Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aneesa Putri Subagio
Abstrak :
Makalah ini membahas mengenai kelas kata dari kata yang direduplikasi, pola reduplikasi, dan fungsi sintaktis reduplikasi pada Bahasa Mandarin. Data penelitian diambil dari cerita chunfeng chenzui de wanshang (Malam yang Memabukkan di Musim Semi). Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teori yang dikemukakan oleh Li dan Thompson serta Li dan Cheng yang membahas tentang kelas kata dan pola reduplikasi Bahasa Mandarin. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih spesifik, digunakan teori dari Wang Liyuan yang khusus membahas mengenai pola pada reduplikasi dari kelas kata numeralia, dan teori Zhu Jianning yang membahas mengenai kelas kata serta fungsi sintaktis dari reduplikasi pada Bahasa Mandarin. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kata bereduplikasi pada Bahasa Mandarin terbagi dalam enam kelas kata: verba, ajektiva, nomina, adverbia, kata penggolong, dan numeralia. Dari segi pola, terdapat lima pola reduplikasi pada Bahasa Mandarin: AA, ABB, AABB, A yi A, dan yi A yi A. Dari segi fungsi, reduplikasi pada Bahasa Mandarin memiliki tiga fungsi: sebagai predikat, atribut, dan keterangan. ...... This paper describes part of speech, syllabic patterns, and syntactic functions of reduplication in Mandarin Chinese. Research data will be collected from ceritachunfeng chenzui de wanshang (Intoxicating Spring Nights) short story. Research will be conducted in qualitative method using theories on part of speech and syllabic patterns of reduplication in Mandarin Chinese from both Li and Thompson, as well as Li and Cheng. For more spesific results, Wang Liyuans theories on numeral reduplication, and Zhu Jiannings theories on part of speech and syntactic functions of reduplication in Mandarin Chinese will also be used. This research results in the division of reduplication into six parts of speech: verb, adjective, noun, adverb, measure word, and numeral. In terms of the patterns, there are five patterns of reduplication in Mandarin Chinese: AA, ABB, AABB, A yi A, and yi A yi A. In terms of the function, reduplication in Mandarin Chinese have three syntactic functions: as predicate, attribute, and adverb.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nasiha Bella Safira
Abstrak :
Dalam komunikasi ada tiga jenis tindak bahasa yang terjadi, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Salah satu jenis tindak ilokusi yang sering ditemui sehari-hari adalah tindak tutur ilokusi direktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif serta hubungan antara tindak tutur direktif dengan tindak tutur perlokusinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer, 2 tokoh utama dalam film Monkey King : Hero is Back. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, ada 4 jenis tindak tutur direktif dalam dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer yang terbagi dalam 11 tindak tutur direktif memerintah, 5 tindak tutur direktif meminta, 4 tindak tutur direktif memperingatkan dan 1 tindak tutur direktif menyarankan. Tindak tutur direktif meminta terjadi ketika penutur memiliki status yang lebih tinggi daripada mitra tutur. Tindak tutur direktif meminta umumnya digunakan oleh penutur yang memiliki status lebih rendah daripada mitra tutur. Tindak tutur memperingatkan terjadi ketika penutur peduli dengan keselamatan mitra tutur. Tindak tutur menyarankan terjadi ketika penutur memberikan pendapat yang bermanfaat bagi mitra tutur. Dalam tindak tutur direktif, situasi, status dan hubungan antara penutur dan mitra tutur mempengaruhi keberhasilan komunikasi.
