Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustinus Kardiman
Abstrak :
Munculnya media televisi swasta di Indonesia membawa dampak perkembangan di bidang pertelevisian, terutama dalam bentuk persaingan untuk memperebutkan khalayak pemirsanya. Persaingan antar media televisi tersebut, justru membawa dampak positif bagi peningkatan mutu sajian program siarannya dan memberi alternatif pilihan terhadap pares pemirsa. Persaingan program acara penyajian informasi di antara media televisi di Indonesia, terutama media televisi pemerintah (TVRI) dan media televisi swasta (RCTI), menarik perhatian penulis untuk dijadikan obyek penelitian tesis. Jika kita lihat pada masa sebelum munculnya media televisi swasta, TVRI sangat mendominasi pemberitaan informasi dan merupakan sumber utama informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena TVRI sebagai media televisi yang mengemban misi pemerintah. Yang menarik dalam persaingan tersebut ialah gejala perubahan pola penggunaan media televisi, khususnya di bidang siaran berita dalam negeri. Pemirsa tv dihadapkan pada alternatif pilihan untuk mendapatkan informasi yang berasal dari media TVRI atau RCTI. Gejala perubahan pola penggunaan media televisi yang berkaitan dengan isi media, pencarian kepuasan (gratifications sought) dan perolehan kepuasan (gratifications obtained) ini merupakan keaktifan khalayak dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Blumler, aktivitas khalayak tidaklah lama aktifnya dalam mengkonsumsi media. Levy dan Irlindahl (1984, 1985) mengembangkan temuan Blumler bahwa aktivitas khalayak bervariasi melintasi dimensi temporal, yakni: before, during, dan after exposure terhadap media yang dikonsumsinya. Bertolak pada permasalahan tersebut di atas, penelitian tesis ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak. Dalam penelitian ini digunakan metode survai. Daftar pertanyaan dikirimkan kepada 350 khalayak sasaran penelitian, yakni: pemirsa televisi yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas, dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah dengan menggunakan peralatan komputer SPSS PC+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Dan hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya. Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv! dengan variabel Kepuasan yang diperolehnya (gratifications obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan). Selanjutnya pada tahap analisis faktor atas variabel Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan pada variabel tersebut mencerminkan factor Gratifications Obtained responden, terutama: pada level kognitif dan afektif.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumanti Yuliasih
Abstrak :
ABSTRAK
Pada umumnya, salah satu ciri yang melekat pada masyarakat daerah kumuh adalah rendahnya tingkat pendidikan serta kurangnya ketrampilan dan keahlian yang mereka miliki. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat daerah kumuh cenderung lebih banyak menggantungkan nasibnya pada sektor sektor informal. Mereka bekerja sebagai pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang becak, pemulung dan sebagainya. Secara umum, Jenis Jenis pekerjaan yang mereka masuki itu mempunyai karakteristik antara lain bersifat padat karya, mudah dimasuki, berubah ubah tidak stabil dan tingkat penghasilan tidak menentu. Kondisi pekerjaan yang berubah ubah dan itu diduga menyebabkan mereka informasi mengenai pekerjaan yang lebih baik. Selain itu, karena pada tak menentu selalu berusaha mencari mungkin memberikan hasil umumnya jenis jenis pekerjaan yang mereka masuki itu rawan terhadap berbagai razia dan penertiban, maka mereka juga akan berusaha untuk memperlengkapi diri dengan berbagai informasi yang menyangkut pekerjaannya, seperti misalnya informasi tentang penertiban pedagang kaki lima, penertiban pedagang asongan atau razia bebas