Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susila Candra
Abstrak :
Saat ini tipe kemasan kaleng dari Tin plate mulai banyak dibuat berupa two psc can, hasil proses utama deep drawing dan stamping. Problema pada jenis proses dan pembuatan kemasan kaleng (can) ini adalah wrinkling (pengerutan) dan cracking (retak). Keadaan ini sering terjadi seiring dengan semakin kompleknya bentuk produk. Untuk mencegah cacat perlu upaya simultan mulai pengenalan jenis material, penetapan variabel proses dan perancangan perkakas secara tepat. Hasil studi literatur memberikan gambaran bahwa untuk proses pembuatan produk semi kornpleks (rectangular can), penggunaan draw bead dengan penempatan dan penetapan dimensi / bentuk yang tepat, menjadi altematif memecahkan ketidakseragaman deformasi dan cacat produk. Paper ini akan mernbahas secara menyeluruh yaitu karakteristik material Tin Plate T4 CA-B dan .pengaruh flap variabel desain yaitu bentuk blank holder (Tanpa Draw Bead, Fully Draw Bead dan Draw Bead Tidak Fully), dimensi blank size dan variabel proses (gaya blank holder dan pelumasan) terhadap karakteriatik pembentukan dengan metode slab dan percobaan pembuatan pada satu contoh produk yaitu jenis badan kemasan kaleng. Dan pembahasan analisis dan uji material serta percobaan pembentukan, dihasilkan informasi bahwa material Tin Plate T4 CA-B memiliki harga LDR badan 1,74 dan r-value rata-rata 0,43, dimana masih memungkinkan untuk dibentuk menjadi produk kemasan makanan kaleng,. Paper ini juga akan memberikan rekomendasi beberapa variabel desain dan proses untuk satu contoh pembuatan badan kemasan kaleng.
In recent time, type of food can with tin plate material made as two psc can, with the main process is deep drawing and stamping. Any problem this processing are wrinkling and cracking. This condition often takes place go along with complexity form of product. For avoid physical defect necessary to the simultaneous effort, beginning at the mechanical properties of materials, choosing processing variable and any tools design (punch, dies and other tools). Study literature can give description that used draw bead by take place and deciding dimension for make semi complex product (rectangular can), is alternative solve for ununiform deformation and product defect. This paper will investigation by comprehensive, about characteristic of material Tin Plate T4 CAB and effect each design variable, is dimension of blank size, form of blank holder (Without Draw Bead, Fully Draw Bead, Draw Bead not Fully) and processes variable (blank holder load and lubrication) to deformation with slab me/rode and forming experiment for one sample body of food can. From the analysis discuss, testing the material and forming experiment, indicate that Tin Plate T4 CA-B material have the characteristics with value of LDR is 1.74 and r-value average is 0.43, and this is make possible in process stamping for food can. This paper will also recommending some design and processing variable for one sample body of food can.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Waluyo
Abstrak :
Pemakaian besi tuang nodular dewasa ini semakin meningkat khususnya besi tuang nodular austemper ductile iron, karena Besi tuang nodular austemper ductile iron mempunyai sifat-sifat mekanik yang lehih menguntungkan dibandingkan besi tuang jenis lainnya. Besi tuang nodular austemper ductile iron sangat sesuai untuk produkproduk berdinding tipis misalnya roda gigi ukuran kecil, rumah pompa dan block mesin, dan untuk mendapatkan besi tuang nodular austemper ductile iron cara yang biasa digunakan yaitu dengan proses perlakuan panas (austemper), akan tetapi untuk produk-produk berdinding tipis apabila dilakukan proses perlakuan panas dapat menyebabkan terjadinya detormasi. Penelitian terhadap besi tuang nodular ini bertujuan untuk mendapatkan besi tuang nodular Austemper Ductile Iron tanpa melakukan proses perlakuan panas dan digunakan untuk penggunaan produk-produk berdinding tipis. Metode yang di lakukan adalah dengan menambahkan paduan 0,5% Al, 1,5% Al, dan 5% Al dengan standard Y Blok JIS G 5502, untuk mendapatkan komposisi paduan yang proposional, dan untuk mendapatkan besi tuang nodular austemper ductile iron dengan menambahkan paduan 5% Al pada besi tuang nodular tersebut dengan menggunakan standar Y Blok ASTM E-71-64 dengan ukuran ketebalan masing masing adalah 7,4mm, 8,4mm, 9,4mm, 10,4mm, dan 12,5mm. Pengujian yang dilakukan adalah struktur mikro, tank, kekerasan, impact dan komposisi. Hasil pembuatan besi Luang nodular dengan penambahan 5% aluminium standard Y Blok ASTM E -71-64 struktur mikro dan sifat mekanik yang mendekati Austemper Ductile Iron adalah BTN 50 yang menggunakan ukuran Y Biok dengan ketebalan 7,4 mm, di mana harga kekuatan tank sebesar 69,3 Kg/mm2, elongasi 3,25%, harga impact 4 joule/cm2, energi impactnya 3,3 joule serta mempunyai nilai kekerasan sebesar 62 HRA dan secara ekonomi dapat menghemat biaya untuk penggunaan material sebesar 14 % untuk sekali proses peleburan dengan kapasitas dapur induksi 500. Kg.
