Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Palupi Puspitaningrum
Abstrak :
Siswa-siswa pada tingkat pendidikan dasar (Sekolah Dasar) mulai menghadapi tugas-tugas sekolah yang diberikan gurunya untuk menanibah pengelahuan dan untuk menguji ketrampilan atau pengetahuan yang dimilikinya. Salah satu bentuk tugas kelas tersebut adalah tugas Pekerjaan Rumah (PR) dimana tugas ini dilakukan selama jam-jam di luar jam sekolah dan digunakan untuk meningkatkan jumlah waktu siswa menghabiskan suatu materi. Slavin (1994) menyatakan bahwa tugas PR merupakan suatu hal yang penting untuk diberikan pada setiap mata pelajaran dan di tiap tingkat kelas. Hal ini dikarenakan pemberian tugas PR mempunyai dampak yang positif terhadap pembelajaran. Selain itu, bagi siswa SD, tugas PR dapat membantu dalam mengembangkan kebiasaan belajar serta sikap yang positif yang dibutuhkan agar unggul di sekolah. Paulu (1995) menyatakan bahwa lugas PR yang baik dan dikerjakan dengan sukses oleh siswa bisa membantunya dalam mengembangkan kebiasaan belajar dan sikap belajar serta bisa mendorong "love of learning" dalam jangka panjang. Kebiasaan belajar yang dibentuk sejak masa SD ini merupakan fundamental bagi anak dalam menghadapi masa belajar seterusnya. Kebiasaan belajar merupakan suatu perilaku otomatis atau suatu kebiasaan yang sangat positif pengaruhnya dan merupakan cara yang sangat baik untuk mempelajari serta memahami suatu materi pelajaran. Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang siswa membutuhkan dukungan yang berasal dari luar dirinya, dimana dalam hal ini adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR, karena merupakan hal yang esensial. Keterlibatan orang tua ini juga dapat berfungsi remedial dan apabila terencana maka merupakan kontributor yang signifikan pada efektivitas pemberian tugas PR, dimana salah satunya adalah mengembangkan kebiasaan belajar. Tujuan dilakukannya penelitian ini dibagi menjadi 3 permasalahan yaitu untuk mengetahui (1) apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa? (2) apakah tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa? (3) apakah keterlibatan orang tua pada tugas PR memberikan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif sedangkan untuk pengambilan sampelnya digunakan metode lion probnbiUhj sanipling dimana tidak semua subyek dalam populasi mendapatkan kesempaian yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah accidental sampling (incidental sanipling) dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel. Alat pengumpul data yang digunakan adalah 3 buah kuesioner yaitu kuesioner tugas PR , kuesioner kebiasaan belajar -yang diberikan kepada siswa-siswi kelas 5 SD yang menjadi subyek penelitian serta kuesioner keterlibatan orang tua pada tugas PR -yang diberikan kepada orang tua siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Jumlah subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 184 orang berasal dari siswa-siswa kelas 5 yang berasal dari 3 SD dan 176 orang berasal dari orang tua siswa. Namun untuk pengujian hipotesa dilakukan pada 176 subyek baik dari siswa maupun orang tua karena kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini harus dipasangkan dari kedua subyek. Pada penelitian ini digunakan try out terpakai dimana sampel yang digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas alat tes/alat pengukuran sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk menguji hipotesa-hipotesa penelitian maka" didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tugas PR dan keterlibatan orang tua pada tugas PR secara bersama-sama terhadap kebiasaan belajar siswa. Selain itu juga didapatkan hasil bahwa tugas PR memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa. Hasil lainnya adalah keterlibatan orang tua pada tugas PR tidak memberikan peranan dan sumbangan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa. Penelitian ini juga melakukan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan hasil penelitian , diskusi serta saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mustajab Nurhidayat
Abstrak :