becak. Pencarian informasi pekerjaan yang mereka butuhkan, baik informasi mengenai pekerjaan yang mereka butuhkan maupun informasi yang menyangkut pekerjaan mereka, menjadi permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratifications yang memusatkan perhatiannya pada apa yang dilakukan manusia terhadap media. Menurut Jay G. Blumler, motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan media dikelompokkan dalam 3 macam orientasi, orientasi kognitif antara lain meliputi kebutuhan akan informasi dan pengamatan lingkungan, diversi meliputi antara lain kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, sedangkan identitas pribadi adayakni lah penggunaan isi media massa untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak. Ada pun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kebutuhan informasi sebagai motif dalam menggunakan media massa atau sumber sumber informasi lain melalui komunikasi interpersonal. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat Kampung Pedongkelan. Ada pun populasinya adalah masyarakat Kp. Pedongkelan yang berusia antara 15 sampai 45 tahun dan telah bekerja. Dari populasi tersebut, ditarik sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah survai sampel, yakni data data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data-data yang berhasil dikumpulakan menyimpulkan bahwa ternyata responden lebih mengandalkan saluran komunikasi interpersonal sebagai sumber informasi pekerjaan yang mereka butuhkan.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Wisaksono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Gozali
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak skripsi tentang televisi, membicarakan pengaruh acaranya pada pemirsa, dalam aneka kasus dan daerah penelitian. Yang paling populer antara lain: Pengaruh acara...., pada minat/perilaku, . . . di desa/kecamatan.... Padahal, TVRI sebagai pengelola siaran hampir tidak pernah disorot tuntas. Urgensinya jelas, seperti kenapa TVRI menghasilkan acara yang diduga membawa berbagai pengaruh di desa/kecamatan.... dalam penelitian yang banyak itu. TVRI tidak bisa melepaskan diri dari per jalanan sejarah dan statusnya. Bagan-bagan birokrasinya pun sudah tertera jelas dalam berbagai keputusan. Demikian pula, di belakang perangkat keras TVRI, terdapat perangkat lunak berupa managemen kebijaksanaan siaran. Kedua hal inilah yang secara simultan diterjemahkan dalam bentuk out put menuju goals tertentu, Dan tayangan tersebut kemudian menimbulkan berbagai pengaruh. Salah satu pengaruh yang sering dirasakan, tapi hampir tidak pernah dibahas, adalah asumsi dalam diri pemirsa feedback yang mereka juga TVRI tidak pernah menanggapi misalnya lewat surat pembaca ke media cetak. Dalam skripsi ini, dilakukan penelitian terhadap surat pembaca Monitor dan Tempo 1 Januari hingga 30 Juni memenuhi kriteria bahwa kirimkan, 1939. surat pembaca yang sampel, content analysis atas kriteria tertentu pula surat pembaca yang perlu ditanggapi Terhadap di lakukan guna menentukan mana TVRI. sampel inilah kemudian dianalisa sejauh mana kebijaksanaan siaran TVRI memperhatikan feedback pemirsa. Sebagai kerangka teori dalam analisa ini dipakai Model Pada managemen Komunikasi Massa Wilbur Schramm yang menekankan organisasi media massa serta integralitasnya dengan masyarakat, dan Teori Managemen Fayol dan Taylor. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan terdapatnya kendala dari perjalanan sejarah dan status TVRI sebagai Humas Pemerintah (sekaligus dengan sikap mental aparatnya) serta kendala pada beberapa perangkat peraturan birokrasi Departemen Penerangan, sehingga TVRI tidak menjalankan fungsi menanggapi feedback secara baik. Di sisi lain, penelitian ini memperlihatkan pula langkah-langkah terobosan yang sudah dilakukan TVRI terhadap kendala tersebut, serta saran-saran peneliti yang perlu dipertimbangkan untuk selanjutnya.
