Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Fauziana
"Perubahan dunia secara global dan radikal dan juga pesatnya era knowledge economy (Drucker, 1990) mau tidak mau menyebabkan semua organisasi baik profit maupun non-profit hams mcmiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan itu sendiri. Pfizer Inc. scbagai salah satu perusahaan farmasi multi nasional terbesar di duniajuga menyadan kebutuhan akan adanya kemampuan beradaptasi ini. Dicanangkan oleh CEO baru, Jefiiey B. Kindler, Pfizer terus bcrbenah diri sejak pencngahan tahun 2006. Namun, transformasi bagi Pfizer bukanlah sekedar efisiensi dalam hal pengurangan biaya semata. Transformasi bagi Pfizer, lebih ke arah menjaclikan Pfizer perusahaan yang lebih baik, mampu berkarya dan berkontribusi terhadap perubahan dunia, menuju dunia yang lebih sehat dan lebih baik sesuai motto Pfizer terbaru, ? Working for a healthier World.
Di PT. Pfizer Indonesia, divisi Finance juga terus melakukan pembenahan diri. Antara lain dengan mengdakan Finance Survey 2006. Survey tersebut bertujuan untuk melihat sejuah mana karyawan memandang kinerja departemen dan divisinya, memahami ekspcktasi karyawan terhadap hubungan antara atasan, bawahan dan rekan sekerja, serta ekspektasi karyawan terhadap program pengembangan din dan harapan terhadap jenjang karir di masa datang.
Dari hasil survey yang ada, penulis menganalisisnya untuk menggagas beberapa altematif solusi dan rekomendasi bagi kemajuan Finance di masa mendatang. Dari bcbcrapa teori mengenai human capital yang dikaitkan dengan knowledge managemeni, change management, culiure management, learning organization dan leadership agiliry, penulis merangkum istilah bam mengenai agile knowledge worker, yang hingga saat ini penulis belum mcndapatkan referensi mengenai istilah agile knowledge worker. Sehingga konsep mengenai agile knowledge worker penulis harapkan menjadi wacana baru bagi pengembangan human capital dan knowledge management.
Penulis juga menggagas beberapa alternatif intervensi, solusi serta implementasi untuk mewujudkan human capital readiness dan agile knowledge worker di divisi Finance, antara lain: menciptakan kriteda dan karakteristik Agile Knowledge Worker di divisi Finance; mendesain core-competency dan core-curriculum yang sesuai; mendesain dan mcnggalakan knowledge sharing session di Divisi Finance sebagai irnplementasi dari knowledge nzanagemeni yang mendukung terciptanya suszained learning arganizaiion; serta mengantisipasi dampaic psikologis yang timbul dari adanya perubahan tersebut.

Radical and global changes inthe world and also the fast development of knowledge economy era (Drucker, 1990) affected and force all profit and non-profit organizations to be radically adaptive to the changes. Pfizer Inc, as one of the biggest phamiaceutical corporation in the world, also aware ofthe needs to be adaptive on the radical change. Led by new CEO, Mr. Jeffiey B. Kindler, Pfizer keeps on enhancing and improving himself by conducting Pfizer transformation since early 2006. For Pfizer People, transformation is not a short cut process of reduction costs and restucturization, but transfonnation are mainly focused to develop healthier and better enviroment in the world as stated in Pfizer new moto: "Working for a healthier World'*`*?'.
In Finance division PT. Pfizer Indonesia, the improvement and enhancement process are led by conducting Finance Survey in February 2006. The survey becomes the basic evaluation and the key indicator as Finance perfonnance. The objectives of this survey were to analyze how Finance colleagues see their division?s performance; to understand colleagues? expectations on the superiors-subordinates relationships and general organization as a whole; to understand employees expectations on the individual development especially on thejob enlargement, job enhancement, leaming development programs which support career path development and also to analyze Finance improvement in business partnering enhancement.
From some theories on human capital compiled with other theories, references and understanding on knowledge management, change management, culture management, learning organization and agility leadership, I summarize the new concept on agile knowledge worker. I haven?t found any references related to agile knowledge worker. I strongly support that the limitation of this new concept can be the new thoughts and ideas ofthe human capital and knowledge management development and implementation.