Memang diakui bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang remaja berpengaruh terhadap aspirasi akademiknya (Hurlock,1973). Namun demikian, belum diketahui nilai-nilai atau kelompok nilai apa saja yang benar-benar mempengaruhi aspirasi akademik seseorang. Hal ini sejalan dengan apa yang dipertanyakan oleh Dweck, Elliot dan Feather (dalam Bernd & Miller, 1990), sampai seberapa jauh harapan dalam bidang pendidikan dan nilai-nilai seseorang saling mempengaruhi. Atas dasar inilah, maka tujuan penelitian ini ditetapkan, yaitu untuk mengungkap apakah ada kelompok nilai tertentu yang memiliki hubungan dengan aspirasi akademik pada remaja pengantar koran, nilai-nilai apa saja yang memiliki hubungan dengan aspirasi akademik di kalangan remaja tersebut. Dalam penelitian ini dipilih subyek remaja pengantar koran karena mereka merupakan remaja yang secara ekonomis kurang beruntung, sehingga terkadang aspirasi akademis mereka terkalahkan oleh adanya pemikiran bahwa mereka sudah dapat mencari uang dan tidak perlu sekolah lagi. Gejala pemikiran ini ditimbulkan karena interaksi mereka dengan lingkungan. Pengaruh Iingkungan ini bisa positif atau negatif tergantung dari nilai-nilai yang mereka anut dan nilai-nilai yang dianut teman sebayanya serta bagairnana persepsi mereka terhadap orientasi teman sebayanya tersebut (Sharifah,1996). Selain itu mereka memiliki waktu kerja yang relatif sedikit, sehingga sebenarnya mereka masih memiliki waktu yang cukup banyak untuk belajar. Namun kenyataannya waktu tersebut sering digunakan bukan untuk belajar. Atas dasar pertimbangan itulah maka dalam penelitian ini dicoba untuk menelaah nilai-nilai mereka dalam hubungannya dengan aspirasi akademiknya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nilai dan instrumen aspirasi akademik. Untuk instrumen nilai digunakan Schwartz Value Survey, sedangkan aspirasi akademik digunakan pengukuran dengan metode Study of Wishes. Keduanya tergabung menjadi suatu kuesioner yang diberikan kepada 60 orang sampel penelitian. Teknik pengambilan sarnpel yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan proses incidental untuk rnempermudah jalannya penelitian. Setelah kuesioner ini terkumpul, diadakan uji reliabilitas terhadap kedua instrumen tersebut dengan menggunakan teknik statistik Abha Cronbach. Apabila terdapat item-item yang kurang memenuhi persyaratan validitas/homogenitas, maka item tersebut digugurkan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kelompok nilai (Tipe nilai motivasional) benevolence, self direction, hedonism, security, stimulation dan universalism dengan aspirasi akademik di kalangan remaja pengantar koran. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok nilai (Tipe nilai motivasional) achievement dan conformity dengan aspirasi akademik dikalangan remaja pengantar koran. Dengan adanya kesimpulan ini maka tujuan penelitian telah dapat terpenuhi. Hasil penelitian ini belum dapat digunakan untuk saran-saran yang bersifat aplikatif karena keluasan dan pemahaman yang diberikan masih terasa jauh dari memadai. Walaupun demikian penelitian ini sangat berguna sebagai bahan acuan informasi bagi penelitian mengenai remaja dengan nilai-nilai dan aspirasi akademiknya. Untuk itulah disarankan diadakan penelitian berkelanjutan mengenai nilai-nilai dan aspirasi akademik pada remaja yang bekerja di sektor informal. Dari penelitian yang berkelanjutan mengenai rnereka, maka akan diperoleh pemahaman dan wawasan yang lebih luas dan mendalam. Untuk penelitian selanjutnya disarankan : 1) Untuk memperhatikan komposisi item dari instrumen aspirasi akademik. Selain itu, kedua instrumen ini perlu diuji validitas eksternalnya. 2) Subyek yang mengikuti penelitian ini sebaiknya tidak hanya pengantar koran saja tapi juga remaja yang bekerja di sektor lainnya, sehingga dapat dilakukan generalisasi secara lebih luas. 3) Perlu diteliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi aspirasi akademik, sehingga pemahaman kita rnengenai rernaja yang bekerja di sektor informal ini semakin luas dan mendalam. Dengan demikian, kita dan pihak-pihak yang terkait dengan mereka dapat memberikan bimbingan dan arahan terhadap rernaja tersebut secara lebih kongkrit dan lebih seksama.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Feryantissa