1990
S3968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Nusawati
Abstrak :
ABSTRAK
Individu seperti halnya sebagian besar manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mengadakan interaksi sosial. Dari pengalamannya individu berharap konsumsi atau penggunaan media massa tertentu akan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhannya, dan ini akan menuntunnya pada kegiatan untuk memilih menyaksikan program-program televisi atau media massa lainnya. Berdasarkan pemahaman pada media massa sebagai salah satu rangkaian kebutuhan manusia sehari-hari yang harus dipenuhiskripsi ini menggunakan Pendekatan Uses and Gratifications untuk melihat jenis-jenis motivasi dan kebutuhan yang ada pada khalayak pemirsa televisi. Pendekatan Uses and Gratifications ini di kemukakan pertama kali oleh Elihu Katz pada tahun 1959 yang intinya melihat bahwa setiap individu berbeda dan pada bermacam-macam individu terdapat berbagai macam tujuan penggunaan terhadap materi media yang sama. Artinya media digunakan oleh khalayak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Program televisi yang terpilih untuk penelitian dalam skripsi ini adalah program siaran English Nens Service TV-RI, dengan sampel penelitian sejumlah 80 orang warga negara Indonesia yang menjadi pemirsa tetap ENS yang berada di wilayah Pejompongan (Kelurahan Bendungan Hilir Jakarta Pusat). Penetapan sampel penelitian ini di lakukan secara random. Dalam pengumpulan data, menggunakan metode survai dengan cara wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Skripsi ini juga menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh data-data sekunder sebagai referensi konseptual. Pada tahap analisis, hasil data yang terkumpul disederhanakan ke dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat 15 motif psikologis-yang melatarbelakangi minat responden menonton program siaran ENS. K - 15 motif psikologis tersebut merupakan rincian dari motivasi kognitif dan motivasi efektif. Dari kedua motivasi, tarsebut ternyata motivasi kognitif lebih besar peranannya dalam menumbuhkan minat responden untuk menonton ENS dibandingkan motivasi afektif. Keadaan ini dimungkinkan karena program siaran ENS adalah program siaran TV-RI yang tergolong edisi pemberitaan, sehingga isi siarannya lebih ditujukan pada penyampaian informasi kepada khalayaknya. Adapun motif terbesar responden yang termasuk kelompok motivasi kognitif adalah motif untuk memperoleh pengalaman baru (hasrat ingin tahu). Pada kelompok motivasi afektif, motif terbesarnya adalah motif untuk membina interaksi sosial. Berbagai jenis kebutuhan kognitif yang ingin dipuaskan oleh responden dalam menyaksikan ENS adalah kebutuhan memperoleh informasi yang dapat berguna menghadapi tantangan zaman, kebutuhan untuk menyesuai kan informasi dengan pengetahuan. kebutuhan untuk dapat mengembangkan daya imajinasi, dan kebutuhan memperoleh suatu kebenaran informasi (kebutuhan kognitif). Sementara kebutuhan afektif responden antara lain, kebutuhan untuk mengungkapkan eksistensi diri, kebutuhan memperoleh hiburan dan kebutuhan untuk dapat membina hubungan sosial. Pada tingkat pemuasan dari terpenuhinya kebutuhan responden, menunjukkan seluruh jumlah responden menyatakan rasa kepuasan akan kebutuhan yang diperolehnya dari siaran ENS. Terdapat dua buah kebutuhan responden yang dirasakan sangat memuaskan yakni menyangkut kebutuhan untuk bisa mengembangkan wawasan dan kebutuhan untuk melatih kemampuan bahasa Inggris. Hasil lain penelitian ini menemukan adanya suatu penambahan fungsi yang lain atau fungsi sampingan dari tujuan semula TV-RI menyiarkan program siaran ENS. Dampak dari fungsi sampingan ENS arahnya sangat positif karena ENS selain dapat dijadikan tayangan berita alternatif bagi responden, dapat pula dijadikan sarana belajar untuk menguji kemampuan mendengar bahasa Inggris responden.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Lies Aryati
