Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faris Razanah Zharfan
Abstrak :
Eceng gondok merupakan gulma perairan yang dapat dimanfaatkan seratnya menjadi bahan baku industri tekstil, kertas, dan komposit. Kualitas serat eceng gondok sangat dipengaruhi oleh kandungan air di dalamnya. Sebagai tanaman air, eceng gondok mempunyai kandungan air awal tinggi, di atas 90%. Perlu proses pengeringan untuk mengurangi kandungan air yang tinggi tersebut hingga menjadi rendah dan dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan, yaitu di bawah 10%. Mixed Adsorption Drying dengan Unggun Terfluidisasi adalah metode pengeringan eceng gondok dengan terlebih dahulu mencampurkannya dengan adsorbent fly ash pada rasio campuran tertentu, lalu mengeringkannya dengan prinsip fluidisasi menggunakan udara pengering. Fly ash digunakan sebagai adsorbent karena memiliki kandungan silika dan alumina yang dapat mengadsorp air selama proses pengeringan. Parameter yang mempengaruhi proses pengeringan dengan metode ini yaitu suhu udara pengering, kecepatan udara pengering, dan rasio campuran eceng gondok-fly ash. Dari penelitian yang dilakukan, nilai masing-masing parameter yang memberikan waktu pengeringan tercepat untuk mengeringkan eceng gondok dari kandungan air awal 94.7% menjadi di bawah 10% adalah suhu 60oC, kecepatan 2 m/s, dan rasio campuran 50:50. Secara keseluruhan, kondisi operasi yang memberikan nilai kecepatan pengeringan pada constant rate tertinggi, 0.01535 gr uap air/cm2.menit, adalah suhu udara pengering 60oC, kecepatan udara pengering 2 m/s, dan rasio campuran eceng gondok-fly ash 50:50.
Water hyacinth is aquatic weed that actually its fiber can be utilized into raw material of textile, paper, and composite industry. The quality of hyacinth fiber is strongly influenced by its moisture content. As aquatic plant, water hyacinth has high initial moisture content, more than 90%. Drying process is used to reduce high moisture content of water hyacinth and can be used for various purposes, that is below 10%. Mixed Adsorption Drying in fluidized-bed is drying method that will mix water hyacinth with fly ash adsorbent first, then dry it with fluidization principle using drying air. Fly ash is used as adsorbent because it consists mainly of silica and alumina which has capability to adsorp moisture. Parameter of drying process are drying air temperature, drying air velocity, and ratio of water hyacinth-fly ash mixture. Research shows the value of each parameter that gives fastest drying time to reduce water content from 94.7% into below 10% are temperature 60oC, velocity 2 m/s, and ratio of mixture 50:50. Operating condition that give highest constant drying rate, 0.01535 gr moisture/cm2.minute, are drying air temperature 60oC, drying air velocity 2 m/s, and ratio of water hyacinth-fly ash mixture 50:50.
2014
S58848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Tsani Rizka
Abstrak :
Pada tahun 2015, Indonesia diproyeksikan mengalami defisit bahan bakar minyak sebesar 562.000 barrel/ hari. Untuk menutupi defisit tersebut diperlukan upaya luar biasa berupa pembangunan terminal transit bahan bakar minyak impor atau pembangunan kilang baru dan modifikasi kilang eksisting dengan kapasitas pengolahan sebesar minimal 300.000 barrel/ hari guna menjaga ketahanan energi nasional. Disain kilang yang ada harus dipasang dengan sistem pengendalian untuk menghindari gangguan pada proses yang berdampak pada keefektifan dan kestabilan operasi pabrik. Pada awalnya minyak bumi akan diproses pada bagian Crude Distillation Unit (CDU) untuk mendapatkan produk straight run. Unit ini sangat menentukan rate produk sehingga perlu diterapakan konfigurasi sistem pengendalian yang optimum. Jenis pengendali yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah pengendali PI (Proportional - Integral) karena dapat menangani hampir setiap situasi pengendalian proses di dalam skala industri. Telah banyak rancangan kilang dengan model konfigurasi tertentu dan metode pengendali tertentu, misalnya kilang dengan dominasi produk bensin dengan pengendali PID dan kilang dengan dominasi produk kerosene dengan pengendali PI. Pengendalian proses kolom distilasi ini dilakukan dengan mensimulasikan secara dinamik pada perangkat lunak Aspen Hysys v.8. Penyetelan pengendali dilakukan untuk mendapatkan parameter kinerja alat kendali yang optimum yaitu dihitung berdasarkan metode Ziegler - Nichols, Lopez dan fine tunning. Sebagai hasilnya, pada pengendali laju alir diesel dan light naphta, pengendali tekanan pada reboiler, dan pengendali temperatur feed masukan kolom distilasi digunakan penyetelan Lopez. Sedangkan untuk pengendali laju alir AGO (atmospheric gas oil) dan level kondenser digunakan penyetelan fine tuning.