I also suggest some interventions, solutions, recommendation and its implementation to create human capital readiness, especially in Finance Division PT. Pfizer Indonesia. I also recommend on how to build agile knowledge worker?s eriterias and characteristics by designing Finance core competencies and core curriculum; triggering knowledge sharing sessions as one ofthe knowledge management implementation which support and enhance sustained learning organization culture in Pfizer Indonesia. I also recommend some solutions how to solve the psychological impacts might appear after these interventions applied.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wirangga Pradipta
"ABSTRACT
Konsumsi energi suatu bangunan dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu beban pendinginan. Beban pendinginan dipengaruhi oleh panas yang diterima oleh suatu bangunan dari lingkungan luar dan panas yang diterima suatu bangunan dari faktor internal seperti beban penghuni dan panas yang dilepaskan dari alat-alat yang menghasilkan panas di dalam ruangan dalam suatu gedung. Overall Thermal Transfer Value merupakan nilai panas yang masuk ke dalam selubung bangunan, nilai tersebut merupakan salah satu factor yang mempengaruhi beban eksternal yang diterima suatu bangunan, Pemerintah mengatur cara menghitung nilai OTTV dan mengatur besarnya nilai OTTV melalui standar SNI 03-6389 tahun 2011 yaitu sebesar 35 W/m2. Pada tugas akhir ini, penulis mengkalkulasi nilai OTTV pada proyek pembangunan gedung di Tangerang Selatan dengan mengacu pada standar perhitungan menurut SNI 03-6389 tahun 2011. Penulis kemudian memasukkan nilai OTTV hasil perhitungan tersebut kedalam table perhitungan Green Building Council Indonesia untuk mencari nilai beban eksternal yang diterima oleh bangunan. Kemudian penulis melakukan perhitungan optimasi terhadap selubung bangunan tersebut dengan memvariasikan jenis fenestrasi dan penambahan shading pada fenestrai untuk mengurangi shading coefficient dari fenestrai agar tercapai nilai OTTV paling ideal yang akan mempengaruhi penghematan dari beban pendinginan yang diterima oleh bangunan. Hingga dihasilkan nilai OTTV sebesar 40.63 W/m2 dan ketika telah dilakukan optimasi, didapat kan nilai OTTV sebesar 30.07 W/m2 sehingga penghematan beban pendinginan yang dihasilkan mencapai 20.27 dari beban pendinginan awal.

ABSTRACT
Energy consumption of a building is affected by several factors such as cooling load. Cooling load is affected by external heat gain and internal heat gain. Overall Thermal Transfer Value is a value that indicates the overall heat which is transferred into a building envelope, the value is one of the factors that affects the value of external heat gain which is gained by a building. Indonesian Government regulates the calculation of OTTV and also regulates the value of OTTV trough SNI 03 6389 2011 standard which value should not exceed 35 W m2. This final Task is basically purposed to calculate the value of OTTV in a project of campus building establishing in South Tangerang which calculation is referred to SNI 03 6389 2011 standard. The value eventually be inputted to the calculation of cooling load based on Green Building Council Indonesia rsquo s method. Then, the result be optimized by varying the types of fenestrations and adding a shading onto the building envelope to reduce the shading coefficient of fenestrations so that the ideal OTTV value could be achieved which will affect the saving energy of a building. Thus, resulted the ideal OTTV value as much as 30.07 W m2 from the original design with the OTTV value of 40.63 W m2. Thus the energy saving resulted is as much as 20.27 from the original design cooling load."
Lengkap +
2017
S67526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosep Sasada
"Penghematan energi pada gedung merupakan satu potensi yang besar mengingat konsumsi energi pada gedung dapat mencapai 37 dari total konsumsi energi di dunia. Cooling load sendiri atau space conditioning berperan penting di dalam konsumsi energi secara keseluruhan di dalam gedung, yaitu antara 40 - 70. Penelitian kali ini adalah membandingkan besar cooling load pada suatu gedung lembaga pendidikan antara tipe Baseline dan tipe Design dengan menggunakan perhitungan EEC GBCI serta dengan menggunakan software EnergyPlus dan OpenStudio. Pada tipe Design terdapat pengurangan nilai lighting power density, pengubahan material kaca dari yang awalnya memilik nilai SC sebesar 0,73 menjadi 0,4, serta penambahan shading aluminium extrusion sepanjang satu meter. Hasil yang didapatkan adalah terjadinya pengurangan cooling load sebesar 187,2 kW EEC GBCI dan 225,2 kW simulasi.

