Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Pardede, Nathalia Esther
"Hipertensi intrakranial idiopatik merupakan suatu penyakit tidak menular yang meningkatkan tekanan intrakranial seseorang tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini tidak terlalu sering terjadi, namun seiring berjalannya waktu insiden IIH semakin meningkat, dengan gejala yang paling utama dirasakan berupa nyeri kepala. Tujuan laporan ini untuk menganalisis asuhan keperawatan medikal bedah dan keefektifan penggunaan terapi musik pada pasien dengan diagnosis IIH. Metode praktik menggunakan intervensi terapi musik instrumental selama kurang lebih 20 menit dan dilakukan saat pasien mengalami nyeri kepala selama 3 hari. Setelah pemberian intervensi terjadi penurunan sensasi nyeri yang terukur pada skala VAS (Visual Analog Scale) sekitar 1-2 poin setiap harinya. Terapi musik direkomendasikan dapat diaplikasikan juga secara mandiri oleh pasien dan keluarga saat berada di rumah dengan menggunakan media yang ada dan memilih jenis musik sesuai dengan preferensi pasien.
Idiopathic intracranial hypertension (IIH) is a non-transmittable disease that increases a person's intracranial pressure for unknown reasons. This condition does not occur very often, but over time the incidence of IIH has increased, with the main symptom being severe headaches. The purpose of this report is to analyze the surgical nursing care and the effectiveness of using music therapy for patients with a diagnosis of IIH. The method that was used is instrumental music therapy intervention with the approximate duration of 20 minutes and was carried out when the patient experienced headache episodes throughout the span of 3 days. After providing the intervention, there was a decrease in severe pain sensation on the VAS (Visual Analog Scale) scale for approximately 1-2 points daily. Music therapy is also recommended to be applied independently by the patient and family while at home by using available media and choosing the type of music according to the patient's preferences"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aji Purnomo
"Keluhan ketidaknyamanan muncul pada pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh diterapkan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keluhan ketidaknyamanan muskuloskeletal pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2018 yang memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai mekanika tubuh. Penelitian menggunakan desain cross-sectional, deskriptif kuantitatif, cluster random sampling, pada sebanyak 298 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire (CMDQ). Hasil penelitian menunjukkan beberapa responden mengalami keluhan muskuloskeletal pada punggung bawah (25.3%), pinggul (18.7%), dan leher (18.1%). Keluhan paling banyak dirasakan oleh responden perempuan dan yang memiliki indeks massa tubuh normal. Responden yang memiliki kebiasaan olahraga (65.8%), didominasi oleh olahraga aerobik (37.9%), frekuensi satu kali seminggu (48.5%), dan durasi 30-60 menit (89.8%) memiliki perilaku tubuh yang baik saat penggunaan laptop (57.7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami keluhan muskuloskeletal. Rekomendasi dari penelitian ini, yaitu perlunya penerapan perilaku ergonomis saat penggunaan laptop selama pembelajaran jarak jauh dan pengaturan jadwal olahraga.
The musculoskeletal complaints emerge during the distance learning implementation in Covid-19 era. This study describes musculoskeletal discomfort complaints in students of the University of Indonesia Health Sciences 2018 who have prior knowledge about body mechanics. The study is a cross-sectional design and quantitative descriptive on 298 students. The instrument used in this research is Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire (CMDQ). The results illustrate several respondents experienced musculoskeletal complaints and most of them occurred in the lower back (25.3%), hips (18.7%), and neck (18.1%). Complaints are also mostly felt by women and normal body mass index respondents. Additionally, respondents who exercise regularly (65.8%), is dominated by aerobic exercise (37.9%), 1x frequency (48.5%), 30-60 minutes exercise duration (89.8%); have a good body behavior when using laptop (57.7%). In conclusion, most respondents experience musculoskeletal complaints. Recommendations from this study are the need to apply ergonomic behavior when using laptop and schedule regular execise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sekar Dwi Purnamasari
"Early Warning System EWS merupakan alat skoring yang digunakan untuk memantau kondisi pasien di ruang perawatan maupun di Instalasi Gawat Darurat IGD. Pada IGD yang cenderung overcrowded dan memiliki arus perpindahan pasien yang lambat penggunaan EWS digunakan untuk memantau kondisi pasien melalui tanda-tanda vital sehingga perburukan kondisi pasien dapat segera dikenali.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang initial assessment dengan penatalaksanaan EWS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan kepada 70 perawat IGD.
