Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajriah Rahmah
Abstrak :
Hasil pembakaran rokok mengandung berbagai senyawa berbahaya, salah satunya adalah toluena. Meskipun menurut IARC toluena belum dapat diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia, seseorang yang terpapar toluena dapat mengalami kerusakan fungsi pada ginjal, hati, dan sistem syaraf pusat [ATSDR, 2000] dan adanya toluena dapat menjadi faktor meningkatnya risiko senyawa toksik lainnya [IPCS, 1985]. Oleh karena itu, diperlukan upaya biomonitoring terhadap paparan toluena tersebut agar dapat diketahui besarnya paparan yang terjadi. Pada penelitian ini, penentuan adanya paparan toluena pada perokok dilakukan dengan mendeteksi senyawa biomarker dari toluena dalam urin yaitu asam hippurat (AH). Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen KCKT-detektor UV dengan panjang gelombang 225 nm, pada kolom fasa terbalik C18 dengan komposisi fasa gerak buffer fosfat pH 3,5 : asetonitril (85 : 15) dan laju alir 0,7 mL/menit, terdeteksi asam hippurat pada menit ke-7. Rerata kadar AH pada perokok adalah 0,2336 ± 0,0307 g/g kreatinin, secara signifikan lebih tinggi dari sampel nonperokok yaitu sebesar 0,0524 ± 0,0152 g/g kreatinin. Disimpulkan, terdapat indikasi paparan toluena yang tinggi akibat aktivitas merokok, sehingga meningkatkan risiko kesehatan pada perokok.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Sekar Putih
Abstrak :
Dalam penelitian ini dilakukan studi mengenai depurasi logam berat Ni dan Cr yang diamati dari spesies Perna viridis atau Kerang Hijau yang diperoleh dari perairan Muara Kamal, Jakarta Utara. Terlebih dahulu ditentukan kadar logam Ni dan Cr dalam daging Perna viridis sebagai kontrol tanpa perlakuan. Kemudian dilakukan depurasi dengan perendaman asam asetat 1%, 3%, 5%, 10% serta air bersuhu 60 0C, 80 0C, dan 100 0C dengan variasi waktu 1, 2, dan 4 jam tanpa dan disertai pengadukan. Hasil kadar logam Ni yang diperoleh untuk kelompok kontrol adalah 2.113 mg/kg dan untuk Cr adalah 3.426 mg/kg. Didapatkan penurunan kadar logam paling besar yaitu dengan perlakuan perendaman asam asetat 10% selama 4 jam disertai pengadukan, kadar logam untuk Ni menjadi 0.085 mg/kg dan Cr 1.492 mg/kg. Ditentukan juga kadar protein sebelum dan sesudah depurasi dengan metode Kjeldahl untuk menyelidiki kemungkinan kerusakan dan hilangnya asam amino. Kadar protein sebelum depurasi yaitu 20.544 % dan setelah depurasi untuk penurunan kadar logam paling besar yaitu 20.475 %. ......In this research, the study of heavy metal depuration, Ni and Cr in marine species (Perna viridis) from Kamal Estuary, North Jakarta were observed. Firstly, the concentration of Ni and Cr in Perna viridis was determined as controls. Then, do the depuration with acetic acid dipping in various concentration 1%, 3%, 5%, 10% and in variation temperature of waters, that is 60 0C, 80 0C, 100 0C with time varieties 1, 2, and 4 hours without and with stirring. For the control group, Ni metal content obtained was 2.113 mg/kg and for Cr was 3.426 mg/kg. The greatest decrease in metal content is by immersion treatment of 10% acetic acid for 4 hour with stirring, those are 0.085 mg/kg for Ni and 1.492 mg/kg for Cr after treatment. Protein content was also determined before and after depuration by Kjeldahl method to investigate the possibility of damage and loss of amino acids. Protein content before depuration is 20.544% and for treatment after depuration with the greatest decrease in metal content is 20.475%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanie Youlanda Priatna
Abstrak :