There are three types of speech acts that occur In communication, locution, illocution and perlocution. One type of illocution acts that is often encountered in everyday life is the act of directive speech acts. This study aims to describe the types of directive speech acts as well as the relationship between directive speech acts and their perlocution acts. The data used in this study are dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer, the two main characters in the film Monkey King: Hero is Back. The method used is descriptive-qualitative. The results showed, there were 4 types of directive speech acts in the dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer which were divided into 11 command, 5 request, 4 warning and 1 suggestion. Command occur when the speaker has a higher status than the speech partner. Request generally used by speakers who have lower status than speech partners. Warning occurs when the speaker cares about the safety of the speech partner. Suggestion occur when a speaker gives an opinion that is beneficial to the speech partner. In directive speech acts, the situation, status and relationship between the speaker and the speech partner affect the success of communication.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Anindita
Abstrak :
Penelitian ini membahas ekspresi kesantunan dalam tuturan yang termasuk ke dalam 10 constraints Strategi Utama Kesantunan oleh Leech (2005). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan constraints kesantunan dan menjabarkan ekspresi kesantunan yang muncul pada seri buku 对外汉语本科系列教材 Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Bahan Ajar Berseri untuk S1 Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing (一年级教材 Yī Niánjí Jiàocái Buku Ajar Tahun Pertama). Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendukung pemahaman pragmatik dalam kesantunan berbahasa Mandarin, serta menunjukkan bentuk-bentuk ekspresi kesantunan yang dapat digunakan oleh pembelajar. Penulis mengklasifikasi data tuturan dari buku ajar tersebut ke dalam Strategi Utama Kesantunan (SUK). Dari hasil penelitian ditemukan seluruh constraints SUK pada sumber data. Strategi yang paling banyak muncul adalah Strategi Generosity (Kedermawanan) dan Obligation of Self to Other (Kewajiban Diri sendiri terhadap Orang lain). Penulis juga menemukan bahwa beberapa ekspresi yang muncul pada data dapat digunakan dalam konteks yang berbeda-beda. ......This study discusses the politeness expression within utterances which included in the 10 politeness constraints of Leech`s Grand Strategy of Politeness (2005). This study aims to describe the framework of the politeness and to elaborate the expression of politeness that appears in the textbook series 对外汉语本科系列教材Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Chinese Textbook Series for Undergraduate Foreign Language Teaching (一年级教材Yī Niánjí Jiàocái First Grade Textbook). We expect this research could benefit to support pragmatic understanding in Mandarin`s politeness, and also to signify a variety of forms of politeness expression the learners could use. The author classified speech data from the textbook which met the 10 constraints of Grand Strategy of Politeness (GSP). The results of this research founded that all GSP constraints appeared in the data source. The most common strategies are the Generosity and the Obligation of Self to Other. The authors also found that some of the expressions that appear in the data can be used in different contexts.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irvani Ulfa Atira
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Skripsi ini berisi paparan hasil penelitian tentang preposisi ? t ng, ? y?, ? g?n, dan ? h . Keempat preposisi ini memiliki makna lsquo;dengan rsquo; apabila menjadi perangkai dalam frase preposisional. Tujuan penelitian adalah mengklasifikasi sumbu yang menyertai masing-masing preposisi dan mengidentifikasi pemakaiannya dalam ragam tulis dan ragam lisan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan menggunakan teori-teori yang telah ada tentang preposisi untuk menganalisis data. Hasil analisis data menunjukkan adanya penemuan baru dalam hal sumbu yang menyertai keempat preposisi tersebut. Selain itu, ciri pemakaian preposisi dalam ragam tulis dan ragam lisan ditunjukkan oleh sifat sumbu yang menyertai keempat preposisi.
ABSTRACT
This thesis contains the exposure of research results about the preposition t ng, y , g n, and h . These four prepositions have a 39 with 39 meaning when they are coupled in a prepositional phrase. This research aims to clasify the axes that accompany each preposition. This research also aims to identify their usage in written language or spoken speech. This research uses literature research method about the prepositions to analyze the data. The results of the data analysis show a new discovery in terms of the axis that accompanies the four prepositions. Moreover, the characteristic use of prepositions in written language and spoken speech is indicated by the axis properties that accompany the four prepositions.
