Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilia Hestini
"Penyakit Hirschsprung yang termasuk penyakit kongenital yang diketahui memiliki faktor risiko yang berkaitan dengan masa kehamilan ibu dan genetik. Faktor yang berkaitan dengan penyakit Hirschsprung berupa konsumsi obat-obatan dan vitamin berlebihan, paparan zat-zat kimia, obesitas, serta gaya hidup saat masa kehamilan. Upaya penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada penyakit Hirschsprung meliputi stabilisasi menggunakan cairan dan elektrolit, enema, dan pembuatan kolostomi sebelum dilakukan pembedahan definitif. Manajemen perawatan setelah tindakan pembedahan dalam penanganan Hirschsprung dilakukan dengan edukasi dan perawatan sesuai kondisi pascabedah. Peningkatan frekuensi BAB yang cair, pemasangan rectal tube yang kurang tepat, kebersihan kulit yang tidak terjaga dapat merusak kulit daerah sekitar perianal sehingga menyebabkan kulit anak rentan mengalami iritasi, kulit meradang, berwarna kemerahan, lecet dan membuat anak menjadi rewel dan tidak nyaman. Perawatan kulit yang umum dilakukan yakni dengan pemberian salep topikal atau minyak ekstrak tumbuhan untuk menjaga kelembaban dan mencegah iritasi kulit. Salah satu bahan olahan alami yang dapat dipertimbangkan sebagai barrier atau terapi topikal alternatif yang dapat digunakan untuk perawatan kulit pada bayi yang mengalami iritasi kulit yaitu Virgin Coconut Oil (VCO). Penggunaan VCO ini dilakukan pada anak M. Terdapat hasil yang signifikan dengan menggunakan DDSIS dari skor 4 menjadi 0 terhadap berkurangnya derajat kerusakan integritas kulit setelah dilakukan pemberian VCO. Hasil penerapan penggunaan VCO ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi kesehatan.

Hirschsprung's disease, which is a congenital disease, is known to have risk factors related to maternal gestational age and genetics. Factors related to Hirschsprung's disease include excessive consumption of drugs and vitamins, exposure to chemicals, obesity, and lifestyle during pregnancy. Medical management efforts that can be done in Hirschsprung's disease include stabilization using fluids and electrolytes, enemas, and making a colostomy before definitive surgery. Management of postoperative care in the treatment of Hirschsprung is carried out with education and care according to postoperative conditions. An increase in the frequency of liquid bowel movements, improper installation of a rectal tube, poor skin hygiene can damage the skin around the perianal area, causing the child's skin to be prone to irritation, inflamed skin, redness, blisters, and making the child fussy and uncomfortable. Skin care that is commonly done is by giving topical ointments or plant extract oils to maintain moisture and prevent skin irritation. One of the natural processed ingredients that can be considered as a barrier or alternative topical therapy that can be used for skin care for babies with skin irritation is Virgin Coconut Oil (VCO). The use of VCO was carried out on M children. There were significant results using DDSIS from a score of 4 to 0 on the reduced degree of damage to skin integrity after VCO was administered. The results of implementing the use of VCO can be used as input for health institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reihani Zaida
"Vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia tidak terlepas dari orang tua yang menyetujui dan tidak menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia. Responden merupakan orang tua yang memiliki anak berusia 6-18 tahun. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, korelasi dan cross-sectional dengan sampel 428 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner karakteristik orang tua dan anak, serta kuesioner pengetahuan terkait vaksin COVID-19.
Penelitian ini menunjukkan adanya faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak meliputi keterkaitan dengan anak (p = 0.003, α = 0.05), riwayat pengobatan anak (p = 0.008, α = 0.05), status vaksin influenza, dan status vaksinasi COVID-19 anak, khawatir keparahan COVID-19, penjelasan ilmiah, akses ke pelayanan kesehatan, dan pengetahuan orang tua/wali (p=0.000, α = 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor lain yang berkaitan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak.

