Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Hermawan
"Gasifikasi sekam padi adalah metode yang efektif untuk mengubah limbah pertanian menjadi energi. Reaktor downdraft sering digunakan karena perpindahan panasnya yang efisien dan zona reaksi yang terstruktur. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh recirculation syngas ke zona pyrolysis terhadap pembentukan gas kaya energi, efisiensi termal, dan kualitas gas produsen. Experiment dilakukan dengan memvariasikan bukaan katup recirculation syngas dan Equivalence Ratio (ER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan bukaan katup recirculation secara signifikan meningkatkan gas kaya energi (CO dan H₂) pada ER rendah (0,27) dengan menurunkan CO₂. Efisiensi termal tertinggi dicapai pada tingkat recirculation optimal (25%–50%) pada ER rendah, meskipun menurun pada recirculation tinggi (75%) akibat saturasi panas. Nilai kalor tinggi (HHVgas) meningkat optimal pada ER rendah dengan recirculation 25–50%, menghasilkan gas bernilai kalor lebih tinggi dibandingkan ER tinggi (0,29) yang didominasi pembakaran sempurna. Sirkulasi gas di zona pyrolysis meningkatkan suhu gasifikasi dan menurunkan kandungan tar melalui pemanfaatan ulang panas dan reaksi Bouduard. Namun, kandungan tar yang dihasilkan (12,7 g/Nm³) belum memenuhi standar bahan bakar mesin pembakaran internal (100 mg/Nm³). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaturan recirculation syngas yang tepat pada ER rendah dapat meningkatkan efisiensi energi dan kualitas gas, namun diperlukan langkah tambahan untuk memenuhi standar bahan bakar.

Rice husk gasification is an effective method for converting agricultural waste into energy. Downdraft reactors are often used due to their efficient heat transfer and structured reaction zones. This study evaluated the effect of syngas recirculation to the pyrolysis zone on the generation of energy-rich gas, thermal efficiency, and producer gas quality. Experiments were conducted by varying the syngas recirculation valve opening and Equivalence Ratio (ER). The results showed that increasing the recirculation valve opening significantly increased energy-rich gas (CO and H₂) at low ER (0.27) by decreasing CO₂. The highest thermal efficiency was achieved at the optimal recirculation level (25–50%) at low ER, although it decreased at high recirculation (75%) due to heat saturation. High calorific value (HHVgas) increased optimally at low ER with 25–50% recirculation, producing gas with higher calorific value compared to high ER (0.29) which was dominated by complete combustion. Gas circulation in the pyrolysis zone increases the gasification temperature and reduces the tar content through heat recovery and Bouduard reaction. However, the tar content produced (12.7 g/Nm³) does not meet the internal combustion engine fuel standard (100 mg/Nm³). This study concludes that proper syngas recirculation at low ER can improve energy efficiency and gas quality, but additional steps are needed to meet the fuel standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanis Tangke Tosuli
"Gasifikasi biomassa merupakan teknologi konversi energi yang mengubah biomassa menjadi gas sintetik (syngas) melalui proses termokimia dalam lingkungan terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konversi limbah ampas sagu menjadi energi terbarukan melalui gasifikasi menggunakan reaktor Top Lit Updraft (TLUD) dengan penambahan Al₂O₃ sebagai katalis. Fokus utama penelitian adalah mengevaluasi pengaruh Equivalence Ratio (ER) dan Al₂O₃ terhadap kualitas syngas yang dihasilkan, termasuk kandungan hidrogen (H₂), karbon monoksida (CO), metana (CH₄), dan nilai kalor rendah (LHV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Al₂O₃ secara signifikan meningkatkan kandungan H₂ hingga 31,65%, CO sebesar 4,33%, dan CH₄ sebesar 26,45%, serta menurunkan kandungan tar hingga 27,5%. Nilai LHV syngas meningkat hingga 26,5% dengan penambahan 10% Al₂O₃, sementara rasio H₂/CO berkisar antara 1,51 hingga 1,65, yang sesuai untuk aplikasi energi dan bahan bakar sintetis. Pada ER 0,29 – 0,31terbukti memberikan efisiensi terbaik, dengan keseimbangan maksimal antara pasokan udara dan laju reaksi gasifikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah ampas sagu berpotensi menjadi bahan bakar alternatif dengan kualitas syngas yang tinggi melalui penambahan Al₂O₃ sebagai katalis. Penggunaan teknologi gasifikasi biomassa ini mendukung pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari limbah organik. Evaluasi lebih lanjut pada skala industri dan pengembangan sistem pemurnian syngas diperlukan untuk mengmaksimalkan efisiensi dan implementasi teknologi ini.

