Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H. Ayi Raffiah
Abstrak :
Rumah sakit sebagai suatu sarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu. Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan farmasi dengan baik, maka diperlukan perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai yang baik. Adanya kese njangan dalam pengadaannya antara rencana dan realisasi obat dan alat kesehatan habis pakai, akan mengurangi kelancaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran ruang perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tangerang, dan memperoleh saran untuk peaingkatan sistem perencanaan obat dan aalat kesehatan habis pakai di Rumah Sakit Umum Tangerang. Metodologi yang digunakan adalah metode telaah kasus dan pendekatan pemecahan masalab, dirnana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, pengarnatan langsung, dan rangkuman data sekunder. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa mekanisme perencanaan obat dan alat kesehatan habis pakai sudah mengikuti pedoman yang aada, namun masih ada kelemaahan dalam hal input, mengenai ketenagaan, sarana, dan sistem informasi, dalam hal proses, terutarna dalam menentukan kebutuhan dan realisasi pengadaannya. Kesimpulan dari hasil penelitian ini ternyata unsur-unsur input dan proses adalah sangat menentukan dalam penyusunan suatu perencanaan. Saran yang diajukan adalah: bahwa untuk mendapat perencanaan yang baik perlu evaluasi terhadap realisasi dari rencana tersebut secara periodik, agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar. Apabila terjadi penyimpangan yang cukup besar harus dilakukan perencanaan ulang. ...... Profile of Medical Supplies and pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation in General Hospital TangerangHospital as a medium implementation servicing of health prosecuted to give a good servicing and high quality Pharmacy servicing is one of form inseparable activities from all servicing hospital. To give a good implementation servicing of health, so it's need medicine and pharmaceuticals. There is a gap for supplying between planning and realization of medical supplies and pharmaceuticals will decrease fluency servicing of health in general hospital Tangerang. Purpose of this research is getting illustration about medical supplies and Pharmaceuticals planning at Pharmacy Installation General Hospital Tangerang and Find suggestion for increase system planning of medicine and pharmaceuticals in General Hospital Tangerang. Methodology which used by analyze of case and approach the problem solving, collecting data by interview, direct observation and secondary data summary. Analyzing data by qualitative descriptive from the result of analyzing finding of data that mechanism of medical supplies and pharmaceuticals planning has already accompanied of work, but there are still weakness for input, personnel, facilities, and information system in process, especially for establish requirement and rraIimtion of procurement. Summary of this analyzing, appears that input element and process are very establish for arrange a planning. Suggestion was given from the planning, its need evaluation toward realization. from the planning, its need evaluation toward realization from the planning in a periodic manner, in order that there isn't too big divergence. If there's quite big divergence occur, it must be repeatedly of planning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimarti Yarsi
Abstrak :
Mutu jasa pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien, khususnya pelayanan rumah sakit, akhir-akhir ini cukup menarik perhatian. Mutu pelayanan rumah sakit dalam persepsi pasien dapat dilihat dari penilaian pasien terhadap pelayanan yang mereka terima, dihubungkan dengan kepuasannya. Penulisan tesis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang mutu pelayanan dalam persepsi pasien di RSUD Tangerang, khususnya pelayanan rawat jalan, dengan indikator kepuasan pasien dalam hubungannya dengan pelayanan tenaga; lingkungan, sarana /prasarana; dan peraturan yang berlaku di Instalasi rawat jalan. Selain itu juga ditinjau dari karakteristik pasien (umur, sex, pendidikan, penghasilan, penanggung biaya dan kecepatan mencapai rumah sakit). SeIama ini belum ada informasi tentang mutu pelayanan rawat jalan yang dapat digunakan sebagai umpan balik RSUD Tangeran Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif, dan bersifat cross sectional. Data pasien diperoleh dari survey yang dilakukan kepada 216 responden yang berasal dari pasien rawat jalan RSUD Tangerang selama 2 minggu pada bulan Juni 1996. Hasil penelitian menunjukkan, yang menyatakan puas terhadap pelayanan secara keseluruhan 68,4 %. Semua faktor pelayanan ( tenaga, lingkungan, dan peraturan yang berlaku) yang diukur, berperan dalam memberikan kepuasan pasien. Sedangkan untuk karakteristik pasien, hanya faktor pendidikan saja yang berperan dalam memberikan kepuasan pasien. Sebagai saran dikemukakan bahwa, yang dapat segera dilakukan adalah penyediaan rambu - rambu / petunjuk bagi pasien, ketepatan waktu pelayanan pemeriksaan dakter. Selain itu perlu ditingkatkan ketertiban antrian, keramahan para petugas dan pemakaian seragam tenaga bagian pendaftaran / pembayaran serta penerapan budaya senyum. Selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut tentang produktifitas tenaga dan motivasi tenaga, serta sistem antrian di Instalasi Rawat jalan RSUD Tangerang.