Vaccination against COVID-19 in children in Indonesia is inseparable from parents agreeing and not agreeing to vaccination of COVID-19 in children. The study aims to determine the factors associated with the willingness of parents to agree to vaccination against COVID-19 in children in Indonesia. Respondents are parents who have children aged 6-18 years. This study used a descriptive, correlation and cross-sectional research design with a sample of 428 respondents. The research instrument used a questionnaire on the characteristics of parents and children, as well as a knowledge questionnaire related to the COVID-19 vaccine.
This study showed that there were factors associated with the willingness of parents to agree to the COVID-19 vaccine in children including association with the child (p = 0.003, α = 0.05), history of child medication (p = 0.008, α = 0.05), influenza vaccine status, and children's COVID-19 vaccination status, concern about the severity of COVID-19, scientific explanation, access to health services, and knowledge of parents/guardians (p=0.000, α = 0.05). Future research is expected to examine other factors related to the willingness of parents to approve the COVID-19 vaccine for children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Khaerun Nisa
"Pendahuluan : Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan anak berperawakan pendek dan memiliki masalah gizi kronis. Kabupaten Brebes menjadi urutan ke 3 dengan angka stunting tertinggi di Jawa Tengah. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di daerah tersebut.
Metode: Design yang digunakan adalah cross sectional  dengan teknik convenience sampling. Analisis univariat dan bivariate dengan uji chi-square.
Hasil: Analisis chi-square menunjukan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang pemberian makan anak dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan memiliki p value berturut-turut sebesar p=0.000, p=0.000,  p=0.000.
Kesimpulan: Adanya hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Jawa tengah.
Rekomendasi: Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab stunting di daerah tersebut.

Introduction: Stunting is a condition characterized by short stature and chronic nutritional problems. Brebes Regency is in third place with the highest stunting rate in Central Java. The aim of the study was to identify the relationship between knowledge, attitudes, and feeding practices of mothers with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in the area.
Method: The design used is cross sectional with convenience sampling technique. Univariate and bivariate analysis with chi-square test.
Results: Chi-square analysis showed that there was a significant relationship between mother's knowledge, attitudes, and practices regarding child feeding and the incidence of stunting in children aged 0-59 months having p values ​​respectively p=0.000, p=0.000, p=0.000.
Conclusion: There is a relationship between knowledge, attitudes and practices of mothers in feeding with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Bulakamba District, Brebes Regency, Central Java.
Recommendation: There is a need for further research on the causes of stunting in the area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Khairunnisa
"

Penyakit hirschsprung (Hirschsprung’s Disease) merupakan kelainan kongenital pada sistem gastrointestinal yang umum terjadi pada anak. Salah satu komplikasi yang umum dijumpai pasca pembedahan definitif duhamel pull-through yakni peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi feses sehingga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan integritas kulit di area yang tertutupi popok. Masalah gangguan integritas kulit juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku orang tua yang tidak tepat dalam membersihkan kulit sehingga merusak kulit di area sekitar perianal dengan ditandai adanya kemerahan, papula/pustula, bahkan erosi. Perawatan kulit yang tepat diperlukan untuk mencegah perluasan area dan menangani masalah integritas kulit melalui pendekatan ABCDE (air, barrier, cleansing, diapering, dan education). Penerapan konsep ini yang dilakukan pada anak B menunjukkan hasil yang cukup signifikan dengan menggunakan instrumen DDSIS dari skor 6 menjadi 3 terhadap berkurangnya derajat gangguan integritas kulit setelah dilakukan intervensi dengan pendekatan konsep ABCDE. Hasil penerapan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi pendidikan keperawatan, penelitian keperawatan, maupun institusi rumah sakit.


