Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wan Dayantolis
Abstrak :
Cuaca selalu berkaitan dengan aktifitas manusia. Adanya kondisi cuaca yang ekstrim seperti adanya curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, yang menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor akan berpengaruh pada kegiatan manusia disamping juga adanya kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Pola cuaca pada skala lokal dibentuk oleh parameter fisis atmosfer. Untuk itu dalam tulisan ini dicoba untuk mengamati pola kondisi fisis atmosfer pada saat hujan ekstrim. Pola ini kemudian dibandingkan dengan pola pada saat curah hujan normal. Selain kondisi fisis juga dianalisa stabilitas atmosfer karena berkaitan dengan dinamika vertikal massa udara yang pada akhirnya berkenaan dengan pembentukan awan-awan konvektif penyebab hujan dengan intensitas tinggi. Guna melengkapi analisa, digunakan juga data sirkulasi angin di Indonesia guna mengamati faktor dalam skala yang lebih luas yang berperan pada pembentukan cuaca lokal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan Effendi
Abstrak :
Telah diiakukan pembuatan keramik stabilized ZrO2 dengan aditif Y203 menggunakan metoda kopresipitasi dan variasi Y203 7%, 9%, dan 11% mole. Endapan yang dihasilkan dikalsinasi pada suhu 500 °C. Dua ukuran partikel yaitu 0,5 gm dan 5 µm yang diperoleh dari hasil kalsinasi dicetak dengan tekanan 5 ton, dan disintering pada suhu : 1100 °C, 1200 °C, 1300 °C, dan 1400 °C selama 2 jam. Hasil sintering dikarakterisasi meliputi : sifat fisis (densitas, porositas, hardness, toughness, koef. ekspansi thermal), konduktivitas listrik, dan struktur mikro. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa komposisi Y203 kurang berpengaruh terhadap sifat fisis maupun struktur mikro, tetapi hanya sedikit berpengaruh terhadap konduktivitas listrik, dimana 7 % Y203 pada suhu 1400 °C mempunyai nilai tertinggi dengan energi aktivasi terendah. Suhu sintering berpengaruh besar terhadap sifat fisislelektrik dan struktur mikro, tetapi tidak berpengaruh terhadap fasa yang terbentuk. Ukuran partikel berpengaruh besar terhadap sifat fisislelektrik dan struktur mikro, dimana sampel dengan ukuran partikel 0,5 i.m pada suhu 1400 °C telah mencapai densifikasi yang baik. Hasil karakterisasi pada suhu 1400 °C dan dari berbagai komposisi Y203 mempunyai karakteristik sebagai berikut : sampel 0,5 µm adalah : densifikasi (93 - 95) %, porositas < 2 %, hardness Vickers = 13 -15 Gpa, toughness = 2.5 MPa 11m, konduktivitas listrik pada 1000 °C = 0.1 (Ohm cm) -', dan koef. ekspansi thermal = 16 - 20 x 10 -61°C . Sampel 5 µm adalah : densifikasi 83 - 84%, . porositas = (14 - 17)%, hardness Vickers = (10 - 12) Gpa, toughness = (1.7 - 1.9) MPa gym, konduktivitas listrik < 0.01 (Ohm cm) ^', dan koef. ekspansi thermal = 15 - 18 x 10 -61°C. ......Stabilized Zr02 ceramic was made with Y2O3 additive, by using coprecipitation method. The Y2O3 variation was 7%, 9%, and 11% mole. The produced precipitate was calcined at 500 °C. Two kinds of particle size i.e 0,5 p.m and 5 gm which were obtained from calcination were pelletized under 5 ton pressure and then sintered at temperature : 1100 °C, 1200 °C, 1300 °C, and 1400 °C for 2 hours. Sintered pellets were caracterized : physical properties ( density, porosity, hardness, toughness, coef. of thermal expansion ), electrical conductivity, and microstructure. The result of caracterization showed that Y2O3 composition was not influenced to physical properties as well as microstructure. However, composition gave a little effect toward electrical conductivity, in which 7% Y2O3 gave highest value and lowest activation energy. Sintering temperature influenced greatly to physical and electrical properties as well as its microstructure, but it did not influence to crystal phase. Particle sizes influenced greatly to physical and electrical properties as well as its microstructure, in which sample having 0,5 pm at 1400 °C has reached good densification. The result of characterization at 1400 °C under various composition of Y2O3 as follows : Samples 0,5 p.m have properties : densification = (93 - 95) °%, porosity < 2%, hardness Vickers = (13 - 15) Gpa, toughness = 2.5 MPa ,Tr-n, electrical conductivity at 1000 °C = 0.1 (Ohm cm) and coef. of thermal expansion = (16 - 20) x 10 -61 °C. Samples 5 p.m have properties : densification = (83 - 84) %, porosity = (14 -17)-%, hardness Vickers = (10 - 12) Gpa, toughness = (1.7 - 1.9) MPa electrical conductivity at 100 °C < 0.01 (Ohm cm) -', and coef. of thermal expansion = (15 -18) x 10 -61 °C.
