Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvie Zulka Kautzia Rachmawati
"ABSTRAK
Refluks laringofaring (RLF) pada anak merupakan kelainan yang sering ditemukan
dan dihubungkan dengan peningkatan insidens berbagai penyakit saluran napas dan
gangguan tumbuh kembang, oleh karena itu diperlukan instrumen diagnosis yang tepat
untuk penatalaksanaanya. Sampai saat ini, instrumen terstandarisasi belum ada,
sehingga diperlukan satu cara untuk mendiagnosis secara mudah, murah, nyaman, tidak
invasif namun mempunyai nilai diagnosis tinggi. Pada orang dewasa, RLF sering kali
dikaitkan dengan Hipertrofi Tonsil Lingual (HTL) dan keberadaan DNA Human
Papillomavirus (HPV), namun hal ini belum dapat dibuktikan pada anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan instrumen diagnostik RLF serta melihat hubungan antara
RLF dan HTL dan keberadaan DNA HPV pada RLF dengan HTL.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan 3 desain penelitian, yaitu uji
diagnostik kuesioner Skor Gejala Refluks (SGR) dan Skor Temuan Refluks (STR)
dibandingkan dengan pHmetri 24 jam, dilanjutkan dengan studi kasus kontrol untuk
menilai hubungan RLF dan HTL, serta uji melihat keberadaan HPV DNA pada HTL
dengan RLF dengan cara Linear Array genotyping. Kriteria inklusi adalah anak berusia
5‒18 tahun, memiliki beberapa keluhan seperti banyak riak di tenggorok, sering nyeri
menelan, rasa tersangkut dan mengganjal di tenggorok, mendehem, tersedak, bersuara
serak dan batuk kronik. Kemudian dilakukan pemeriksaan nasofaringolaringoskopi
untuk menilai keadaan faring dan laring dan pemasangan pHmetri. Apabila pasien RLF
terdapat HTL derajat 2 dan 3, dilakukan biopsi tonsil lingual untuk menilai keberadaan
DNA HPV.
Dari hasil penelitian ini, diperoleh satu instrumen baru yang terdiri dari keluhan
berdehem, batuk mengganggu dan choking, disertai kelainan pita suara dan edema
subglotik. Instrumen dengan titik potong 4, mempunyai nilai diagnostik yang baik
dengan nilai sensitivitas 75%, spesifisitas 76%, Nilai Prediksi Positif 80% dan Nilai
Prediksi Negatif 71%. Instrumen baru ini dapat digunakan untuk mendiagnosis RLF
pada anak. Tidak terdapat hubungan bermakna antara HTL dengan RLF dan keberadaan
HPV DNA tidak terdeteksi pada HTL pasien RLF.

ABSTRACT
Laryngopharyngeal reflux (LPR) is common condition in children which is connected
to the increased incidence of airway problems and a developmental delay, therefore a
reliable diagnostic tool is required to manage the condition. There is no standardized
instrument to diagnose LPR yet, consequently, obtaining an instrument which is cost
effective, simple, convenient, non-invasive but yield a good diagnostic values
(sensitivity, specificity, Positive Predictive Value (PPV) and Negative Predictive Value
(NPV)) is essential. In adult, LPR is frequently linked to Lingual Tonsil Hypertrophy
(LTH) and the presence of HPV DNA in its tissue, however those findings have not
been confirmed in pediatric population. The aim of this study is to obtain a good
diagnostic instrument for LPR, to observe the relationship between LPR and LTH and
to identify the existence of HPV DNA in LTH of patient with LPR.
A diagnostic study was done comparing adult questionaires for LPR i.e. Reflux
Symptom Index (RSI) and Reflux Finding Score (RFS) with 24 hour pHmetry, followed
by a case control study to determine the relationship between LPR and LTH and a
crossectional study to evaluate the existence of HPV DNA with Linear Array
genotyping in LTH. The inclusion criteria are age between 5‒18 years old, with the
complain of phleghmy throat, frequent odinophagia, the sensation of lump in the throat,
frequent throat clearing, choking episode, hoarseness and chronic cough. Then the patient
underwent nasopharyngolaryngoscopy for laryngeal evaluation followed by pHmetry
insertion. If LPR is confirmed, the biopsy will be taken from LTH, to see the existence
of HPV DNA.
A new diagnostic instrument, consists of frequent throat clearing, annoying cough,
choking, vocal cords abnormalities, and subglottic edema has been developed and it
demonstrates a good diagnostic outcome. The cut-off is score 4, which produced 75%
sensitivity, 76% specificity, 80% NPP, 71% NPN. Therefore, this instrument can be
applied to diagnose LPR in children. Neither a significant relationship between LPR and
HTL nor the existence of HPV DNA are demonstrated"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fauziah Fardizza
"ABSTRAK
Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB lokoregional sampai saat ini belum akurat.
