Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fadelia Deby Subandi
"ABSTRAK
Bunuh diri telah menjadi masalah publik utama di kalangan remaja di seluruh dunia. Kebanyakan studi yang tersedia tentang kesepian dan bunuh diri adalah di antara sampel orang dewasa yang berpenghasilan tinggi negara. Penelitian ini bertujuan untuk menilai prevalensi dan juga memprediksi peran variabel kesepian, sosial-lingkungan, dan demografis untuk bunuh diri remaja ideasi dan percobaan bunuh diri dalam 12 bulan terakhir. Kami melakukan studi berbasis sekolah di antara siswa sekolah menengah yang tinggal di perkotaan Jakarta dikumpulkan secara acak bertingkat
teknik pengambilan sampel. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis data. Itu prevalensi ide bunuh diri dalam sampel kami adalah 8,1% (n = 43) dan prevalensi
percobaan bunuh diri adalah 5,5% (n = 29). Menjadi wanita dan kesepian akan meningkatkan risiko memiliki ide bunuh diri (masing-masing 2,2 kali lipat dan 1,2 kali lipat). Sementara itu saja kesepian meningkatkan kemungkinan melakukan upaya bunuh diri sebesar 1,2 kali lipat. Pelajaran ini juga menyoroti pentingnya mengidentifikasi remaja dengan masalah kesepian mencegah ide bunuh diri dan upaya. Bantuan psikologis lebih lanjut untuk remaja dengan kesepian harus disediakan

ABSTRACT
Suicide has become a major public problem among adolescents throughout the world. Most available studies on loneliness and suicide are among a sample of high-income adult countries. This study aims to assess the prevalence and also predict the role of loneliness, socio-environmental, and demographic variables for adolescent ideational suicide and suicide attempts in the last 12 months. We conducted a school-based study among high school students living in urban Jakarta collected by stratified random sampling
sampling technique. Logistic regression analysis is used to analyze data. The prevalence of suicide ideas in our sample was 8.1% (n = 43) and the prevalence
attempted suicide was 5.5% (n = 29). Being a woman and being lonely increases the risk of having suicidal ideation (2.2 times and 1.2 times, respectively). Meanwhile alone loneliness increases the likelihood of committing suicide by 1.2 times. This lesson also highlights the importance of identifying teens with lonely problems preventing suicide ideas and efforts. Further psychological assistance for adolescents with loneliness must be provided"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ikayanti
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S3530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tsamara Rustiadi
"Mahasiswa yang merantau harus menghadapi lebih banyak penyesuaian dalam kehidupan perkuliahannya, terlebih setelah adanya perubahan global yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dalam situasi yang sulit tersebut, kedekatan dengan alam dan resiliensi dapat memiliki peran penting agar mahasiswa tidak mempersepsi situasi secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau. Data diambil menggunakan survei daring pada mahasiswa perantau di seluruh Indonesia (N = 123). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan adaptasi 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), dan Perceived Stress Scale (PSS). Data penelitian dianalisis dengan model mediasi pada perangkat PROCESS dari Hayes di SPSS. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain kedekatan dengan alam berpengaruh positif terhadap resiliensi, resiliensi berpengaruh negatif terhadap persepsi stres, dan terdapat indirect-only mediation dari resiliensi terhadap hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau.