2001
T1688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyin
Abstrak :
Studi pengelasan titik dari dua baja yang berbeda jenis baja SPCD (Steel Plat for Cold Drawing) dan baja SSPDX (Steel Sheet Plat for drawing Extra) serta pengaruh arus dan tekanan elektroda, merupakan suatu hal yang sangat penting, karena seringkali sifat mekanik pada penyambungan dua plat baja yang berlainan jenis menjadi satu akibat las titik (resistance spot welding), terutama pada komponen yang dapat mengalami beban statis dan dinamis, berkaitan langsung dengan keberadaan nugget (manik las) dan daerah pengaruh panas (Head Affected Zone = HAZ). Pada las titik terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi hasil pengelasan, diantaranya tekanan elektroda dan besarnya arus pengelasan. Teknik yang digunakan untuk mengamati perilaku nugget dan daerah pengaruh panas adalah mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM), Perubahan sifat mekanik akibat adanya pengerasan pada nugget dan daerah pengaruh panas diamati melalui kekerasan bahan Vikers dan pengujian tarik geser. Dari hasil pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa struktur mikro dan kekerasannya akibat siklus termal pengelasan, pada daerah pengaruh panas terjadi perubahan besar butir kristal ( lebih kecil ) dan kekerasannya ( lebih tinggi ) jika dibandingkan degan logam induk. Sedangkan hasil pengamatan. foto mikro distribusi unsur dengan scanning electron microscope terdapat distribusi Mangan (Mn) pada daerah pengaruh panas dan nugget baja SSPDX lebih kecil dibandingkan dengan distribusi Mangan pada daerah pengaruh panas dan nugget baja SPCD. Kemampuan dalam menahan beban tarik geser pada pemakaian arus listrik 7,15 kA rendah, sedangkan pada arus 9.10 kA dan 11,15 kA berhasil karena mampu menahan beban tarik geser yang cukup besar dengan tekanan elektroda masing-masing 140 kg/mm2, 170 kg /mm2 dan 220 kg/mm2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Subiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Kompenen atap "Toyota Kijang" dibuat dari baja SPCD ( cold rolled carbon sheet ) dalam bentuk plat dengan ketebalan 0,8 mm. Perakitan komponen atap menggunakan mesin las titik ( spot welding ). Pada las titik terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi hasil dari pengelasan, diantaranya tekanan elektroda dan besarnya arus pengelasan.

Pengujian tarik geser hasil pengelasan titik untuk penyambungan dua plat baja SPCD dengan pemakaian anus listrik 7,18 kA gagal, karena patah pada daerah manik las, sedangkan pemakaian anus listrik 9,15 kA dan 11,10 kA berhasil, karena patah pada daerah pengaruh panas ( HAZ )2 dengan masing-masing tekanan elektroda 140, 170 dan 220 kg/mm . Pada pemakaian arus listrik 7,18 kA, tidak menimbulkan percikan logam, sedangkan pemakaian arus listrik 9,15 kA dan 11,10 kA menimbulkan percikan logam, meskipun tidak menyebabkan penurunan kekuatan tarik gesernya.