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan semakin beratnya tantangan dalam pembangunan maka komunikasi makin dibutuhkan kehadirannya, terutama pada masyarakat pedesaan dimana pembangunan pedesaan kurang berhasil. Kelompencapir adalah salah satu usaha agar komunikasi yang diarahkan pada masyarakat pedesaan menjadi lebih efektif. Terdapat ketimpangan informasi yang diarahkan pada masyarakat desa yaitu dimana arus informasi yang gencar tidak diimbangi dengan penyerapan informasi itu sendiri. Hal ini karena tingkat pemilikan media maupun tingkat pendidikan masyarakat desa. relatif rendah. Dengan terbentuknya Kelompencapir sebagai sarana pendukung komunikasi massa, Kelompencapir dapat membantu media massa dalam menyebarluaskan informasi-informasi pembangunan. Seperti halnya media forwn kegiatan-kegiatan Kelompencapir, meliputi kegiatan dengar-baca-lihat dan diskusi. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut pesan-pesan atau informasi pembangunan yang telah disebarluaskan media m~ssa diharapkan dapat sampai pada masyarakat desa. Adapun penulisan ini bermaksud melihat sejauh mana efektivitas Kelompencapir sebagai sarana pembantu media massa menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan di pedesaan. Apakah kegiatan-kegiatan Kelompencapir tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat desa, dan tidak tahu menjadi tahu mengenai pesanpesan pembangunan. Data dikumpulkan melalui kepustakaan dan metode survai. Dan data yang diperoleh berupa aktifitas anggota dalam kegiatan-kegiatan Kelompencapir serta pengetahuan apa yang mereka peroleh setelah melakukan kegiatan tersebut, dengan mencocokkan pada acara atau siaran pedesaan yang telah diin~entarisir sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu gambaran bahwa efektivitas Kelompencapir sebagai sarana pembantu menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan di pedesaan relatif tinggi karena sebagian besar responden melaksanakan kegiatan dengar-baca lihat dan kegiatan diskusi walaupun daya dukung operasional kelompencapir tersebut relatif rendah dalam hal ini meliputi pemilikan media sarana pertemuan dan pendidikan. Dari hasil kegiatan tersebut mereka mendapatkan pengetahuan mengenai pesan-pesan pembangunan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana
Abstrak :
ABSTRAK
Kehadiran RCTI sebagai televisi swasta pertama dalam dunia pertelevisian di Indonesia memberikan alternatif baru kepada khalayak penonton televisi. Dengan semboyan Tampilkan Pentas Dunia Di Rumah Anda atau RCTI Saluran Hiburan Dan Informasi , RCTI berusaha memberikan tayangan - tayangan yang bersifat hiburan. Dan yang unik hiburan - hiburan tersebut bergaya barat. Keunikan RCTI ini merupakan sesuatu yang menarik bagi penonton, dan sedikit banyak berpengaruh tehadap penonton. Disengaja atau tidak disengaja, televisi ( RCTI ) turut mempengaruhi tumbuhnya suasana, tata nilai, dan sikap hidup yang menguntungkan atau merugikan. Dengan keunikannya dalam sajian - sajian acaranya, RCTI juga merupakan alternatif yang lebih menarik bagi. anak anak sebagai bagian dari masyarakat penonton televisi. Dampak dari keadaan tersebut adalah anak -anak memberikan waktu secara berlebihan untuk menonton RCTI, sehingga berpengaruh terhadap kegiatan - kegiatan lain yang sesungguhnya harus mereka lakukan. Anak anak mengurangi atau bahkan tidak lagi mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan - kegiatannya. Waktu luang mereka di isi dengan menonton RCTI secara berlebihan. Dan berdasarkan asumsi inilah, penelitian ini dilakukan. Penelitian tentang dampak RCTI ini bermaksud untuk mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana dampak RCTI terhadap perubahan pola pengunaan waktu luang anak, dan melihat bagaimana peran orang tua dalam mencegah ataupun mengatasi hal ini. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitis, yakni hendak melihat hubungan antar variabel. Adapun metode penelitian yang dipergunakan adalah metode survai dengan mengambil populasi anak - anak SD Kristen XI Sun - Rise Garden, Jakarta Barat yang berjumlah 1064 anak. Dari jumlah populasi diambil sampel sebesar 120 anak, dengan cara penarikan sampel secara sengaja ( purposive ), yakni anak anak kelas lima dan kelas enam. Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara manual melalui tahapan editing, koding, skoring dan tabulasi. Dari hasil penelitian dapat diketahui penggunaan RCTI yang tinggi atau berlebihan memang membuat anak anak semakin pasif dalam menggunakan waktu luangnya. Tetapi tidaklah dapat dikatakan bahwa RCTI lah faktor utama penyebab pasifnya waktu luang anak. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah berpengaruh. Peran orang tua yang rendah cenderung menjadikan anak menonton RCTI secara berlebihan, dan sebaliknya. Penggunaan RCTI yang rendah menjadikan anak tetap aktif dalam penggunaan waktu luangnya. Anak anak yang penggunaan RCTI nya rendah anak - anak dari orang tua yang berperan tinggi.