Energy savings on a building is a huge potential since it could be 37 of the world total energy consumption. Cooling load or space conditioning is major part of energy consumption in a building, roughly 40 ndash 70 of the total building consumption. This research aims to compare cooling load of the school, between Baseline type and Design type using EEC GBCI worksheet and using EnergyPlus and OpenStudio softwares. For the Design type there are reductions of lighting power density, glazing window material change from the initial that has 0.73 SC to 0.4 SC, and an addition of 1 meter aluminum extrusion shading. The result shows there are 187,2 kW EEC GBCI and 225,2 kW simulation reductions of the cooling load."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieter Rahmadiawan
"Organic Rankine Cycle ORC pada kondisi temperature rendah yang mana penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi laboratorium. Refrijeran R134a digunakan sebagai fluida kerja pada sistem ini. Prosedur kerja dari sistem ini akan dijelaskan sebagai berikut. Air bertemperatur tinggi dengan range 60C-80C akan digunakan untuk memanaskan refrijeran yang mana terjadi pada plate heat exchanger yang berfungsi sebagai evaporator. Uap panas akan dihasilkan dan ditersukan ke expander yang mana output dari expander ini akan ditersukan ke condensing unit. Sistem pendingin akan bekerja untuk mengubah refrijeran uap menjadi cair dan ditersukan ke Pompa Gear yang mana berfungsi sebagai pemberi tekanan dan mengaliri sistem sehingga siklus termodinamika dapat diulang.

This paper carried out the experimental of the perfomance under laboratory condition of a Low Temperature Organic Rankine Cycle system. The refrigerant R134a used as ORC working fluid for this study. The operation of the system is given briefly below. Hot water at temperature range of 60C ndash 80C were used to heat the refrigerant in plate heat exchanger working as evaporator. This occurence produce the super heated vapour and driven to expander where expander outlet is directed to condensing unit. The cooling system work for the condensing unit to convert into saturated liquid. A gear pump then is used and then the thermodynamic cycle is repeateds. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Sutisna
"Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Pada umumnya, gedung di negara tropis seperti Indonsesia menggunakan energy sistem tata cahaya sebesar 10 - 20 . Lighting System yang optimal pada bangunan gedung dapat mendorong penggunaan pencahayaan alami untuk mengurangi energy dan mendukung desain bangunan yang memungkinkan penggunaan pencahayaan alami seluas mungkin sehingga dapat menghemat lighting energy consumption. Untuk mengetahui besarnya penghematan lighting energy consumption menggunakan perhitungan EEC GBCI dengan cara membandingkan data baseline SNI dengan data design gedung. Simulasi menggunakan software dialux digunakan untuk mendapatkan daylight area pada gedung. Parameter-parameter yang paling berpengaruh adalah Lighting Power Density selama gedung beroperasi dan persentase luas daylight area. Semakin kecil nilai lighting power density selama gedung beroperasi maka penghematan lighting heat gain dan lighting energy akan semakin besar. Semakin besar persentase daylight area maka penghematan lighting heat gain dan lighting energy akan semakin besar.

