generation. The results obtained for the IND-EURO scenario are a blend of FAME 50% in 2020-2030 and blend of FAME 47% -HVOSMR 53% in 2035-2050. The scenario of EURO-SULPHUR IND has fuel mix HVOSMR 30% in 2020, FAME 20% for 2025-2030 and have same percentage of blend with scenario IND-EURO for 2035-2050. The EURO scenario has fuel blending of FAME 47%-HVOSMR 53% in 2020-2030 and FAME20% in 2035-2050. For all scenario gasoline blends are Ethanol 5% in 2020 and combination Ethanol-Ethanol2G 20% in the 2035-2050. Ethanol blend for scenario of EURO has 5% lower rather than other scenario in 2035-2050. Biofuel mix can reduce consumption diesel and gasoline respectively for each scenario are 79%, 67% and 55% and 19%, 19% and 17%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makapuan, Rocky Samuel Julianto
"Tesis ini melakukan penelitian kelayakan teknis dan ekonomis untuk instalasi sistem pencairan ulang boil-off gas (BOG) pada kapal tanker LNG dengan kapasitas tangki kargo 154,852 m3 yang beroperasi di lapangan Tangguh, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan tiga sistem pencairan ulang BOG yang ada di pasaran, yaitu sistem single nitrogen expansion, ethylene and propylene refrigerant, dan joule thomson. Ketiga sistem ini dievaluasi secara teknis menggunakan program simulasi proses kimia dan dievaluasi secara ekonomis dengan membandingkan net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan payback period (PBP) terhadap variasi sensitivitas harga bahan bakar marine gas oil (MGO) dan harga LNG. Hasil analisa sensitivitas keekonomian menunjukkan bahwa sistem Joule Thomson adalah sistem yang paling ekonomis dibandingkan dengan dua sistem lainnya dalam batasan harga MGO tidak lebih dari US$640/MT dengan harga LNG US$10/MMBtu atau dalam batasan harga LNG tidak kurang dari US$7/MMBtu dengan harga MGO US$400/MT.

This thesis investigated the technical and economic feasibility of onboard boil-off gas reliquefaction system on a LNG tanker ship which has 154,852 m3 cargo tank capacity operated in Tangguh Field Indonesia by comparing three systems available in the market, i.e. single nitrogen system, ethylene and propylene refrigerant system, and Joule Thomson cycle. All three systems were evaluated through chemical process modelling software and through sensitivity analysis by varying the MGO fuel and LNG price comparing the NPV and IRR. The sensitivity analysis result shows that the Joule Thomson cycle is more economic compared than the other two systems within the range of marine gas oil fuel price must not higher than US$640/ton on LNG price US$10/MMBtu or LNG price must not less than US$7/MMBtu on MGO price US$400/ton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library