Fenol dan derivatnya merupakan bahan kimia yang memiliki efek toksik. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dari fenol dan ke-empat derivatnya terhadap Daphnia magna. Parameter yang digunakan dalam uji toksisitas ini adalah nilai EC50-24h. Derivat fenol yang digunakan adalah 1-naftol, 2-naftol, asam salisilat dan metil salisilat. Data immobilisasi yang diperoleh kemudian diolah menggunakan data probit. Dari hasil pengujian diperkirakan nilai EC50-24h fenol, 1-naftol, 2-naftol, asam salisilat dan metil salisilat terhadap Daphnia magna adalah 39,651 ppm; 6,682 ppm; 6,520 ppm; 109,184 ppm; 33,562 ppm. Terdapat hubungan antara struktur kimia dari fenol dan derivatnya terhadap nilai EC50-24h. Selain itu, dilakukan pula uji toksisitas akut terhadap campuran fenol dan derivatnya. Pengujian toksisitas akut terhadap campuran dilakukan untuk campuran fenol dengan 1-naftol; fenol dengan 2-naftol; fenol dengan asam salisilat; fenol dengan metil salisilat; dan 2-naftol dengan asam salisilat. Hasil pengujian toksisitas akut campuran memperlihatkan adanya efek interaksi antara senyawa tunggal yang diujikan. ......Phenol and its derivatives are chemical compounds which possess some toxic effects. In this research, the acute toxicity of phenol and its derivatives to Daphnia magna was investigated. The main parameter which is studied in this research was the value of EC50-24h. Derivatives of phenol used in this study are 1-naphthol, 2-naphthol, salicylic acid, and methyl salicylic. Immobilization data gained from the experiment was then analyzed using probability unit (probit). From the experiment, it was concluded that the EC50-24h value of phenol, 1-naphthol, 2-naphthol, salicylic acid, and methyl salicylic to Daphnia magna were 39,651 ppm; 6,682 ppm; 6,520 ppm; 109,184 ppm; and 33,562 ppm, respectively. There is a relationship between the molecular structures of phenol and its derivatives with the value of EC50-24h. Furthermore, the acute toxicity from the mixture of phenol and its derivatives was also investigated. The acute toxicity from the mixture of phenol and its derivatives was carried out to the mixtures of phenol with 1-naphthol; phenol with 2-naphthol; phenol with salicylic acid; phenol with methyl salicylic; and 2-naphthol with salicylic acid. The result of acute toxicity study of these mixtures concluded that there was an effect caused by the interaction between the every investigated compounds in each mixture.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony
Abstrak :
Pencemaran logam berat di perairan merupakan masalah serius bagi ekosistem perairan karena sifatnya yang tidak mudah mengalami degradasi dan terakumulasi dalam jumlah yang cukup banyak pada sedimen. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan deteksi kandungan logam Cr dan Ni pada sedimen dengan menggunakan instrumen Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Diamati juga kontribusi sedimen dalam mencemari perairan dengan melakukan ekstraksi sedimen dengan metode Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP). Fraksi sedimen di dalam asam asetat pada pH 3, pH 5 dan pH 7 dibuat sebagai bagian dari simulasi pelepasan logam dari sedimen ke perairan. Pengujian toksisitas akut (EC50-24h) logam berat Cr dan Ni pada Daphnia magna mengacu pada OECD Guidelines 202. Pengujian toksisitas akut berdasarkan simulasi kandungan logam Cr dan Ni sedimen dilakukan untuk mengetahui sifat toksisitas sedimen terhadap Daphnia magna. Dari hasil pengukuran sedimen didapat nilai kandungan logam berkisar 0,526 - 0,638 mg/L untuk logam Cr dan 0,199 - 0,277 mg/L untuk logam Ni. Penentuan kandungan logam berdasarkan ekstraksi sedimen tidak memberikan hasil yang maksimal dikarenakan konsentrasi sedimen tidak terlalu besar. Untuk pengujian toksisitas akut pada Daphnia magna didapatkan nilai EC50-24h logam Cr, Ni terhadap Daphnia magna masing - masing adalah 0,800 mg/L; 3,004 mg/L. Pengujian toksisitas campuran logam Cr-Ni dengan konsentrasi yang mengacu pada nilai EC50-24h Cr memperlihatkan efek antagonis walaupun tidak terlalu signifikan. Pengujian toksisitas akut berdasarkan ekstraksi sedimen pada pH 7 tidak menimbulkan immobilisasi yang signifikan terhadap Daphnia magna dikarenakan konsentrasi sedimen yang terlalu kecil. ......Heavy metals pollution make serious problem for aquatic ecosystems because its properties of not easy to degrade and accumulated in quiet amount in sediments. Therefore in this research, heavy metals Cr and Ni which contains in sediment were detected by using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) instrument. Also contributions of sediment in