2017
S68760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziyah Yasmin
Abstrak :
Leksem guò dalam bahasa Mandarin merupakan salah satu leksem yang memiliki beberapa makna yang masih saling berhubungan. Keterhubungan antarmakna tersebut disebabkan karena beberapa komponen makna yang dikandung dalam makna-makna leksem guò masih sama. Selanjutnya, leksem guò akan bergabung dengan leksem lain membentuk kata majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan komponen makna leksem guò dalam kata majemuk yang diawali dengan leksem guò. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, 7 makna leksem guò dan 14 kata majemuk yang mengandung leksem guò dalam kamus Xiandai Hanyu Cidian (2016) edisi ke-7 dianalisis komponen maknanya dengan menggunakan teori Analisis Komponen Makna oleh Nida (1975) dan selanjutnya dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa sumbangan makna leksem guò kepada 14 kata majemuk yang mengandung leksem guò adalah [+perbuatan], [+pindah], dan [+perubahan keadaan]. ......Leksem guò dalam bahasa Mandarin merupakan salah satu leksem yang memiliki beberapa makna yang masih saling berhubungan. Keterhubungan antarmakna tersebut disebabkan karena beberapa komponen makna yang dikandung dalam makna-makna leksem guò masih sama. Selanjutnya, leksem guò akan bergabung dengan leksem lain membentuk kata majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan komponen makna leksem guò dalam kata majemuk yang diawali dengan leksem guò. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, 7 makna leksem guò dan 14 kata majemuk yang mengandung leksem guò dalam kamus Xiandai Hanyu Cidian (2016) edisi ke-7 dianalisis komponen maknanya dengan menggunakan teori Analisis Komponen Makna oleh Nida (1975) dan selanjutnya dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa sumbangan makna leksem guò kepada 14 kata majemuk yang mengandung leksem guò adalah [+perbuatan], [+pindah], dan [+perubahan keadaan].
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yizli Cecyllie Mikhael
Abstrak :
Etnis Cina Benteng adalah sebutan untuk etnis Cina Peranakan yang bermukim di kawasan Tangerang. Mereka umumnya menempati rumah yang bentuknya melebar, dengan halaman depan yang luas serta tata ruang yang seimbang pada bagian kiri dan kanan rumah. Susunan tata ruang pada sisi kiri rumah akan sama dengan tata ruang sisi kanannya. Melalui metode kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan tata ruang rumah Cina Benteng dan juga menguraikan unsur budaya yang terdapat dalam rumah Cina Benteng, khususnya di rumah milik Oen En Cung yang terletak di desa Cukanggalih, Tangerang. Untuk itu, penulis melakukan observasi langsung dengan mendatangi beberapa rumah Cina Benteng di Tangerang, khususnya rumah Oen En Cung. Penulis juga mengadakan wawancara dengan narasumber untuk verifikasi data yang diperoleh. Dari penelitian ini ditemukan bahwa meja abu yang merupakan manisfestasi dari xiao masih terdapat dalam rumah Cina Benteng, begitu pula dengan penolak bala. Namun, tata ruang rumah yang diatur berdasarkan hongshui tidak lagi diperhatikan. ......The Chinese Benteng ethnic group is a term for the Peranakan Chinese who live in the Tangerang area. They generally occupy a house that is wide in shape, with a large front yard and a balanced layout on the left and right of the house. The layout on the left side of the house will be the same as the layout on the right. Through qualitative methods, this study aims to describe the shape and layout of the Cina Benteng house and also describe the cultural elements contained in the Cina Benteng house, especially in the house of Oen En Cung located in Cukanggalih village, Tangerang. For this reason, the author made direct observations by visiting several Chinese Benteng houses in Tangerang, especially Oen En Cung's house. The author also conducted interviews with resource persons to verify the data obtained. From this study it was found that the table of ash which is a manifestation of the xiao is still present in the China Benteng house, as well as the repellent against reinforcements. However, the layout of the house that is arranged according to hongshui is no longer considered.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona
Abstrak :