Akibat siklus termal pengelasan pada daerah pengaruh panas terjadi perubahan besar butir kristal ( lebih kecil ) dan kekerasannya ( lebih tinggi ) jika dibandingkan dengan logam induk.

Laju korosi meningkat dengan meningkatnya pemakaian arus listrik pengelasan, dimana pengujian korosi dilakukan di kamar kabut garam dengan kelembaban 80 % pada temperatur 32° C.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahono
Abstrak :
Strontium hexaferrite dengan komposisi nominal Sr0.6Fe,-<,..,jMn,TiyO, (x =0, y=; x = 0.4, y= 0.6; x = 0.5, y = 0.5; x = 0.6, y =0.4) disintesa dengan reaksi keadaan padat. Empat komponen serbnk BaCO,, SrCO,, Fe,O,, MnCO,, dan TiO, dicampur menggunakan High Energy Milling selama 10 jam dan disinterring pada 1050'C dalam tekanan atrnosfer selama 15 jam dan pendinginan eli tungku pemanas. X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope (SEM), energy dispersive spectroscopy (EDS), vibrating sample magnetometer (VSM) dan network analyzer digunakan untuk analisa struktur, sifat elektomagnetik dan penyerapan gelombang. Hasil memperlihatkan bahwa identifikasi fasa dengan penghalusan pola difrkasi XRD diperoleh fasa tunggal untuk substitusi Mn-Ti terhadap Sr0.6Fe,o, dengan x ~ y dan multi fasa terbentuk untnk x " y. Analsis mikrostrnktur dengan SEM menunjukkan variasi partikel adalah 2 - 5 um. Evaluasi terhadap karakteristik magnetik mengindikasikan bahwa terjadi penurunan koersifitas dengan kenaikan substitusi ion Mn2+ dan Ti4+ tetapi penurunan yang signifikan diperoleh terhadap saturasi magntetisasi pada substitusi Mn dan Ti dengan x :t: y. Penelitian saat ini menunjukkan penyerapan gelombang, reflection dan transmission dan juga reflection loss pada rentang frekuensi 7-16 GHz. Dilaporkan juga performansi penyerapan pada substitusi Mn dan Tipada strontium hexaferrite. ......Strontium hexaferrite with nominal compositions Sr0.6Fe,-{"':Y~xTiy03 (x ~ 0, y o=Q; x ~ 0.4, y ~ 0.6; x ~ 0.5, y ~ 0.5; x ~0.6, y ~ 0.4) have been synthesized by solid state reaction. The four components powder were BaCO,, S!CO,, Fe,O,, MnCO,, and Ti02 mixed with High Energy Milling for 10 hours and sintered at I 050'C in the air at atmosphere pressure for 15 hour and furnace cooling. X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope (SEM), energy dispersive spectroscopy (EDS), resonance vibrating sample magnetometer (R· VSM) and vector network analyzer were used to analyze its structure, electromagnetic and microwave absorption properties. The result showed that, phase identification by refinement results ofXRD pattern confirmed single phase was obtained for Mn-Ti substituted Sr0.6Fe20, with x ~ y and multiphase formed for x" y. The microstructure analyses by SEM showed that the varied particle sizes of 2 -- 5 ~-tm. Evaluation on the magnetic characteristic indicated that coercivity decreased as the number ofMn2"~" and Ti +ions increased but significant decrease in saturation magnetization obtained for Mn and Ti substitution with x ::1:- y. Present investigation demonstrates that microwave absorber. reflection and transmission as well as reflection loss in the frequency range 7-16 GHz were derived Absorption performance ofMn and Ti substituted strontium hexaferrite are also reported.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T32815
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syawalman
Abstrak :
ABSTRAK Pipa API 5L Grade B adalah pipa yang digunakan sebagai penyalur pada industri minyak (BBM), gas dan industri kimia. Pengujian dibatasi oleh medium air hujan, air pantai dan air laut tengah di daerah Tanjung Priok. Sampel pipa diuji kekuatan mekanisnya (uji tarik) untuk mengetahui nilai tensile strength, menggunakan standar ASTM E8. Kemudian dilakukan pengujian Mikroskop Optik dan SEM untuk mengetahui struktur mikro. Analisa fasa dan struktur kristalnya dilakukan dengan pengujian XRD. Pengujian laju korosi menggunakan metode polarisasi potensiodinamik G102-99. Terhadap pipa bekas pakai yang sudah terkorosi di area tersebut, dilakukan pengujian Mikroskop Optik, XRD, SEM dan EDX untuk melihat struktur mikro dan komposisi kimia senyawa produk korosi yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi merata, korosi batas butir, korosi celah dan korosi sumuran. Laju korosi paling besar terjadi di lingkungan pantai, yaitu sebesar 2.29 mpy, di laut dalam 1.96 mpy dan laju korosi paling rendah terjadi oleh air hujan, sebesar 0,45 mpy. Hal ini disebabkan karena di lingkungan pantai salinitas dan kandungan zat padat yang terlarut lebih tinggi.