Nowadays the use of nodular cast iron is getting increase, especially austemper ductile iron has mechanic properties that are more profitable than other cas iron. Austemper ductile iron is suitable for thin wall casting such as small gear wheel,chasing pump, machine block. The common way to produce austemper ductile iron is through heat treatment process. However, deformation will be occurred in the thin wall casting if heat treatment process is carried out. The objective of this research is to produce Austemper Ductile Iron without heat treatment process for the use of thin wall casting. The method used are by adding 0.5% Al_ 1.5%A1. and 5% Al. with of Y BIock JtS G 5502 to obtain proportional composition and by adding 5% Ai in the nodular cast iron with the standard of Y Block ASTM E-71-64 with 7.4mm. 8.4mm. 9.4mm. 10.4mm and 12.5mm thick to obtain austemper ductile iron. The testing done are micro stricture, tensile lest, hardness, impact and composition. The microstructure and mechanical properties of nodular cast iron with 5% aluminium, Y block ASTM E-71-64 with 7.4mm thick give/show similar result to the austemper ductile iron BTN 50. The values of the tensile strengh is 69.3 Kglmm2, the elongation is 3.25%, the impact is 4 Joulelcm2, the impact energy is 3.3 Joule and hardness is 62 H. the cost of material to produce of 500 Kg ductile iron without heat treatment can save spending money about 14%.
2000
T4548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang kegagalan yang terjadi di sistem boiler feed water (BFW) di sebuah industri petrokimia. Kegagalan terjadi akibat adanya penipisan lokal pada ujung saluran injektor inhibitor dari pipa BFW, yang menyebabkan pipa mengalami kebocoran. Untuk mengetahui penyebab kegagalan, dilakukan pengujian-pengujian menurut prosedur umum analisis kegagalan, yang mencakup pengujian-pengujian kekerasan, komposisi kimia, fraktografi/metalografi, produk korosi, polarisasi, efek pH, dan simulasi aliran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan, komposisi kimia, dan struktur mikro pipa sesuai dengan spesifikasi material yang digunakan (ASTM A 106 grade B). Hasil pengujian produk korosi menunjukkan bahwa permukaan pipa terkorosi karena produk korosi mengandung elemen-elemen yang korosif. Pengujian polarisasi dan efek pH membuktikan bahwa laju korosi menurun dengan penambahan inhibitor dan peningkatan pH pada BFW. Pengujian simulasi menunjukkan bahwa terjadi turbulen pada aliran yang melewati nozzle check valve, tetapi pada ujung saluran injektor inhibitor tampak adanya daerah depresi dengan arah terbalik. Berdasarkan hasil pengujian-pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa karena lokasi ujung injektor yang terletak di daerah depresi aliran, terbentuk caustic sebagai akibat reaksi antara inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) dengan air (BFW). Caustic menyebabkan ujung saluran injektor menjadi getas (embritllement) sehingga dengan aliran air yang rendah saja sudab dapat melepas lapisan caustic di ujung saluran injektor. Untuk menghindari terjadinya caustic pada ujung saluran injektor inhibitor, maka posisinya disarankan untuk dijauhkan dengan jarak minimum 4 kali diameter luar pipa BFW, yaitu 1300 mm dari sumbu check valve. Dari simulasi aliran untuk jarak tersebut bebas dari daerah depresi aliran dan inhibitor langsung terbawa dan larut (diluted dengan BFW yang mengalir), dengan posisi pipa injektor tegak (90°).