Hirschsprung's Disease is a common congenital abnormality of the gastrointestinal system that occurs in children. One of the common complications observed after definitive Duhamel pull- through surgery is an increase in the frequency and changes in the consistency of feces, which can lead to a higher risk of skin integrity problems in the diapered area. Skin integrity problems are also influenced by inappropriate parental knowledge and behavior in cleaning the skin, which can cause damage to the skin around the perianal area, resulting in redness, papules/pustules, and even erosion. Proper skin care is essential to prevent the expansion of affected areas and address skin integrity problems. The ABCDE approach, which stands for air, barrier, cleansing, diapering, and education, has been shown to be effective in preventing skin integrity problems in children. This study applied the ABCDE approach to child B and observed significant results with a decrease in the DDSIS instrument score from 6 to 3 after intervention. The findings of this study suggest that the ABCDE approach can be used as a guide for nursing education, research, and hospital institutions to improve skin care practices and prevent skin integrity problems in children.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Aini Zahra
"Wabah mpox (monkeypox) dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Virus ini dapat menyebar kepada siapa saja, salah satunya anak-anak sebagai kelompok rentan. Mempertimbangkan peran penting orang tua dalam pencegahan infeksi mpox pada anak, peneliti menilai pengetahuan dan persepsi orang tua terhadap kejadian mpox pada anak di DKI Jakarta. Penelitian cross-sectional berbasis kuesioner ini dilakukan pada 18 Maret hingga 14 April 2023. Sebanyak 442 orang tua di DKI Jakarta terlibat dalam penelitian ini melalui teknik convenience sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 442 orang tua hanya 8,1% yang memiliki pengetahuan baik dan 66,7% dari mereka memiliki pengetahuan yang kurang. Namun sebaliknya, mayoritas orang tua di DKI Jakarta memiliki persepsi positif terhadap kesadaran, tindakan pencegahan, dan rekomendasi terhadap penyakit mpox. Temuan ini menyoroti kebutuhan terhadap pendidikan publik terkait wabah mpox. Meningkatkan pengetahuan tentang mpox akan menjadi kunci untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam menanggapi dan mencegah penularan virus mpox pada anak.

The outbreak of mpox (monkeypox) has been declared a public health emergency of international concern. This virus can spread to anyone, one of which is children as a vulnerable group. Considering the important role of parents in the prevention of mpox in children, the researchers sought to assess parents' knowledge and perceptions of the incidence of mpox in children in DKI Jakarta. This questionnaire-based cross-sectional study was conducted from March 18 to April 14, 2023. A total of 442 parents in DKI Jakarta were involved in this study by convenience sampling. The results of the univariate analysis showed that of the 442 parents, only 8.1% had good knowledge and 66.7% of them had less knowledge toward mpox in children. However, parents in DKI Jakarta have a positive perception of awareness, preventive measures, and recommendations against mpox. The findings highlighted the need for public education related to the mpox outbreak. Increasing knowledge about mpox will be the key to improving the capacity of parents to respond to and prevent transmission of the mpox virus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rachmatal Azza
"Kasus keganasan sistem saraf pusat merupakan jenis keganasan kedua terbanyak yang menyerang anak-anak hingga dewasa. Pada tumor medulla spinalis, ditemukan manifestasi khas seperti nyeri servikal, kelemahan motoric dan sensorik, hingga gangguan dalam kontrol eliminasi. Tatalaksana utama yang dilakukan umumnya adalah pembedahan. Efek samping dari manifestasi klinis dan tatalaksana yang dilakukan dapat mempengruhi fisik hingga psikologis pasien kanker anak. Sebagian besar pasien kanker anak mengalami kecemasan selama periode perawatan. Manajemen ansietas dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan, salah satunya dengan teknik distraksi terapi seni menggambar dan mewarnai.
Penerapan intervensi terapi seni menggambar dan mewarnai selama 8 hari yang didasari oleh bukti penelitian didapatkan tingkat kecemasan pasien menurun yang ditandai dengan penurunan skor instrument PROMIS Pediatric Anxiety dari skor 22 menjadi 15. Hasil dari penerapan intervensi ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pelayanan keperawatan, institusi ilmu keperawatan, dan penelitian selanjutnya.