ABSTRACT The pipe API5L Grade B is the pipe used as distributors for oil industries , gas and chemical industries. The test is limited by the medium of rain water, coastal water and middle sea water in Tanjung Priok. The pipe sampling is tested for mechanism strength to get tensile strength value by using the standard of ASTM E 8. The test then continued to optical microscope test and scanning electron microscopy (SEM) to get the micro structure orientation. The phase and crystal structure analysis was carried by x-rays diffraction (XRD) test. The analysis of corrosion accelerator was carried by the metod of potentiodynamic polarization G102-99. The corroded used pipe in the area then had optical microscopy tests, XRD, SEM and EDX to get the microstructure and chemical composition of the corrosion products compound formed. The test result shows the occurance of prevalent corrosions, intergranular corrosions, crevice corrosions and pitting corrosions. The biggest corrosions accelerated in the coastal water area wich about 2.29 mpy, in the dept sea for about 1.96 mpy and the lowest is in the area of rain water with 0.45 mpy. This is due to the salinity of the coastal area and the content of dissolved solid is higher.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
As`ad Husein
Abstrak :
Kegagalan material pipa boiler yang disebabkan oleh berbagai jenis korosi akan mengakibatkan unit pembangkit berhenti beroperasi, sehingga menimbulkan kerugian yang besar sebagai akibat produksi listrik yang terhenti. Hal ini pernah terjadi pada material pipa SA-210 Grade A1 di Boiler furnace wall tube PLTU Suralaya 8 yang mengalami korosi hydrogen damage. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa proses korosi hydrogen damage sampel material pipa SA-210 Grade A1. Pengujian terdiri dari analisis struktur mikro, uji mekanis, serta laju dan produk korosi yang dihasilkan. Pada analisis struktur mikro ditemukan banyak kavitas pada material. Pada uji mekanis didapatkan penurunan hardness, tensile strenght, yield strength, dan elogation. Pada analisis laju korosi didapatkan nilai 0,01-0,074 mm/tahun. Analisis XRD menunjukkan bahwa terdapat kandungan korosi berupa magnetite, hematite dan wustite. Dari hasil berbagai analisis dan uji pada material tersebut disimpulkan terjadi proses korosi hydrogen damage yang masih berlangsung hingga saat ini.
