Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elias Wirotama
"PT X merupakan perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di
bidang ekspor barang jadi yang berdiri tahun 2003. Dengan tenaga kerja yang
bermula dari dua orang, hingga sekarang berjumlah enam orang, serta
hubungan antara satu individu dengan individu lain masih cenderung informal,
maka perusahaan ini dapat dikatakan masih berupa organisasi struktur
sederhana. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pimpinan menilai
bahwa karyawan belum memberikan peningkatan unjuk kerjanya. Karyawan
tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Setelah melakukan
wawancara dengan seluruh karyawan dan pimpinan, serta observasi di
perusahaan, maka diindikasikan adanya permasalahan komunikasi antara
pimpinan dan karyawan.
Komunikasi merupakan faktor yang penting karena komunikasi dapat
mengendalikan perilaku individu dalam organisasi. Selain itu, hampir tiga
perempat dari seluruh aktivitas kerja seorang karyawan digunakan untuk
berkomunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan.
(Robbins, 2003). Komunikasi menjadi efektif ketika makna pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan sama dengan yang diterima oleh penerima
pesan. Namun demikian, dalam kenyataannya, tidak selalu komunikasi
belja\an dengan efektif, karena mengalami hambatan-hambatan seperti adanya
ketidakjelasan verbal atau ambiguitas, makna ganda, yang dapat menyebabkan
distorsi pesan sehingga pesan yang diterima tidak sama dengan yang
disampaikan. Faktor-faktor individual seperti pengalaman, persepsi pengirim
pesan terhadap penerima pesan atau sebaliknya, dapat berpengaruh pada
proses penyampaian pesan. Dalam perusahaan, hambatan-hambatan
komunikasi yang ditemui misalnya, pendapat bawahan sering tidak dianggap
oleh pimpinan, bawahan menjadi ragu untuk menyampaikan pendapatnya
----~-···---
karena pimpinan merasa masukan yang diberikan bawahan dapat merusak
rencananya.
Untuk dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, maka penulis
merekomendasikan rancangan program pelatihan kepada seluruh tenaga kerja
di PT X Tujuan rancangan program pelatihan ini pada akhimya adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal,
sehingga perilaku-perilaku yang menghambat efektivitas komunikasi dapat
diubah, tentunya dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran orang
dewasa pada rancangan program.
Metode-metode yang dipakai dalam rancangan program pelatihan ini
merupakan campuran dari metode pelatihan pada peketjaan dan pelatihan di
luar pekerjaan (on-the-job training dan off-the-job training). Hal tersebut
dilakukan berdasarkan pertimbangan kondisi perusahaan, dipandang dari
tersedianya dana, sarana-prasarana, waktu, serta jumlah tenaga kerja yang ada
untuk menjadi peserta pelatihan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy
"ABSTRAK
Budaya Organisasi berisi seperangkat nilai-nilai yang bcrfungsi
untuk membemuk dan mengarahkan sikap serta perilaku para anggotanya
dalam mencapai tujuan. Budaya organisasi terutama harus terccnnin pada
visi yang hendak dicapai. Selanjutnya, mcrupakan tugas para pemimpin
(manajer puncak) untuk mensosialisasikan visi kepada para anggotanya.
Jika tidak maka akan dapat menyebabkan mcnururmya produktivitas kerja
dan komitmen sena meningkatnya jumlah lurnover (pergantian pekexja).
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat rancangan
pelatihan kepemimpinan transformasional bagi para manajcr puncak PT Y.
Hal ini dilakukan sehubungan dengan meningkamya jumlah turnover
(pergantian pekcrja) di P'I` Y yang dilansir merupakan akibat dad kurang
tcrsosialisasikannya budaya organisasi dengan baik sehingga menyebabkan
para atasan dan bawahan mempunyai persepsi yang berbcda dalam
memandang tujuan (visi).
