Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kollin A. Akbar
Abstrak :
Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu melakukan kegiatan yang bersifat interaksi, karena manusia merupakan mahluk sosial sehingga memerlukan kehadiran orang lain untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi sewaktu menjalani kehidupannya. Ketika berinteraksi manusia akan, memilih suatu tempat untuk melangsungkan kegiatan tersebut. Tempat yang dipilih tentunya telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan keinginan serta telah memiliki arti khusus pada diri pengguna sehingga menurutnya pantas untuk dijadikan sebagai seiring kegiatan berinteraksi. Penghuni Rumah Susun Kebon Kacang ternyata lebih memilih koridor sebagai tempat mereka melakukan kegiatan berinteraksi. Di sana beragam bentuk kegiatan berinteraksi telah dilakukan oleh mereka. Terjadinya penambahan fungsi pada koridor rumah susun ini tentunya telah menandakan bahwa koridor disana memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai seiring kegiatan berinteraksi. Untuk itu skripsi ini akan membahas mengenai potensi sebuah koridor sebagai seiring kegiatan berinteraksi, baik dilihat dari faktor setring fisik, pemilihan seiring oleh pengguna maupun perilaku penghuni didalam seiring tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hikmawati W.P.
Abstrak :
Pada era modern ini perkembangan dunia arsitektur cukup peset seiring dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan manusia. Perancangan arsiteklur tidak terlepas dari perancangan Ianskap yang memiliki persamaan daiam memperhatikan hubungan antara ruang, manusia dan alam. Bila dilinjau dalam skala yang lebih kecil, hubungan kedua bidang tersebut dapat dianatogikan sebagai hubungan antara rumah dengan taman.

Dalam kehidupan sehari~hari, manusia memerlukan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan akan kehangatan, keamanan dan kenyamanan. Keberadaan rumah sangat membantu manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan tersebut Oleh karena itu, perancangan suatu rumah harus memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi jiwa dan nsik manusia, antara Iain iklim, site dan elemen-elemen pernbentuk ruang. Keharmonlsan dan kesatuan rumah dengan site mencerminkan suatu konsep integrasi dengan Iingkungan sekitar, khususnya Ianskap atau alam. Usaha integrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, Salah satunya adalah menciptakan suatu ruang alam dengan perancangan Ianskap yang terencana, yaitu taman. Taman dalam perancangan rumah dapat memberi nilai tambah bila dikaitkan dengan berbagai efek yang timbul ketika terjadi interaksi antara manusia dan alam, balk secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menegaskan bahwa konsep integrasi perancangan mmah-taman cukup penting dalam menciptakan karya arsitektur dan lanskap yang berkualitas tinggi dengan dasar pemikiran yang matang dan prinsip desain yang jeias.

Perkembangan arsitektur dan lanskap di Asia sangat dipengaruhi oleh sejarah, kebudayaan dan religi. Ha! ini dapat dilihat pada perancangan rumah-taman yang menerapkan prinsip arsitektur tradisional, dengan tetap memperhaiikan Ianskap setempat (misalnya alam tropis). Peradaban manusia di Asia melahirkan berbagai hlsafat atau Hlosoti hidup yang mencerminkan kebudayaan. Dalam proses perancangan, kebudayaan itu membentuk suatu ciri khas pada gaya arsitektur tradisional yang beradaptasi sesuai dengan perkembangan jaman. Berbagai teori yang mendukung konsep integrasi tersebut dan studi kasus pada berbagai arsrtek di Asia akan turut disertakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Fajar Trianto
Abstrak :
Saat ini di Jakarta banyak ditemui perumahan yang berkesan eksklusif karena terlihat seperti sengaja membedakan dan memisahkan diri dari Iingkungan sekitatnya. Kesan eksklusrf yang kita rasakan biasanya muncul akibat hal-hal seperti desain arsitektur yang menonjolkan kesan kemewahan dan kernegahan, penggunaan tembok tinggi sebagai batas kawasan Iengkap dengan portal besi, pos jaga dan satpam di pintu masuk kawasan sehingga menimbulkan kesan tertutup. Hal ini biasanya terjadi pada perumahan-perumahan yang dihuni oleh kelornpok-kelornpok yang tergolong elite dalam masyarakat.