Penelitian yang berjudul Tindak Tutur Direktif dalam 奔跑吧 2018 (Variety Show Running Man China) Episode 2, bertujuan mengetahui tuturan direktif yang terdapat dalam Variety Show. Dalam penelitian ini, penulis ingin memaparkan jenis-jenis tindak tutur ilokusi direktif dan sejauh mana tindak tutur ilokusi direktif tersebut berhasil mempengaruhi mitra tutur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan untuk meneliti data tuturan yang terdapat dalam variety show ini adalah teori tindak tutur ilokusi menurut Searle dan tindak tutur direktif menurut Bach dan Harnish. Dalam 奔跑吧 2018 (Variety Show Running Man China) Episode 2 tersebut terdapat 34 data tindak tutur direktif. 34 data tindak tutur direktif tersebut, menunjukkan bahwa (1) terdapat 4 jenis tindak tutur direktif berdasarkan Bach dan Harnish, yaitu requestives, questions, prohibitives, dan advisories, dan (2) sebagian besar tindak tutur ilokusi direktif tersebut berhasil mempengaruhi mitra tutur. ...... The study entitled Directive Actions in 奔跑吧 2018 (Variety Show Running Man China) Episode 2, aims to find out the directives contained in the Variety Show. In this study, the author wants to explain the types of directive illocutionary speech acts and the extent to which the directive illocutionary speech acts to influence the speech partners. The method used in this research is the descriptive qualitative method. The theory used to examine speech data contained in this variety show is the illocutionary speech act theory according to Searle and directive speech acts according to Bach and Harnish. In Chinas Running Man Variety Show (奔跑 吧 2018) Episode 2 there are 34 directive speech act data. 34 the directive speech act data, shows that (1) there are 4 types of directive speech acts based on Bach and Harnish, namely requestives, questions, prohibitives, and advisories, and (2) most directive illocutionary speech acts successfully influence the speech partners.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Widawati
Abstrak :
Bahasa Mandarin menggunakan karakter Han sebagai sistem aksaranya. Ketika mempelajari karakter Han sering dijumpai adanya homografi. Homografi adalah dua karakter yang memiliki bentuk sama tetapi berbeda makna. Salah satu kata yang berhomografi adalah 着. 着 memiliki beberapa pelafalan dan makna. Secara gramatikal, karakter homografi着 dapat dilafalkan dengan dua cara, yaitu zhe dan zháo. Karakter 着 yang dilafalkan zhe berfungsi sebagai pemarkah aspek, sedangkan karakter 着 yang dilafalkan zháo berfungsi sebagai pelengkap hasil. Dalam sebuah kalimat karakter着 ini memiliki kesamaan posisi, yaitu terletak mengikuti verba. Hal inilah yang sering kali membuat pembelajar kesulitan membedakan fungsi sehingga salah saat melafalkan. Penelitian ini membahas karakter 着dengan fungsi sebagai aspek dan pelengkap. Sumber data yang digunakan dalam tugas akhir ini diperoleh dari buku ajar terjemahan汉语阅读速成Hànyǔ Yuèdú Sùchéng dan beberapa artikel daring, berupa kalimat yang mengandung karakter 着. Data kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik fungsi dan konteksnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis yang diperoleh adalah memperkenalkan dua fungsi karakter homografi 着sebagai aspek dan pelengkap dan membantu pembelajar dalam membedakan fungsi.
Mandarin uses the Han character as its script system. When studying the Han character, homography is often found. The homography itself is two characters that have the same form but different meanings. One of the words that have a homograph is 着.着 has some pronunciations and meanings. Grammatically, the homographic character 着 can be pronounced in two ways, namely zhe and zháo. The character 着 pronounced zhe as an aspect marker, while the character 着 pronounced zháo as a complement of the results. In the sentence, the character 着 has the same position, which is located following the verb. This often makes the students difficult to distinguish the appropriate functions in reciting. This study discusses the character 着 with functions as aspect and complement. The data source used in this final assignment is the sentence was obtained from the textbook translation汉语 阅读 速成 Hànyǔ Yuèdú Sùchéng and several online text. Data analysis is then performed based on the characteristics of the function and its context. The method used in this research is a descriptive qualitative method. The results of the analysis obtained are introducing two homographic character functions as aspect and complement and helping learners differentiate functions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shakina Azzahra
Abstrak :
Tugas akhir ini akan membahas mengenai makna simbol yang terdapat pada busana yang digunakan oleh pengantin perempuan dalam upacara adat Cio Tao yang dilaksanakan di Tangerang. Simbol yang terdapat pada busana pengantin perempuan dimaknai secara semiotika. Tujuan penelitian adalah memaparkan simbol yang terdapat pada busana pengantin perempuan beserta maknanya. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca yang berminat pada budaya Cina, khususnya makna simbol pakaian pengantin perempuan pada saat upacara Cio Tao. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, berupa wawancara dan pengamatan secara langsung pakaian pengantin perempuan. Selain itu juga dilakukan penelitian kepustakaan untuk melengkapi informasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penafsiran simbol-simbol yang terdapat pada busana pengantin perempuan mengacu kepada keagungan pengantin perempuan di hari pernikahannya serta doa dan harapan untuk pengantin perempuan dalam mengarungi rumah tangga.