Teori yang dirujuk dalam pembuatan rancangan pelatihan ini adalah
teori mengenai budaya organisasi yang menjclaskan mcngenai limgsi dan
proses sosialisasi budaya organisasi; teori kcpcmimpinan yang menjelaskan
cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk memotivasi bawahan mencapai
tujuan (visi); serta tcori mengenai rancangan penyusunan pelatihan yang
digunakan sebagai panduan untuk membuat rancangan pelatihan.
Analisa pemccahan dari permasalahan yang dihadapi olch PT Y
menunjukkan bahwa meninkatnya jumlah iurnover (pcrgantian pekerja)
diperkirakan merupakan akibat dari model kcpemimpinan transaksional
yang selama ini dijalankan oleh pcmimpin (manajer puncak) PT Y
menimbulkan ketidakjelasan Serta kurang dapat memotivasi karyawan
untuk mencapai tujuan (visi). Sehubungan dengan hal tcrsebul maka dipefkenalkan model kcpcmimpinan transformasional yang merupakan
pengcmbangan dari model kepemimpinan transaksional. Pengenalan model
kepemimpinan transfonnasional ini diharapkan dapat mcningkatkan
keterampilan karyawan untuk memotivasi karyawan mencapai tujuan (visiju
dan mempersiapkan karyawan untuk mengantisipasi perubahan-peruabhan
yang, mungkin tcmjadi. Selanjutnya, pelatihan dianggap sebagai cara yang
paling tepat karena mempakan cara yang paling banyak dilakukan untuk
meningkatkan kctcrampilan pemimpin.
Adapun usulan pemecahan masalah, bcrisi tahapan-tahapan untuk
melaksanakan kegialan pelatihan anlara lain: menentukan kebutuhan dan
peserta pelatihan, menetapkan tujuan umum pelatihan, menentukan lujuan
khusus, mendisain kcgialan pclalihan (tcrmasuk mctode dan format
pelatihan), mengurutkan kegiatan pelatihan, memulai perencanaan yang
Iebih mendelail (tcrmasuk alokasi waktu, tata letak ruangan, alat bantu dan
matcri-materi yang akan diberikan dalam kegiatan pelatihan), merevisi
detail dcsain pelalihan serta mengevaluasi scluruh kegiatan pclatihan."
2005
T34153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Misbah
"ABSTRAK
Setelah melakukan restmkturisasi pada tahun 2001, instansi DEF
mclakukan reposisi clan rediiinisi peran pegawainya, yaitu dari auditor yang
hanya bertugas sebagai pengawas, menjadi pengawas sekaligus dapat
memberi jasa konsultansi di bidang keuangan, sistem informasi, sezta
mcnjadi katalis yang dapat mempercepat proses perubahan manajemen
pemerintahan. Masalah muncul ketika pejabat struktural sebagai pemimpin
suatu unit kerja tidak dapat menunjukkan kincria yang diharapkan, karena
kurang kompeten (lack of competence)
Sebagai langkah awal untuk mengatasi pcrmasalahan, sejak tahun 2003
instansi DEF mengadakan assesment center untuk pejabat eselon II, III, dan
IV. Assesmen! center dilakukan untuk melihat kesiapan pejabat struktural
menduduki jabatannya saat ini dan kemungkinan untuk dapat menduduki
jabatan yang lebih tinggi, serta kompetensi manajerial apa saja yang masih
harus dikcrnbangkan agar bisa optimal.
Dari hasil assesment center masih banyak kompetensi manajerial pejabat
struktural eselon II, III, dan IV yang belum memenuhi kriteria yang
ditetapkan organisasi. Metode pengembangan panama, dilakukan feedback
untuk semua pejabat mengcnai hasil assesmenl center, sehingga mereka
mengetahui kekuatan dan kelemahannya, kemudian diikuti dcngan
konseling. Pengembangan berikulnya dilakukan mclalui on Ihejob training,
yaitu pelatihan yang dilaksanakan dalam lingkungan pekerjaan, dan ojj' the
job training, yaitu pelalihan yang dilakukan di luar pekerjaan. Tetapi
mengingat banyaknya kompetensi yang perlu dikembangkan, sebagai
Iangkah awal rancangan pengembangan untuk on :he job dan of rhe job
training diprioritaskan terlebih dahulu untuk kompctcnsi 50% dari jumlah
pejabat memperoleh skor yang belum memenuhi kriteria, sedangkan di
bawah 50% mcnjadi prioritas berikutnya untuk dikembangkan."