1992
S3915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roos Anwar
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini berusaha untuk menggambarkan bagimana peran pers Indonesia dalam pembangunan melalui penampilan informasi pembangunannya; sebagaimana diharapkan oleh pemerintah di negara-negara Dunia Ketiga, agar media massa dapat menjalankan fungsi sebagai: penyampai informasi, memberikan pendidikan sekaligus hiburan serta melakukan kontrol sosial demi kepentingan masyarakat.

Khususnya, pers sebagai suatu institusi sosial tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat, karena pers berada dan berperan ditengah-tengah masyarakat. Pers dan masyarakat merupakan lembaga yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.

Sebagai lembaga masyarakat, pers dipengaruhi dan dapat mempengaruhi lembaga-lembaga masyarakat lainnya_ Demikian pula hubungannya dengan pemerintah, pers tidak dapat melepaskan diri dari lingkup kekuasaan pemerintah yang bersangkutan. Itu sebabnya, mengapa sistim kemasyarakatan dan sistim politik sangat menentukan corak serta sepak terjang maupun tingkah laku pers.

Dalam studi ini, peneliti memilih dua Surat kabar masingmasing mewakili harian pemerintah dan harian independen, yaitu harian Suara Karya dan harian Suara Pembaruan. Sampel penerbitan berjumlah 30 penerbitan per media yang mewakili periode penerbitan bulan September, Oktober dan Nopember 1990.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode analisis isi, dimana dari penampilan informasi kedua harian, Suara Karya dan Suara Pembaruan, ingin dilihat sampai sejauh mana kedua harian tersebut berperan sebagai pers pembangunan. Berita pembangunan yang disajikan dibagi dalam lima kategori; yaitu bidang pendidikan, pertanian, ekonomi, industri dan kesehatan. Dianalisis pula kategori berita pembangunan menurut bentuk penulisannya, dengan melihat frekuensi dan muatan isi (volume) berita pembangunan yang disajikan melalui halaman muka surat kabar dan halaman lainnya.

Studi ini ingin juga melihat sampai sejauh mana harian pemerintah maupun harian independen berani menampilkan tajuk rencana yang bersifat kritik (tidak mendukung) terhadap usaha pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah maupun tajuk rencana yang bersifat mendukung.

Dari data yang berhasil dikumpulkan, terlihat bahwa baik harian pemerintah maupun harian independen memuat sama besar berita pembangunan, berdasarkan frekuensi maupun volume (sentimeter kolom). Kedua media juga ternyata memberikan perhatian yang besar terhadap sektor ekonomi baik yang dimuat melalui halaman muka maupun halaman lainnya. Jika dilihat dari bentuk penulisan beritanya, berita langsung (straight news) dan karangan khas (feature) menempati posisi pertama dan kedua.

Dilihat dari isi berita pembangunan yang ditampilkan melalui tajuk rencanya, justru surat kabar independen lebih banyak mendukung kebijakan pembangunan pemerintah dibandingkan dengan harian pemerintah.

Sehingga dengan perkataan lain, ternyata pers pemerintah dan pers independen menurut studi ini, dalam menjalankan perannya sebagai pers pembangunan boleh dikatakan tidak lagi terikat oleh orientasi ideologis yang melatar belakangi masing-masing surat kabar tersebut.

Khusus untuk harian Suara Karya, peneliti melihat baik dari hasil studi maupun dari pengamatan sehari-hari, telah terjadi perubahan peran yang relatif cukup besar didalam melakukan kontrol sosial di era tahun 1990-an ini. Sedangkan untuk harian Suara Pembaruan, fungsi kontrol sosialnya tetap berjalan konsisten sesuai dengan misi yang diembannya.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Rantoni Luddin
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan kota biasanya berhubungan dengan adanya gejala urbanisasi, yang lazim diartikan sebagai proses perubahan proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan. Dengan kata lain urbanisasi baru dapat terjadi apabila angka pertumbuhan penduduk perkotaan lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk pedesaan. Bila angka pertumbuhan penduduk di kedua daerah itu sama, urbanisasi dapat dikatakan tidak terjadi.