AbstractGreen building is a construction building which during its scheme of the planning, development, and operational stage until its operasional maintenance has paid an attentioon to the aspects on how to protect, save, and reduce the usage of natural resources by maintaining the quality of room air and concerning the human health and comforts. In general, the buildings which located in tropical countries for example in Indonesia, they use 10 20 of the lighting system energy. The application of the optimum lighting system in the buildings can encourage the people to use the natural lighting on purpose to reduce the energy lighting consumption to know the amount of the enerfy consumption savings is by using EEC GBCI calculation and compare its calculation result to the building design data of SNI. The researcher also uses the computational process is dialux. The parameter which affected during the building operation is lighting power density and daylight area percentage. The lower of lighting power density value, the higher value of lighting heat gain saving and lighting energy produced . the higher value of daylight area also makes the lighting heat gain and lighting energy higher. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Karimah
"ABSTRAK
Ruang operasi merupakan salah satu sarana kesehatan yang krusial karena menjadi tempat pertolongan yang memerlukan penanganan penyakit yang lebih serius. Ketika membuat perancangan ruang operasi, kondisi udara yang akan terjadi harus diperhatikan agar ketika ruang nanti digunakan sistem ruang bersih pada ruang operasi ini bisa berfungsi dengan baik sehingga menyokong kegiatan medis yang sedang berlangsung di dalamnya. Perancang dapat mengecek kesesuaian ruang rancangan dengan standar yang telah ada dengan menggunakan perangkat lunak simulasi perancangan. Dengan adanya hasil uji simulasi ini, dapat diketahui kelayakan rancangan untuk membangun ruang operasi yang sesuai standardisasi. Hasil dari perhitungan data dan simulasi program menunjukkan nilai Pergantian Udara per Jam Air Change Hour, ACH sebesar 17, temperatur 220C, dan kecepatan udara 0,1 m/s. nilai ini sudah sesuai standar sehingga desain pada ruang Operating Theatre ini sudah layak untuk dibangun, tidak memerlukan perubahan dalam struktur bangunan maupun sistem tata udaranya.

ABSTRACT
This study aimed to determine whether Operating room is one of health facilities that has crucial role since it used to give medical help for some worse sickness and need further handling. When the operating room is being designed, there must be a concerned for the air condition that would be applied by the system in order that the cleanroom system at the operating room could be useful thus support the activity inside. Engineer could check compatibility between the recent design and the design simulation with a software. From the result of the design simulation, properness of the design to build an operating room could be known. The results of the data calculations and the program simulations show the value of Air Change Hour ACH is 17, the temperature of 220C, and the air velocity of 0.1 m s. This value is in accordance with the standard so that the design in the space Operating Theater is already feasible to be built, does not require changes in the structure of the building and its air system."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aufadhia Athallah
"Asap telah menjadi musuh utama ketika kebakaran terjadi terutama di terowongan bawah tanah. Asap yang tidak terkontrol merupakan bahaya besar di terowongan bawah tanah terutama bagi manusia. Seringkali kegagalan evakuasi yang mengakibatkan kematian penumpang disebabkan oleh asap yang dihasilkan. Sistem kontrol asap tidak dapat menangani asap dan menjaganya tetap pada batas aman. Bahkan dengan sistem berjalan dengan sempurna, terkadang sistem itu sendiri gagal memenuhi harapan terutama ketika ada kegagalan dalam sistem misalnya kipas rusak. Pengembangan berkelanjutan harus diimplementasikan ketika kami merancang sistem kontrol asap. Solusi masalah harus ditentukan untuk mencegah kegagalan yang sama terjadi di masa depan. Percobaan akan menggunakan sensor opacity untuk menghitung tingkat visibilitas di berbagai posisi di terowongan. Jika tingkat visibilitas dapat dipertahankan pada tingkat normal pada ketinggian tertentu dari dasar terowongan bawah tanah sampai semua orang dievakuasi, maka sistem pengendalian asap menggunakan ventilasi alami dapat dikatakan berhasil. Pendekatan kedua adalah menggunakan perangkat lunak Fire Dynamics Simulator untuk memodelkan fenomena kebakaran. Kami akan merancang pemodelan ini dengan kondisi dan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Harapannya adalah bahwa pemodelan ini dapat menunjukkan kepada kami hasil yang tidak dapat ditawarkan oleh eksperimen langsung. Diperlukan dua pendekatan untuk mengkonfirmasi hasil masing-masing metode sehingga kami dapat membandingkan dan mengulangi proses jika ada anomali dalam hasil yang diperoleh.