2007
T34184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongki Yeremia
"ABSTRAK
Rancangan Program Evaluasi Pclatihan Magang Operator Produksi PT.X
dibuat sebagai alternatif solusi untuk menjawab pcrmasalahan utama yang dialami
PT.X, sebuah perusahaan vendor outsourcing yang saat ini inin melakukan
evaluasi terhadap keberhasilan operator mereka sebagai hasil mengikuti pelatihan
magaflg yang dilakukan di beberapa perusahaan user (klien) mereka.
Dalam rangka pembuatan usulan program evaluasi pelatihan magang
operator-»produksi PT.X ini, penulis menggabungkan model evaluasi pelatihan dari
Caffarella (1988) dan model evaluasi pelatihan dari Kirkpatrick (1998) untuk
mernbuat sebuah rangkaian kegiatan evaluasi yang sistematis.
Dari kedua model tersebut, penulis melakukan penyesuaian sehingga
menghasilkan rancangan sepuluh langkah kegiatan evaluasi yang terbagi dalam
tiga tahap evaluasi pelatihan, yaitu : pcrencanaan, pelaksanaan dan analisis hasi!
cvaluasi pelatihan. Dari kesepuluh kegiatan tersebut penulis diiengkapi dengan
tujuan, metode dan alat bantu, pihak yang terlibat, waktu, hasil yang diharapkan
dan biayé. yang dibutuhkan.

ABSTRACT
Production Operator Apprentiece Training Evaluation Program in PT.X
was designed as an alternative solution to resolve cuirent PT.X problem, a new
developed outsourcing vendor, that want to evaluate their operator achievement to
comply their apprcnticcc training program in their users or clients company.
In order to design an apprentice training evaluation program, author
combines Caffarelia (1998) evaluation model and Kirkpatrick (1998) evaluation
model to build a systematic steps of evaluation program.
Modification of both of the models, resulting on ten steps evaluation
training programs that was devicled in three preliminaries of apprentiece training
evaluation, which are: evaluation plan, evaluation conduct, and evaluation result
analysis. The ten evaluation steps designed equipped with objective, method, tools
needed, list of people involved in each of the step, time frame, outcome of each
step andestimation cost needed to conduct each step ofthe evaluation program.

"
2007
T34097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasuly Cahyadi
"Fokus pembangunan ekonomi selain pertumbuhan ekonomi salah satunya mengurangi ketimpangan divergen . Ketimpangan dalam pembangunan ekonomi masih terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB antar provinsi yang sangat bervariasi. Penelitian didunia membuktikan sektor keuangan berperan sangat penting dalam pengentasan kemiskinan, mengurangi perbedaan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataan yang jauh berbeda dengan keadaan di Indonesia, dimana Perbankan di Indonesia terus maju tetapi banyak penduduk yang miskin.
Penelitian ini berusaha mengkaji perekonomian Indonesia menuju proses konvergensi atau divergensi, dan jika perekonomian Indonesia berkonvergen, bagaimana kontribusi perbankan terhadap proses konvergensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan koefisien variasi CV untuk mengetahui konvergensi sigma, dan menggunakan regresi data panel untuk konvergensi beta.
Hasil penelitian menggunakan koefisien variasi menunjukan ketimpangan pendapatan antar provinsi cenderung menurun atau mulai berkonvergen. Berdasarkan hasil regresi juga menunjukan bahwa pendapatan antar provinsi di Indonesia cenderung berkonvergen, dan sektor perbankan sangat signifikan dalam mempercepat laju konvergensi.
......The focus of economic development besides economic growth is to reduce the inequality divergent . Inequality still happens in Indonesia. It is shown from the difference of economic growth and Gross Regional Domestic Product GRDP vary widely among provinces. Most research proves that financial sector plays an important role in reducing poverty, reducing income disparities and increasing economic growth. However the situation in Indonesia is rather different with the rapid growing of Indonesian Banking, people still live in poverty.
