Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Cahyono
Abstrak :
Pada penelitian ini, kemampuan komposit SiO2/epoksi sebagai lapisan insulasi panas diuji dengan diaplikasikan pada material pelat baja karbon A36. Material SiO2 dicampurkan ke dalam matriks epoksi menggunakan metode pengadukan mekanis pada temperatur ruang. Kemudian, lapisan komposit yang terbentuk diaplikasikan pada pelat baja karbon berukuran 50 mm x 50 mm x 5 mm dengan dituang ke dalam cetakan. Parameter penelitian antara lain waktu pengadukan komposit, persentase massa SiO2 dan ketebalan lapisan komposit. Pengujian dilakukan untuk mengetahui karakteristik lapisan komposit yang berkaitan dengan persentase panas sisa, stabilitas termal, dan nilai kekerasan permukaan. Penambahan kadar SiO2 ke dalam epoksi dan peningkatan ketebalan lapisan komposit terbukti mampu menurunkan nilai PRH (Percentage Residual Heat) dan meningkatkan nilai kekerasan permukaan. Selain itu, lapisan insulasi panas yang dihasilkan memiliki stabilitas termal yang lebih baik. Stabilitas termal terbaik dicapai pada lapisan insulasi campuran epoksi dan 8% SiO2 dengan massa sisa sebesar 90,58% pada temperatur 500°C. Dari sisi waktu pengadukan mekanis, semakin lama durasi pengadukan maka kemampuan insulasi panas lapisan komposit semakin meningkat. Sementara dalam hal kekerasan permukaan, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara waktu aduk 5 dan 15 menit. Sifat termal terbaik ditemukan pada sampel epoksi dengan campuran 8% SiO2 pada ketebalan 5 mm setelah pengadukan selama 15 menit. Sedangkan sifat mekanik terbaik ditemukan pada sampel epoksi dengan campuran 8% SiO2. ......In this research, the ability of SiO2/epoxy composite as thermal insulation coating was tested by applying the composite coating to A36 carbon steel plate. SiO2 was mixed with epoxy matrix using method of mechanical stirring at room temperature. Then, the composite that has been formed was applied to 50 mm x 50 mm x 5 mm carbon steel plate by pouring into the mold. The parameters of research were the stirring time of the composite, weight percentage of SiO2, and the thickness of the composite coating. Experiments were carried out to determine the characteristics of the composite coating related to the percentage of residual heat, thermal stability, and surface hardness values. The addition of SiO2 into the epoxy and the increase in the coating thickness evidently could decrease the PRH (Percentage Residual Heat) value and increase the surface hardness value. Furthermore, the thermal insulation coating had better thermal stability. Best thermal stability achieved in the sample of epoxy with addition of 8% SiO2 with residual mass 90,58% at 500°C. In term of mechanical stirring time, the longer the stirring time, the better the ability of heat insulation. Meanwhile, in term of the hardness value, there was no significant difference between the time of 5 and 15 minutes. The best thermal properties were found in the sample of epoxy with addition of 8% SiO2 at thickness of 5 mm after stirring for 15 minutes. While the best mechanical properties were found in the sample of epoxy with addition of 8% SiO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asywendi Rukini
Abstrak :
Fabrikasi lapisan tipis Cu2ZnSnS4 (CZTS) menggunakan metoda Succesive Ionic Layer Adsorption And Reaction (SILAR) merupakan kombinasi yang menjanjikan untuk mewujudkan sel surya berbasis lapisan tipis yang terjangkau. Lama waktu pencelupan dan waktu rinsing merupakan poin kritis dalam proses fabrikasi lapisan tipis menggunakan metoda SILAR. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan waktu celup anionik S2- terhadap sifat optis berupa energi celah pita dari semikonduktor lapisan tipis CZTS. Variabel waktu pencelupan adalah 10, 20, 30, dan 40 detik dengan sampel mengalami dua perlakuan yaitu deposisi dan anil. Untuk CZTS hasil deposisi didapatkan bahwa peningkatan waktu celup anionik meningkatkan nilai energi celah hingga waktu celup 30 detik, setelah itu nilai energi celah CZTS menurun. Sedangkan untuk sampel CZTS yang mengalami perlakuan anil menunjukkan kecenderungan sebaliknya. Nilai energi celah sampel anil terus menurun hingga waktu celup 30 detik setelah itu nilai energi celah kembali naik. Selain itu dalam penelitian ini juga melihat perbandingan kristalinitas sampel hasill deposisi dan anil. Setelah perlakuan anil sampel dengan waktu pencelupan anionik selama 30 detik mengalami peningkatan kristalinitas seiring menurunnya nilai energi celah. Sedangkan sampel dengan waktu pencelupan 20 detik mengalami penurunan kristalinitas diikuti peningkatan energi celah. Kondisi kristalinitas yang menurun sesuai perubahan energi nilai energi celah yang meningkat dan sebaliknya. ......Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin films that are fabricated by Succesive Ionic Layer Adsorption And Reaction (SILAR) method is a promising combination to realize a low cost thin films Solar Cell (TFCS). Ionic exchange and rinsing time are critical point for ionic layer formation in SILAR method. The purpose of this research is to investigate the influence of changing time on immersing in S2- to the band gap energy of CZTS. Immersing time’s variable is divided into 10, 20, 30 and 40 seconds for both deposited sample and annealed sample. Deposited CZTS show an increasing band gap energy as increasing on anionic immersing’s time, but decreasing after 30 seconds. In the other hand annealed CZTS show a decreasing band gap energy as increasing on anionic immersing’s time but incresing again after 30 seconds. This research is also investigating the crystalinity of deposited sampel and annealed sample. After anneal the crystalinity of 30 seconds immersing time sampel is increasing followed by decreasing of band gap energy.Otherwise crystalinity of 20 seconds immersing time sample is decreasing followed by increasing of band gap energy. Decreasing the crystalinity followed by increasing band gap energy and otherwise.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharrir Asyari Saraswan
Abstrak :
Tingkat konsumsi energi yang semakin besar, mendorong manusia untuk menciptakan suatu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan murah, salah satu adalah sel surya. Namun, sel surya yang ada sekarang begitu mahal apabila dibandingkan dengan energi fosil. Oleh karena itu, kedepannya akan dibuat sel surya jenis lapis tipis karena terdapat reduksi terhadap berat sel surya selain efisiensi dan harga yang bersaing. Pada penelitian ini telah dibuat paduan Cu-Zn-Sn (CZT) dengan metode arc melting furnace yang akan digunakan sebagai material target pada penumbuhan lapisan tipis Cu2ZnSnS4 (CZTS) untuk bahan dasar sel fotovoltaik. Pada proses pemaduan didapatkan hasil yang memuaskan, dimana dihasilkan ingot berbentuk solid dan tidak menempel pada krusibel. Pada karakterisasi yang dilakukan dengan menggunakan EDS, XRD dan mikroskop optik terhadap ingot paduan CZT menunjukkan hasil yang memuaskan, dimana dari hasil proses pemaduan telah didapatkan paduan CZT yang homogen dengan membentuk paduan 2Cu/Zn/Sn. Ingot hasil paduan CZT ini dapat digunakan dalam penumbuhan lapisan tipis Cu2ZnSnS4.
The rate of energy consumption that has been increased, leads human to search for an alternative of energy that is renewable and cheap solar cell. However, until recently solar cell is considered too expensive compared to fossil based energy. Such as a thin film solar cell can be employed to reduce weight and improved efficiency with comparable price. In this research, a Cu-Zn-Sn (CZT) has been succesfully made with arc melting furnace method that can be applied for target materials on the growing of Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin film for basic material of photovoltaic cell.Successfully solid CZT ingot was produced without adhering to the crucible. On characterization utilizing EDS, XRD, and optical microscope, it showed that the alloying process of CZT resulting in a Cu2ZnSn homogeneous alloy. This resulting ingot alloy is likely usable for CZTS thin film growing process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Loorentz
Abstrak :
Sel surya merupakan alat yang berupa semikonduktor yang memiliki kemampuan untuk merubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Paduan Cu2ZnSnS4 merupakan salah satunya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi paduan Cu-Zn-Sn dari logam kuningan (63,4/36,2) dan timah. Peleburan dilakukan dengan vacuum arc melting furnace. Pengujian EDS paduan menunjukkan adanya penurunan persentase Zn pada seluruh sampel. Pengujian XRD menunjukkan adanya paduan Cu2ZnSn yang terbentuk. Hasil uji kekerasan mengindikasikan semakin tinggi kandungan Sn yang melebihi batas kelarutannya maka semakin rendah nilai kekerasannya. Hasil foto mikro menunjukkan struktur yang berbentuk dendritik, homogen dan merata di seluruh bagian. ......Solar cell is a semiconductor device that has the ability to transform sunlight into electrical energy. Cu2ZnSnS4 alloy is one of them. The aims of this research are to create and characterize the Cu-Zn-Sn alloy from brass (63.4/36.2) and tin. The alloying process is done by vacuum arc melting furnace. EDS test results showed a reduction in the percentage of Zn in all samples. XRD test showed that Cu2ZnSn alloy is formed. Hardness test results indicate that alloy with higher Sn percentage that exceed it's solubility limit will have lower hardness. The alloy microstructure showed dendritic-shaped structures, homogeneous and evenly distributed throughout the section.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henokh Hiramhy Ardian