the polluted waters was observed, by extraction of sediment with Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) method. Fraction sediment in acetic acid at pH 3, pH 5 and pH 7 has been made as a simulation of the process of metal release from sediment into water. Acute toxicity testing (EC50-24h) of the heavy metals Cr and Ni in Daphnia magna referring to the OECD Guidelines 202. From the measurement of sediments, the contents of heavy metals are 0,526 - 0,638 mg/L for Cr and 0,199 - 0,277 mg/L for Ni. Determination of heavy metal's content from sediment extraction doesn't give significant result because concentration in sediment doesn't big. For acute toxicity test to Daphnia magna, the EC50-24h of Cr, Ni to Daphnia magna was estimated to be 0,800 mg/L; 3,004 mg/L. The toxicity test of Cr-Ni mixture which refers to EC50-24h of Cr showed an antagonistic effect, although not significant. Acute Toxicity Test based on sediment extraction from pH 7 doesn't give immobilitation to Daphnia magna because the heavy metal's concentration in sediment is too small.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahima Hernita Sari
Abstrak :
Sebagai biota laut yang bersifat filter feeder, kerang hijau atau Perna viridis sangat rentan terhadap pencemaran perairan oleh logam berat, seperti timbal (Pb) dan krom (Cr); padahal kerang jenis ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan studi depurasi untuk mempelajari pelepasan logam berat tersebut dari tubuh kerang hijau agar lebih aman untuk dikonsumsi. Metode depurasi yang dilakukan berupa metode pengaliran air berulang dengan variasi lama waktu pengaliran (1,2,4, dan 24 jam) dan metode ekstraksi dengan variasi konsentrasi asam asetat dan asam sitrat (5; 7,5; 10; 12,5 %), jenis pelarut (asam asetat, asam sitrat, dan EDTA), serta suhu 30-80°C. Pertama-tama dilakukan pemaparan logam berat pada biota uji kerang hijau selama rentang waktu 1-3 hari. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya kadar logam timbal (Pb) yang dapat diserap oleh kerang lebih besar dibandingkan logam krom (Cr), yaitu berkisar 4,402-20,701 mg/kg, sementara logam krom hanya dapat diserap sebesar 0,773-7,266 mg/kg. Metode pengaliran air berulang selama 1 jam memberikan hasil paling optimal dengan penurunan kadar logam timbal dan krom masing-masing sebesar 67,037 % dan 54,899 %, sedangkan kondisi optimal pada metode ekstraksi dicapai pada perlakuan menggunakan pelarut asam asetat 10 % pada suhu 40 oC dengan pengadukan 120 rpm, dengan penurunan kadar logam sebesar 93,335% dan 81,892% untuk timbal dan krom , namun pada metode ekstraksi tersebut ternyata menyebabkan penurunan kadar protein sebesar 38,584%. ......As a marine organism are filter feeder, green mussels or Perna viridis are very easy to contamination due to water pollution by heavy metals, lead (Pb) and chromium (Cr); though these mussels widely consumed by public. This research was conducted a study of depuration to learn its extrication from these mussels to make consumption by humans more safe. The method used is the method of water flow recirculating with durating variations (1, 2, 4, and 24 hours) as well as extraction method with a variations of the concentration of acetic acid and citric acid (5; 7,5; 10; 12,5 %), the type of solvent (acetic acid, citric acid, and EDTA), and temperature (30-80°C). First it has been done exposure heavy metals to green mussels for 1 until 3 days. Based on the result obtained the ammount of lead that can be absorbed by green mussels is larger than chromium (Cr), that is 4,402-20,701 mg/kg from 1 until 3 days, while only chromium 0,773-7,266 mg/kg. The method of water flow recirculating for 1 hour obtained optimum result with the decrease in levels of lead and chromium are 67,037 % and 54,899 %. While the optimum extraction method obtained in 10 % acetic acid at 40 oC with stirring 120 rpm, with decline 93,335% and 81,892% for lead and chromium, but it can caused decrease of protein levels are 38,584 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habibah Wardah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldin Marcella L.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Metafisika