Smoke has become the main enemy when fires occur especially in underground tunnels. Uncontrolled smoke is a great danger in underground tunnels especially for humans. Often evacuation failures that result in passenger deaths are caused by smoke produced. The smoke control system cannot handle the smoke and keep it at safety limit. Even with the system running perfectly, sometimes the system itself failed to fulfilled the expectations especially when there are failure in the system for example the fan is broken. Continuous development must be implemented when we design the smoke control system. The solutions of the problem must be define to prevent the same failure happen in the future. The experiment will use opacity sensor to calculate visibility level at various position in the tunnel. If the visibility level can be maintained at normal level at a certain height from the bottom of the underground tunnel until everyone is evacuated, then the smoke control system using natural ventilation can be said to be successful. The second approaches is using Fire Dynamics Simulator software to model the fire phenomenon. We will design this modelling with the conditions and characteristic that have been determined before. The hope is that this modelling can show us results that cannot be offerd by direct experiments. Two approaches needed to confirm the result of each method so we can compare and repeat the process if there is an anomaly in the results obtained."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar Ridwan
"Dengan semakin menipisnya cadangan energi dunia, dan rusaknya lingkungan hidup yang mengakibatkan pemanasan global, sudah semestinya untuk mencari alternatif pembuatan alat mesin pendingin yang hemat energi dan ramah lingkungan. Alat tersebut adalah mesin pendingin adsorpsi. Mesin pendingin adsorpsi memerlukan pasangan adsorbat dengan adsorben yang ideal. Proses adsorpsi dan desorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk membuat siklus pendingin. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan, untuk itu perlu penelitian karakteristik lebih lanjut adsorbat uap air dengan silika gel sebagai adsorben pasangannya. Karakteristik adsorpsi merupakan salah satu parameter yang menentukan kemampuan adsorben menyerap adsorbat. Di dalam penelitian ini silica gel merek Merck KGaA digunakan sebagai adsorben dan uap air menjadi adsorbatnya. Pengujian kapasitas penyerapan uap air terhadap silica gel sebagai adsorben pasangannya dilakukan dengan alat uji adsorpsi kinetik untuk mengetahui karakteristik adsorpsi. Alat uji adsorpsi kinetik dirancang dan dibuat dengan metode volumetrik dapat digunakan mengukur tekanan dan temperatur per detik. Perhitungan data unjuk kerja alat uji adsorpsi kinetik mengunakan persamaan gas ideal untuk menghitung kapasitas dan laju penyerapan. Dari hasil uji dengan alat adsorpsi kinetik, kapasitas penyerapan uap air terhadap silica gel (SiOj) 0,197 pada tekanan 39,083 mbar dengan temperature 30°C dan 0,296 mg/gadsorbcn pada tekanan 38,925 mbar dengan temperature 32°C sedangkan pada kondisi isothermal temperatur 35°C memiliki kapasitas penyerapan 0,9 mg/gadsorben.

By distinction of the world resource energy, and environmentally break down could be impact to global warming and. It need to look for the altemative one to make the environmentally - friendly of refrigeration machine and power saver, that called adsorption refrigeration. The adsorption refrigeration need the ideal adsorbent and adsorbate pair. The adsorption and de-sorption process is one of the effective method to generate the refrigeration cycle. The adsorption is physical phenomena that occurs between gas molecules or liquid that contact over the surface, hence it is important to study the characteristic of water vapor towards silica gel and its adsorbate. The adsorption characteristic is the parameter to determine the capable of adsorbent to adsorb adsorbate. In this study the silica gel Merck KGaA type used as adsorbent and water vapor as its adsorbate. The experimental of water vapor capacity adsorption over the silica gel carried out by adsorption kinetic apparatus. The adsorption kinetic apparatus designed by volumetric method, that could be used to measure pressure and temperature persecond. The calculation data performance of this adsorption kinetic using the gas ideal equation. From the experimental data found the capacity of adsorption is 0,197 mg/gr0dsort«i for 30°C and 0,296 mg/gradsoibcn for isothermal of 32°C and the biggest capacity is 0,9 mg/gadsorbenn at isothermal 35°C."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26009
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rano Andrey
"Untuk mencapai sasaran yang optimal dalam pemanfaatan energi panas matahan, perlu dilakukan pengujian dan anahsa lebih lanjut terhadap efisiensi dan performa yang dihasilkan oleh flat plate solar thermal collector dan juga parabolic solar concentrator Pada tugas akhir 1111 akan dibahas proses pengujian terhadap rangkaian kolektor pelat datar dan konsentrator parabolik pada kondisi pengoperasian di daerah Depok untuk dihhat bagaimana karakteristik yang dihasilkan kedua alat tersebut.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan fluida air yang dialirkan melewati rangkaian 8 kolektor pelat datar dan dilanjutkan dengan pemanasan di 2 konsentrator parabolik Parameter yang dikur adalah temperatur air serta ambient intensitas radiasi matahan dan laju ahran massa Dan sini dapat dihitung karakteristik efisiensi dan juga performa alat up pada kondisi pengoperasian yang bervanasi.