Malignancy of central nervous system are the second most common type of cancer that occurs in children to adults. Typical manifestation of spinal cord tumors such as cervical pain, motor and sensory weakness, impaired elimination control are found. Surgery is the main treatment to tumors. The side effects of clinical manifestations and the treatment can affect the physical and psychological aspects of pediatric cancer patients. Most of the pediatric cancer patients experience anxiety during the treatment period. Drawing and coloring art therapy can be used for anxiety management to reduce the patient anxiety level.
The results of applying the art therapy intervention of drawing and coloring for 8 days based on evidence-based practice showed that the patient's anxiety level decreased, which was indicated by a decrease in the score of the PROMIS Pediatric Anxiety instrument from a score of 22 to 15. The results of implementing this intervention are expected to be used as recommendation and consideration for nursing services, institute of nursing science, and further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luvie Mevia Azzahra
"Bronkiolitis obliterans adalah salah satu penyakit paru obstruktif langka pada anak yang menyebabkan terjadinya fibrosis jalan napas sehingga bronkioli menyempit dan pernapasan menjadi terganggu. Salah satu masalah yang dapat muncul akibat hal tersebut adalah pola napas tidak efektif akibat efek jangka panjang dari penyempitan bronkioli yang menyebabkan hiperinflasi paru dan diagfragma mendatar. Hal ini mengganggu pola napas pasien sehingga terjadi gangguan oksigenasi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan pemberian intervensi keperawatan pengubahan posisi orthopneik pada anak dengan bronkiolitis obliterans. Pasien adalah An. A, perempuan berusia 3 tahun 6 bulan. Pasien masuk dengan keluhan sesak napas dan kebiruan. Hasil yang didapatkan pasca pemberian intervensi perubahan posisi orthopneik selama 15 menit terdapat perbaikan pola dan frekuensi napas. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi tenaga kesehatan dalam menerapkan perubahan posisi orthopneik pada lahan praktik untuk meningkatkan pola napas pada anak dengan bronkiolitis obliterans.

Bronchiolitis obliterans is a rare obstructive pulmonary disease in children that causes airway fibrosis which causes narrowed bronchioles and difficulty of breathing. One of the problems that can arise as a result of this is an ineffective breathing pattern due to the long-term effects of narrowed bronchioles that cause lung hyperinflation and flattening of the diaphragm. This disrupts the patient's breathing pattern resulting in impaired oxygenation. This scientific work aims to analyze the effectiveness of nursing interventions of orthopneic position in children with bronchiolitis obliterans. The patient is An. A, 3 years 6 months old girl. The patient came in with complaints of shortness of breath and cyanosis. The results obtained after the intervention of orthopneic position for 15 minutes showed an improvement in the pattern and frequency of breathing. The results of this scientific work can be used as an information for health workers in applying orthopneic position in practice areas to improve breathing patterns in children with bronchiolitis obliterans."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Dimi Makarim
"Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu penyakit pada sistem pencernaan yang sering dijumpai di Indonesia. GERD adalah refluks isi lambung ke esophagus yang sudah berlangsung lama dan menimbulkan gejala yang dapat mengganggu atau menurunkan kualitas hidup. Salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian posisi head of bed elevation 30 derajat untuk mencegah terjadinya refluks isi lambung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penerapan intervensi head of bed elevation 30 derajat pada pasien GERD untuk mengurangi gejala refluks. Intervensi ini dilakukan pada An. M selama 3 hari dan hasilnya menunjukan bahwa efektif untuk mengurangi gejala refluks dan menurunkan keinginan untuk muntah, terutama pada malam hari. Intervensi dilakukan selama 30 menit setelah makan. Intervensi juga dikombinasikan dengan pemberian medikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga. Pemberian posisi head of bed elevation 30 derajat direkomendasikan pada pasien GERD untuk mengurangi gejala refluks, mual, dan muntah karena mudah dilakukan saat perawatan di rumah dan tidak membutuhkan biaya.