The thesis is to investigate the failure happened in a boiler feed water (BFW) system of a petrochemical industry. The failure happened as cause of local thinning at the vicinity of inhibitor injector of BFW pipe, which cause the pipe leaked. To find out the causes of the failure, some tests have been carried out based on the general procedure of failure analysis, which consist of hardness testing, chemical composition, fractography / metallographic, corrosion products, polarization, pH effects, and flow simulation. Hardness Testing, chemical composition and micro structure show that the pipe material used are in accordance with the standard specification (ASTNE A 106 grade B). The test result of corrosion products show that the pipe surface corroded because the corrosion products contain corrosive elements. Tests of polarization and pH effects proved that the corrosion rate decrease by adding inhibitor and increase pH value. Test of flow simulation show that turbulence-created after the flow passed the nozzle check valve, but at the vicinity of inhibitor injector seem to be a depression area with a reversed flow. Based on these tesis, it is concluded that the inhibitor injector located at the depression area, which created caustic as the chemist reaction between inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) and water (BFW). The caustic cause the vicinity of inhibitor injector become brittle, then only with low velocity of flow, the caustic layer can be removed. Avoiding caustic happen at the vicinity of inhibitor injector, it is proposed that the inhibitor injector is located at least 4 times outside diameter of BFW pipe, i.e. 1300 mm, from the check valve axis. Results of flow simulation of some injector designs at the distance of 1300 mm, show that the injector is free from depression area and the inhibitor is diluted directly with flowing BFW, with the injector is vertical to the BFW pipe (90°).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Nurman Hakim
Abstrak :
ABSTRAK Teknologi atau metode Sol Gel telah banyak digunakan untuk beberapa aplikasi. Salah satu diantaranya adalah untuk pemrosesan/pembuatan lapisan tipis (thin film). Salah satu batasan/kekurangan dari metode Sol-Gel ini adalah tingginya temperatur yang dibutuhkan pada saat fase pembakaran (firing step). Pada pane/Wan ini akan ditunjukkan bahwa pembuatan lapisan tipis TiO2 dengan menggunakan metode Sol-Gel dapat dilakukan pada temperatur rendah. Cara yang digunakan ialah dengan memodifikasi/menggabungkan metode Sol-Gel dengan penembakan ion berenergi (ion bombardment). Hasil pane/Wan ini menunjukkan bahwa penembakan dengan menggunakan ion Hidrogen pada energi sebesar 25 keV serta dosis sebesar 1XTOrs ions/cm2 menunjukkan hasil yang bagus dalam hal bentuk permukaan dari film/lapisan (surface morphology) dan juga sifat mekaniknya.
ABSTRACT Sol-Gel technology has been widely used for many applications. One of them is for thin film processing. One limitation of this process is the high temperature process during the firing step. In this project, it was shown that it is possible to obtain TiO2 so! gel thin films at low temperature. The method used was ion bombardment on the unfired TiO2 sol gel thin films. With this method, we can obtain a thin film with similar mechanical property and surface morphology to that obtain by conventional so/ gel route_ Bombardment of hydrogen ions with energy of 25 keV and dose of 1X10'16 ions/cm2 have shown a very good result in terms of surface morphology and mechanical properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Generousdi
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian proses canal panas yang dilanjutkan dengan proses canal dingin paduan Aluminium 2024, dengan tujuan menguasai teknologi canal dan pengaruh parameter temperatur serta persen reduksi terhadap perubahan struktur mikro, sifat fisik dan sifat mekanik material. Bahan baku paduan Aluminium 2024 dihornogenisasi pada temperatur 490 °C serama waktu 10 jam agar dihasilkan paduan yang bebas dari segregasi mikro dan inklusi serta distribusi presipitat yang tersebar merata dalam matriks a sehingga hasil canal panas yang dilanjutkan dengan canal dingin mempunyai kualitas baik. Bahan baku paduan Aluminium 2024 hasil homogenisasi tersebut didefornmasi dengan menggunakan proses canal panas pada temperatur 350.°C dan 400 °C dengan persen reduksi masing-masing 30 % dan 50 %. Kemudian hasil canal panas tersebut dideformasi lebih lanjut dengan menggunakan proses canal dingin dengan persen reduksi sebesar 50 %. Dari penelitian didapat bahwa setelah proses canal panas terjadi proses rekristalisasi butir, dimana nilai kekerasan menjadi relatif sama (homogen) pada seluruh permukaan material. Proses canal panas yang dilakukan mengakibatkan terjadinya peningkatan kekerasan paduan Aluminium 2024 dari 62 HB menjadi 88 HB dan 91 HB (kondisi: temp. 350°C reduksi 30 % dan 50 96) serta menjadi 80 HB dan 89 HB (kondisi: temp. 400 °C reduksi 30 % dan 50 96). Dari struktur mikro terlihat bahwa hair berubah menjadi pipih . Temperatur canal panas yang optimal terletak pada 350 °C, karena pada kondisi tersebut terdapat peningkatan nilai kekerasan yang lebih tinggi dari canal pada temperatur 400 °C . Proses canal dingin dengan reduksi 509a terhadap material hasil canal panas, akan mental kekerasan sebesar 3094 maka canal dingin paduan AI-2024 tidak lebih dari 60 % (maksirnal reduksi kumulatif), karena reduksi yang lebih tinggi akan menyebabkan material menjadi retak dan pecah. Dari struktur mikro terlihat bahwa setelah canal dingin butir menjadi sangat pipih dan memanjang sehingga kekerasan material meningkat. Dari hasil analisa, hal tersebut diakibatkan karena adanya tegangan dalam dan kerapatan dislokasi yang tinggi. Proses perlakuan panas (solution treatment, T4) pada temperatur 495 °C selanaa 50 menit dan dicelup dingin (quench) sampai mencapai temperatur ruang menurunkan kekerasan dan meningkatkan kekuatan tarik material dari kondisi sebelum dilakukan proses perlakuan panas. Dari struktur mikro terlihat bahwa hal tersebut karena presipitat telah tersebar merata dalam matrik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T2027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Meilina
Abstrak :
ABSTRAK
Tekstur kristalografi dari lembaran paduan alumunium AA 3xxx telah diteliti menggunakan hamburan neutron. Pengaruh kandungan titanium pada tekstur kristalografi setelah proses manufaktur telah ditentukan. Dari data-data yang ada menunjukkan bahwa kandungan titanium memiliki pengaruh terhadap tekstur kristalografi yang terjadi. Paduan alumunium base alloy AA 3xxx dengan titanium 0,0111 wt% memiliki pola tekstur yang paling baik. Selain itu, distribusi dan bentuk presipitat juga akan mempengaruhi tekstur kristalografi yang terjadi.