Abstrak :
Dewasa ini kebutuhan energi di dunia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Salah satu alternatif penghasil energi yang murah dan dapat bertahan lama adalah penggunaan energi surya. Bahan dasar yang digunakan untuk perangkat sel surya adalah semikonduktor, yaitu senyawa Cu2ZnSnS4. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan paduan Cu - Zn - Sn sebagai bahan dasar awal untuk pembuatan paduan sel surya. Peleburan paduan tersebut menggunakan Vacuum Arc Melting Furnace. Hasil pengamatan struktur mikro dan XRD menunjukkan adanya paduan Cu - Zn - Sn yang terbentuk. Hasil pengamatan EDX menunjukkan kandungan rata-rata yang ada pada setiap sampel sebesar 66.13% Cu, 8.65% Zn dan 25.22% Sn. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan bergantung pada distribusi komposisi yang ada dan pertumbuhan butir pada saat pendinginan. ......The needs for energy in the world highly increase. Solar cell is the alternate energy which is cheap and has more durable. The basic compound of solar cell device is semiconductor, like Cu2ZnSnS4. The aim of this research is to get Cu ' Zn ' Sn alloy as basic material for solar cell Cu2ZnSnS4. Melting process use Vacuum Arc Melting Furnace. Cu ' Zn ' Sn alloy was observed by XRD and microstructure images. EDX analysis results show the percentages of 66.13% Cu, 8.65% Zn and 25.22% Sn. From hardness testing shows that the point of hardness depend on composition distribution and grain growth at solidification.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zulfikar Fajar
Abstrak :
Baja SPCC merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan dalam aplikasi pengelasan titik. Karakteristik dan sifat mekanis baja SPCC dari hasil pengelasan titik dua dan tiga lembaran yang diteliti dalam skripsi ini menggunakan parameter kuat arus 2 kA dan 4 kA dengan jarak manik las untuk setiap arus masing-masing 15, 20, dan 25 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring bertambahnya arus, maka beban tarik-geser dan nilai kekerasan juga semakin bertambah. Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada daerah manik las dengan nilai kekerasan 208 HV pada tiga lembaran dan 197 HV pada dua lembaran Selain itu terjadi perubahan mikrostruktur pada daerah HAZ dan manik las dari struktur ferit menjadi struktur ferit-perlit dan ferit-bainit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa beban tarik-geser optimal terjadi pada jarak nugget 20 mm pada dua lembaran dan 15 mm pada tiga lembaran. SPCC steel is one of the most widely used materials in the application of spot welding. This research concern about the mechanical properties and characterization of two and three stacks SPCC steel sheet using spot welding process. The welding current was 2 kA and 4 kA with nugget spacing for each current is 15, 20, and 25 mm. The results showed that with increasing current, tensile-shear load and hardness values are also increasing. The highest hardness found in the nugget area with a hardness value 208 HV for three sheets and 197 HV for two sheets. In addition, the microstructure of HAZ and nugget change from ferrite into ferrite-pearlite and ferrite-bainite structure. The results also showed that the optimum tensile-shear load occurs at nugget spacing of 20 mm for double sheet and 15 mm for the triple sheet.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wilhelmus Adityatama
Abstrak :
Proses pengecoran logam merupakan proses kompleks yang rentan akan terjadinya cacat pada produk akhir. Untuk meminimalisi terjadinya cacat tersebut diperlukan sebuah desain pengecoran yang baik dan simulasi desain untuk menghemat waktu dan biaya. Untuk menunjang simulasi yang tepat seperti pada pengecoran nyata dibutuhkan data parameter yang tepat, salah satu parameter yang penting adalah Heat Transfer Coefficient (HTC). Dibutuhkan desain pengukuran yang tepat untuk dapat melakukan pengukuran dan perhitungan HTC yang efektif dan tepat, serta mampu meminimalisir efek peletakkan thermocouple yang berdekatan. Dari program simulasi pengecoran yang digunakan (Z-Cast dari Korea) dan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa desain