Dengan pengkajian teori mengenai adanya sikap dan perilaku eksklusif pada manusia sebagai sebuah kelompok elite lewat sudut pandang sosiologi, adanya kebutuhan rasa aman manusia lewat sudut pandang psikologi, dan bagaimana kedua hal ini dapat diterjemahkan dengan unsur-unsur desain perumahan Iewat sudut pandang arsitektur, serta dari pengamatan Iapangan, dapatlah diketahui bahwa ketiga hal tersebut saling berhubungan dan memiliki peran dalam tedadinya fenomena eksklusivisme pada perumahan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fauzia
Abstrak :
Kehadiran arsiteinur dalam menghadirkan mang bagi manusia tidaklah tak terbatas. Kebutuhan mendasar manusia berupa ruang bernaung, mempakan tanggungjawab moral profesi seorang arsitek, sejak ilmu ini ditelunran. Arsitektur seharusnya dapat menciptakan ruang berkegiatan yang nyaman bagi segenap golongan manusia dalam segala benluk kegiatannya, tanpa memandang dari tingkatan kelas dan golongan mana ia brasal. Arsiteklur berbicara dan berkomunikasi kepada manusia, hadir sebagai ilmu yang manusiawi, yang kehadirannya akan utuh bile dapal menjawab kekurangan akan kebutuhan fisiologis akan naungan yang mendasar, yang hadir dari segaia fenomena di dunia. Kehadiran bencana alam dan bencana dalam masyarakat adalah fenomena tak terelakkan yang antara lain melahirkan golongan manusia yang kita sebut pengungsi_ dimana dalam segaia kalerbatasannya membutuhkan ruang untuk bemaung, yang seringkali terabaikan.

Berkaitan dngan itu, dunia arsilektur mempunyai tanggungjawab sosial dan tantangan untuk merealisasikan ruang bagi para pengungsi tersebut. Keterbatasan, kedaruratan, ketidak permanenan dan massa, yang biasanya berjumlah besar membutuhkan perhatian dan penelaahan lebih lanjut agar dapat tencipta ruang bernaung yang dapat menawarkan kenyamanan bagi meneka, dimana dituntut pula tercipta bentuk ruang yang responsif yang mampu mengatasi kecemasan psikologi para pengungsi tersebut dan memberikan rasa aman dan terlindungi.