ABSTRACT
The crystallographic texture of aluminum alloy AA 3xxx sheet was investigated by Neutron Scattering. The influence of titanium on the crystallographic texture after manufacturing was determined. The results show that the influence of titanium on aluminum alloy AA 3xxx sheets effect the texture after manufacturing. Aluminum base alloy AA 3xxx with 0.0111 wt% Ti has the best texture. The distribution and form of precipitates in aluminum alloy AA 3xxx also hardly effects the crystallographic texture.
2007
T23784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Posma M.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T39671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Ferdian
Abstrak :
Kelangkaan minyak bumi yang tidak terbarukan terus mendorong kenaikan produk-produk turunannya, salah satunya adalah plastik. Untuk mencari alternatif dari hal tersebut, dikembangkanlah plastik komposit yang terbuat dari Polylactic Acid (PLA) dengan penambahan serat ijuk diharapkan mempunyai sifat mekanis yang cukup tinggi dan ramah lingkungan. Kompatibilitas dari kedua bahan tersebut menjadi perhatian utama untuk menciptakan material komposit dengan sifat mekanis yang baik. Penelitian ini menggunakan matriks PLA dengan serat ijuk yang dicampur dengan metode pelarutan menggunakan Dichloromethane dan kemudian dicetak menjadi sampel uji tarik dengan metode cetak panas. Variabel yang digunakan adalah fraksi volum penguat 0%; 10%; 20%; 30%; 40% dan 50%, serta modifikasi permukaan serat dengan perlakuan alkali (NaOH) 0,25 M selama 30 menit untuk meningkatkan kompatibilitas serat terhadap matriks. Hasil pengujian menunjukkan penurunan sifat kekuatan tarik dan Modulus Young terhadap fraksi volum penguat dari 0% hingga 50%, yang tidak menunjukkan efek penguatan serat terhadap matriks untuk sampel tanpa modifikasi perrmukaan, sementara nilai elongasi menunjukkan tren peningkatan. Hal ini diakibatkan kompatibilitas yang buruk antara matriks dan serat. Setelah dilakukan modifikasi permukaan serat, terjadi peningkatan dari sifat mekanis komposit tersebut. Hasil pengujian FTIR menunjukkan terjadinya pengurangan lignin dan hemiselulosa yang dapat meningkatkan kompatibilitas matriks dan serat. ...... Petroleum as a non-renewable resources shows price increment for its derivative products, which one of those is plastics. The development for an alternative solution are developed, that is composite material from Polylactic Acid (PLA) which combined with Ijuk (Arenga pinnata) with the main focus in their compatibility to meet the demand for high specific strength and environmetalfriendly material. This research use PLA as a matrices dan Ijuk as a reinforcement, which is solution mixed using Dicholoromethane and then pressed by hot pressing method to formed tensile test specimens. The variations are volume fraction and fiber surface modification. Volume fraction used are 0%; 10%; 20%; 30%; 40% and 50%, while alkali treatment with NaOH 0,25M for 30 minutes is used for surface modification. Tensile test results show the decreament in tensile strength and Young’s Modulus versus fiber addition from 0-50%, while the elongation shows the conversely results, is showing no strengthening effect of fiber to the matrices for untreated composites. This is due to poor compatibility between matrices and fibers. After surface modification, tensile test results show the improvement in the mechanical properties due to elimination of lignin and hemicellulose which increases its compatibility, supported by the FTIR test results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>