The quality of care provided and the level of patient satisfaction are the core of many marketing strategies in health services, especially in hospital service as ever - more competitive markets. The patient perception in health care provided which related with their satisfaction, can be used as indicator of the hospital's service quality. The aim of this study is to obtain information regarding the health care provided quality, according to the patient perception in the Out Patient Unit of Tangerang District Hospital. Currently, there was no information from patient, which can be used as feedback for maintaining the hospital's service quality, especially in Out patient Unit. In obtaining the necessary information, this study conducted survey followed by 216 out patient, for 2 week on June 1996, and analyzed with quantitative approach. The results showed that 68,0 % of interviewer satisfied with care provided. All of the determinant of care provided (i.e. hospital's personnel, environment, regulation) contributed in influencing patient satisfaction. Characteristic patient just for education, that gift the same result. The suggestion is that, providing the information board for patient and punctuality of medical doctor. Besides, increasing queuing system, implementation of behavior standard {i.e. smile and friendliness ). Furthermore, this study can be continued with some studies of personnel productivity and motivation, queuing system in Out patient Unit of Tangerang District Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedarto Soepangat
Abstrak :
Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang merupakan Rumah Sakit Umum type B non pendidikan. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit telah dilakukan. Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan salah satu sub sistem dari Sistem Informasi Kesehatan yang harus dapat menunjang program peningkatan pelayanan rumah sakit. Pengelolaan Sistem Informasi di RSUD Tangerang sejak 1 April 1996 telah menggunakan perangkat komputer, namun pada kenyataannya sistem tersebut di lapangan belum dapat memenuhi kebutuhan manajemen. Dari seluruh luaran sistem informasi RSUD Tangerang, ternyata 86.67% merupakan luaran bagi pemenuhan kebutuhan eksternal (instansi lain), sedangkan hanya 13.33% yang digunakan bagi kepentingan manajemen Rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian dan analisis deskriptif tentang pengelolaan Sistem Informasi Manajemen RSUD Tangerang. Disamping itu penelitian ini juga merupakan studi kualitatif terhadap Sistem Informasi Manajemen RSUD Tangerang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam dan partisipasi observasi peneliti. Data sekunder diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan RSUD Tangerang. Dilihat dari hasil penelitian, ditemukan bahwa belum dikembangkannya struktur organisasi Sistem Informasi di RSUD Tangerang. Selain itu didapatkan bahwa jumlah tenaga pengelola sistem informasi masih kurang. Disamping itu dana pengembangan dan anggaran operasional untuk sistem informasi dianggap mencukupi bagi kebutuhan saat ini. Terdapat dua metoda sistem informasi yang sedang berjalan saat ini yaitu secara komputerisasi dimanfaatkan untuk monitoring pendapatan rumah sakit. Sedangkan luaran informasi cara manual untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal. RSUD Tangerang telah melakukan pengelolaan Sistem Informasi, namun dirasakan perlu pengembangan lebih lanjut. Dari aspek struktur organisasi, sumber daya, luaran informasi dan komitmen (dukungan) yang ada, dapat dikembangkan secara bertahap model sistem informasi yang sedang berjalan di RSUD Tangerang beserta rekomendasinya.