Sebagai jawaban atas keadaan yang ada, arsitektur dengan bentuk dan citranya, dengan segala penyesuaian yang adaptif untuk manusia berstatus pengungsi, hams dapat bersinergi dengan mang dan waktu yang tersedia. Dibutuhkan peninjauan ulang atas tipe ruang beninggal yang sudah ada, baik itu yang berupa usulan maupun yang telah dipergunakan. Analisa atas peninjauan ruang bertinggal dmarapkan memherikan masukan dasar pertimbangan adaptasi arsitektur yang manusiawi mengenai kebutuhan ruang bemaung dan berkegiatan bagi pengungsi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weri Yuhendra
Abstrak :
Mengamati perkembangan pembangunan bangunan tinggi di kota besar seperti Jakarta, sangatlah menarik untuk membahas mengenai pemakaian bahan kaca sebagai alternatif fasade Menurut sebuah penelitian, bangunan modern pada masa ini telah turut berperan besar dalam menghabiskan sepertiga dari energi di dunia. Hal ini didukung dengan maraknya penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan pada bangunan untuk mendapatkan kenyamanan berkegiatan di dalam bangunan. Material kaca dan sistim HVAC sering dituding sebagai salah satu faktor yang berperan besar dalam pemborosan pemakaian energi dalam bangunan. Kini, dengan menipisnya sumber energi alam dan semakin meningkatnya kadar emisi CO2, sebuah usaha untuk mengangkat topik disain yang sesuai dengan iklim, efisiensi energi dan konsep sustainability menjadi sangat penting. Dalam tahun-tahun belakangan ini telah berkembang sebuah sistim inteHigent facade yaitu, fasade yang dapat mengurangi konsumsi energi dan mendukung sistim mekanik dalam bangunan untuk mencapai kondisi nyaman yang maksimal. Salah satu aplikasi konsep tersebut adalah sistim double-skin facade sebagai kulit bangunan tinggi. Sistim ini telah menjadi populer keseluruh dunia sebagai salah satu alternatif solusi bagi bangunan yang ramah terhadap lingkungan dengan menggunakan material kaca. Sistim ini dapat menyediakan ventilasi alami, insulasi suara luar yang sangat baik, cahaya matahari, kendali pengguna untuk mengendalikan kondisi ruangannya, wajah bangunan yang berubah-ubah dan tranparansi bangunan. Sistim ini dikenai dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya dan tetap terlihat sebagai bangunan modern. Tulisan ini membahas mengenai sistim double-skin facade dari pengertian, cara kerja, dampak pada penampilan bangunan dan aplikasi sistim tersebut pada bangunan tinggi. Penulis juga mencoba untuk meninjau kecocokan teknologi ini bila diaplikasikan di daerah iklim tropis lembab seperti di Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Indra Utama
Abstrak :
Sebuah biro arsitektur sulit untuk di-manage. Pernyataan ini ada benarnya, karena seorang arsitek mengukur keberhasilannya secara kualitatif, tidak seperti pengusaha yang berpikir ke arah tujuan yang kuantitatif. `fujuan yang tidak konkrit ini melibatkan proses berpikir kreatif yang sangat besar. Proses yang tidak jelas batasannya ini sangat berpengaruh pada waktu dan biaya produksi. Kedua masalah ini kemudian akan membatasi proses kreatif dan mempengaruhi kualitasnya. Manajemen dalam sebuah biro arsitektur bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah di atas. Salah sate yang terpenting adalah dengan pengorganisasian. Organisasi sangat erat kaitannya dengan aspek komunikasi dan koordinasi dalam proses kreatif. Ini adalah dua dari beberapa aspek penting yang dapat menjawab masalah-masalah tersebut. Organisasi terdiri dari dua bentuk dasar, yaitu lini dan matriks. Organisasi lini tumbuh di masyarakat tradisional dan bersifat hierarkis. Sedangkan matriks tumbuh pads masa modern sebagai jawaban atas masalah yang semakin kompleks yang tidak lagi dapat diatasi oleh organisasi lini. Penerapan organisasi dalam sebuah biro arsitektur memeriukan berbagai macam penyesuaian. Khususnya dari masalah proses produksi yang melibatkan proses kreatif. Tulisan ini mencoba memahami penerapan organisasi dalam sebuah biro arsitektur. Dengan memahami dasar dan penerapannya ini, kita dapat mengetahui organisasi mans yang cocok diaplikasikan pada sebuah biro arsitektur agar kualitas, waktu, dan biaya produksinya tetap terjaga dengan baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Chandra
Abstrak :
Arsitektur dimulai ketika seseorang atau sekelompok manusia mempunyai suatu kebutuhan suatu naungan, yang pada saat itu tidak terdapat di alam bebas. Ketika kehidupan manusia selalu berpindah tempat, tidak jarang mereka mengalami kesulitan untuk mencari sebuah tempat di alam, yang dapat menaungi mereka dari serangan cuaca. Dari sebuah kebutuhan mendasar itulah, dunia Arsitektur mulai berkembang selaras dengan berkembangnya kebudayaan manusia. Meskipun dunia Arsitektur dapat dikatakan dinamis, narnun pada dasarnya terdapat beberapa nilai tetap yang dapat menjadi batas pada sebuah karya Arsitektur. Sedikitnya terdapat tiga faktor utama, seperti yang diungkapkan oleh seorang Arsitek Roma, Marcus Vitruvius Polio, yaitu Utilitas, Firmitas, dan Venustas. Ketiga faktor ini, sangat membantu para arsitek untuk menilai ataupun melihat sesuatu dalam dunia arsitektur, termasuk dalam melihat sistem struktur pada sebuah karya Arsitektur. Salah satu hal yang menarik untuk dilihat pada karya Arsitektur ialah tentang penggunaan struktur tenda. Struktur tenda telah dipakai oleh banyak orang di beberapa daerah, ketika mereka masih hidup secara nomaden. Pada masa sekarang, ketika manusia mulai hidup menetap pada suatu daerah tertentu; penggunaan struktur tenda dalam pembangunan berkurang secara drastis. Dengan pemahaman dasar teori Vitruvius inlah, kita dapat menelusuri fenomena ini, guna melihat kemungkinan- kemungkinan perkembangan struktur tenda dalam bidang arsitektur; baik dari segi Kekuatan, Fungsi dan Keindahannya.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Movita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Rionald Bachtiar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilian Belinda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>