Hasil menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat terhadap initial assessment dengan penatalaksanaan EWS di IGD p= 0.001 yang menunjukan semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat tentang EWS yang terdapat dalam initial assessment maka penatalaksanaan EWS yang dilakukan semakin baik, sehingga peningkatan pengetahuan melalui pelatihan perlu ditingkatkan agar penatalaksanaan EWS yang baik dapat dilaksanaakan secara menyeluruh.
Early warning system EWS is a physiological scoring to observe the patients condition not only in hospital wards but also in Emergency Department ED. At an overcrowded ER that have slow of patient flow, EWS is use as an early detection of patients deterioration by observing the vital signs. The purpose of this study is to identify the relationship between nurses knowledge of initial assessment and the application of EWS at emergency department. This is a quantitative study that used descriptive correlative with cross sectional design toward 70 emergency nurses. The result showed there is a relationship between Nurses Knowledge of Initial Assessment and The Use of Early Warning System at Emergency Room p 0 .001 that show that the higher the level of nurses knowledge, their behavior is better. It is recommended to maintain the use of EWS in ED that already good through training regularly re sertification."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanifah Nur Fadilla
"Tuberkulosis (TB) membutuhkan pengobatan selama 6-9 bulan secara rutin melalui program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) dengan pengawasan secara langsung dari Pengawas Menelan Obat (PMO). Peneliti ingin melihat adanya hubungan antara peran PMO berdasarkan persepsi pasien dengan tingkat kepatuhan minum obat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 129 responden di RSP Dr. M. Goenawan Partowidigdo dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil analisis menggunakan uji chi-square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistic antara persepsi pasien pada peran PMO dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TB (p < 0,05). Rumah sakit perlu melakukan follow-up secara berkala untuk menjaga kualitas dan kinerja PMO serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien, terutama pentingnya pengobatan hingga tuntas.
Tuberculosis (TB) needs 6-9 months of routine treatment through Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) with direct supervision from drug swallowing supervisor (PMO). The researcher wanted to discover the relationship between PMO’s roles according to patient’s perception with the level of drug adherence. This research used cross-sectional descriptive quantitative design. Purposive sampling technique was chosen to select 129 respondents at Dr. M. Goenawan Partowidigdo Hospital. The result analysis using chi-square yielded a statistically significant relationship between patient’s perception of PMO’s role and the level of drug adherence (p < 0,05). Hospitals need to conduct routine follow-ups to maintain the quality and performance of PMO as well as increase patient’s knowledge and awareness, especially regarding the importance of drug adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widia Astuti AW
"Praktik residensi keperawatan medikal bedah adalah bagian dari pendidikan profesi yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan perawat spesialis. Perawat spesialis diharapkan dapat melaksanakan perannya dalam memberikan pelayanan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem pernapasan. Peran tersebut sejalan dengan kompetensi yang harus dicapai selama praktik residensi berupa pemberian asuhan keperawatan, penerapan praktik keperawatan berbasis bukti dan proyek inovasi. Pemberian asuhan keperawatan diterapkan kepada satu pasien kelolaan utama dengan kasus PPOK dan 30 kasus resume menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Penerapan tindakan keperawatan berbasis bukti ilmiah yang dilakukan yaitu pemberian posisi condong kedepan dan Latihan nafas pursed lips breathing pada pasien dyspnea dengan penyakit paru. Proyek inovasi yang diterapkan yaitu Pengembangan Self Manajemen Dengan Video Latihan Breathing Exercise : ACBT Dalam Meningkatkan Airway Clearance Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa model adaptasi Roy dapat digunakan sebagai pendekatan dalam asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem pernapasan untuk mengembangkan mekanisme adaptif pasien. Pemberian posisi condong kedepan dan Latihan nafas pursed lips breathing dapat menurunkan sesak napas pada pasien dengan penyakit paru. Selain itu, Latihan Breathing Exercise : ACBT Dalam Meningkatkan Airway Clearance Pada Pasien mendapat evaluasi yang positif dan dapat diterapkan di tatanan klinis sebagai inovasi pengkajian dan manajemen keperawatan mandiri pada pasien PPOK selama di rumah.