This final project will explain the meaning of the symbols on the bride`s attire in the Chio Tao ceremony held in Tangerang, using the theory of semiotics through the process of semiosis. The purpose of this project is to explain the symbols and meanings of the bride's attire, in addition to describing the symbols and meanings in the bride`s attire during the Chio Tao ceremony, it is expected to widen and increase the knowledge of readers interested in Chinese culture, especially the meaning symbol of the bride`s attire at the Chio Tao ceremony. This study will use qualitative methods, by directly observing the bride`s attire and library research. The results of the study are seen from the interpretation that arises from the symbols in the bride`s dress, the meaning refers to the bride on her wedding day and becomes wish and hope for the bride to live marriage life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Maulida
Abstrak :
Nama adalah kata sebutan atau panggilan khusus yang mengacu kepada seseorang atau sesuatu. Sebutan atau panggilan ini dimaksudkan untuk membedakan diri sendiri dengan yang lain. Nama seseorang umumnya mengandung harapan dan doa orang tua agar sang anak memiliki masa depan ataupun berperilaku sesuai dengan makna yang dikandung pada nama tersebut. Pada masa Cina kuno, masyarakat Cina dapat memiliki tiga jenis nama, yaitu 名 míng (nama pemberian), 字 zì (nama kehormatan), dan 号 hào (nama gelar). Salah satu tokoh utama dalam drama The Untamed 陈情令 Chén Qíng Lìng (2019), yaitu Lan Wangji, memiliki tiga jenis nama, yaitu 湛 Zhàn yang bermakna ‘Sempurna’ sebagai 名 míng (nama pemberian), 忘机 Wàngjī bermakna ‘Melupakan Hal Penting’ sebagai 号 hào (nama gelar), dan 含光君 Hánguāng Jūn bermakna ‘Tuan yang Membawa Cahaya’ sebagai 字 zì (nama kehormatan). Penelitian ini menggunakan teori segitiga semantik Ogden dan Richards untuk melihat hubungan makna ketiga nama Lan Wangji dengan sepak terjangnya di dunia persilatan sebagai acuannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga nama Lan Wangji memiliki makna yang sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh Lan Wangji dalam drama. ......A name is a special designation or nickname that refers to someone or something. This designation or nickname is intended to distinguish oneself from others. A person's name generally contains the hopes and prayers of parents so that the child has a future or behaves according to the meaning contained in that name. In ancient China, Chinese people could have three kinds of names, namely 名 míng (given name), 字 zì (honorary name), and 号 hào (title name). One of the main characters in the drama The Untamed 陈情令 Chén Qíng Lìng (2019), namely Lan Wangji, has three kinds of names, namely 湛 Zhàn which means 'Perfect' as 名 míng (given name), 忘机 Wàngjī means 'Forgetting Important Things' as 号 hào (title), and 含光君 Hánguāng Jūn means 'the Lord Who Brings the Light' as 字 zì (honorary name). This study uses Ogden and Richards' semantic triangle theory to see the relationship between the meanings of the three names of Lan Wangji and his actions in the world of martial arts as a reference. This study uses a qualitative approach and is presented descriptively. The results of this study indicate that the three names of Lan Wangji have meanings that are in accordance with the behavior shown by Lan Wangji in the drama.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>