By 2015, Indonesia is projected in deficit of fuel oil by 562.000 barrels/ day. To cover that deficit, Indonesia requires a tremendous efforts such as the construction of a transit terminal which is imported fossil fuels or the construction of new refineries and modification of the existing refinery with a processing capacity of at least 300.000 barrels/ day in order to maintain national energy security. The design of the existing refinery has to be fitted with a control system to avoid interruptions that have an impact on the effectiveness and stability of plant operations. At first, crude oil will be processed at the Crude Distillation Unit (CDU) to obtain straight run products. This unit will determine the rate of product that needs to be applied an optimum configuration of system control. PI controller (Proportional - Integral) will be applied to the system control because it can handle almost any situation in process control in industrial scale. Have many designs refineries with a particular configuration model and specific control methods, such as a refinery with a petrol product dominance with a PID controllers and refineries with kerosene product dominance with a PI controller. The distillation column of process control is done by simulating the plant dynamically in Aspen Hysys v.8 software. Adjustments made to obtain the optimum performance parameters of control device that is calculated based on Ziegler - Nichols, Lopez and fine tunning methods. As a result, the diesel and light naphtha flowrate controllers, reboiler pressure controller, and input feeds temperature of a distillation column controller used Lopez adjustment. As for the AGO (atmospheric gas oil) flowrate controller and the level of conndenser controller used fine tuning adjustment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Aulia Ardiansyah
Abstrak :
Kebutuhan energi di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pembuatan biodiesel merupakan salah satu cara mengatasi hal tersebut. Dengan jet column ini, reaksi antara dua jenis fluida dapat ditingkatkan tanpa harus menaikkan suhu reaksi dengan menciptakan kondisi di mana fluida satu dapat terdispersi dengan cepat ke dalam fluida lain. Jet column akan dapat menghasilkan reaksi lebih merata dari pada penggunaan tangki berpengaduk, hal ini dikarenakan tangki berpengaduk hanya akan menghasilkan turbulensi di sekitar blade saja. Sedangkan jet column akan dapat menghasilkan turbulensi di seluruh tangki. Tabbed nozzle menghasilkan konversi tertinggi pada rasio 5,25:1 dengan nilai 77,72% pada menit ke 45, dan circular nozzle menghasilkan konversi tertinggi dengan rasio 6:1 dengan nilai 77,44%. Untuk yield tabbed nozzle terbaik pada rasio 5,25:1 sebesar 57,5% pada menit 45 dan circular nozzle sebesar 54,87%. ......Energy needs in Indonesia is increasing every year. The production of biodiesel is a way to overcome it. With jet column, the reaction between two types of fluid can be increased without rising the temperature of the reaction by creating conditions in which a fluid can be dispersed quickly into another fluid. Jet column will be able to produce a reaction that more evenly distributed than the use of a stirred tank, because stirred tank can only generate turbulence around the blade but the jet column can produce turbulence throughout the tank. Tabbed nozzle produce the highest conversion ratio of 5.25 : 1 with a value of 78.76 % at 45th minute, and the circular nozzle produces the highest conversion ratio of 6 : 1 with a value of 77.44 %. The best yield is achieved by tabbed nozzle at a ratio of 5.25 : 1 at 57.5 % on 45 minutes and 54.87 % by the circular nozzle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Adam Perkasa
Abstrak :