Boiler tube material failure caused by various types of corrosion will lead to power plant shutdown, consequently causing great loss as a result of halted electicity generation. It was happened to the tube material SA-210 Grade A1 in the boiler furnace wall tube Suralaya 8 that experiencing hydrogen damage corrosion. This study aimed to analyze the hydrogen damage corrosion process of tube SA-210 Grade A1 material sample. The analysis consisted of microstructure analysis, mechanical properties analysis, also corrosion rate and products analysis. The microstructure analysis found many cavities in the material. The mechanical properties analysis found a decrease in hardness, tensile strenght, yield strength, and elogation. The corrosion rate obtained from 0.01 to 0.074 mm/year. XRD analysis showed the content of corrosion in the form of magnetite, hematite and wustite. From the results of various analyzes and tests on the material, we concluded a hydrogen damage corrosion process was happened and still continues until today.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
Abstrak :
Friction stir welding (FSW) merupakan metode pengelasan yang baru dengan biaya yang murah dan kualitas yang baik. Aluminium 5083-7075 telah berhasil disambung menggunakan metoda friction stir welding (FSW) dengan bentuk sambungan butt joint. Kecepatan putaran tool merupakan salah satu parameter yang penting dalam FSW. Perubahan kecepatan putar akan berpengaruh pada karakteristik sifat mekanik dan struktur mikro. Parameter pengelasan yang digunakan adalah welding speed sebesar 29 mm/min dengan variasi kecepatan putaran sebesar 525 rpm, 680 rpm, 910 rpm, dan 1555 rpm. Untuk mengetahui kekuatan mekanik lasan dilakukan pengujian kekuatan tarik dan kekerasan serta untuk melihat mikrostrukturnya akan menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada kecepatan putar 910 rpm yaitu 244,85 MPa dan nilai kekerasan meningkat pada sisi aluminium 5083 dengan memperoleh nilai tertinggi pada daerah stir zone sebesar 96 HV pada kecepatan putar 525 rpm, sedangkan pada sisi aluminium 7075 nilai kekerasannya mengalami penurunan untuk semua sampel di daerah stir zone. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian struktur makro dan struktur mikro pada semua sampel terlihat adanya cacat yaitu incomplete fusion dan incomplete penetration dan menyebabkan terbentuknya onion ring sehingga hasil pengadukan dan penyambungan pada daerah las kurang sempurna. ......Friction Stir Welding (FSW) is a new welding process which was promoted with little cost and good quality joining. Dissimilar aluminium 5083-7075 was successfully joined using Friction Stir Welding (FSW) process in a butt joint configuration. The rotational speed is one of an important factor in FSW. The change of rotational speed influences the characteristic of mechanical properties and microstructure. Welding parameter used is 29 mm/min with variation rotational speed 525 rpm, 910 rpm and 1555 rpm. To investigate mechanical welding strength, tensile strength and hardness tester are conducted, and to investigate micro structure, optical microscope scanning electron microscope (SEM) is used in this research. The result of the research shows that the highest tensile strength was obtained at a tool rotational speed 910 rpm, which is 244,85 MP. The hardness in aluminium was increased 5083 with highest result 96 HV at stir zone on rotational speed 525 rpm, and found the decreased of hardness at stir zone area in aluminium side 7075. Based on the result of macro and micro structure for all samples obtained the deformity, they are incomplete fusion and incomplete penetration which caused the form of onion fusion so that the stirring and splicing result in welding area is not complete.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Isti Karna Sari
Abstrak :
Pipa baja API 5L Grade B merupakan jenis pipa yang banyak dipakai pada struktur anjungan untuk minyak bumi dan gas, dan umumnya banyak digunakan sebagai pipa penyalur gas, air, dan minyak. Instalasi sistem perpipaan dengan menggunakan pipa baja API 5L Grade B terutama di zona air laut perlu mendapatkan perhatian khusus karena instalasi sistem perpipaan pada zona ini rawan terhadap masalah korosi terutama di lingkungan air laut. Kandungan terbesar pada logam paduan API 5L Grade B adalah unsur besi (Fe) sebanyak 98,06 % berat sehingga paduan ini tergolong dalam kelompok baja carbon rendah. Dan komposisi utama penyebab korosi pada paduan baja API 5L Grade B ini sangat didominasi unsur  carbon (C), oksigen (O), dan unsur chlor (Cl) yang ada di zona air laut dengan produk korosi adalah fasa FeCl2 (lawrencite), FeO2 (lepidocrosite), Fe2O3 (hematite), dan Fe3O4 (magnetite). Laju korosi tertinggi diperoleh pada sampel API 5L Grade B yang diletakkan di dalam lingkungan pantai yaitu sebesar 20.84 mpy pada saat pasang, sedangkan laju korosi tertinggi pada saat surut terjadi pada sampel API 5L Grade B yaitu sebesar 12.14 mpy yang diletakkan di lingkungan air payau. Bentuk korosi yang terjadi meliputi tiga tahapan korosi, yaitu pada awalnya terjadi korosi seragam yaitu suatu bentuk korosi elektrokimia yang terjadi dengan tingkat ekuivalen tinggi pada seluruh bagian permukaan yang diuji dan sering kali meninggalkan suatu kerak dibalik permukaan atau endapan. Kemudian dengan meningkatnya laju korosi dan factor lingkungan korosi menyerang daerah celah, sehingga terbentuk korosi celah (crevice corrosion) dibatasi hanya untuk serangan terhadap paduan-paduan yang oksidanya terpasifkan oleh ion-ion agresif seperti klorida dalam celah-celah atau daerah-daerah permukaan logam yang tersembunyi dan pada akhirnya membentuk korosi sumuran (pitting corrosion).