Para ahli melihat bahwa pertumbuhan kota berlangsung karena dua hal, yakni apa yang disebut sebagai pertumbuhan alami sebagai selisih kelahiran dan kematian, serta reklasifikasi dan migrasi. Faktor yang terakhir ini memberikan kontribusi pertumbuhan kota berupa pertambahan penduduk karena migrasi masuk ke kota dan penggabungan wilayah kota disebabkan perluasan wilayah dan reklasifikasi desa menjadi wilayah kota.
Reklasifikasi dan migrasi umumnya lebih banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang berdekatan dengan pusat perkotaan, di mana hampir seluruh kegiatan masyarakat, baik itu yang berhubungan dengan kegiatan pemerintahan, perdagangan sosial budaya maupun kegiatan lainnya dipusatkan.
Dilihat dari sudut itu, urbanisasi yang terjadi bisa diartikan sebagai proses menjadi kotanya suatu daerah atau wilayah pedesaan akibat adanya pengaruh yang kuat dari kegiatan pusat perkotaan. Dengan demikian wilayah pedesaan akan mengalami proses menjadi kota bila kegiatan-kegiatan yang bersifat kekotaan terjadi di daerah pedesaan.
Kegiatan kekotaan pada dasarnya membawa pengaruh perubahan terhadap masyarakat pedesaan, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan masyarakat. Perubahan ini semakin tampak dengan jelas apabila kita melihat bentuk-bentuk kegiatan ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan perilaku orang desa. Secara sepintas lalu perubahan-perubahan itu terjadi akibat berkembangnya kebudayaan kota yang memasuki wilayah pedesaan, sehingga kehidupan pedesaan mengalami proses perkotaan.
Urbanisasi (proses menjadi kota) juga terlihat di desa Sepanjang Jaya Kota Administratif Bekasi. Secara fisik desa Sepanjang Jaya berkembang dengan makin tumbuhnya wilayah desa dengan berbagai pembangunan perumahan, pembangunan fasilitas perkotaan seperti prasana dan sarana jalan, fasilitas penerangan jalan berupa sekolah-sekolah dan lain sebagainya.
Perkembangan wilayah desa seperti di atas berakibat tumbuhnya kesadaran untuk berusaha mengadakan proses penyesuaian dengan situasi yang berkembang. Kegiatan-kegiatan seperti menyekolahkan anak, bekerja di sektor industri, berdagang sebagai usaha diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan masyarakat.
Adanya perubahan semacam ini muncul ketika desa Sepanjang Jaya ditetapkan sebagai salah satu desa di kota Administratif Bekasi. Secara formal desa Sepanjang Jaya dibentuk sejak tahun 1981 berdasarkan peraturan pemerintah RI nomor 48, bertepatan dengan pembentukan kota Administratif Bekasi. Penetapan ini sekaligus mensahkan bahwa desa Sepanjang Jaya berada di bawah pembinaan langsung Wali Kota Administratif Bekasi.
Perubahan seperti di atas memberi peluang yang besar kepada wilayah desa untuk membangun dirinya dalam pola pembangunan kawasan Jakarta-Bogor-Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK), yang berfungsi sebagai daerah penyangga ibukota Jakarta.