Hasil akhir pengujian menunjukkan bahwa efisiensi maksimum untuk kolektor pelat dan konsentrator parabolik berturut turut adalah 43 4% 52 7% dan 30 4% Selain itu juga diperoleh mlai faktor pemindahan kalor dikah dengan koefisien kerugian kalor (FRUL) adalah 3 38 7 49 W/m2K untuk kolektor pelat datar dan 2 69 W/m2K untuk konsentrator parabolik.

In order to obtain the objective of optimal use of solar thermal collector it is necessary to do testing and analyzing of efficiency and performance result of flat plate solar thermal collector and parabolic solar concentrator. This final project will discuss the process of testing flat plat collectors and parabolic concentrators through operational condition in Depok then observe the characteristic output of both heater.
Experiments be done using water as fluid which flow through 8 connecting flat plat collectors and 2 parabolic concentrators Parameter to be measured is water and ambient temperatures solar radiation intensity and mass flow rate Further more it can be calculated the efficiency characteristic and performance of heater in variation of operational condition.
Final results shown that maximum efficiency of flat plate collector and parabolic concentrator are 43 4% 52 7% dan 30 4% respectively Else it can be calculated that value of heat removal factor multiply by heat loss coefficient (FRUL) are 3 38 7 49 W/m2K for flat plate collector and 2 69 W/m2K for parabolic concentrator.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Hendra Zulkarnain
"Untuk mencapai sasaran yang optimal dalam pemanfaatan energi panas matahari, perlu dilakukan pengujian dan analisis lebih lanjut terhadap performa yang dihasilkan oleh kombinasi kolektor pelat datar dan juga konsentrator parabolik. Pada tugas akhir ini, akan dibahas proses pengujian terhadap rangkaian tersebut dilihat bagaimana karakteristik dari heat removal factor dan overall heat loss coefficient yang dihasilkan alat tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan fluida air yang dialirkan melewati rangkaian 8 kolektor pelat datar dan dilanjutkan dengan pemanasan di konsentrator parabolik. Parameter yang diukur adalah temperatur air serta temperatur ambien, intensitas radiasi matahari, dan laju aliran massa. Dari perhitungan didapat nilai karakteristik overall heat loss coefficient untuk 2 rangkaian seri meningkat tiap kolektornya mulai dari 9.27 W/mK hingga 9.51 2 W/mK begitu pula dengan rangkaian paralel mulai dari 9.38 W/mK hingga 9.6 2 W/mK. Sedangkan untuk nilai heat removal factor rangkaian seri menurun dari 0.825 ke 0.821 sedangkan pada rangkaian parallel bervariasi mulai dari 0.682 hingga 0.779 tergantung dari laju aliran masa yang mengalir di tiap kolektor. Untuk konsentrator parabolik memiliki heat loss coefficient 23.55 W/mK dan heat removal factor sebesar 0.81.

To achieve optimal utilization of solar thermal energy, need to do further testing and analysis of the performance generated by a combination of flat plate collector and parabolic concentrator. In this thesis, will be discussed about the testing process of that device to see how the characteristics of the heat removal factor and overall heat loss coefficient resulted by that device. Tests carried out using water that flowed through the fluid circuit of 8 flat plate collectors and followed by re¬heating on parabolic concentrator. Parameters measured in this test are fluid temperature and ambient temperature, solar radiation intensity, and mass flow rate. From the calculation, obtained overall heat loss coefficient for the series circuit 2 increases each collector from 9.27 until 9.51 W/mK as well as the parallel circuit 2 starting from 9.38 up to 9.6 W/mK. Meanwhile, the value of a series circuit heat removal factor decreased from 0.825 to 0.821 while in the parallel series ranging from 0.682 to 0.779 depends on mass flow rate which flows through each collectors. For parabolic concentrators, they have a heat loss coefficient of 23.55 W/mK and heat removal factor of 0.81."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>