Tangerang Regency General Hospital is type B non-teaching hospital. The Management Information System of the Hospital has been installed. The Hospital Information System is one of sub-system of the Health Information System which should be able to support the program to increase the hospital service. The Management Information System in the RSUD Tangerang (Tangerang Regency General Hospital) have been computerized however, in fact the system have not been able to meet the management needs. Out of the total information system output of the RSUD Tangerang 86.67 % is to met the external needs (other units), while only 13.33 % is used for the internal hospital management. This research was intended to describe how Information System of the RSUD Tangerang was managed. Research Design was qualitative in native. Primary data were obtained by in depth interview and participative observation. The secondary data were obtained from recording and reporting of the RSUD Tangerang. The Study found that the organization structure of the Information System had not been developed in the RSUD Tangerang. It was also found that the number of the information system manpower was inadequate. On the other hand, the development fund and operational budget for the information system was considered sufficient for the current needs. There were two existing information system methods which currently installed, which were computerized and used to monitor the hospital revenue. The output was used to meet the external purposes. The RSUD Tangerang have managed the Information System, however, it need further development. Recommendation were developed to further improve the system, emphasizing in organization, resources, output and commitment aspects.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Ardhyarini Hayuning Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia memiliki persebaran sawah di wilayah pesisir yang sangat sensitif pada kejadian cuaca ekstrim seperti kekeringan. Kabupaten Cirebon yang berlokasi di Pantai Utara Jawa termasuk sebagai wilayah rentan kekeringan, diantaranya Desa Pegagan Kidul. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah petani padi di Desa Pegagan Kidul dapat menerima guncangan kekeringan sehingga memberikan implikasi pada penurunan pendapatan, namun mereka belum mempunyai ketahanan penghidupan yang berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan model ketahanan penghidupan petani padi untuk menangani dampak kekeringan. Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk mengembangkan dan mensimulasikan model system dynamics yang mengeksplorasi interaksi sistemik aset kapital, self-organisation, kapasitas pembelajaran dengan kondisi curah hujan. Model ini digunakan untuk menilai status ketahanan penghidupan petani padi yang diukur melalui pendapatan sebagai outcome dari penghidupan. Hasil permodelan dengan skenario bussiness as usual hingga tahun 2030 memperlihatkan bahwa pendapatan petani masih mengalami penurunan saat terindikasi kekeringan. Skenario intervensi model terbaik dilakukan dengan meningkatkan debit outflow Waduk Jatigede, klaim asuransi pertanian, pemahaman risiko produksi pertanian, dan mengembangkan usaha non-tani serta perlindungan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan ketahanan penghidupan lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat lebih besar dengan adanya intervensi di beberapa subsistem yang dapat menjadi langkah antisipatif dan adaptif.
ABSTRACT
Indonesia has a distribution of rice fields on the coastal area which very sensitive to extreme weather events such as droughts. Cirebon Regency located on the North Coast of Java is susceptible areas of drought, including Pegagan Kidul Village. The research problem is rice farmers in Pegagan Kidul Village has experienced drought which implicates income decline, but they do not have livelihood resilience. This paper aims to develop the rice farmers rsquo livelihood resilience model to cope with drought impact. We employed mixed methods by combining quantitative and qualitative data to develop and simulate a system dynamics model that explores the systemic interaction of capital assets, self organisation, capacity for learning with rainfall condition. The model is used to assess rice farmers rsquo livelihood resilience status that measured through the income earned as a livelihood outcome. The result of modelling with business as usual scenario up to 2030 shows that farmers 39 income still decreased during drought event. The best model intervention scenario is done by increasing the outflow of Jatigede Reservoir, agricultural insurance claims, understanding the risks of agricultural production, and developing non farm enterprises as well as social protection. This study concludes that improving livelihood resilience is more sustainable and provides greater benefits with interventions in some subsystems that can be anticipative and adaptive measures.
2018
T50188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Young Ferry
Abstrak :
Program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin atau Askeskin bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan Askeskin di RSUD Kabupaten Tangerang menghadapi masalah penggunaan obat non formularium karena menjadi beban rumah sakit. Penelitian ini keseluruhan bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan obat bagi masyarakat miskin sesuai pedoman pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Penelitian ini berada dalam lingkup farmako ekonomi dengan disain comparative non experimental study dengan cara Pengukuran Sesudah Kejadian (PSK) atau ex-post pacto. Hasil penelitian menunjukan bahwa obat-obat formularium untuk pelayanan Askeskin tidak mencakup seluruh pelayanan obat untuk penyakit atau penderita yang di Rawat inap RSUD Kabupaten Tangerang. Dari 432 nama obat yang digunakan dalam pelayanan Askeskin terdapat 125 obat non formularium. Pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap bangsal kelas III Askeskin lebih banyak obat non formularium yang diberikan oleh dokter lama (lama kerja lebih dari 5 tahun) dan dokter dengan status kerja sebagai residen. Jenis obat non formularium banyak diberikan pada pasien lakilaki dan umumnya diberikan untuk pasien NCB KMK (Neonatus Cukup Bulan Kurang Masa Kehamilan), serta diresepkan paling banyak pada pasien yang dirawat di ICU. Melihat apa yang dapat disimpulkan dari hasil penulisan, dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pelayanan rawat inap rumah sakit terhadap pasien miskin dan menjadi telaah bagi pihak yang berkepentingan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dan diusulkan agar jenis obat non formularium yang banyak digunakan dimasukkan ke dalam jenis formularium.
Health care program for poor community or Askeskin as a mean to upgrade access and health service quality for needy community in order to reach the optimal degree of health community. Askeskin service at Tangerang Regency Public Hospital faces a non formularium medicines?s using problem because it becomes a responsibility for hospital. This research intends to evaluate medicines service for poor community according to health care for poor community?s manual. This research will be in farmaco economics area with comparative non experimental study design or ex-post facto. Result of the research shows that fomularium medicines for Askeskin service do not include all medicine service for illness or the sicks who take care at Tangerang Regency Public Hospital. From 432 medicine names which used in Askeskin service contain 125 non formularium medicines. Health service for patients of class III ward Askeskin much more non formularium medicines which given by senior doctors (more than 5 years of work time ) and doctors with resident statues. Many kinds of non formularium medicine given to men patients and generally given to MNC KMK patients, the patients who stay in ICU too. Looking at the result that can be concluded, it can be a reference to upgrade ward service of Hospital to poor community and be a study for interested parties toward upgrading of community health service on a whole scale. And suggested in order to kinds of non formularium medicines that many used may be included in formularium kinds.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41264
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanaka, Meis Larissa
Abstrak :
Makanan yang disajikan oleh instalasi gizi di sebuah rumah sakit amat panting dalam membantu pemulihan serta memperpendek hari rawat yang merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan/citra dari pelayanan yang diberikan rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang sebagai satu-satunya rumah sakit pemerintah yang sudah terakreditasi senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan baik melalui angket ataupun penelitian untuk mengetahui apa saja yang diharapkan/diinginkan oleh pasien selama mereka dirawat. Pada tahun 1996 suatu angket telah dilakukan oleh mahasiswa Akademi Gizi di RSU Tangerang, dimana diperoleh gambaran bahwa lebih dari separuh responden yang diteliti dari sepuluh ruang rawat inap tidak menghabiskan makanannya. Bertolak dari masalah tersebut diatas, dan diperkuat dari wawancara dengan Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Tangerang, peneliti ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya terima makan pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang. Metodologi yang dipergunakan adalah rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner. Yang menjadi sampel adalah pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang yang telah dirawat minimal dua hari dan telah menjalani waktu makan minimal tiga kali (pagi, siang dan malam), tanpa diet dan tidak dalam persiapan suatu tindakan tertentu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstuler. Dari penelitian ini diperoleh hasil yang positif yaitu bahwa pasien puas dengan waktu pemberian makan yang dianggap tepat bahkan untuk makan pagi, siang dan malam. Namun dari penelitian ini juga didapatkan hasil yang lain seperti sebanyak 73,8% dari sampel pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang tidak menghabiskan makanannya. Pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang beranggapan bahwa penampilan dan penyajian makanan masih kurang memadai dan rasa makanan yang disajikan juga belum sesuai, serta siklus menu sepuluh hari dianggap masih kurang bervariasi. Penggunaan alat makan dianggap kurang lengkap dan kurang sesuai. Dari hasil yang diperoleh, peneliti menyarankan agar Instalasi Gizi RSU Tangerang lebih memperhatikan daya terima makan pasien rawat inap dewasa dengan meningkatkan penampilan makanan, penyajian makanan dan rasa makanannya. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah memperbanyak variasi menu makanan, sehingga pasien dapat memilih jenis makanan yang mereka sukai secara lebih leluasa. Penggunaan alat makan yang lengkap dan sesual mungkin perlu dipertimbangkan sebagai kelengkapan untuk meningkatkan daya terima makan.
The food provided by Nutrition Department of a hospital is very important in helping patient to recover and therefore, reducing the average of length of stay which is one of the success criteria of the hospital. The Tangerang General Hospital (RSU) as the government hospital, is always trying to maximize its service quality by gathering data through questioner or research on what is expected by a patient while they are staying at the hospital. In 1996, The students of Akademi Gizi Tangerang had conducted a research which results showed that more than half of patients staying on ten pavilions did not clean up the provided food. Based on the results, the author tried to find out the factors influencing patient in accepting provided food in RSU Tangerang. The method used is descriptive analytic in a cross sectional research/survey using questioner. Samples are adult patients in RSU Tangerang who have been staying for more than two days and have had at least three times meals (morning, noon and evening), without special diet related to diseases and were not in preparation for an action/surgery. Results of the survey are presented in the tables and textural. The survey shows the following results: 73.8% of adult patient did not clean up the provided food, appearance, task of the provided food are not good. The variation of menu is not enough and serving equiment is not complete. But here the timing is very well, that the food arrived just in time in the morning, noon and evening. From the result, the author suggests Nutrition Department of RSU Tangerang to give more attention to patient acceptance of food by improving the appearance and taste of the served food. Also the hospital should pay attention on the food that patient prefer by adding more variation of food. Another important thing is the right 'use of serving equipment.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Suud
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja diantara tenaga keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, dan menentukan hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan studi korelasi deskriptif dengan pengumpulan data secara cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pcngukuran kepuasan kerja perawat rumah sakit yang dikembangkan oleh Stamps dan kawan-kawannya, yang aslinya terdiri dari 48 pertanyaan, dan telah disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga menjadi 30 pertanyaan. Instrumen data demografi yang dikembangkan oleh peneliti yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan karakteristik perawat. Sampel penelitian ini adalah 112 orang tenaga keperawatan yang bekerja di ruang rawat inap, dan diambil secara random. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap Rumah sakit Umum daerah Tangerang belum mencapai tingkat puas. Komponen yang paling rendah tingkat kepuasannya adalahkomponen penghasilan. Sedang dari hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa hanyamasa kerja dan status perkawinan yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini perlu kiranya pihak manajemen rumah sakit menaruh perhatian terhadap kebijakan yang herhubungan dengan penghasilan karyawan khususnya tenaga keperawatan karena menyangkut masalah kesejahteraaan. Perbaikan sistem pembagian jasa pelayanan dapat dipikirkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja tersebut. Akhirnya perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan include kualitatif untuk menggali lebih dalam lagi persepsi perawat tentang kepuasan kerja mereka. sehingga lebih jelas gambaran indikator-indikator kepuasan kerja perawat. ......The purpose of this study was to describe the job satisfaction among ward nurses at Tangerang General Hospital, and determine the relationship between nurse's characteristics and job satisfaction. Descriptive correlation design with cross sectional data collection was used in this study. The instrument developed by Stamps and her associates which originally comprised of 48 items were modified and reduce to 30 items to measure nurse's satisfaction. The data demographic instrument was developed by researcher was utilized to collect data on nurse's characteristics. The both instruments were administered to 112 randomly selected ward nurses. The result of the study has shown the lower level of nurses's satisfaction toward their jobs. The lowest satisfaction of nurses was on their income, while the correlation analysis revealed only the number of years of working and marital status had significant relation ship with job satisfaction. The findings of