Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meivita
"Latar belakang dan tujuan: Tekanan panas merupakan masalah penting dalam industri manufaktur. Paparan tems menerus akan menyebabkan kelelahan. Kelelahan kerja berkepanjangan yang berlangslmg minimal enam bulan tanpa pemulihan yang optimal, akan menyebabkan kelelahan kronis, da.n selanjutnya akan mengakibatkan penurunan kernampuan kelja dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tekanan panas dan kelelahan kronis Serta faktor-faktor lain yang berhubungan pada peke1ja bagian produksi di perusahaan pemintalan benang PT "X" Karawang.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana secara manual. Data dikumpulkan melaiui kucsioncr rncngcnai lcaraktcristik pekcija dan masa kclja, kucsioncr kclclahan (SSRT dari IFRC), pengukuran tinggi dan berat badan, dan penilaian Indeks Suhu Bala dan Basah untuk mengukur tekanan panas, serla pengukuran intensitas bising dengan sommd level meter oleh dinas kesehatan.
Hasil: Prevalensi kelelahan kronis pada pekelja di bagian produksi adalah 68,8%. Prevalensi kelelahan kronis di bagian dengan tekanan panas Iebih dari 30°C sebesar 84,0%, dan tekanan panas kurang atau sama dengan 30°C sebesar 4O,9%. Tekanan panas Iebih dari 30°C, masa kerja lcbih dari lima tahun, usia lcbih dari 30 tahun dan IMT tidak normal merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan tcljadinya kclelahan kronis. Tckanan panas Iebih dari 30°C mcningkatkan resiko kelelahan kronis 40,28 kali lipat (Adj OR 40,28, 95% CI: 7,42;2l8,5, p = 0,000). Masa kerja Iebih dari 5 tahun meningkatkan risiko kelelahan kronis 7,6 kali lipat (Adj OR 7,64, 95% CI: l,59;36,68, p >= 0,011). Usia Iebih dari 30 tahun meningkatkan risiko kelelahan kronis 6,7 kali lipat (Adj OR 6,69, 95% CI:1,37;32,54, p = 0,0l9). IMT tidak normal meningkatkan risiko kelelahan kronis 4,5 kali lipat (Adj OR 4,45, CI: l,3l;I5,l8, p = 0,01 7).
Kesimpulan: Prevalensi kelclahan kronis pada pekezjaan di bagian produksi adalah 68,8% dan Iebih banyak terjadi pada pekerja terpajan panas Iebih dari 30°C Tekanan panas Iebih dari 30°C, masa kerja lebih dari lima tahun, usia Iebih dari 30 tahun dan [MT tidak normal didapat berhubungan dengan terjadinya kelelahan kronis.

Background and Aim: Heat stress is an important problem in manufacturing industry. Continues exposure can cause fatigue. Long lasting fatigue for minimally six months without optimal recovery will produce chronic fatigue. Which at the end will decrease working capability and productivity. This study aim to assess the relation between heat stress and others related factors with chronic fatigue in production workers at yarn manufacture "X" Karawang.
Methods: A cross sectional study was used. Sample was selected by manual simple random method. Data were collected through questionnaire that covered workers characteristics and working variables , fatigue questionnaire (SSRT trom IFRC), measurement of body height and weight, and Wet Bulb Globe Temperature Index for measuring heat stress, and noise level mesurement with Sound Level Meter by Local Health Office.
Result: The prevalence of chronic fatigue in production worker was 68.8%. The prevalence of chronic fatigue in area with heat stress >30°C was 84.0%, while in areas with heat stress S30 C it was 40.9%. Heat stress >3o°c, working period >5 years, age >30 years old and abnormal BMI were risk factors to chronic fatigue. Heat stress >30°C increases chronic fatigue risk by 40,28 times (Adj OR 40,28, 95% CI: 7,42;218,5, p = 0,000). Working period >5 years increases risk by 7,6 time (Adj OR 7,64, 95% CI: l,59;36,68, p = 0,011). Age >30 years old increases risk by 6,7 times (Adj OR 6,69, 95% CI: l,37;32,54, p = 0,019). Abnormal BM] increases risk by 4,5 times (Adj OR 4,4S, CI: 1,31;l5,l8, p = 0,017).