Abstrak :
Benzena dikenal sebagai salah satu senyawa karsinogen. IARC telah menggolongkan benzena sebagai senyawa karsinogenik golongan 1 yang menunjukkan paparan benzena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Paparan dari aktivitas merokok dan emisi kendaraan bermotor pada polisi lalu lintas secara terus menerus akan mengakibatkan tingginya resiko paparan benzena sehingga perlu dilakukan kajian resiko paparan benzena terhadap polisi lalu lintas khususnya di wilayah Depok yang merupakan kota penyangga ibukota Jakarta. Asam s-fenilmerkapturat (SPMA) dalam urin merupakan metabolit spesifik terhadap paparan benzena sehingga representatif sebagai biomarker paparan benzena. Rata-rata konsentrasi SPMA pada polisi lalu lintas yang merokok, polisi lalu lintas yang tidak merokok, dan kontrol memberikan hasil 150,44 + 75,13 μg /g kreatinin, 70,44 + 64,21 μg /g kreatinin, dan 14,3 + 19,61 μg /g kreatinin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor emisi kendaraan bermotor, lama bekerja serta merokok meningkatkan resiko paparan benzena polisi lalu lintas. ......Benzene has been known as one of the carcinogen agent. IARC had been categorized benzene as carcinogen compound in group 1 that indicates benzene exposure very harmful to human health. Exposure over and over from smoking activities and automobile emission to traffic policemen, will resulting a high risk benzene exposure, as a result, risk study of benzene exposure need to be done toward traffic policemen, specially in Depok area as Jakarta’s buffer zone. Sphenylmercapturic acid (SPMA) in urine is specific metabolite to benzene exposure, so it represents as biomarker benzene exposure. SPMA concentration average in smoking traffic policemen, nonsmoking traffic policemen and control respectively, give a result 150,44 + 75,13 μg /g creatinine, 70,44 + 64,21 μg /g creatinine, dan 14,3 + 19,61 μg /g creatinine. The statistical test result, show that automobile emission, working duration as traffic policemen, and smoking habit factor can increase traffic policemen benzene exposure risk.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Indro Buwono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nurhidayat
Abstrak :
Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi pembentukan DNA adduct 8-hidroksi deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker penyebab kanker yang terbentuk dari paparan trikloro etilen dan ion logam Cu (II) secara in vitro dan in vivo. Paparan TCE 200 ppm terhadap deoksiguanosin terbukti dapat memicu pembentukan 8-OHdG setelah inkubasi selama 6 jam. Penambahan ion Cu (II) dan H2O2 dalam inkubasi terbukti meningkatkan pembentukan 8-OHdG. Pada Studi in vivo, DNA adduct 8-OHdG Terdeteksi pada urin seluruh tikus percobaan. Paparan TCE terbukti meningkatkan kadar 8-OHdG yang diamati. Kadar DNA adduct dalam urin juga terlihat meningkat secara signifikan pada kelompok tikus yang diberikan paparan TCE dan Cu (II). Penelitian ini memberikan pemahaman baru pada pembentukan DNA-adduct dari senyawa kimia yang umum dipakai masyarakat. ......In this study, The formation of DNA adduct 8-hydroxy deoxiguanosin (8-OHdG) as a cancer-causing biomarker formed from exposure to trichloro ethylene and Cu (II) metal ions in vitro and in vivo was identified. Exposure to TCE 200 ppm to deoxiguanosin has been shown to trigger the formation of 8-OHdG after 6 hours of incubation. The addition of Cu (II) and H2O2 was shown to increase the formation of 8-OHdG. DNA adduct 8-OHdG was detected in the urine of all mice, including the control group. This phenomenon indicates that oxidative stress conditions occur naturally in the metabolic system. exposure to TCE was shown to increase the 8-OHdG levels. The levels of DNA adduct in urine were also seen to be significantly increased in the group of mice exposed to TCE and Cu (II). This research provides a new understanding on the formation of DNA-adducts from chemical compounds commonly used by the public.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>