This study examines the economy of Indonesia towards the process of convergence or divergence and the contribution of banking to the convergence process. This study uses a quantitative approach using the coefficient of variation CV to determine the sigma convergence, and using panel data regression to determine beta convergence.
The coefficient of variation shows income inequality among provinces tend to decline or begin to converge. Meanwhile the regression result demonstrates that income among the provinces in Indonesia tend to converge, and the banking sector is significantly accelerating the pace of convergence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T46951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Pratiwi
"Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan landasan bagi organisasi yang menjalankan strategi Knowledge Management (KM). Salah satu persoalan yang dihadapi organisasi adalah menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan partisipasi karyawan dalam berbagi pengetahuan mengenai pekerjaan mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge and social characteristics of job terhadap perilaku knowledge sharing antarkaryawan di PT T. Knowledge and social characteristics of job merupakan bagian dari aspek pekerjaan yang ada dalam uraian pekerjaan karyawan. Berdasarkan uji regresi berganda pada 92 karyawan menggunakan Work Design Quesstionnaire dan Knowledge Sharing Behavior Quesstionnaire membuktikan adanya pengaruh simultan dan signifikan dari knowledge and social characteristics of job terhadap knowledge sharing dengan kontribusi sebesar 16,7% (R = 0,409**, p<0,01).
Hasil analisis menunjukkan bahwa Departemen Trade Marketing memperoleh skor knowledge sharing (M = 3,60; N = 15) dan social support (M = 2,83 ? 4,17) di bawah rata-rata sehingga perlu diberikan intervensi. Intervensi berbentuk simulasi Community of Practice (CoP) diberikan pada tujuh karyawan Departemen Trade Marketing dari level Supervisor hingga Manager.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa intervensi berhasil meningkatkan perilaku knowledge sharing karyawan pada Departemen Trade Marketing (t = -3,304; p<0,05). Hasil ini berimplikasi bahwa CoP perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan perilaku knowledge sharing karyawan di Departemen Trade Marketing PT T.
......Knowledge sharing is the cornerstone of organizations? Knowledge Management (KM) strategy. One of the problems faced by organization is finding the right way to increase employee participation to share knowledge about their work.
The purpose of this study is to determine the effect of knowledge and social characteristics of job to the knowledge sharing behaviour among employees at PT T. Job knowledge and social characteristics are parts of job aspects which could be found in the job description. By using multiple regression test of the 92 employees, it is proven that the knowledge and social characteristics of job towards knowledge sharing has a simultaneous and significant influence with scales up to 16,7% (R = 0,409**, p<0,01).
Based on the data analysis, it is revealed that the Trade Marketing Department obtained knowledge sharing score (M = 3,60; N = 15) and social support score (M = 2,83 ? 4,17) which are below the average, therefore, intervention is needed to improve it. The intervention is performed in simulation of Community of Practice (CoP) with seven participants from supervisor to manager level.
The result shows that there is an improvement in knowledge sharing behaviour among the employees of Trade Marketing Department after the implementation of the CoP intervention (t = -3,304; p<0,05). This result implies that a regular based CoP in the Trade Marketing Department is needed to increase knowledge sharing behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nuzululhayati
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim untuk berinovasi terhadap perilaku inovatif terkait dengan Sosialisasi Objektif 2013 PT IA dengan tema ?Synergy for Operational Excellence?. Berdasarkan hasil wawancara dan focus group discussion untuk mengetahui permasalahan organisasi, diketahui bahwa terdapat kebutuhan untuk berinovasi pada organisasi. Hal ini dikarenakan perubahan kondisi eksternal yang menyulitkan organisasi. Karyawan di organisasi khususnya di kantor pusat perlu menunjukkan perilaku inovatif dalam mendukung organisasi untuk mencapai operational excellence dalam proses kerja mereka.