Gas yang dijual harus memenuhi kualitas tertentu diantaranya memiliki kandungan air maksimum 4-7 lb/MMSCF. Untuk mencapai kualitas tersebut diperlukan proses Gas Dehydration Unit (GDU) menggunakan absorpsi dengan glikol. Jenis glikol yang dipakai adalah Trietilen Glikol (TEG). Pada sistem steady state dibuktikan bahwa nilai kandungan air maksimum yang terdapat pada sales gas hanya mencapai 3 lb/MMSCF yaitu dibawah standard sales gas sehingga dapat dikatakan Gas Dehydration Unit ini optimum. Akan tetapi sifat dari proses dipabrik adalah dinamis, disebabkan adanya gangguan pada proses tersebut. Gangguan tersebut menyebabkan ketidakefektifan dan ketidakstabilan pada proses tersebut, bahkan dapat menyebabkan kondisi bahaya, karena itu diperlukan pengendalian proses. Pengendalian proses yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan proses pada kondisi optimumnya. Dalam penelitian ini akan dirancang pengendalian proses dengan pengendali Proportional Integral (PI) yang bekerja pada kondisi optimumnya. Penyetelan pengendali dilakukan dengan dua metode yaitu Ziegler Nichols dan Lopez. Sebagai hasilnya, pengendalian yang optimum pada pengendali tekanan unit absorber T-100 menggunakan Ziegler Nichols dengan nilai Kp dan Ti-nya adalah 87,5 dan 1,7. Pada pengendali suhu pada unit absorber T-100 menggunakan Lopez dengan Kp dan Ti-nya adalah 0,31 dan 20,08. Pada pengendali suhu unit regenerator T-101 menggunakan Lopez, pada pengendali suhu stage 2 nilai Kp dan Ti-nya adalah 0,25 dan 118. Sedangkan pada pengendali suhu stage 5 nilai Kp dan Ti-nya adalah 0,18 dan 14,35. ......Sales Gas must meet certain quality which has a maximum water content 4-7 lb MMSCF. To achieve the required quality of the process, Gas Dehydration Unit (GDU) using absorption with glycol. Type of glycol used for this process is Triethylene Glycol (TEG). At steady state system proved that the value of the maximum water content contained in the sales gas only 3 lb/MMSCF which is lower than the standard sales gas specification, so it can be said that Gas Dehydration Unit is optimum. However, the characteristic process in real plant is dynamic, because there was disturbance in the process. The disturbance causes inefficiencies and instability in the process, and that can be dangerous too, so this plant need process control. Process control that is needed is a process control that is able to maintain the optimum condition. The process control design in this research is using Proportional Integral (PI) controller for optimum work. Controller tuning is done in two methods, Ziegler Nichols and Lopez. As a result, optimum control in pressure absorber T-100 is using Ziegler Nichols tuning with its Kp and Ti each valued 87,5 and 1,7. Optimum control in temperature absorber T-100 is using Lopez tuning with its Kp and Ti each valued 0,31 and 20,08. While most optimum method of regenerator T-101 temperature control is using Lopez tuning with its Kp and Ti for stage 2 each valued 0,25 and 118. For stage 5 its Kp and Ti each valued 0,18 and 14,35.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S65719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abid Kamalsyah
Abstrak :
Aktifitas pengeboran minyak bumi menghasilkan hasil samping berupa senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) dengan salah satu kandungannya adalah fluoranthene yang bersifat toksik, karsinogenik, dan mutagenik. Biodegradasi fluoranthene dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, serta konsorsiumnya pada pH dan Konsentrasi awal optimum secara berturut turut adalah 7, 7,4 , 7 dan 300 ppm, 300 ppm, serta 100 ppm. Biodegradasi dilakukan selama 14 hari pada suhu 27 oC dan ditempatkan pada shaker dengan kecepatan 60 rpm. Pada hari ke 14 didapatkan persen degradasi Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, Konsorsium 100 ppm, dan Konsorsium 300 ppm secara berturut turut adalah 82 %, 93 %, 85% dan 90 %. Kemampuan bakteri untuk mendegradasi fluoranthene juga dapat dilihat dari laju pertumbuhan masing-masing bakteri tersebut. Laju pertumbuhan untuk Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, secara berturut-turut adalah 0,026 d-1 dan 0,112 d-1 dan Konstanta laju degradasi fluoranthene oleh Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, Konsorsium 100 ppm, Konsorsium 300 ppm secara berturut-turut adalah 0,104 ; 0,205; 0,135; 0,194. Hasil dari data persen degradasi dan laju pertumbuhan menunjukkan bahwa bakteri Ochrobactrum oryzae mampu mengutilisasi substrat fluoranthene paling optimal dibanding ketiga kultur bakteri lainnya.