Angka metastasis tersamar pada karsinoma laring bervariasi yaitu 165%. Dibutuhkan
biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB lokoregional
pada pasien KSS laring stadium lanjut tanpa keterlibatan KGB lokoregional (N0), sehingga
diharapkan menjadi acuan untuk dilakukan diseksi leher selektif. Beberapa biomarka yang
berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu Epidermal Growth Factor
Receptor (EGFR), Matrix Metallo-proteinase (MMP)-9, Tissue Inhibitor Metallproteinase
(TIMP)-1, Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Epithel Calcium Adhesi (Ekaderin)
dan kolagen tipe IV serta HPV dapat digunakan untuk memprediksi luaran pada
status pasien tumor dengan dan tanpa metastasis.
Penelitian ini ingin memeriksa peran infeksi HPV sebagai faktor onkogenesis dan
kejadian metastasis KGB leher pada keganasan laring berdasarkan biomarka sebagai
penetapan diagnosis metastasis KGB lokoregional.
Dilakukan Cross-sectional, double blind study dengan pengumpulan data sekunder dari
rekam medis di Departemen THT-KL FKUI-RSCM. Pemeriksaan ekspresi biomarka
dan status HPV dilakukan terhadap jaringan berupa blok parafin dari pasien karsinoma
laring Ekspresi biomarka dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia, dan identifikasi
virus HPV dengan nested PCR, dilanjutkan dengan flow-through hybridization.
Didapatkan proporsi HPV KSS laring sebanyak 28,7% dengan infeksi HPV risiko tinggi
sebanyak 9,15% dan HPV 16 merupakan tipe yang terbanyak. Analisis multivariat
Mantel-Haenszel didapatkan ekspresi tinggi biomarka EGFR, MMP-9 dan VEGF
berperan terhadap kejadian metastasis KGB pada KSS laring stadium lanjut tanpa
infeksi HPV dengan OR 3,38; 5,14. Keadaan tersebut tidak berperan lagi bila terdapat
infeksi HPV Dari penelitian ini didapatkan suatu algoritma penatalaksanaan KSS laring
stadium lanjut khususnya untuk penentuan tatalaksana diseksi leher pada N0.
Infeksi HPV didapati pada KSS laring stadium lanjut, HPV 16 merupakan tipe HPV
yang terbanyak. Biomarka penanda metastasis didapatkan pada EGFR; MMP-9; VEGF
dengan kekuatan 2;1;6.

ABSTRACT
Biomarkers to predict locoregional lymph nodes metastasis is not yet accurate until
now. The number of occult metastasis in laryngeal carcinoma varies between 165%.
A tumor biomarker that can give information on the existence of locoregional lymph
node involvement in patients with or without signs of clinical locoregional lymph node
involvement, as guidelines whether selective neck dissection is needed in N0 cases. For
patients that need additional treatment biomarkers that are correlated with aggresivity
and metastasis prediction such as EGFR, MMP-9, TIMP-1, VGEF, E-cadherin, collagen
Type IV and HPV are also needed to predict the outcome of patients with or without
lymph node metastasis.
This study aimed to investigate the evidence of HPV infection in laryngeal carcinoma
and the role of biomarkers EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, E-cadherin and collagen
type IV, in a late stadium laryngeal SCC observed clinically, especially in N0 and also
to predict diagnosis of a locoregional lymph node that has potential for metastasis.
Cross-sectional, double blind study with planned data collection was performed in the
Department of ENT FKUI-RSCM. Data were taken from Formalin Fixed Paraffin
Embedded (FFPE) of laryngeal cancer specimen after laryngectomies. Samples were
analysed by nested Polymerase Chain Reaction (PCR) and continuous flow-through
hybridizationed for genotyping. Expression of EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, Ecadherin,
and collagen Type IV as metastasis biomarker were evaluated by
immunohistochemistry.
Overall HPV proportion in laryngeal cancer was 28.7%. A total of 9,15% laryngeal
cancer patients were infected with high risk HPV type and HPV 16 was the most
frequently observed. Mantel-Haenszel multivariate analysis found that HPV infection did
not play role in neck metastasis eventhough there were positive evidence of metastasis
biomarker. In contrast, the absent of HPV infection, positif metastasis biomarker of EGFR
and VEGF have risk for neck nodes metastasis with OR 3.38; 5.14 fold consecutively.
The algorithm was formed from the PM model to determine the metastasis potential to
locoregional lymph nodes of late stadium laryngeal SCC with N0.
HPV was found to be the oncogenic factor of the laryngeal SCC and HPV 16 was the
most frequently observed type in laryngeal SCC. Biomarkers to predict locoregional
lymph nodes metastasis are EGFR; VEGF with strenght 2;1;6."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library