Steel pipe of API 5L Grade B is a type of pipe that is widely used in bridge structures for oil and gas, and generally widely used as gas, water, and oil pipelines. Installation of piping systems using steel pipe API 5L Grade B, especially in sea water zone needs special attention because of the installation of the piping system in this zone is prone to corrosion problems, especially in the marine environment. The content of the metal alloy largest API 5L Grade B is the element iron (Fe) around 98.06 wt% so that the alloy is classified in the group of low carbon steel. And the composition of the main causes of corrosion in steel alloys API 5L Grade B is dominated elements carbon (C), oxygen (O), and chlorine (Cl) in the zone of sea water with corrosion products are phases of FeCl2 (lawrencite), FeO2 (lepidocrosite), Fe2O3 (hematite) and Fe3O4 (magnetite). The highest corrosion rate was obtained on a sample of API 5L Grade B is placed in the beach environment is equal to 20.84 mpy at high tide, while the highest corrosion rate at low tide occurs in samples of API 5L Grade B is equal to 12:14 mpy placed in brackish water environments. Form of corrosion that occurs includes three stages of corrosion, the first is uniform corrosion namely a form of electrochemical corrosion that occurs with high equivalent level in all parts of the surface are tested and often leave behind a surface crust or sediment. Then by increasing the rate of corrosion and the environment factor, the corrosion attacked gap area, thus forming a crevice corrosion (crevice corrosion) which limited only to attacks on the oxide alloys by aggressive ions such as chloride in the gaps or areas of the metal surface hidden and eventually form the pitting corrosion (pitting corrosion).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T52497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli
Abstrak :
Aniline-4-sulfonate merupakan senyawa dengan gugus utama berupa cincin benzen, nitrogen dan sulfonat. Pada penelitian ini, senyawa aniline-4-sulfonate digunakan sebagai inhibitor untuk menekan laju korosi baja API 5L GRB N di dalam larutan asam sulfat 1 M. Potensiostat, alat uji kekerasan, alat uji kekasaran, mikroskop optik dan SEM digunakan untuk analisa jenis korosi, efisiensi inhibisi, mekanisme inhibisi, perubahan kekerasan dan kekasaran permukaan. Hasil pengujian menggunakan potensiostat memperlihatkan bahwa korosi yang terjadi pada baja API 5L GRB N adalah jenis korosi merata. Penggunaan inhibitor aniline-4-sulfonate dapat menekan laju korosi dengan efisiensi sebesar 60,29% pada konsentrasi 24,06 x 10-3M dan dapat mengurangi kerusakan terhadap kekerasan dan kekasaran melalui suatu mekanisme inhibisi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir dengan akurasi kelinieran (R2) mendekati 1 (satu). ......Aniline-4-sulfonate is compound with main groups are benzen ring, ammine, and sulfonate. On this research, aniline-4-sulfonate was used as corrosion inhibitor to reduced corrosion rate on API 5L GRB N steel in 1M sulphuric acid solution. Potensiostat, surface hardness tester, surface roughness terster, optical microscope, and SEM was used for corrosion type analysis, inhibition efficiency, inhibition mechanism, hardness and roughness damage. Examination using potensiostat showed that corrosion on API 5L GRB N steel was general corrosion type. Aplication aniline-4-sulfonate as inhibitor can pressed corrosion rate with efficiency 60,29 % at concentration 24,06 x 10 -3M, reduced hardness and roughness damage with adsorption mechanism followed Langmuir's adsorption isotherm with linearity accuration (R2) was 0,998.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30006
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library