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a disease of the digestive system that is often found in Indonesia. GERD is reflux of gastric contents into the esophagus which can cause symptoms that can reduce quality of life. One of the treatments for GERD patients is by giving a head of bed elevation position of 30 degrees to prevent reflux of gastric contents. The purpose of this study was to determine whether the application of a 30-degree head of bed elevation intervention in GERD patients was effective in reducing the symptoms of nausea and vomiting. This intervention was performed on An. M for 3 days and has been shown to reduce nausea and reduce the urge to vomit, especially at night. The intervention was carried out for 30 minutes after eating. Interventions are also combined with providing medication and education to patients and families. Giving a head of bed elevation position of 30 degrees is recommended for GERD patients to reduce symptoms of nausea and vomiting because it is easy and safe to do."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Fadhoil Hanifah
"Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Gejala yang paling umum muncul pada anak dengan pneumonia adalah batuk, berdahak yang sulit dikeluarkan. Menurut beberapa penelitian fisioterapi dada menjadi intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada anak untuk membantu mengeluarkan sekret yang menghambat jalan napas. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien anak dengan pneumonia yang mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif melalui penerapan intervensi fisioterapi dada. Terdapat 2 pasien yang diintervensi, masing-masing berusia 1 tahun 5 bulan dan 1 tahun 1 bulan. Intervensi dilakukan selama selama 3 hari. Setiap hari dilakukan fisioterapi dada sebanyak 2 kali (pagi dan sore) dengan durasi masing-masing 15 sampai 20 menit. Dari hasil evaluasi didapatkan adanya perbaikan status pernapasan pada pasien meliputi penurunan frekuensi napas dan denyut nadi, serta peningkatan saturasi oksigen. Selain itu, hasil auskultasi paru juga menunjukkan adanya penurunan suara ronchi.

Pneumonia is one of the most common diseases in children under five years old. Coughing and phlegm that is difficult to expel are the most common symptoms of pneumonia in children. Chest physiotherapy can be applied to children to help expel secretions that block airways, according to several studies. The purpose of this paper is to analyze nursing care in pediatric patients with pneumonia who have problems with ineffective airway clearance through the application of chest physiotherapy interventions. There were 2 patients who intervened, each aged 1 year 5 months and 1 year 1 month. The intervention was carried out for 3 days. The chest physiotherapy was conducted twice a day for 15 to 20 minutes each. According to the evaluation results, the patient's respiratory status improved, including a decrease in respiratory rate and pulse, as well as an increase in oxygen saturation. In addition, the results of auscultation of the lungs also showed a decrease in the sound of rhonchi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Sulistiawijaya
"Bronkopneumonia merupakan suatu kondisi peradangan akut yang secara spesifik terjadi di paru-paru, disebabkan oleh agen infeksius di sekitar saluran udara (bronkus) dan kantung udara (alveolus). Permasalahan yang umum terjadi pada anak dengan bronkopneumonia adalah terkait dengan bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan produksi sekret yang berlebih di jalan napas. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin untuk mengatasi dyspnea pada anak. Pasien An.E (4th) tampak batuk berdahak disertai dengan napas cepat, penggunaan otot bantu napas, retraksi dada, suara napas tambahan, dan anak mendapatkan bantuan ventilasi berupa NK 2 lpm, didapatkan SpO2: 97%, HR: 132x /menit, RR: 38 x/menit, S: 36.4°C. Penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin yang dilakukan pada anak selama 3 hari perawatan menunjukan penurunan terhadap tingkat dyspnea anak yang dibuktikan dengan saturasi oksigen yang stabil dalam rentang 97-100% dan RR 24-32 x/menit. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai gambaran bagi perawat untuk dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan dengan intervensi nonfarmakologis berupa penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin pada anak dengan diagnosis medis bronkopneumonia yang mengalami dyspnea.
Bronchopneumonia is an acute inflammatory condition specific to the lungs, caused by infectious agents around the airways (bronchi) and air sacs (alveoli). A common problem in children with bronchopneumonia is related to ineffective airway clearance caused by increased production of excess secretions in the airway. This scientific work aims to analyze the effectiveness of applying breathing exercises through blowing windmill play therapy to treat dyspnea in children. Patient An.E (4th) appeared to cough with phlegm accompanied by rapid breathing, use of accessory muscles for breathing, chest retraction, additional breath sounds, and the child received ventilation assistance in the form of NK 2 lpm, obtained SpO2: 97%, HR: 132x/min, RR: 38 x/min, S:36.4°C. The application of breathing exercise through blowing windmill play therapy performed on children for 3 days of treatment shows a decrease in the level of dyspnea of children as evidenced by stable oxygen saturation in the range of 97-100% and RR 24-32 x/min. The results of this scientific work are expected to be used as an illustration for nurses to be able to carry out nursing care management with non-pharmacological interventions in the form of applying breathing exercises through windmill blowing play therapy in children with a medical diagnosis of bronchopneumonia who experience dyspnea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>