Conclusion: The overall chronic fatigue prevalence was 68.8%. Heat stress >30°C, Working period >5 years, age >30 years old and abnormal BMI were related with chronic fatigue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T29203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siselia Titis Iramawati
"Latar belakang:Pajanan gelombang elektromagnetik frekuensi radio yang diterima oleh pekerja di stasiun radio dalamjangka panjang diduga sebagai faktor risiko hiperkolesterolemia.Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pajanan gelombang elektromagnetik frekuensi radio pada pekerja di Stasiun radio, prevalensi hiperkolesterolemia , hubungan pajanan electromagnetik dengan hiperkolesterolemia dan hiperkolesterolemia dengan faktor-faktor risiko lainnya.
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan di stasiun radio Jakarta selama Mei-Juli 2010 dengan desain cross sectional pada 121 responden. Data bersumber dari basil Jaboratorium, pemeriksaan fisik, wawancara berupa Food Recall dan pengisian kuesioner pada Medical Checkup Desember 2009. Pengukuran gelombang Elektromagnetik berdasarkan penelitian dr. Andrianingsih WI pada Juli 2009 dengan menggunakan E/ektromagnelic Field Radiation Tesler (ErvlF) tipe 827 merk Lutron.
Hasil Penelitian:Nilai Ambang Batas intensitas gelombang elektromagnetik frekuensi radio kumulatif di stasiun radio tidak melebihi ambang batas. Prevalensi hiperkolesterolemia pada pekerja stasiun radio adalah 53,7%. Berdasarkan analisis bivariat terdapat 3 variabel yang bermakna terhadap hiperkolesterolemia yaitu terhadap umur >=40 thn,pajanan gelombang elektromagnetik frekuensi radio okupasi kumulatif, riwayat keluarga yang menderita stroke. Dan analisis multivariat terdapat 3 variabel yang mempunyai hubungan dengan hiperkolesterolemia yaitu faktor umur >=40 thn (OR= 3.91;95%CI= 1.35-11.31}, asupan lemak tinggi (OR=3.39 ;95%CI; 1.14- 10.11}, faktor riwayat keluarga yang menderita stroke (OR=0.15 ;95%CI; 0.03-0.76).
Kesimpulan: Prevalensi hiperkolesterolemia pada pekerja stasiun radio sebesar 53,7%. Didapatkan hubungan bermakna antara gelombang elektromagnetik frekuensi radio dengan hiperkolesterolemia . Faktor risiko yang berhubungan dengan hiperkolesterolemia adalah faktor umur >=40 thn, asupan lemak tinggi ,faktor riwayat keluarga yang menderita stroke.

Long term exposure from Electromagnetic Frequency Radio received by the employees has been as.-rumed as a risk factor of hyperkolesterolemia .The objective of this research is to find electromagnetic frequency radio exposure in the radio station , find hypercholesterolemia prevalence among employees ,relationship electromagnetic frequency radio exposure to hypercbolesterotemia and find relationship hypercholesterolemia to another risk factor.
Research Metbods : The research has been conducted in May-July 2010 in radio station Jakarta using cross sectional design ,examined 121 respondents. Data source from laboratory result,physical examination interviewing food recall and quetioner on Medical Checkup December 2009. Measuring Electromagnetic Frequency Radio intensity source from Andrianingsih WI,MD research on July 2009 with using Elektromagnettc field Radiation Tester (EMF) tipe 827 merk Lutron.
Result: Intensity cumulative electromagnetic frequency radio exposure in radio station under limit Treshold Limit Value (TLV). Prevalence hyperkolestero!emia jn the radio station is about 53,7 %. Based on analysis bivariat there are 3 variabel significant relationship to hypercholesterolemia : age>=40 years. has family history stroke and electromagnetic frequency radio exposure cumulatit: And based on analysis mu1tivariat there are 3 variabel significant relationship to hypercholesterolemia: age>=40 years (OR= 3.91;95%Cl1.35-11.31), intake high fillty food (0 3.39 0.03 -0.76).
Condusion : Intensity cumulative electromagnetic frequency radio exposure in radio station under TLV. Prevalence hyperkolesterolemia is about 53,7 %.This research get significant relationship between electromagnetic frequency radio to hyperkolesterolemia. Risk factor significant relatiionship to hyperkolesterolemi: age>=40 years, intake high fatty food and has family history stroke."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31639
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library