Perilaku inovatif pada karyawan dipengaruhi antara lain oleh iklim organisasi yang dirasakan oleh karyawan. Iklim untuk berinovasi diukur dengan menggunakan alat ukur dari Panuwatwanich (2008) yang terdiri dari 36 item ( = 0,944) dan perilaku inovatif dengan menggunakan alat ukur dari Janssen (2000) yang terdiri dari 9 item ( = 0,895).
Hasil penelitian pada 65 karyawan di kantor pusat menunjukkan bahwa iklim untuk berinovasi mempengaruhi perilaku inovatif secara signifikan (R2 = 0,218). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti kemudian merancang intervensi yaitu pelatihan iklim untuk berinovasi untuk dapat meningkatkan iklim untuk berinovasi sehingga perilaku inovatif pada responden dapat meningkat. Responden intervensi berjumlah 8 orang yang berasal dari divisi dengan iklim untuk berinovasi yang rendah.
......
This research aims to determine the influence of climate for innovation on innovative behavior related to PT IA?s Objective Socialization themed "Synergy for Operational Excellence". Based on interviews and focus group discussions known that there was a need on organization to innovate. It was related to the changing of external situation burdened the organization. The employees, specially in head office, need to improve innovative behavior in order to support organization in achieving operational excellence in their work processes.
Employee innovative behavior influenced by climate for innovation. Climate for innovation was measured using Climate for Innovation Scale by Panuwatwanich (2008) consists of 36 items (( = 0,944) whereas innovative behavior was measured using Innovative Behavior Scale by Janssen (2000) consists of 9 items ( = 0,895).
The result of 65 respondents from head office's employees showed that climate for innovation influenced innovative behavior significantly (R2 = 0,218). Based on the result, researcher designed the training as intervention to enhance climate for innovation so it predicts to enhance innovative behavior, too. The intervention conducted to 8 employees from division with low score on climate for innovation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Margi Astuti
"ABSTRAK
Tesis ini terfokus pada usaha untuk meningkatkan Work Engagement pada PT.
XYZ berdasarkan variabel Work Meaningfulness, Optimism, dan Self-Esteem.
Berdasarkan penggalian data awal, masalah yang ada pada perusahaan dapat
dikaitkan dengan work engagement yang ditentukan oleh personal resources dan
job resources. Self-esteem dan optimism merupakan dua dari beberapa aspek yang
termasuk dalam personal resources, sedangkan work meaningfulness dapat
dikategorikan dalam job resources pada karyawan.
Untuk dapat membuat program intervensi yang dapat meningkatkan Work
Engagement pada PT. XYZ, penelitian ini mencari tahu terlebih dahulu
bagaimana pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap work engagement. Hasil
yang ada menunjukkan bahwa baik work meaningfulness, optimism, maupun selfesteem
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement.
Peneliti kemudian memfokuskan pada usaha peningkatan work engagement
melalui pelatihan optimism. Selain melihat pada signifikansi pengaruh variabel
optimism, hal ini juga ditentukan oleh pertimbangan praktis perusahaan sebagai
salah satu intervensi yang dapat dilakukan pada saat ini untuk
mengoptimalisasikan work engagement pada PT.XYZ.
Dari hasil uji signifikansi perbedaan pre- dan post-test, dapat diketahui bahwa
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari variabel yang mengalami
intervensi (optimism) sebelum dan setelah karyawan PT.XYZ diberikan pelatihan.

ABSTRACT
The objective of the study was to monitor work engagement improvement based
on case study in PT XYZ. Refer to early data gathering, company problems refer
to work engagement was related to either personal resources and/or job resources.