Abstrak :
Konsep kesiapan sekolah mengaitkan konsep kesiapan belajar dengan suatu standar perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang memungkinkan seorang anak memenuhi ketentuan sekolah dan menyerap kurikulum sekolah. Untuk memasuki sekolah dasar, banyak sekolah yang meminta anak mengikuti tes masuk sekolah terlebih dahulu untuk melihat seberapa jauh kesiapan anak bersekolah. Sedangkan pada saat ini, alat yang dapat mengukur kesiapan sekolah anak masih kurang. Berhadapan dengan masalah kekurangan alat pengukur dan keinginan untuk menjamin bahwa hanya anak yang siap dapat memasuki sekolah, dilakukan penelitian untuk melakukan adaptasi alat Brenner Gestalt Test (BGT) yang digunakan untuk mengukur kesiapan sekolah. Ada berbagai kelebihan BGT yang dikatakan oleh Anton Brenner antara lain: ?bebas budaya?, sederhana, praktis, murah, dan cepat administrasinya. Sebelum BGT digunakan di Indonesia, perlu diteliti apakah tes ini memenuhi persyaratan pengukuran yang baik, yaitu mempunyai item yang tersusun berdasarkan derajat kesulitan, menghasilkan skor yang relatif konstan dari waktu ke waktu, serta mengukur apa yang hendak diukur. Adapun penelitian dilakukan pada kelompok anak usia 5 sampai 6 tahun yang duduk di TK B. Alasan dipilih TK B adalah karena sesuai dengan karakteristik yang disebutkan dalam manual BGT dan karena kelas B merupakan kelas persiapan dimana anak disiapkan untuk masuk ke kelas I SD. Dengan alat ukur yang baik seperti BGT diharapkan dapat memprediksi anak yang "sudah siap" / "belum siap" untuk masuk sekolah dasar. Analisis item dilakukan untuk mengetahui derajat kesukaran item dan urutan item, yaitu dengan menggunakan indeks kesukaran rata-rata. Uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien validitas internal dan eksternal menggunakan rumus Pearson product moment. Perhitungan koefisien validitas eksternal dilakukan dengan mengkorelasikan BGT dengan CPM serta mengkorelasikan BGT dengan skala kesiapan kemampuan prestasi dan skala kesiapan perilaku sosial-emosional dari Brenner. Uji reliabiiitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang ditujukan untnk menguji apakah BGT benar-benar mengukur kesiapan sekolah. Analisis item memperlihatkan bahwa subtes-subtes BGT pada umumnya sudah tersusun berdasarkan derajat kesukarannya dan derajat kesukaran item tergolong pada taraf sangat mudah sampai sedang. Uji validitas internal menunjukkan bahwa aspek yang diukur dalam subtes-subtes BGT sudah cukup homogen. Uji validitas eksternal menunjukkan bahwa BGT juga mengukur kemampuan yang sama sepetti CPM dan BGT dapat memprediksikan hasil dari skala kesiapan kemampuan prestasi dan skala kesiapan perilaku sosial-emosional. Apabila skor total BGT tinggi dapat diprediksikan hasil penilaian skala kesiapan akan tinggi juga dan sebaliknya, apabila skor total BGT rendah maka hasil penilaian skala kesiapan akan rendah juga. Uji reliabilitas terhadap seluruh item dalam BGT menghasilkan skor yang cukup tinggi berarti BGT dapat dikatakan sebagai alat yang reliabel. Dengan nilai ini masih dilakukan pengguguran item-item yang dianggap tidak valid dan dihasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi lagi dengan hanya tinggal satu subtes (Gestalt Sepuluh Bulatan) saja. Ini berarti subtes ini dapat dikatakan sebagai alat yang reliabel untuk mengukur kesiapan sekolah. Saran yang diberikan adalah melakukan perbaikan pada instrumen penelitian yaitu merevisi pada item-item yang kurang valid atau menambah jumlah item dalam BGT, kemudian melanjutkan penelitian dengan cakupan wilayah yang lebih luas agar hasilnya dapat digeneralisir pada seluruh kelompok populasi. Saran untuk penggunaan praktis adalah membedakan BGT pada anak TK A karena item-item dalam BGT ini terlalu mudah bagi anak TK B, sehingga dapat diprediksi kesiapan sekolah anak sejak dini.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover