Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Gumuruh Soeparto
"ABSTRAK
Dengan telah ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas dan telah diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat, industri konstruksi nasional Indonesia akan semakin terancam, apabila tidak segera melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar. Pada saat ini Industri Konstruksi Nasional masih belum benar-benar siap dalam menghadapi perdagangan bebas dan globalisasi, karena masih rendahnya daya saing, yang ditunjukkan oleh masih rendahnya produktifitas Industri Konstruksi. Melihat kenyataan ini dirasa perlu untuk mencari sebab-sebab mengapa produktifitas industri konstruksi tersebut masih rendah, kemudian dicarikan jalan agar produktifitas tersebut dapat meningkat. Untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian ini. Definisi masalah dilakukan dengan penelitian exploratory menggunakan sarana-sarana wawancara naratif dan statistik deskriptif serta statistik interferensi. Pada penelitian kedua pemodelan dilakukan dengan menggunakan Soft System Dynamic Methodology dan untuk mengestimasi parameter digunakan metoda Structural Equation Modeling, yang juga digunakan untuk melakukan confirmatory factor analysis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebuah hasil produksi berasal dari sarana produksi yang terdiri dari: ketersediaan teknologi, sumber daya manusia, tenaga kerja dan peralatan. Unsur-unsur ini terpadu dan bekerja sama untuk menghasilkan hasil produksi. Pertanyaan berikutnya adalah dari mana sebenarnya datangnya sarana produksi tersebut, hal tersebut ditentukan oleh arah investasi yang dilakukan oleh para pelaku industri, dan bagaimana pelaku industri menentukan keputusan investasi tersebut, hal ini akan tercermin pada rencana strategis masing-masing perusahaan. Apakah ia akan cenderung untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang pemasaran atau lebih meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan atau lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang keahlian teknis tertentu atau lebih kepada penyediaan peralatan konstruksi. Dalam penentuan strategi ini para pelaku akan mempertimbangkan kondisi lingkungan industri, kondisi persaingan, besarnya pasar, kemudahan masuk ke dalam industri dan biaya transaksi ekonomi didalam industri tersebut. Biaya transaksi ekonomi dan kemudahan masuk industri disebabkan oleh kondisi sosial dan politik serta kondisi ekonomi dan tingkat penerapan ekonomi pengetahuan serta kinerja ekonomi dimana industri tersebut berada. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap penelitian yakni: pertama penelitian untuk menetapkan definisi masalah dan kedua penelitian untuk membangun model. Akar masalah sebenarnya ada pada kurang efektifnya kontribusi tenaga ahli dan managerial, produksi konstruksi lebih dominan dihasilkan oleh tenaga kerja langsung dan peralatan konstruksi. Para pelaku sendiri dalam menginterpretasikan usaha industri konstruksi ternyata lebih mementingkan manfaat jangka pendek dari pada jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mementingkan manfaat jangka pendek kurang menguntungkan bagi peningkatan produktifitas industri konstruksi nasional berkesinambungan, dibandingkan dengan memperhatikan manfaat jangka panjang.

ABSTRACT
ndonesia has become a member of World Trade Organization since 1996, this membership has been ratified by the parliament. Indigenous Indonesian Construction Industry will face a problem if they are not prepared to face this new situation. Due to its low competitiveness, to enable the indigenous construction industry, it is necessary to address the root of the cause. This research therefore was conducted to find the solution for this prolem and to indicate what were the root cause of the problem and to attack them as sson as possible. According to M. Porter the source of competitiveness is productivity. Productivity of construction industry can be calculated from production volume divided by the number of total construction workforce. The research were conducted in two steps, the purpose of the first step is to determine the problem of the Indonesian construction industry, within the context, the purpose of the second research is to build a soft system dynamics model, where parameters were calculated using structural equation modeling in order to simulate the construction aggregate productivity. Secondary data were collected from various sources such as World Bank Institute, Freedom House, International Corruption Watch, UNDP, Indonesian Bureau of Statistics and Bank Indonesia. Primary data were collected from Indonesian Construction Industry Players through a series of surveys. The findings of the study is that the production of construction industry can be calculated from the production function coined by Cobb Douglass, wherein parameters of the workforce and capital, that were appropriated from value shared for each of the variables. The parameter of available workforce and construction capital were determined by the investment strategy intention of industry players. Investment decision is determined during the course of strategic planning. The decision making choices were to invest in human resource for marketing and engineering, project management or in skill labour or in construction equipment. Which will be determined or at least influenced by the business environment like governance. As defined by the World Bank Institute the determining factors were: voices and accountability, political stability, effectiveness of the government, rules of laws, quality of rules, and control of coruption. Beside those factors, the industry players should also consider their perception on market size, the time horizon in which they will consider for strategic planning horizon, and severity of competition which will be determined by entry regulation, and transaction cost economy. Final results of the study are : Higher Educated Human Resources in construction industry are not effectively supporting the productivity of the industry, Indonesian Construction Industry Players tend to consider short term benefit than long term sustainability and growth, strategic planning time horizon contribute significantly in long term productivity, it is indicated that Indonesian Contractors are more involve in simple construction activities than the sophisticated ones. Therefore it is suggested that to improve productivity of Indonesian construction industry, There are several step to be taken: Orientation toward long term growth and planning horizon, marketing orientation toward more spohisticated project, empowerment of institution for collaboration in construction industry should be initiated, effective utilization of educated and skilled construction workers.."
2007
D1187
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Ilyas
"Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat centrifuge mengingat keandalannya dapat menghasilkan karakteristik tanah menjadi kondisi yang sesuai dengan karakteristik struktur tanah sebenarnya dilapangan. Penulis melakukan penelitian di 'Centre for soft ground Engineering National Universiy of Singapure' yang memiliki alat centrifuge satu-satunya di Asia Tenggara.
Penelitian grup tiang dilapisan pasir akibat pembebanan lateral dengan menggunakan alat centrifuge telah banyak dilakukan, namum studi untuk memahami kinerja dari grup tiang yang dibebani beban lateral pada lapisan lempung masih sangat terbatas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D153
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Gumuruh Soeparto
"Dengan telah ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas dan telah diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat, industri konstruksi nasional Indonesia akan semakin terancam, apabila tidak segera melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar. Pada saat ini Industri Konstruksi Nasional masih belum benar-benar siap dalam menghadapi perdagangan bebas dan globalisasi, karena masih rendahnya daya saing, yang ditunjukkan oleh masih rendahnya produktifitas Industri Konstruksi. Melihat kenyataan ini dirasa perlu untuk mencari sebab-sebab mengapa produktifitas industri konstruksi tersebut masih rendah, kemudian dicarikan jalan agar produktifitas tersebut dapat meningkat. Untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian ini. Definisi masalah dilakukan dengan penelitian exploratory menggunakan sarana-sarana wawancara naratif dan statistik deskriptif serta statistik interferensi. Pada penelitian kedua pemodelan dilakukan dengan menggunakan Soft System Dynamic Methodology dan untuk mengestimasi parameter digunakan metoda Structural Equation Modeling, yang juga digunakan untuk melakukan confirmatory factor analysis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebuah hasil produksi berasal dari sarana produksi yang terdiri dari: ketersediaan teknologi, sumber daya manusia, tenaga kerja dan peralatan. Unsur-unsur ini terpadu dan bekerja sama untuk menghasilkan hasil produksi. Pertanyaan berikutnya adalah dari mana sebenarnya datangnya sarana produksi tersebut, hal tersebut ditentukan oleh arah investasi yang dilakukan oleh para pelaku industri, dan bagaimana pelaku industri menentukan keputusan investasi tersebut, hal ini akan tercermin pada rencana strategis masing-masing perusahaan. Apakah ia akan cenderung untuk lebih meningkatkan kemampuandalam bidang pemasaran atau lebih meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan atau lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang keahlian teknis tertentu atau lebih kepada penyediaan peralatan konstruksi. Dalam penentuan strategi ini para pelaku akan mempertimbangkan kondisi lingkungan industri, kondisi persaingan, besarnya pasar, kemudahan masuk ke dalam industri dan biaya transaksi ekonomi didalam industri tersebut. Biaya transaksi ekonomi dan kemudahan masuk industri disebabkan oleh kondisi sosial dan politik serta kondisi ekonomi dan tingkat penerapan ekonomi pengetahuan serta kinerja ekonomi dimana industri tersebut berada. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap penelitian yakni: pertama penelitian untuk menetapkan definisi masalah dan kedua penelitian untuk membangun model. Akar masalah sebenarnya ada pada kurang efektifnya kontribusi tenaga ahli dan managerial, produksi konstruksi lebih dominan dihasilkan oleh tenaga kerja langsung dan peralatan konstruksi. Para pelaku sendiri dalam menginterpretasikan usaha industri konstruksi ternyata lebih mementingkan manfaat jangka pendek dari pada jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mementingkan manfaat jangka pendek kurang menguntungkan bagi peningkatan produktifitas industri konstruksi nasional berkesinambungan, dibandingkan dengan memperhatikan manfaat jangka panjang.

Indonesia has become a member of World Trade Organization since 1996, this membership has been ratified by the parliament. Indigenous Indonesian Construction Industry will face a problem if they are not prepared to face this new situation. Due to its low competitiveness, to enable the indigenous construction industry, it is necessary to address the root of the cause. This research therefore was conducted to find the solution for this prolem and to indicate what were theroot cause of the problem and to attack them as sson as possible. According to M. Porter the source of competitiveness is productivity. Productivity of construction industry can be calculated from production volume divided by the number of total construction workforce. The research were conducted in two steps, the purpose of the first step is to determine the problem of the Indonesian construction industry, within the context, the purpose of the second research is to build a soft system dynamics model, where parameters were calculated using structural equation modeling in order to simulate the construction aggregate productivity. Secondary data were collected from various sources such as World Bank Institute, Freedom House, International Corruption Watch, UNDP, Indonesian Bureau of Statistics and Bank Indonesia. Primary data were collected from Indonesian Construction Industry Players through a series of surveys. The findings of the study is that the production of construction industry can be calculated from the production function coined by Cobb Douglass, wherein parameters of the workforce and capital, that were appropriated from value shared for each of the variables. The parameter of available workforce and construction capital were determined by the investment strategy intention of industry players. Investment decision is determined during the course of strategic planning. The decision making choices were to invest in human resource for marketing and engineering, project management or in skill labour or in construction equipment. Which will be determined or at least influenced by the business environment like governance. As defined by the World Bank Institute the determining factors were: voices and accountability, political stability, effectiveness of the government, rules of laws, quality of rules, and control of coruption. Beside those factors, the industry players should also consider their perception on market size, the time horizon in which they will consider for strategic planning horizon, and severity of competition which will be determined by entry regulation, and transaction cost economy. Final results of the study are : Higher Educated Human Resources in construction industry are not effectively supporting the productivity of the industry, Indonesian Construction Industry Players tend to consider short term benefit than long term sustainability and growth, strategic planning time horizon contribute significantly in long term productivity, it is indicated that Indonesian Contractors are more involve in simple construction activities than the sophisticated ones. Therefore it is suggested that to improve productivity of Indonesian construction industry, There are several step to be taken: Orientation toward long term growth and planning horizon, marketing orientation toward more spohisticated project, empowerment of institution for collaboration in construction industry should be initiated, effective utilization of educated and skilled construction workers and high standard of governance should be established and maintained."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D854
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Ilyas
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat centrifuge mengingat keandalannya dapat menghasilkan karakteristik tanah menjadi kondisi yang sesuai dengan karakteristik struktur tanah sebenarnya dilapangan. Penulis melakukan penelitian di ?Centre for soft ground Engineering National University of Singapore? yang memiliki alat centrifuge satu-satunya di Asia Tenggara.
Penelitian grup tiang dilapisan pasir akibat pembebanan lateral dengan menggunakan alat centrifuge telah banyak dilakukan, namun studi untuk memahami kinerja dari grup tiang yang dibebani beban lateral pada lapisan lempung masih sangat terbatas.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini sebuah seri percobaan yang komprehensif dilakukan untuk menguji perilaku tiang yang dibebani beban lateral statis dilapisan lempung normally consolidated (NC) dan over consolidated (OC). Konfigurasi grup tiang terdiri dari tiang tunggal, 2- grup tiang, 3x3 dan 4x4 grup tiang. Model tiang adalah ?square hollow alliununium? yang diberi instrumentasi strain gauges untuk memonitor respon momen lentur sepanjang tiang ketika ini beban lateral dilakukan. Untuk mengikat tiang menjadi grup digunakan ?pile cap? dari alumunium yang masif. Pile cap berada diatas permukaan tanah dan dapat berotasi ketika menerima beban lateral. Panjang tiang dalam tanah adalah 210 mm (14.7 m pada skala prototip ketika dites pada 70-g). Seri tes dilakukan pada grup tiang dengan jarak antar tiang 3 kali lebar tiang (3D). Tes dengan jarak antar tiang SD dilakukan pada grup tiang 2x3 dan 3x3 untuk melihat pengaruh efisiensi dan kapasitas grup tiang terhadap pembesaran jarak antar tiang.
Hasil pengujian dalam bentuk profil momen lentur, reaksi tanah (subgrade reaction) dan defleksi lateral dilapisan lempung NC dan OC dipresentasikan dengan rinci dalam disertasi ini. Pengaruh ?shadowing? (pengaruh tiang yang dimuka terhadap tiang yang dibelakangnya) mengakibatkan momen lentur maksimum yang terjadi pada individual tiang makin kecil jika jumlah tiang dalam grup membesar. Tiang lead (front) merupakan tiang yang menahan momen lentur terbesar dalam grup tiang. Perpindahan (displacement) pada individual tiang dalam grup akan makin besar jika ukuran grup tiang membesar. Efisiensi grup tiang mengecil jika jumlah tiang dalam grup, dengan jarak antar tiang 3D, membesar. Bila jarak antar tiang membesar meniadi SD maka efisiensi grup tiang mendekati l00%. P-multiplier untuk grup tiang dilapisan lempung OC lebih besar dari p-multiplier grup tiang dilapisan lemplmg NC. Perbandingan hasil observasi dengan teori elastis yang dikembangkan oleh Poulos sangat berbeda terhadap kapasitas lateral maupun momen lentur dari individual tiang dalam grup. Kesesuaian yang baik diperoleh antara hasil observasi dan prediksi yang menggunakan program finite element tiga dimensi FLPIER serta metoda iterative pada grup tiang dilapisan NC dan OC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D1208
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
"Untuk menghadapi persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan perusahaan asing di era pasar bebas, maka diperlukan langkah-langkah antisipatif dengan meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing. Berdasarkan gambaran tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan jasa konstruksi, antara lain: faktor internal, faktor eksternal serta market forces. Kinerja perusahaan jasa konstruksi dapat diukur dari indikator profitability, growth, sustainability, dan competitiveness. Untuk meningkatkan daya saing yang tinggi dalam era globalisasi, dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan dengan menggunakan sistem komputer yang berbasis knowledge-base untuk melakukan tindakan koreksi sebagai alat bantu untuk pengendalian kinerja jasa konstruksi di Indonesia agar dapat bersaing di era pasar bebas.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang merupakan sumber risiko yang mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi serta tindakan koreksi terhadap penyebab, kemudian mengembangkan sistem pendukung keputusan dalam proses pengendalian kinerja perusahaan yang berbasis Knowledge Base Management System. Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu: pertama, faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan perusahaan jasa konstruksi? Kedua, apabila terjadi masalah terhadap faktor pengaruh tersebut, risiko apa saja yang ditimbulkannya pada perusahaan jasa konstruksi?. Ketiga, bagaimanakah pengaruh risiko-risiko pada perusahaan jasa konstruksi terhadap kesuksesan perusahaan jasa konstruksi? Keempat, bagaimanakah tindakan perbaikan yang harus dilakukan terhadap penyebab terjadinya permasalahan pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia? Ada dua pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. pertanyaan pertama dan kedua yang tersebut dalam research question diatas dapat dijawab dengan pendekatan survai menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap pakar perusahaan jasa konstruksi. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan (research question) ketiga dan keempat dilakukan pendekatan dengan studi kasus pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia serta beberapa perusahaan jasa konstruksi di luar negeri yang akan digunakan sebagai benchmarking dan validasi penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama permasalahan internal yang mempunyai tingkat pengaruh cukup besar terhadap penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia, antara lain: manajer yang tidak kompeten, rendahnya kemampuan manajerial dan entreprenuerial, rendahnya produktivitas, minimnya pengetahuan dan kemampuan teknik SDM, masalah finansial yang kurang baik dan pembayaran terlambat. Kedua, permasalahan pada faktor eksternal perusahaan terdiri dari: tingginya tingkat suku bunga, tingkat investasi PMA dan PMDN yang rendah, bencana alam, ancaman dari peserta bisnis baru dan tingginya tingkat persaingan. Ketiga, permasalahan pada faktor market forces terdiri dari: hambatan dalam mendapatkan pangsa pasar, persaingan yang tidak sehat, strategi segmentasi pasar yang kurang tepat, ketidakseimbangan supply demand, rendahnya daya saing perusahaan dalam teknologi dan inovasi, kegagalan dalam mendapatkan, mempertahankan serta menciptakan pasar.
Masing-masing variabel permasalahan tersebut mengakibatkan terjadinya dampak dengan tingkat risiko sangat tinggi sampai rendah. Dan setiap variabel dampak tersebut mempunyai penyebab terjadinya permasalahan. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja perusahaan, diperlukan suatu tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya permasalahan. Tindakan koreksi yang diperlukan sangat tergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan serta dampak tingkat perbedaan penyimpangannya antara realisasi dengan rencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekomendasi tindakan koreksi yang dilakukan para pakar merupakan tindakan koreksi dari kejadian/peristiwa yang sudah terjadi. Tindakan koreksi ini bersifat preventif atau pencegahan terhadap kejadian sebelumnya, sehingga tindakan ini dapat juga disebut sebagai tindakan preventif.
Penggunaan program KBMS sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan untuk memilih tindakan koreksi dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemilihan tindakan koreksi dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Program KBMS yang dihasilkan mendukung proses pengendalian kinerja perusahaan jasa konstruksi dan dapat dimanfaatkan oleh seorang asistan manajer yang belum mempunyai pengalaman yang lama di perusahaan untuk membantu dalam memilih tindakan koreksi yang efektif terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan.

In facing competition between local construction companies and those foreign ones in Indonesia, especially in this free trade era, anticipative steps are needed by improving the performance of those companies thus they all have the ability to compete. Based on that image, corrective actions in a construction company are required toward related factors which influence the improvement of Indonesian construction company performance. Several factors which influence the performance of a construction company are: internal factor, external factor and market forces. The performance of a construction company can be measured by indicators such as profitability, growth, sustainability, and competitiveness. In improving a high competitiveness in the globalization era, a decision support system has been developed by using a knowledge-based computer system, where it can recommend corrective action as a tool in controlling the performance of a construction company in Indonesia.
The objective of this research is to identify various problems which are the risk sources that affect the decrease of a construction company performance followed by identifying the corrective actions towards their related causes, and completed by developing a decision support system in the company performance control process based on Knowledge Based Management System. Questions that must be answered in this research are: First, What are the influential problems toward the decrease ofa construction company, performance and what are the indicators? Second, What are the factors the can decrease the company's performance and what are the levels of the risk effects and their causes? Third, How to anticipate those problems in order to improve the company's performance effectively? Fourth, How ls a KBMS can be applied as a decision making tool in controlling the company's performance? There are two research approaches that will be used in answering those questions. The first and the second research questions will be answered by implementing survey approach using questionnaires and structured interviews towards construction company experts. The third and the fourth research questions will be answered by applying case study approach in Indonesian and foreign construction companies that will be used for benchmarking and validation.
The results in this research are as follows, first, internal problems tend to be the most influential factor in construction company's performance, where incompetent managers, low managerial and entrepreneurial skills, low productivity, minimum knowledge and technical skills in its human resources, bad financial problems and late payment are the most influential ones. Second, problems in the company's external factors are: a high interest rate, a low investment level, natural disaster, threats from new business player and a high level of competition. Third, problems in the market forces factors are: constraints in capturing market, an unhealthy competition, inaccurate market segmentation strategy, unbalanced supply-demand, low competent in technology and innovation, failure in capturing,maintaining and creating market.
Each of the problem variables are causing effects with various risk levels from a low risk up to high risk. Each of the effect variables has its root causes. In order to anticipate the decrease of the company's performance, corrective actions for the related problem causes are required. Those corrective actions depend on the causes of the problems and also the risk levels of the effects. The research results show that the corrective action recommendations obtained from the experts are corrective actions from existing/historical events. These actions are characterized as preventions toward the past events, where they also can be called as preventive actions.
KBMS program implementation as a tool in decision making can help increase the efficiency in choosing the proper corrective actions in effort to improve the performance of Indonesian construction companies. The developed KBMS program can support the controlling process of construction company's performance and also can be applied by assistant manager who has less experience in helping to decide and choose the effective corrective action for problems occurred in the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
D855
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
"ABSTRAK
Di Negara berkembang seperti Indonesia kegagalan dalam mengelola proyek konstruksi pada umumnya
disebabkan oleh buruknya proses pengendalian dan pengawasan tidak berjalan sebagaimana mestinya,
sehingga sering ada kesalahan, keterlambatan dan pembengkakan biaya (cost overrun) proyek.
Disamping itu kelemahan lainnya adalah kurang dokumentasi pengalaman, sehingga kurang
memperhatikan risiko-risiko yang akan terjadi. Dan hal yang penting Iainnya dan perlu mendapat
perhatian serius adalah kurang adaptif dengan perkembangan teknologi informasi serta kesalahan dan
keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Dari permasalahan tersebut khususnya buruknya dalam
proses pengendalian dan pengawasan pelaksanaan proyek akan menjadi sumber risiko dalam aspek
manajemen pelaksanaan yang mengakibatkan teriadinya cost overrun pada biaya pelaksanaan
khususnya pada biaya tenaga kerja, alat, material, sub kontraktor dan overhead lapangan. Kelemahan
dalam kurang dokumentasi pengalaman menyebabkan tidak adanya dokumentasi lessons learned
corrective action yang dapat digunakan untuk mengantisipasi jika terjadi risiko yang dikenali,
Kelemahan lainnya yaitu kurang adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan keterlambatan
dalam pengambilan keputusan mengakibatkan proses pengambilan keputusan tidak berjalan secara
cepat dan efektif. Dokumentasi Lessons Learned Corrective Action adalah suatu komponen umpan
balik yang penting dalam usaha perbaikan atau peningkatan kinerja (performance) yang berkelanjutan
dalam System atau proses pengendalian biaya proyek. Perencanaan sebuah Lessons Learned yang
terprogram akan terpenuhi jika pengembangannya mengikuti alur proses pengendalian biaya proyek
yaitu dari tahap Measuring , Evaluating dan Connective- Actions. Berbagi Corrective Actions dalam
proses pengendalian biaya langsung proyek dapat diperoleh dari berbagai laporan-laporan proyek
terdahulu dan juga dari para Pakar dibidangnya. Mengembangkan dan memanage tindakan korektif
(Corrective Actions) yang berhubungan dengan Lessons Learned secara proaktif akan mengurangi
risiko dan juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya serta dapat membantu mencegah
terulangnya kembali peristiwa yang tidak diinginkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah dalam lingkup proses pengendalian biaya proyek yang difokuskan
secara langsung kepada masalah penyimpangan atau pembengkakan biaya proyek (Project Cast
Overrun), khususnya biaya langsung proyek konstruksi bangunan gedung yang terdiri dari biaya
Tenaga Kerja, Alat Material, Subkontraktor dan Overhead lapangan berikut dampak, penyebab dan
tindakan koreksi (Corrective Actions) yang diperlukan. Pengendalian biaya tahap pelaksanaan
konstruksi ini dilakukan dalam rangka memilih tindakan koreksi (Corrective Actions) yang efektif
guna mencegah terjadinya penyimpangan biaya dan mempunyai peluang cukup besar dalam usaha
meningkatkan kinerja biaya proyek. Dimana pemilihan tindakan koreksi yang diperlukan tersebut
dilakukan dengan system yang iterative dengan bantuan program yang berbasis cost control theory dan
practice.
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana instrument
penelitiannya berupa kuisioner yang digunakan untuk wawancara terstruktur kepada pakar khususnya
dibidang konstruksi Bangunan Gedung dan para pelaksana proyek konstruksi. Adapun metode analisa
yang digunakan adalah metode AHF, statistic dan simulasi. Untuk mengembangkan system dalam
penelitian ini digunakan Ekspert system sebagai system pendukung keputusan yang berbasis cost
control theory dan practice.
Dari penelitian ini telah dihasilkan 256 Dampak yang bersumber dari 270 Penyebab yang terdiri dari;
67 Dampak dengan 52 penyebab pada biaya alat, sebanyak 58 dampak dengan 57 penyebab pada biaya
material, 48 dampak dengan 70 penyebab pada biaya tenaga kerja, 31 dampak dengan 48 penyebab
pada biaya subkontraktor dan 52 dampak dengan 43 penyebab untuk biaya overhead Iapangan. Untuk
mengantisipasi sumber risiko yang telah ditemukenali diatas telah dihasilkan 581 tindakan koreksi
berikut dengan model probabilitas tingkat keberhasilannya, yang masing-masing untuk mengantisipasi
sumber risiko pada biaya alat sebanyak 104 tindakan koreksi, untuk biaya material114 tindakan
koreksi, untuk biaya tenaga kerja sebanyak 149 tindakan koreksi, untuk biaya subkontraktor 94 mengantisipasi sumber risiko pada biaya alat sebanyak 104 tindakan koreksi, untuk biaya material 114
tindakan koreksi, untuk biaya tenaga kerja sebanyak 149 tindakan koreksi, untuk biaya subkontraktor
94 tindakan koreksi dan terakhir untuk biaya overhead lapangan sebanyak 120 buah tindakan koreksi.
Penelitian ini telah dibuat suatu system pengendalian biaya proyek dengan nama Program Knowledge
Base Lessons Learned Corrective Actions Sebagai System Pendukung Keputusan yang berbasis
Expert System, Cost Control Theory and Practice atau lebih dikenal dengan nama Expert Corrective
Action.

Abstract
Failure in construction project management in developing countries such as Indonesia is caused by bad
controlling process and lack of supervision. lt leads to fault of works, delays and project cost overrun.
Other weakness factor is lack of experience documentations that leads to inattention to potential risks.
Condition of less adaptive to infomation technology development that leads to faults and delays in
decision making is also important factor that needs serious attention. Those problems especially bad
controlling and monitoring process of project implementation are becoming risk sources in
implementation management. It leads to cost overrun of implementation cost especially on elements of
labor cost, equipment cost, material cost, sub-contracting cost and field overhead cost. Weakness of
lack of experience documentations leads to inavailibility of documentations of lessons learned
corrective actions that can be used to anticipate identified potential risks. Other weakness factors are
condition of less adaptive to information technology development and delays in decision making that
cause process of decision making does not works in efficient and effective way. Documentation of
lessons learned corrective action is an important feed back component to sustainable effort of remedial
and improvement of performance of the project cost control system. Planning of programmed lessons
teamed is fulfilled only if its development follows the path of project cost control process that started
from phase of measuring, evaluating and corrective actions. Various -corrective actions in controlling
process of project direct cost can be gathered from historical project reports and also from experts?
opinions. Developing and managing corrective actions related to lessons learned in proactive manner
will minimize risks and improve level of effectiveness and efficiency of cost. It also prevents unwanted
events to reoccur.
Goal of this research is in area of project cost controlling that focused directly on problems of deviation
or project cost overrun, specifically on direct cost of building construction project, which consist of:
labor cost equipment cost, material cost, sub-contracting cost and field overhead cost. It also includes
effect, cause and needed corrective actions. Cost control in implementation phase of construction is
taken in order to determine corrective actions that have effectiveness to prevent cost deviation to
happen. It also provides chances in order to improve cost performance of construction project. Whereas
determination of needed corrective actions is pursued an iterative system using program based on cost
control theory and practice.
Research method applied in this research was survey method using questionnaire as the research
instruments to do the structured interviews with experts of building construction and practitioners of
construction projects. As for the analysis methods used in this research were: AHP, statistics and
simulation. Expert system was also used inthis research in order to develop Decision Support System
(DSS) based on cost control theory and practice.
Overall risk sources that also identified in this research are amounted of 256 (two hundred and fivety
six) effects that are sourced from 270 (two hundred and seventy) causes. Those consist of 67 (sixty
seven) effects with 52 (fifty two) causes on equipment cost, 58 (fifty eight) effects with 57 (fifty seven)
causes on material cost, 48 (forty eight) effects with 70 (seventy) muses on labor cost, 31 (thirty one)
effects with 48 (forty eight) causes on subcontracting cost and 52 (fifty two) effects with 43 (forty
three) causes on field overhead cost. There are 581 (live hundred and eighty one) corrective actions
complete with probability model of success level resulted in order to anticipate identified risk sources.
Those consist of 104 (one hundred and four) corrective actions on material cost, 114 (one hundred and
fourteen) corrective actions on material cost, 149 (one hundred and forty nine) corrective actions on
labor cost, 94 (ninety four) corrective actions on sub-contracting cost and 120 (one hundred and twenty)
corrective actions on field overhead cost. This research also develop a project cost control system
named Program of Knowledge Based Lssous Learned Corrective Actions as Decision Support
System based on expert system, cost control theory and practice or well known as Expert Corrective
Action."
2006
D1215
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fanshurullah Asa
"Sistem Manajemen Mutu (SMM) telah dibuktikan sebagai teknik manajamen mutu terbaik yang dapat diaplikasikan. Studi empiris telah menyimpulkan bahwa pengaplikasian SMM dapat memberikan efek yang signifikan terhadap hasil dan dampak pada bisnis. Seiring keinginan industri agar para pemborong (kontraktor dan sub kontraktor) bersertifikat, dan kemungkinan bahwa hal ini adalah prasyarat tender baru bagi perusahaan yang melayani publik konstruksi. Pesan yang disampaikan industri konstruksi sangat jelas, yaitu apakah perusahaan jasa konstruksi yang telah mengadopsi SMM telah menjadi kompetitif (mampu bersaing) atau dengan mengabaikannya dapat menjadikan hal tersebut menjadi resikonya sendiri. Namun demikian, dibalik kesuksesan banyaknya perusahaan jasa konstruksi dan negara yang mengadopsi Sistem Manajemen Mutu, ada pertanyaan yang mendasar, sejauh mana perusahaan jasa konstruksi yang sudah bersusah payah mengikuti standar internasional itu memang berhasil meningkatkan kinerja daya saing dan profitabilitas perusahaannya.
Penelitian ini membuktikan secara empiris dan statistik penerapan faktor-faktor kritis dalam Sistem Manajemen Mutu dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saing perusahaan jasa konstruksi bahkan secara makro dapat memberikan nilai tambah dan peningkatan Gross Domestic Product (GDP) sektor konstruksi dan nasional.

Quality Management System (QMS) has been proven as the best management approach. Empirical studies have concluded that applying QMS gives significant effect on result and impact. As the demand of construction industry in order that contractors and subcontractors may participate in the new tender of Indonesian projects, the implementation of QMS is a must, the message which is delivered to construction industry is very clear, it is whether companies adopt QMS and be competitive, or ignore it and make all those things become their own risk. However, behind the succeed of companies and countries adopting Quality Management System, there is a basic question about how far companies which already have difficulties following the international standard are really thrive on raising the company?s performances.
This research proves empirically and statistically correlation between application of profitability with critical success factor (CSFs) of Quality Management System. Statistical analysis was run and the findings show that to increase profitability of Indonesian construction services, organisation should consistently implement a Quality Management system and can affect the Gross Domestic Product (GDP) construction sector and national enhancement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D1183
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Proses bio-sementasi atau yang biasa dikenal dengan MICP (Microbial Induced Calcite Precipitation) pada tanah sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim urease. Aktivitas urease yang tinggi, presipitasi urea dan kalsium klorida menjadi partikel kalsit juga akan meningkat. Enzim urease diperoleh dari B.subtilis dan Oceanobacillus sp. dengan nomor isolat P3BG41 dan P3BG43. Bakteri ditumbuhkan di bawah media B4 urine dan M63 dengan asam glutamat pada suhu 37oC dan pH +7 selama lima hari pengamatan. Isolat kemudian diukur harian kepadatan optik dan aktivitas urease. Bakteri dan kombinasi urea (CO(NH2)2) dan kalsium klorida (CaCl2) disuntikkan setiap hari ke dalam pasir untuk mendapatkan hasil optimum dari presipitasi kalsit. Nilai tertinggi aktivitas enzim urease terjadi pada hari kedua inkubasi. Sementara kepadatan optik berkurang pada hari kedua, kohesi tanah mencapai nilai tertinggi pada hari itu. Namun, nilai sudut gesekan pada hari kedua memiliki titik terendah dibandingkan dengan hari lainnya.

Bio-cementation process or commonly known as MICP (Microbial Induced Calcite Precipitation) on soil is strongly influenced by urease enzyme activity. High of urease activity the precipitation of urea and calcium chloride into calcite particles will also increase. The urease enzyme is obtained from B.subtilis and Oceanobacillus sp. with isolat number P3BG41 and P3BG43. The bacteria were grown under B4 urine medium and medium M63 with glutamic acid at 37oC and pH +7 for five days observation. The isolats were then daily measured its optical density and urease activity. The bacteria and combination of urea (CO(NH2)2) and calcium chloride (CaCl2) were daily injected into the sand to obtain the optimum results from the calcite precipitation. The highest value of urease enzyme activity occurs on the second day incubation. While the optical density was reduced on the second day, the soil cohesion reaches the highest value at that day. However, the friction angle value on the second day has the lowest point compared to the other day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuhadi
"Air tanah Jakarta adalah tumpuan harapan warga Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan air bersihnya. Sistem penyediaan air bersih yang ada tidak mampu menjangkau semua warga, sehingga opsi yang diharapkan adalah memanfaatkan air tanah. Cara pandang yang menganggap bahwa air 'tanah adalah sumber yang tidak terbatas, membenarkan ekstraksi air tanah tanpa terkendali. Akibatnya, beban yang ditanggung oleh air tanah sangat berat, ekstraksi air tanah sudah melebihi batas amannya (safe yield).
Dari segi neraca air tanah, pada tahun 2002 akuifer basin Jakarta diperkirakan menerima resapan air hujan kurang lebih 1230 - 1590 juta m3/tahun, sedangkan konsumsi air tanah pada tahun yang sama diperkirakan sebesar kurang lebih 1027 juta m3/tahun. Konsumsi air tanah ini akan meningkat sejalan dengan waktu akan tetapi area resapan akan menurun karena pemanfaatan Iahan meningkat.
Secara hidrogeologis akuifer air tanah Jakarta memperlihatkan bahwa angka kelaluannya sangat kecil, Sehingga aliran air tanah dari daerah imbuhan di selatan Jakarta sangat Iambat. Karena jauhnya jarak antara daerah pengisian dengan kawasan kota, maka terjadi kerucut depresi yang sangat dalam. lnsiden turunnya muka tanah juga berlangsung di sekitar area depresi kerucut.
Untuk pengentasan masalah tersebut, pemanfaatan air tanah dalam harus dilarang. Sebagai kompensasi larangan ini, sistem penyediaan air bersih yang berbasiskan air permukaan secara mutlak harus diupayakan. Untuk mengembalikan depresi kerucut di kawasan kota, direkomendasikan untuk memasukkan air kedalam tanah secara mekanik yang dimaksudkan untuk menaikkan muka air tanah, sehingga diharapkan penurunan muka tanah dapat ditahan dan intrusi air Iaut dapat dicegah.

The Jakarta groundwater is one of the water resources in which people rely on it in great deal. With the limitation of the Water Supply Company to serve its user, groundwater becomes very valuable and dependable resource. The mislead of preseption toward groundwater makes it has been exploited very heavily. The magnitude of extraction reaches out above it?s save yield.
In the year of 2002 about 1230 to 1590 millions cubic meters water were accumulated from precipitation. Approximately of 1027 million cubic meters each year about to be consumed by the people of Jakarta. The groundwater consumption tend to increase while the land capability to absorb groundwater decreasing as the land development expanding.
Hidrologically the hydraulic conductivity of the Jakarta groundwater aquifer system is very low, so that the groundwater flowrate from the south region of Jakarta basin is also low. With the magnitude of extractions very havily, the cone of depression incident has been occurring in the north Jakarta region. Along with this incident, a land subsidence was also occurring in the neighboring area.
To overcome these problems, the assessment of the artificial recharge to the Jakarta aquifer particularly at the critical locations has been done. Schemes of the artificial recharges were simulated. Locations and magnitudes of these schemes were recommended to prevent further depression and saltwater intrusions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
D687
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damrizal Damoerin
"Penelitian di laboratorium dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan kecepatan pembebanan dan perbedaan kadar air terhadap Perilaku Tanah Residual Depok Yang Dipadatkan Akibat Beban Siklik Satu-Arah Pada Kondisi Terkonsolidasi Takterdrainasi dengan menggunakan alat triaxial sistim otomatis dan dengan pengontrolan tegangan dan dalam kondisi takterdrainasi. Pemadatan pada contoh uji dilakukan sesuai standar Proctor (T-99) dengan kadar air awal masing-masing 40, 45 & 50 %. Contoh uji sebelum pengujian dijenuhkan terlebih dulu sampai koeffisien B > 0,97. Pengujian dilakukan dengan kecepatan pembebanan 0,05 dan 0,50 %/menit, dengan tekanan lateral pada contoh uji, 50 kPa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa delta regangan terbesar terjadi akibat kecepatan pembebanan yang tinggi sedangkan tekanan air pori terbesar terjadi pada kadar air yang mendekati optimum, 45 % dan terkecil pada kadar air maximum, 50 %.

A laboratory research has been conducted to investigate the loading rate and varies water content effect on Behavior of Compacted Depok Residual Soils Under One-Way Cyclic Loading on Consolidated Undrained Condition by using triaxial automated system apparatus under stress controlled and under undrained condition. The samples were compacted using Standard Proctor (T-99) at water content of 40, 45 and 50 % respectively and saturated until its reached coefficient B higher than 0,97. The tests were carried out at loading rate of 0,05 and 0,5 %/min. and performed a confining pressure of 50 kPa.The test results indicate that the largest delta-strain occurred at peak loading rate and the largest excess pore water pressure occurred to the samples which have water content close to optimum of 45 % and the smallest excess pore water pressure occurred to the samples which have maximum water content of 50 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D935
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library