Biomass gasification is an energy conversion technology that converts biomass into synthetic gas (syngas) through a thermochemical process in a controlled environment. This study aims to analyze the conversion of sago pulp waste into renewable energy through gasification using a Top Lit Updraft (TLUD) reactor with the addition of Al₂O₃ as a catalyst. The main focus of the study was to evaluate the effect of Equivalence Ratio (ER) and Al₂O₃ on the quality of the syngas produced, including the content of hydrogen (H₂), carbon monoxide (CO), methane (CH₄), and low calorific value (LHV). The results showed that the addition of Al₂O₃ significantly increased the H₂ content by 31.65%, CO by 4.33%, and CH₄ by 26.45%, and reduced the tar content by 27.5%. The LHV value of syngas increased up to 26.5% with the addition of 10% Al₂O₃, while the H₂/CO ratio ranged from 1.51 to 1.65, which is suitable for energy and synthetic fuel applications. At an ER of 0.29 – 0.31, it is proven to provide the best efficiency, with an maksimal balance between air supply and gasification reaction rate, with an maksimal balance between air supply and gasification reaction rate.
This study shows that sago pulp waste has the potential to be an alternative fuel with high syngas quality through the addition of Al₂O₃ as a catalyst. The use of this biomass gasification technology supports the development of sustainable renewable energy, while reducing the environmental impact of organic waste. Further evaluation on an industrial scale and the development of a syngas purification system are needed to optimize the efficiency and implementation of this technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanis Tangke Tosuli
"Gasifikasi biomassa merupakan teknologi konversi energi yang mengubah biomassa menjadi gas sintetik (syngas) melalui proses termokimia dalam lingkungan terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konversi limbah ampas sagu menjadi energi terbarukan melalui gasifikasi menggunakan reaktor Top Lit Updraft (TLUD) dengan penambahan Al₂O₃ sebagai katalis. Fokus utama penelitian adalah mengevaluasi pengaruh Equivalence Ratio (ER) dan Al₂O₃ terhadap kualitas syngas yang dihasilkan, termasuk kandungan hidrogen (H₂), karbon monoksida (CO), metana (CH₄), dan nilai kalor rendah (LHV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Al₂O₃ secara signifikan meningkatkan kandungan H₂ hingga 31,65%, CO sebesar 4,33%, dan CH₄ sebesar 26,45%, serta menurunkan kandungan tar hingga 27,5%. Nilai LHV syngas meningkat hingga 26,5% dengan penambahan 10% Al₂O₃, sementara rasio H₂/CO berkisar antara 1,51 hingga 1,65, yang sesuai untuk aplikasi energi dan bahan bakar sintetis. Pada ER 0,29 – 0,31terbukti memberikan efisiensi terbaik, dengan keseimbangan maksimal antara pasokan udara dan laju reaksi gasifikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah ampas sagu berpotensi menjadi bahan bakar alternatif dengan kualitas syngas yang tinggi melalui penambahan Al₂O₃ sebagai katalis. Penggunaan teknologi gasifikasi biomassa ini mendukung pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari limbah organik. Evaluasi lebih lanjut pada skala industri dan pengembangan sistem pemurnian syngas diperlukan untuk mengmaksimalkan efisiensi dan implementasi teknologi ini.

Biomass gasification is an energy conversion technology that converts biomass into synthetic gas (syngas) through a thermochemical process in a controlled environment. This study aims to analyze the conversion of sago pulp waste into renewable energy through gasification using a Top Lit Updraft (TLUD) reactor with the addition of Al₂O₃ as a catalyst. The main focus of the study was to evaluate the effect of Equivalence Ratio (ER) and Al₂O₃ on the quality of the syngas produced, including the content of hydrogen (H₂), carbon monoxide (CO), methane (CH₄), and low calorific value (LHV). The results showed that the addition of Al₂O₃ significantly increased the H₂ content by 31.65%, CO by 4.33%, and CH₄ by 26.45%, and reduced the tar content by 27.5%. The LHV value of syngas increased up to 26.5% with the addition of 10% Al₂O₃, while the H₂/CO ratio ranged from 1.51 to 1.65, which is suitable for energy and synthetic fuel applications. At an ER of 0.29 – 0.31, it is proven to provide the best efficiency, with an maksimal balance between air supply and gasification reaction rate, with an maksimal balance between air supply and gasification reaction rate.
This study shows that sago pulp waste has the potential to be an alternative fuel with high syngas quality through the addition of Al₂O₃ as a catalyst. The use of this biomass gasification technology supports the development of sustainable renewable energy, while reducing the environmental impact of organic waste. Further evaluation on an industrial scale and the development of a syngas purification system are needed to optimize the efficiency and implementation of this technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library