Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Marthin Brian Ambarita
Abstrak :
Agenda pembangunan berkelanjutan telah melahirkan berbagai model pembangunan kota. Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya, dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi yang mendukung. Kota Jakarta Selatan memiliki posisi strategis yaitu terletak pada perpotongan Depok/Bogor ke Jakarta Pusat/Jakarta Utara dan juga secara melintang antara Tangerang dan Bekasi, membuat orang untuk beraktivias ataupun melewati kawasan ini. Adanya jarak antara tempat tinggal dan tempat bekerja, mengakibatkan pergerakan orang-orang dengan menggunakan alat transportasi. Jumlah kendaraan yang tidak disertai dengan peningkatan kapasitas jalan, akan menyebabkan kemacetan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan kawasan integrasi multimoda. Dengan menggunakan konsep aksesibilitas dan evaluasi pengukuran jarak terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra, maka didapatkan perbaikan kawasan integrasi pada simpul halte/stasiun di Jakarta Selatan, yaitu Kawasan Manggarai, Kebayoran dan Cawang. Hasil dari rekomendasi adalah pengurangan jarak rata-rata dalam jaringan sistem transportasi umum di Jakarta Selatan sehingga penurunan waktu tempuh 23.38 menit hingga 31.17 menit. Dengan pengurangan jarak maupun rata-rata waktu tempuh tersebut maka dapat memperlancar masyarakat untuk berpergian dari daerah asal ke daerah tujuan, mempermudah akses masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dan mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kemacetan dan polusi lingkungan. Pada lokasi pembangunan fasilitas transit ini dapat dijadikan sebagai area pembangunan berorientasi transit (TOD). Konsep TOD saat ini lebih banyak dibangun pada satu jaringan moda saja semisal lintasan MRT atau KRL. Pembangunan fasilitas TOD sebagai fasilitas integrasi dapat memperbaiki permintaan perumahan sekaligus memperbaiki jaringan transportasi publik di Jakarta Selatan. ......The sustainable development agenda has spawned a variety of urban development models. Transportation and local development are very closely related, as areas under development need transport facilities and infrastructure to support them. Located at the intersection of Depok/Bogor to Central Jakarta/North Jakarta and Tangerang and Bekasi, South Jakarta City is strategically positioned to cross between for people to do activities and travel in this area. Passenger transportation by means of transport occurs due to the distance between the place of residence and the place of work. The number of vehicles that does not match the increase in road capacity causes congestion. One of the government's policies is the development of multimodal integration area. By using the concept of accessibility and evaluating the shortest distance measure using Dijkstra's algorithm, the improvement of the integrated area is achieved in the bus stops/train stations in South Jakarta, namely Manggarai, Kebayoran and Chawang regions. As a result of this recommendation, the average distance of South Jakarta's public transport network has been reduced, reducing travel time from 23.38 minutes to 31.17 minutes. Reducing distances and average travel times makes it easier for communities to travel from their origin to their destination, making social interaction more accessible for communities and making community mobility easier. It disrupts economic activities that could otherwise have been carried out, leading to congestion and environmental pollution. At integration transit area, this transportation facility can be used as a Transportation Oriented Development area (TOD). Current TOD concepts are mainly based on one modal networks such as MRT and KRL routes. The construction of this TOD facility as an integrated facility could increase housing demand in South Jakarta and improve public transportation network. 
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Rizky Pratama
Abstrak :
Status Jakarta sebagai kota primat di Indonesia juga berpengaruh terhadap kerawanan kota ini di masa pandemi COVID-19. Hingga akhir 2020, Jakarta menempati posisi tertinggi untuk kenaikan dan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Pemerintah pun membekali masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang memprioritaskan kesehatan di masa pandemi, dengan pedoman-pedoman protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 di tempat dan fasilitas umum, salah satunya adalah di pusat perdagangan yaitu pasar. Penyebaran COVID-19 dan keberadaan pasar, dapat dikaji dalam perspektif kajian perkotaan. Menurut beberapa teori, pasar merupakan objek vital perkotaan dan juga salah satu pembentuk struktur kawasan perkotaan. Meski di tengah kondisi pandemi, aktivitas perdagangan di pasar di DKI Jakarta masih tetap berjalan. Dengan beroperasinya pasar di tengah kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih, maka risiko penyebaran COVID-19 di pasar adalah nyata. Oleh karena tingginya risiko penyebaran COVID-19 pada kegiatan pasar, dan agar proses jual beli di pasar tetap dapat berlangsung dengan aman, maka perlu dilakukan tinjauan penerapan protokol kesehatan di pasar di DKI Jakarta selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan umengevaluasi kebutuhan fasilitas pemenuah protokol kesehatan dalam operasional pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Amalisis spasial dilakukan dengan menggunakan peranti lunak QGIS untuk menentukan pasar prioritas penanganan. Importance Performance Analysis digunakan dalam analisis kuesioner, sedangkan untuk memperkaya hasil analisis kuantitaitf, dilakukan wawancara mendalam dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pasar sebagai objek vital perkotaan masih belum dapat digantikan. Pengunjung pasar memerlukan fasilitas yang membuat mereka tetap merasa higienis saat berbelanja di pasar. Sementara keterbatasan jumlah personel dan anggaran menjadi salah satu faktor dominan yang dapat menghambat penerapan protokol kesehatan di pasar. ......Jakarta's status as a primate city in Indonesia also affects the city's vulnerability during the COVID-19 pandemic. Until the end of 2020, Jakarta occupies the highest position for the increase and number of COVID-19 cases in Indonesia. The government also equips the public in carrying out daily activities that prioritize health during the pandemic, with health protocol guidelines in preventing and controlling COVID-19 in public places and facilities, one of which is in the trading center, especially market. The spread of COVID-19 and the existence of the market, can be studied from the perspective of urban studies. According to some theories, the market is a vital urban object and also one of the component of urban structures. Even in the midst of a pandemic, trading activities in the market in DKI Jakarta are still running. With the market operating in the midst of a pandemic that has not yet fully recovered, the spread of COVID-19 in the market is real. Due to the risk of the spread of COVID-19 in market activities, and in order for the spread in the market to continue, it is necessary to evaluate the implementation of helath protocol in DKI Jakarta market during the COVID-19 period. This study aims to evaluate the need for facilities that comply with health protocols in market operations. This study uses a mixed method approach. Spatial analysis was carried out using QGIS software to determine the initial market for handling. The importance of Performance Analysis in questionnaire analysis. To enrich the results of quantitative analysis, In-depth interviews were conducted using a descriptive analysis approach. The results showed that the role of the market as a vital object, still cannot be replaced. Market visitors need facilities that make them feel hygienic when shopping at the market. Meanwhile, the limited number of personnel and budget is one of the dominant factors that can implement health protocols in the market.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library