Several aspect that categorized in personal aspect was self-esteem and optimism;
while one of main effect in job resources aspect was work meaningfulness. This
study focused only on the three variables refer to work engagement. First step of
the study was to determine how each three variable had effect to work
engagement. The result shown that each variable contribute significantly in work
engaement improvement. This study then focused on how to improve work
engagement through optimism variable via training module. While this method
was selected to determine level of significance of the said variable, it was also
considered practical to be implemented in PT XYZ. Significant test was
conducted based on pre- and post-test method, that shown that there was a
significant score improvement from the interverred variable before and after
training courses."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Andriani
"Kualitas perilaku inovatif karyawan pada kompetisi inovasi di PT ABC belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan psikologis (psychological empowerment) terhadap perilaku inovatif (innovative work behavior) pada engineer dan analyst PT ABC. Penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku inovatif dengan menggunakan kuesioner Psychological Empowerment (Spreitzer,1995) dan kuesioner Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). Responden penelitian ini berjumlah 61 orang pada level engineer dan analyst di empat direktorat PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (R2 = 0.287, p<0.01). Artinya, peningkatan pada pemberdayaan psikologis dapat memunculkan terjadinya peningkatan perilaku inovatif. Intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dilakukan melalui pelatihan Self Empowerment.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pemberdayaan psikologis dan perilaku inovatif pada engineer dan analyst di PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan pemberdayaan psikologis disarankan untuk dijadikan kegiatan rutin setiap tahunnya untuk meningkatkan perilaku inovatif karyawan.
......The quality of employee's innovative work behavior in the innovation competition held by PT ABC was not optimal. This study aims to determine the effect of psychological empowerment on innovative work behavior in engineers and analyst of PT ABC. Effect of psychological empowerment on innovative behavior was measured with Psychological Empowerment questionnaire (Spreitzer, 1995) and Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). A total of 61 engineers and analysts in four directorates PT ABC participated in this study.
Regression analysis results indicated that psychological empowerment proven to significantly affect innovative work behavior (R2 = 0287, p <0:01). This signifies, an increase in psychological empowerment causes an increase in innovative work behavior. Thus, the researcher concluded that the appropriate intervention to improve the psychological empowerment was through self empowerment training.
The difference between pre-test and post-test results demonstrated a significant increase in psychological empowerment and innovative work behavior in the engineers and analyst of PT ABC. Hence, the psychological empowerment training should take place annually as a way to improve the innovative work behavior of employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati Alwi
"Penelitian ini terfokus pada usaha untuk menurunkan intensi turnover executive trainee di PT TRI. Turnover sebesar 61.9% diidentifikasi karena ketidakpuasan terhadap gaji, kondisi operasional, dan sifat pekerjaan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1997) dan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). Hasil dari 60 executive trainee menunjukkan pengaruh signifikan kepuasan kerja sebesar 53.9% terhadap intensi turnover. Hasil lanjutan menunjukkan sifat pekerjaan paling berkontribusi dan signifikan terhadap intensi turnover. Oleh karenanya, diberikan intervensi pelatihan mentoring pada atasan dari executive trainee dengan kepuasan pada sifat pekerjaan rendah dan sedang. Hasil uji perbedaan skor kepuasan kerja dan intensi turnover saat sebelum dan setelah intervensi menunjukkan terdapat peningkatan kepuasan kerja terutama pada faset sifat pekerjaan, serta penurunan intensi turnover secara signifikan. Dengan demikian, perusahaan perlu membekali atasan dengan pengetahuan dan keterampilan mentoring sebelum membimbing para executive trainee.

This study focused on the efforts to reduce turnover intention of executive trainee at PT TRI. Turnover amounted to 61.9% was identified as dissatisfaction with salaries, operating conditions, and the nature of work. The study was conducted to see the effect of job satisfaction on turnover intention using Job Satisfaction Survey (Spector, 1997) and Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). The results of the 60 executive trainees showed that 53.9% of turnover intention was influenced by job satisfaction. Further result showed that the nature of work is the most contributing facet and has significant effect to turnover intention. Therefore, the researcher conducted an intervention in the form of mentoring training for superiors of executive trainee with low and medium satisfaction on nature of work. Result of a mean differences test on turnover intention and job satisfaction scores before and after the intervention showed that there was an increase of job satisfaction, especially on the nature of work, as well as reduce turnover intention significantly. Thus, company needs to equip superiors with the knowledge and skills of mentoring before guiding the executive trainee."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>