Petroleum processing produce a recalcitrant by-product such as Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH), and fluoranthene is one of PAH compounds which are toxic, carcinogenic and mutagenic. Fluoranthene biodegradation performed in a laboratory scale using Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, and their concortium. Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, and their concortium were cultured on the optimum pH 7, 7.4, 7, and initial concentration 300 ppm, 300 ppm and 100 ppm. Biodegradation carried out for 14 days at a temperature of 27°C and placed on a shaker at a speed of 60 rpm. On day 14th percent of degradation obtained Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, Consortium of 100 ppm, and 300 ppm Consortium respectively are 82%, 93%, 85% and 90%. The ability of bacteria to degrade fluoranthene can also be seen from the growth rate of each of the bacteria. Growth rate for Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, respectively are 0.026 d-1 and 0.112 d-1 and constant degradation rate fluoranthene by Bacillus subtilis, Ochrobactrum oryzae, Consortium of 100 ppm, 300 ppm Consortium respectively are 0.104 d-1 ; 0.205 d-1; 0.135 d-1; 0.194 d-1. From the data, Ochrobactrum oryzae shows that can degrade fluoranthene optimally than others bacteria.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Lydia Maria
Abstrak :
The distribution of subsidized fuel in Indonesia is still out of lane. It is manifested in the existence of groups which were targeted as subsidized fuel recipients but have not received the subsidy. This condition could be seen as what happened in Papua and Maluku. Those regions always receive the lowest quantity of subsidized fuel. The discrepantion between subsidized fuel volume in Papua and Maluku region towards another regions in Indonesia, like Java, Bali, and Sumatera island, is highly significant. The uneven distribution of subsidized fuel is problem that should be resolved, but not by distributing fuel evenly or in the same amount, but by funnelling to suit the needs in each respective regions. This research is confined to the region of Papua and Maluku. The purpose of this study is to obtain the estimation of subsidized fuel volume in Papua and Maluku region for 2015. The premium and solar volume are calculated based on the amount of vehicles used subsidized fuel data, Gross National Product data, and the number of residents data from 2010 until 2014. The amount of vehicles represents the number of subsidized fuel users. The way to estimate the subsidized volume in 2015 is through extended LEAP approach. Premium volume is calculated based on the amount of cars, motorcycles, and GNP datas. The solar volume is calculated based on the amount of cars, bus, trucks, boats, and GNP datas. The result of this study is expected to be used as a benchmark in the distribution of subsidized fuel, so that the Papua and Maluku region will receive the fuel subsidy no less nor excess the needs.
Distribusi BBM bersubsidi di Indonesia sampai saat ini masih belum merata Banyak kelompok yang menjadi sasaran penerima subsidi BBM tetapi belum dapat menikmatinya Seperti yang terjadi di wilayah Papua dan Maluku yang selalu menerima BBM bersubsidi dengan kuantitas paling kecil Diskrepansi antara volum BBM bersubsidi di wilayah Papua dan Maluku dengan wilayah lainnya di Indonesia seperti Pulau Jawa Bali dan Sumatera pun cukup signifikan Ketidakmerataan distribusi BBM bersubsidi merupakan permasalahan yang harus diatasi namun bukan dengan mendistribusikan BBM bersubsi secara merata atau dalam jumlah yang sama untuk seluruh wilayah melainkan dengan menyalurkan sesuai dengan kebutuhan di suatu wilayah dimana pada penelitian ini dikhususkan untuk wilayah Papua dan Maluku Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh perkiraan besar volum BBM bersubsidi di wilayah Papua dan Maluku pada tahun 2015 Pada penelitian ini dilakukan perhitungan volum premium dan solar berdasarkan data jumlah kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi PDRB mulai tahun 2010 hingga 2014 sehingga dapat diperkirakan volum BBM bersubsidi pada tahun 2015 melalui pendekatan extended LEAP Volum premium dihitung berdasarkan data jumlah mobil dan motor serta PDRB tani dan jasa Volum solar dihitung berdasarkan data jumlah mobil bus truk dan perahu serta PDRB tani dan jasa Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai patokan dalam pendistribusian BBM bersubsidi sehingga wilayah Papua dan Maluku menerima subsidi BBM tidak kurang dari kebutuhannya namun juga tidak berlebih.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S59251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicario Burhan
Abstrak :
ABSTRAK
Natural gas di Indonesia memiliki potensi yang besar karena masih memiliki cadangan yang cukup, tetapi pemanfaatan natural gas di Indonesia masih terbatas. Jakarta sebagai Ibukota bisa menjadi pelopor dalam pemanfaatan natural gas. Kebayoran Baru bisa menjadi kecamatan pertama di Jakarta yang menggunakan jaringan pipa gas untuk mendorong penggunaan gas yang lebih luas. Diameter pipa yang digunakan dalam desain ini adalah 180 mm, 90 mm, dan 63 mm. Menggunakan harga jual pemerintah Rp 3,141/m3 maka desain ini layak dibangun dari segi keekonomian.