Sojourner college students have to face more adaptation in their college life, especially now after there are global changes all around the world because of COVID-19 pandemic. In this stressful situation, nature relatedness and resilience have an important role in reducing college students’ negative perception of the situation. This research’s objective is to see the role of resilience as mediator between nature relatedness and perceived stress. Data were taken using online survey from sojourner students all over Indonesia (N = 123). Variables were measured using the adaptations of 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), and Perceived Stress Scale (PSS). The data that have already been collected were analyzed using mediation model on Hayes’ PROCESS tool on SPSS. Results from this research is nature relatedness can positively predict resilience, resilience can negatively predict perceived stress, and there is an indirect-only mediation from resilience to the relationship between nature relatedness and perceived stress of sojourner college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amalia Hana Firdausi
"ABSTRAK
Ibu bekerja dengan anak balita mengalami stres yang disebabkan oleh adanya peran ganda yang harus dijalani, baik di rumah ataupun pekerjaan, sehingga akan sulit untuk mempertahankan keberfungsian keluarga yang efektif. Oleh karena itu, penggunaan strategi coping perlu diperhatikan untuk mengatasi dampak negatif dari hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan keberfungsian keluarga pada ibu bekerja dengan anak balita yang menggunakan strategi coping berfokus masalah dan strategi coping berfokus emosi. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur adaptasi dari family assessment device (Epstein, Baldwin, & Bishop, 1983) dan pengukuran strategi coping menggunakan alat ukur adaptasi dari the ways of coping checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, & Becker, 1985). Partisipan berjumlah 121 ibu bekerja yang memiliki anak balita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keberfungsian keluarga yang signifikan pada ibu bekerja dengan anak balita yang menggunakan strategi coping berfokus masalah dan strategi coping berfokus emosi (t = 5,802, signifikan pada L.o.S 0.05). Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa kelompok partisipan yang menggunakan strategi coping berfokus masalah memiliki rata-rata skor total keberfungsian keluarga yang lebih tinggi dibandingkan kelompok partisipan yang menggunakan strategi coping berfokus emosi. Artinya, penggunaan strategi coping yang berbeda berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga.

ABSTRACT
Working mothers with children under five years experiencing stress caused by the multiple roles that must be endured, either at home or work, so it will be difficult to maintain effective family functioning. Therefore, the use of coping strategies need to be considered to overcome the negative effects of it. This study was conducted to determine differences in family functioning among working mothers with children under five years who used problem-focused coping strategies and emotion-focused coping strategies. Family functioning was measured using an adaptation instrument named family assessment device (Epstein, Baldwin, & Bishop, 1983) and coping strategies was measured using an adaptation instrument named the ways of coping checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, & Becker, 1985). The participants of this study are 121 working mothers with children under five years. The results of this study indicate that there are significant differences in family functioning among working mothers with children under five years who used problem-focused coping strategies and emotion-focused coping strategies (t = 5.802, significant at LoS 0.05). From the results can also be seen that the group of participants who used problem-focused coping strategies had an average total family functioning score higher than the group of participants who used emotion-focused coping strategies. That is, the use of different coping strategies affect family functioning."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Citra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran psychological well-being pada petugas pemadam kebakaran di Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being yang telah diadaptasi oleh kelompok payung penelitian Psychological Well-Being 2012. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 200 petugas pemadam kebakaran dari lima wilayah di Jakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa skor mean psychological well-being petugas pemadam kebakaran di Jakarta tergolong tinggi.

This research aims to describe the psychological well-being of firefighters in Jakarta. The approach of this research is a quantitative approach by collecting data through questionnaires. This research uses Ryff’s Psychological Well-Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. The data is analyzed using descriptive statistic technique. Research participants are 200 firefighters from five regions in Jakarta. The results shows that the mean score of psychological well-being of firefighters in Jakarta is high. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Annisa Izati
"Diskrepansi aspirasi dan ekspektasi pada perempuan dalam konteks transisi menjadi orangtua diprediksi oleh dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak. 64 partisipan, yaitu wanita yang sebelumnya atau saat ini memiliki karir memberikan respon terhadap Career Aspiration Scale (O'Brien, 1996) dan 3-item yang khusus dibuat untuk penelitian ini yang mengukur ekspektasi karir. Partisipan juga memberi respon terhadap item tunggal mengenai ketersediaan pengasuh anak dan Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, Raja, & Adams, 1995) yang mengukur dukungan suami.
Analisis standard multiple-regression menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan diskrepansi aspirasi dan ekspektasi karir. Ketersediaan pengasuh anak juga gagal memprediksi diskrepansi pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua. Hasil penelitian menegaskan bahwa selain dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak, karakteristik individu dan dukungan sosial dari sumber lainnya mungkin lebih baik dalam memprediksi diskrepansi aspirasi dan eskpektasi karir pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua.