this study can be utilized as an input to the top manager for reviewing the institution's policy on nurse's income and welfare issues, such as the improvement of incentive system can be considered as one of a 'ort to increase nurse's satisfaction. Further study using qualitative research methodology by exploring nurse's perception on their job satisfaction will touch the underneath of human experiences and finally come up with the nurse's perspective indicators of job satisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Primasari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Infark miokard masih menyisakan banyak masalah morbiditaspasca infark. Upaya regenerasi miokard pasca infark mendorong berbagaipenelitian tentang terapi sel punca sumsum tulang. Endothelial Progenitor Cellsebagai bagian dari Bone Marrow Mononuclear Cell merupakan komponen selpunca yang berperan dalam proses neovaskularisasi. Fungsi sistolik merupakansebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan kandidat terapi sel puncasumsum tulang. Hingga saat ini belum diketahui pengaruh penurunan fungsisistolik ventrikel kiri terhadap jumlah absolut Endothelial Progenitor Cell dalamBone Marrow Mononuclear Cell.Tujuan : Mengetahui apakah terdapat hubungan antara fungsi sistolik ventrikelkiri serta faktor klinis dan demografis lain, dengan jumlah absolut EPC dalamBMMC sumsum tulang terhadap jumlah absolut EPC dalam BMMCMetode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di PusatJantung Nasiona Harapan Kita dengan subyek pasien yang menjalani terapi selpunca pasca infark. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016. Dilakukanpencatatan karakteristik pasien, faktor resiko penyakit jantung koroner,pengukuran fungsi sistolik ventrikel kiri dan pengambilan serta analisa aspirasisumsum tulang.Hasil : Total sampel penelitian ini adalah 21 sampel, yang menjalani terapi selpunca pasca infark miokard selama periode Oktober 2015-September 2016.Faktor-faktor yang dianalisa hubungannya dengan kadar EPC dalam BMMCadalah fungsi sistolik ventrikel kiri, usia, indeks massa tubuh serta faktor resikopenyakit jantung koroner yaitu hipertensi, diabetes dan merokok. Hasil analisastatistik menunjukkan tidak terdapat korelasi antara fungsi sistolik ventrikel kiridengan jumlah absolut EPC. Fungsi sistolik ventrikel kiri, indeks massa tubuh danhipertensi berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah absolut BMMC Kesimpulan : Fungsi sistolik ventrikel kiri tidak menunjukkan korelasi yangsignifikan dengan jumlah absolut Endothelial Progenitor Cell dalam sumsumtulang pasien dengan penyakit jantung iskemik
ABSTRACT
Background Myocardial infarct still carries significant morbidity in postinfarction patients. This condition trigger many study in stem cell therapy formyocardial regeneration after infarctio. Endothelial Progenitor Cell as thecomponent of Bone Marrow Mononuclear Cell was one of determinant factor inmigration capacity of Bone Marrow Mononuclear Stemcell. Left Ventriclesystolic function has becoming one of determinant factor in selection of stem cellpatient. No previous study has evaluate the influence of decreased LV systolicfunction to the numbers of Endothelial Progenitor Cell in Bone MarrowMononuclear CellObjective Evaluating correlation of LV systolic function and other risk factorsof coronary heart disease to the numbers of Endothelial Progenitor Cell in BoneMarrow Mononuclear Cell from Ischemic Heart Disease patients with stem celltherapyMethods This is a cross sectional study that was conducted in NationalCardiovascular Centre Harapan Kita on october 2016. Patients from 2 previousstem cell study in NCCHK enrolled to this studyResults There were 21 patients in this study that undergo stem cell therapy fromOctober 2015 until September 2016. Factors that being analyzed in this studywere LV systolic function and risk factors of coronary heart disease includinghypertension, diabetes melitus and history of cigarrete smoke. Statistical analysisshowed no significant correlation between LV systolic function and absolutnumbers of Endothelial Progenitor Cell in Bone Marrow Mononuclear Cell frompatients with ischemic heart disease. Significant result showed by correlation ofBone Marrow Mononuclear Cell with LV systolic function, body mass index andhypertensionConclusion LV systolic function has no significant correlation with absolutnumbers of Endothelial Progenitor Cell in Bone Marrow Mononuclear Cells frompatients with Ischemic Heart Disease.
2016
T55636
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library