ABSTRACT
Natural gas in Indonesia has a big potential because it still have a long enough reserves, however the utilization of natural gas in the country is still limited. Jakarta as the capital city could be a pioneer to use the potential of natural gas. Kebayoran Baru could become the first sub-district in Jakarta that using gas pipeline network to encourage the use of gas to be more widely. Pipe diameters that will be used on this design are 180 mm, 90 mm, and 63 mm. Using government selling price Rp 3,141/m3 this design is feasible to be built economically.
2015
S59634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Anditashafardiani
Abstrak :
ABSTRACT
Elektrolisis plasma adalah proses elektrolisis dengan menggunakan arus DC untuk mengeksitasi elektron dalam larutan elektrolisis. Metode ini sangat produktif menghasilkan radikal hidroksil OH bull; yang digunakan untuk membentuk radikal metoksil CH3O bull; . Radikal metoksil digunakan untuk memecah ikatan trigliserida untuk membentuk metil ester biodiesel dan gliserol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas biodiesel yang baik dengan efek kedalaman anoda dengan area kontak yang konstan, dimana anoda adalah tempat plasma terbentuk. Larutan yang digunakan mengandung Refined, Bleach, dan Deodorized Palm Oil RBDPO dan metanol dengan rasio molar 1:24, konsentrasi KOH 1 berat RBDPO. Variasi kedalaman anoda adalah 0,5 cm, 1,5 cm, dan 3,5 cm di bawah permukaan larutan dengan 5 mm sebagai area kontak yang konstan. Selain itu variasi dalam penelitan ini adalah laju aliran gelembung udara yang 1,2 liter / menit dan 2,4 liter/menit. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan efisiensi dan efektivitas sintesis biodiesel dengan kedalaman anoda meningkat. Yield maksium dicapai pada kedalaman anoda 3,5 cm tanpa penambahan gelembung udara, yang menghasilkan yield biodiesel 96,09 dengan 0.039 -vol kadar air, 0,138 sebagai angka asam, dan efektivitas energi 0,909 kJ/ml.
ABSTRAK
Plasma electrolysis is a process of electrolysis with DC current to excite electrons in the electrolyzed solution. This method is highly productive to produce hydroxyl radical OH bull which is used to form a methoxyl radical CH3O bull . Methoxyl radical is used to break the bond of triglycerides to form methyl ester biodiesel and glycerol. The purpose of this study is to obtain good quality and quantity of biodiesel base on variation of air bubble flow rate and anode depth with constant contact area where the anode is the spot of plasma. The solution contains Refined, Bleach, dan Deodorized Palm Oil RBDPO and methanol with molar ratio 1 24, concentration of KOH 1 wt. The variation of anode depth are 0.5 cm, 1.5 cm, and 3.5 cm below the surface of the solution with the 5 mm as a constant contact area. The other variation in this reaserch is the flow rate of air bubbles which are 1.248 litre min and 2.425 litres min. The result of this research show when depth of anode is increased, efficiency and effectiveness of synthesis biodiesel improve. The maximun yield is reached at the depth of anode is 3.5 cm 96.09 as a yield , with 0.039 vol water content, 0.138 as acid number, and energy effectiveness 0.909 kJ ml.