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djopari, Johannes Rudolf Gerzon
Abstrak :
Pembangunan yang diselenggarakan di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya sejak daerah itu dikembalikan ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tangga1 1 Mei 1963, dihadapkan kepada berbagai permasalahan. Hal yang demikian menyebabkan rakyat di wilayah Propinsi itu tidak cepat berubah dan berkembang mengikuti kemajuan sama dengan saudara-saudara mereka di daerah Indonesia lainnya. Proses integrasi politik di Irian Jaya menghadapi suatu tantangan yang utama dan berat yaitu pemberontakan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dimulai pada tahun 1965 tepatnya pada tangal 26 Juli di Manokwari yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom, bekas anggota Batalyon Sukarelawan Papua (Papua Vrijwilinger Corps) buatan Belanda. Pemberontakan OPM yang terus berlangsung hingga saat ini dan secara sporadisadis itu merupakan hambatan terhadap penyelenggaraan pembangunan pada umumnya baik pemaangunan fisik maupun pembangunan non fisik. Sebagai gerakan separatis, maka pemberontakan OPM merupakan hadangan terhadap proses integrasi di Irian Jaya yang lebih banyak diwarnai oleh dimensi yang horizontal, yaitu suatu tujuan untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu masyarakat politik yang homogen. Di Irian Jaya, bentuk pemberontakan OPM dapat digolongkan ke dalam beberapa tindakan sebagai berikut Pertama; aksi perlawanan fisik bersenjata atau aksi militer yang dilakukan secara sporadis; Kedua; aksi penyanderaan; Ketiga; aksi demonstrasi massa; Keempat; aksi pengibaran bendera Papua Barat; Kelima; aksi penempelan dan pengebaran pamflet/selebaran; Keenam; aksi rapat-rapat politik dan pembentukan organisasi perjuangan lokal; Ketujuh; aksi pelintasan perbatasan ke Papua New Guinea; Kedelapan; aksi pengrusakan/pembongkaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OPM itu lahir di Irian Jaya dari dua faksi utama pimpinan Terianus Aronggear, SE dan Aser Demotekay pada tahun 1964 dan tahun 1963. Sebagai organisasi OPN kegiatannya terbagi dua yaitu kegiatan politik dan kegiatan militer. Kegiatan politik kemudian terus dilanjutkan di lu ar negeri sedangkan kegiatan militer dilakukan di Irian Jaya. Secara keseluruhan kegiatan politik di luar negeri kurang efektif sebab terjadi perpecahan antara para pemimpin politik OPM dari segi orientasinya ada yang pro-Barat dan ada yang berorientasi ke neo-Marxis/Sosialis. Perpecahan ini jelas mempengaruni faksi militer di Irian Jaya sehingga kegiatan mereka lemah dan mudah dipatahkan oleh Pemerintah atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Justru orientasi ke neoMarxis/Sosialis itu merupakan hambatan utama bagi dukungan politik maupun dukungan dana dari negara-negara Barat terhadap OPM. Berdasarkan telaahan teori dan pendapat para sarjana dapat diungkap bahwa pemberontakan itu terjadi karena ketidakpuasan dan kekecewaan yang dialami oleh manusia dalam suatu sistem politik atau negara. Di Irian Jaya saat ini masih saja ada aktivitas pemberontakan dari OPM secara sporadis, walaupun setiap kegiatan dengan mudah dapat dipatahkan dan tidak ada dukungan politik secara internasional. Kondisi yang demikian ini menimbulkan pertanyaan sebagai berikut : Pertama; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu terjadi karena integrasi politik di Irian Jaya kurang mantap ? Kedua; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu merupakan bom waktu yang dibuat oleh Belanda, atau pemberontakan OPM itu terjadi karena tumbuh kesadaran nasionalisme Papua ? Ketiga; apakah benar dan mengapa masih saja ada orang-orang Irian Jaya yang berideologi serta mendukukung pemberontakan OPM ? Keempat; kalau memang demikian, bagaimana sebaiknya pendekatan pembangunan politik di Irian Jaya itu dilakukan, agar dapat mewujudkan integrasi politik yang mantap ? Berangkat dari ke-4 pertanyaan tersebut di atas, yang menjadi pokok permasalah dalam tulisan ini adalah sampai sejauh mana pengaruh pemberontakan OPM terhadap pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya. Dari hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa pada hakekatnya pemberontakan OPM masih mempengaruhi pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya, hal mana dapat dilihat dari sikap dan dukungan yang diberikan oleh rakyat Irian Jaya terhadap OPM sehingga timbul berbagai aksi pemberontakan secara sporadis dalam kurun waktu 20 tahun dan OPM lebih mampu mensosialisasikan nilai-nilai "nasionalis Papua" sebagai ideologi OPM kepada rakyat Irian Jaya. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi politik yang mantap di Irian disarankan agar terlebih dulu menghilangkan ideologi OPM serta melakukan pendekatan "cinta-kasih" dalam pergaulan atas dasar persamaan dan persaudaraan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>