Medical surgical nursing residency practice is part of professional education that aims to produce specialist nurses. Specialist nurses are expected to carry out their role in providing nursing services in cases with respiratory system disorders. The role is in line with the competencies to be achieved during residency practice in the form of providing nursing care, implementing evidence-based nursing practice and innovation projects. Nursing care was applied to one primarily managed patient with a case of COPD and 30 resume cases using Roy's adaptation model approach. The application of scientific evidence-based nursing actions carried out is the provision of a forward leaning position and pursed lips breathing exercises in dyspnea patients with lung disease. The innovation project applied is the Development of Self Management with Video Breathing Exercise: ACBT in Increasing Airway Clearance in Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). The results of the practice analysis show that Roy's adaptation model can be used as an approach in nursing care of patients with respiratory system disorders to develop patient adaptive mechanisms. Forward leaning and pursed lips breathing exercises can reduce shortness of breath in patients with lung disease. In addition, Breathing Exercise: ACBT in Increasing Airway Clearance in Patients received a positive evaluation and can be applied in clinical settings as an innovation in self-assessment and nursing management in COPD patients while at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mimi Jamilah
"Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan masalah kesehatan global. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memiliki peran dalam meningkatkan penularan virus HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi hubungan antara HIV disclosure dan pola komunikasi pada pasangan terhadap penggunaan kondom pada ODHA. Desain yang digunakkan adalah cross sectional dengan melibatkan 130 responden yang berobat ke poli pelangi RSUD Kabupaten Bekasi. Data ODHA yang dikumpulkan melalui 4 kuesioner, yaitu kuesioner demografi, kuesioner Brief scale for HIV self disclosure, kuesioner communication pattern questionnaire-short form, and ucla multidimensional condom attitudes scale. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara HIV disclosure, pola komunikasi pada pasangan dengan penggunaan kondom. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara HIV disclosure dengan penggunaan kondom (p = 0,047, a= 0.05, OR- 2,272) dan hubungan yang signifikan antara pola komunikasi pada pasangan dengan penggunaan kondom (p = 0,024, a = 0,05, OR-2,382). HIV disclosure dan pola komunikasi pada pasangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kondom. Tenaga kesehatan profesional perlu meningkatkan penilaian komprehensif, konseling secara personal, dan melibatkan kelompok ODHA dalam mengurangi penularan HIV/AIDS dengan penggunaan kondom secara konsisten.
The Human Immunodeficiency Virus (HIV) epidemic is a global health problem. People living with HIV/AIDS (PLWHA) have a role in increasing the transmission of the HIV/AIDS virus. The purpose of this study was to identify the relationship between HIV disclosure and communication patterns in couples towards condom use in PLWHA. The design used was cross sectional, involving 130 respondents who sought treatment at the rainbow clinic of Bekasi District Hospital. Data on PLWHA were collected through 4 questionnaires, namely demographic questionnaire, Brief scale for HIV self-disclosure questionnaire, communication pattern questionnaire-short form, and ucla multidimensional condom attitudes scale. Bivariate analysis was used to determine whether there was a relationship between HIV disclosure, communication patterns in couples with condom use. The results showed a significant relationship between HIV disclosure and condom use (p = 0.047, a = 0.05, OR- 2.272) and a significant relationship between communication patterns in couples with condom use (p = 0.024, a = 0.05, OR-2.382). HIV disclosure and communication patterns with partners had a significant influence on condom use. Health professionals need to improve comprehensive assessment, personal counseling, and involvement of PLHIV groups in reducing HIV/AIDS transmission with consistent condom use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library