2017
S68648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariny Lastarya Putri
Abstrak :
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif diesel yang bersifat dapat diperbaharui, bersifat ramah lingkungan karena mudah terurai secara biologis, tidak beracun, dan memiliki emisi yang rendah. Umumnya reaksi transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan palm oil PO dan metanol. Minyak kelapa sawit dan metanol tidak saling larut satu sama lain dan metanol merupakan cairan terdispersi dalam cairan palm oil. Penelitian ini mengusulkan pemanfaatan jet column dengan tabbed nozzle sebagai pembentuk jet sehingga terbentuk daerah dengan gradient kecepatan terjadi di sepanjang interface antara jet fluida yang berkecapatan tinggi yang bersifat turbulen dan fluida yang non turbulen di sepanjang reaktor. Untuk mengurangi ekses volume metanol sebagai reaktan, penelitian ini mengusulkan reaksi transesterifikasi dalam jet column dengan rasio mol minimum 6. Dengan semakin banyaknya palm oil, maka fraksi fasa cair yang dapat saling larut semakin tinggi, yang akan membuat kinetika reaksi transesterifikasi semakin tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar penggunaan metanol dengan rasio minimum 6. Nozzle yang digunakan untuk menciptakan jet yang bersifat turbulen adalah tabbed nozzle dan circular nozzle sebagai nosel pembanding karena disainnya yang sangat sederhana. Yield metil ester yang dihasilkan dari penggunaan circular nozzle adalah berada pada rentang 93 hingga 96 , sedangkan yield metil ester yang menggunakan tabbed nozzle adalah sebesar 90 hingga 95. ......Biodiesel is a diesel alternative fuel that is renewable, environmentally friendly because its degradability, non toxic, low emission. Transesterification reaction is performed by reacting palm oil and methanol. Both of the reactant are immiscible each other and methanol is the dispersed liquid in liquid of palm oil. This experiment proposes the use of jet column with tabbed nozzle as the jet maker that produces high velocity gradient which exist along the interface between turbulent jet high velocity fluid and non turbulent fluid along the reactor. To diminish volume of excess methanol as a reactant, this experiment proposes conducting transesterification reaction in a jet column with minimal mole ratio is 6. By increasing the amount of palm oil, the liquid phase fraction that can dissolve each other is increasing too. Therefore, the reaction kinetics of transesterification is expected to be higher too. This is the basis for the use of methanol with a minimum ratio of 6. The nozzle used to create a turbulent jet is tabbed nozzle and circular nozzle as a comparator nozzle because of its simple design. The yield of methyl ester resulting from the use of circular nozzle is in the range of 93 to 96 , while the yield of methyl ester using tabbed nozzle is 90 to 95 .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Altyra Fakhri
Abstrak :
Indonesia dikenal dengan negara yang berada pada garis khatulistiwa yang memiliki potensi sinar matahari yang besar sehingga bisa di manfaatkan sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan di Indonesia, yaitu PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Guna meningkatkan perkembangan energi baru dan terbarukan, maka diperlukan pihak swasta untuk dapat menjalin kerjsama dan bersedia menanamkan modalnya atau investasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Penelitian ini secara umum secara analisis keekonomian menggunakan metode NPV, IRR, Payback Periode, dan WACC terhadap tiga skenario yang berbeda, skenario pertama sesuai dengan harga yang sesuai power purchase agreement PPA pada tahun 2014, skenario kedua melakukan financing scheme dengan diberikannya isentif terhadap perubahan harga beli listrik oleh pemerintah pada tahun 2017, dan skenario ketiga melakukan penyesuain terhadap teknologi solar panel terhadap fluktuatif itensitas radiasi matahari. Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian diperoleh untuk skenario pertama didaptakan IRR sebesar 14,47 dan NPV sejumlah 2.821.177 dengan masa pengembalian selama 6,37 tahun, skenario kedua IRR sebesar 12,27 dan NPV sejumlah 1.304.373 dengan masa pengembalian selama 7,65 tahun, dan skema ketiga dengan IRR sebesar 14,89 dan NPV sejumlah 3.056.457 dengan masa pengembalian selama 6,23 tahun. Untuk Analisis risiko menggunakan metode analisis sensitivitas dan teridentifikasi risiko yang berpotensi dapat menggangu parameter resiko investasi IRR, NPV, dan Payback Periode adalah political risk dan natural and climate risk.
Indonesia is known as a country that is on the equator which has great sunlight potential so that it can be utilized as one of renewable energy source in Indonesia, that is Solar Power Plant. This study is generally analyzed economically using the NPV, IRR, Payback Period, and WACC methods against three different scenarios, the first scenario corresponds to the appropriate power purchase agreement PPA price in 2014, the second scenario financing scheme with the incentive Changes in electricity purchase price by the government in 2017, and the third scenario is adjusting the solar panel technology to fluctuating solar radiation itensity. Based on the economic calculations obtain for the first scenario is obtain IRR of 14.47 and NPV of 2,821,177 with a payback period of 6.37 years, the second scenario is obtain IRR of 12.27 and NPV of 1,304,373 with a payback period of 7.65 years and the third scenario is obtain IRR of 14.89 and NPV of 3,056,457 with a payback period of 6.23 years.For risk analysis using sensitivity analysis methods and identified risks that could potentially disrupt investment risk parameters IRR, NPV, and Payback Period are political risk and natural and climate risk.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>