The discrepancy of career aspiration and expectation of women were predicted by husband support and childcare availability, in context of transition to parenthood. The 64 participants—women who previously or currently have a career—gave response to Career Aspiration Scale (O’Brien, 1996) and specially developed 3- items of career expectation. They also gave response to a single item of childcare availability and Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, King, & Adams, 1995) which measured perceived husband support.
A standard multiple- regression revealed a not significant relationship between husband support and the discrepancy of career aspiration and expectation. Similarly, childcare availability failed to predict the discrepancy among mothers in transition to parenthood. The results suggest that, besides husband support and childcare availability, there are individual characteristics and other social support which might be better predicting discrepancy of career aspiration and expectation among mothers in transition to parenthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahastari Nataliza
"Peristiwa ditinggalkan oleh orang yang dicintai terkategori ke dalam pengalaman traumatis karena peristiwa tersebut terjadi tanpa kesanggupan seseorang untuk mengendalikan yang diikuti dengan perasaan tak berdaya. Individu berusia dewasa muda yang mengalami kematian salah satu orangtuanya menjadi partisipan dalam penelitian ini; dimana berbagai tugas perkembangan dalam masa ini harus dijalankan agar tercapainya kemantapan dalam fase kehidupan dewasa berikutnya. Terapi Posttraumatic Growth Path (PTGP) dipilih menjadi salah satu metode intervensi untuk membantu individu mencapai pertumbuhan pasca trauma dengan pemaknaan yang lebih positif. Terapi dilakukan secara individual yang terdiri dari 4 sesi (deal, feel, heal, dan seal) dan berlangsung selama 5 minggu. Desain penelitian adalah pretest posttest dengan pemilihan partisipan menggunakan metode purposive sampling. Partisipan adalah tiga individu dewasa muda (19-25 tahun) yang mengalami kematian salah satu orangtuanya dan mengeluhkan beberapa simtom gangguan stres pasca trauma serta kesulitannya untuk mengatasi perasaan berdukanya. Untuk mengukur efektivitas terapi, partisipan diwawancarai dan mengisi kuesioner Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). Setelah intervensi dilakukan, ketiga partisipan menunjukkan adanya penurunan simtom pada stres pasca trauma yang dirasakan dan kesiapan untuk melangkah maju melanjutkan kehidupannya. Hasil ini menunjukkan bahwa PTGP dapat membantu meningkatkan pertumbuhan pasca trauma dan mengurangi simtom-simtom psikologis yang dialami individu. Penelitian selanjutnya dapat difokuskan untuk menyediakan intervensi psikologis pada individu yang mengalami kematian anggota keluarga lainnya atau pasangan hidup pada masa perkembangan lainnya.

The event of death of the loved one is categorized as a traumatic event because the person who experienced does not have the control to prevent followed by a feeling of helplessness. Young adults who experienced grieving caused by the death one of the parents participated in this study. The developmental task during young adults has to be on its course for them to be able to establish firmly in the next adult developmental phase. The Posttraumatic Growth Path (PTGP) model therapy was chosen to be one of the intervention methods to help those individual to experienced posttraumatic growth and to have better and positive understanding of the event. This therapy was conducted individually which consist of four session (deal, feel, heal and seal) in five weeks. This study design is pre test post test with purposive sampling method in selecting the participants. The participants are three young adults who experienced the death one of the parents and reported symptoms of posttraumatic stress and also difficulties in overcoming the grieving reactions. To determine the effectivity of the therapy, participants was interviewed and filling in the questionnaire Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). After the intervention, all of the three participants reported reduction of the symptoms; more adaptive to the changes occurred after the death, and readiness to step forward to continue living. This result shows that Posttraumatic Growth Path (PTGP) was proved to be able to enhance posttraumatic growth. Future research must focus on the intervention to individual who experienced the death of other family member or spousal death in other developmental period."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T40851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Meliza Zubir
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara psychological well-being dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Tahun pertama di perguruan tinggi memberikan tantangan bagi mahasiswa terutama dalam proses penyesuaian diri. Pada masa ini psychological well-being bermanfaat bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan tersebut. Psychological well-being penting bagi individu yang sedang mengalami masa transisi dalam kehidupan. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff's Scale of Psychological Well-Being dan pengukuran college adjustment menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire yang disusun oleh Baker dan Siryk. Partisipan penelitian ini berjumlah 226 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Data penelitian kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological well-being dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia (r = 0.595; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01).

This research was conducted to find the correlation between college adjustment and psychological well-being among first-year college students of Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured by using Ryff's Scale of Psychological Well-Being and college adjustment was measured by using the Student Adaptation to College Questionnaire by Baker and Siryk. The participants of this research were 226 first-year college students of Universitas Indonesia. Data was processed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The main results of this research showed that psychological well-being positively correlated significantly with college adjustment (r = 0.595; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>