yang digunakan cukup memadai (feasible) dan efektif untuk melakukan pengukuran perubahan temperatur pada bagian-bagian benda cor. Thermocouple diletakkan sedemikian rupa sehingga peletakkannya tidak akan menginterferensi hasil yang diperoleh. Dari data temperatur yang didapat pada logam benda cor dan cetakan pasir, dapat dihitung nilai HTC efektif pada saat pengecoran dengan ketebalan yang berbeda. ...... Metal casting is a complex process that prone to a defect to its final product. To minimize the occurrence of defect it requires a good casting design and the design simulation to saves time and money. In order for having a very close to reality simulation, the correct data of casting parameter must be used. One of the most important casting parameter is the Heat Transfer Coefficient (HTC). A good HTC measurement system must be used for one to able to do an effective measurement and calculation of HTC, and the design itself must also be able to minimizing the effect of closely-spaced thermocouples that can interfere the measurement. The casting simulation software (Z-Cast from Korea) and the casting trial prove that the design used in this experiment is feasible and effective for measuring the temperature change in the casting. The thermocouples are arranged so that they will not interfere the measurement of other thermocuples. From the temperature data obtained from the casting and the green sand mold, the effective HTC can be calculated in the different thickness of casting.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Rekta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hartinah
Abstrak :
Abstrak
Gejaia creep mernpa/can peristiwa rnuiurnya .vuatu material yang dapat diakiziri dengan terjadiiiva para/ran akibat pemberian beban konstan pada tennneranir yang cu/mp tinggifengujian creep yang clilakukan memakan wakru _vang xanga/ lama dapat mencapai bertahun-ta/mn untuk pemberian beban yang kecil, karena itu untuk segera mengetalnii karakleristik creep dari suatu material diadakan pengigiian creep yang dnnercepat dengan inengambil beban yang nzendekati titik yield material yang diuji pada ternperatur tinggi (sekitar 0,-I 7},,).

Benda zgi yang dignnakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat austenitik AIS! ripe 304. Alasan penggunaan material ini adalah melihat apfilcasinya yang nienclaminasi penggunaan baja tahan karat Iainnya terutama pada temperatur tinggi dengan beban lertentu.Kedua parameter tersebut sangat menentalran perilalcu creep dari xuatu material disampiirg karakteristik a'ari material iiu sendiri.

Untuk meningkatlcan ketahanan creep material _nada materiai dilakukan proses ani/ dengan nzeinpertirnbangkan pengaruh sensitisasi yang teqadi pada baja ta/Ian karat austenitilc ini. Benda :gi yang diganakan terdiri dari benda uji awai tanpa dianil, benda uji yang dianil 650"C dan 900°C dengan waktu talzan I jam. Yerhadap ketiga benda :gi dilakukan :yi creep sesuai dengan standarBS 3500 pada temperatur 677"C dengan beban sebesar 500 N setelah ilu diia/rulcan pengarnatan .vrrulctur mikro untuk mengamati sensitisasi.

Hasii dari pengujian ini yaitu baja AISI 304 yang diani! pada tenyoeratur 650"C memiiiki ketaiianan creep paling baik diantara lcetiga benda ini. Baja AISI 304 yang dianil pada temperatur 9000 C le/Jih tahan creep dibanding baja yang tidalr dianii. A/can tetapi karena pengaruh sen.s?itisa.si cukup besar yang terjadi .vela/na proses ani), malta baja ini ketahanan creep-nya lebih kecil dibanding bqia yang dianil pada /ernperatur 650° C. Sensitisasi pada baja AISI 304 menyebabkan bagian batas butir baja menjadi keras dibanding butimya yang meluna/c akibat proses anil. Mengerasnya batas butir dilsebabkan karena kram Icarbida yang mengendap bertindak sebagai penghalang gerak dislokasi sehingga dislokasi- dislokasi lainnya menjadi menumpulc di batas butir dan alchirnya akan rnenyebabkan baja mudah patah ketika diberi beban tarik yang diawali dengan inisiasi retak intergranular pada batas burir. Pada benda uji yang dianii 6500C didapat ketahanan creep yang paling tinggi lcarena adanya presgpital karbida pada matriks yang beifungsi sebagai rintangan bagi gerak dislokasi dan sed!/fitnya _presipitat karbida pada batas butir menyebabkan benda :yi ini mengalami efongasi yang cu/cup panjang sebelum terjadingya iceretakan. Benda :ji ani! 650°C mengalami pertambahan panjang 2% dari elongasi material awa/ sedangiran benda Wi ani! 900°C mengalami penuranan 8%.
2000
S41535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronimus Girindra F.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>