Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anugerah Prada Azzura Chriwai
"Pariwisata konten atau contents tourism merupakan strategi pariwisata yang dimanfaatkan pemerintah Jepang dengan menggunakan media budaya populer seperti anime, manga, dan drama untuk promosi pariwisata. Pemerintah Jepang memanfaatkan strategi ini untuk meningkatkan sektor pariwisata Jepang, dengan memanfaatkan kota-kota yang muncul dalam sebuah konten, dalam konteks ini, anime. Salah satu kota yang memanfaatkan contents tourism adalah Kota Uji yang terletak di Prefektur Kyoto. Kota Uji bekerja sama dengan anime Hibike! Euphonium untuk meningkatkan jumlah wisatawan dengan mengajak penggemar untuk datang ke lokasi-lokasi yang muncul dalam anime tersebut. Penelitian ini akan membahas tentang upaya promosi pariwisata melalui kerja sama Kota Uji dengan tim produksi anime Hibike! Euphonium dan dampak yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, dengan menganalisis data yang telah terkumpul beradasarkan teori contents tourism dan creative fandom yang dikemukakan oleh Takayoshi Yamamura. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah wisatawan yang datang setelah Kota Uji bekerja sama dengan animeHibike! Euphonium. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa relasi creative fandom antara pihak penggemar, tim produksi anime Hibike! Euphonium, dan otoritas lokal Kota Uji berhasil terbentuk. 

Content tourism is a tourism strategy utilized by the Japanese government by using popular cultural media such as anime, manga, and drama for tourism promotion. The Japanese government uses this strategy to improve Japan's tourism sector, by utilizing cities that appear in content, in this context, anime. One of the cities that takes advantage of contents tourism is Uji, which is located in Kyoto Prefecture. Uji, through collaboration with Hibike! Euphonium, an anime based in Uji, did an anime based event and inviting fans to come to the locations that appear in the anime to increase the number of tourists. This research will discuss the efforts to promote tourism through the collaboration of Uji City with the Hibike! Euphonium production team and the impact that resulted from the collaboration. This study will use a qualitative method with descriptive analysis, by analyzing the data that has been collected based on the theory of contents tourism and creative fandom by Takayoshi Yamamura. The results of this study indicate an increase in the number of tourists who came after the collaboration between Uji and Hibike! Euphonium. The results of this study also show that the creative fandom relationship between fans,  Hibike! Euphonium productian, and Uji City's local authorities were successfully established."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya.

This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Fadlika Yorinanda
"Anime adalah salah satu bentuk media populer mendunia yang berasal dari Jepang. Dari sekian banyaknya anime, HunterxHunter merupakan serial anime dengan genre Shounen yang berhasil menghadirkan penokohan realistis dan manusiawi dibanding anime bergenre Shounen lainnya. Serial HunterxHunter seringkali menempatkan karakter-karakternya melalui situasi dilema moral untuk menyingkap kepribadian setiap karakternya sampai titik tertentu. Salah satu karakter utama, Gon Freecss adalah salah satu dari sedikit karakter yang mendapat perhatian khusus dalam serial ini. Gon Freecss, salah satu karakter utama dalam serial tersebut adalah karakter yang dieksplorasi secara mendalam pada karya tulis ini. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa bukti yang menunjukkan adanya hal ganjil akan cara Gon memandang suatu hal atau terhadap individu lain. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menganalisis moralitas karakter Gon Freecs dalam adaptasi anime HunterxHunter (2011). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan semiotika Peirce untuk membantu proses penafsiran serta teori David Hume untuk menjabarkan moralitas karakter Gon Freecss. Hasil dari penelitian ini menyiratkan bahwa manusia tidak bisa dinilai baik atau buruk berdasarkan satu kategori standar moralitas yang sama. Pernyataan tersebut dapat ditarik dari Gon sebagai perwujudan dari inkonsistensi manusia dalam berfikir, berkata, bertindak, memandang atau menilai segala sesuatu berdasarkan latar belakang dan pengalaman kognitif.

Anime is one of a form of popular media that originated in Japan and has achieved global popularity. Many from it, a Shounen anime titled HunterxHunter is well-regarded with having a realistic and humane characterization compared to other Shounen titles. HunterxHunter often puts its characters through moral dilemmas to expose each of its character personalities to some certain point. One of the main characters, Gon Freecss is the character that will be explored in depth in this study. In this research, some evidence was found which indicated that there were odd things about Gon's way of looking at things or towards other individuals. Therefore, the writer aims to analyze the morality of the Gon Freecs character in the HunterxHunter (2011) anime adaptation. This research would be conducted qualitatively using Peircean Semiotics method to guide the interpretation process and refers to David Hume’s ideas of morality to elucidate the character analysis of Gon Freecss. The results of this study implies that human cannot be judged as good or bad based on the same standard category of morality. This statement can be drawn from Gon as a manifestation of human inconsistency in thinking, conferring, acting, looking at or judging everything based on personal background and cognitive experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Mabrukah
"Sibling rivalry merupakan fenomena umum dalam keluarga dengan dua anak atau lebih, yang muncul pada masa kanak-kanak. Fenomena ini dapat menimbulkan perilaku maladaptif pada anak dan meningkatkan stres dalam keluarga. Komunikasi antara orang tua dan anak dianggap sebagai salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya sibling rivalry. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara komunikasi orang tua dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Data dikumpulkan menggunakan desain cross-sectional dari 174 sampel orang tua dengan anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak prasekolah di Kota Depok tidak mengalami sibling rivalry, sementara komunikasi orang tua mayoritas berada dalam kategori baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi orang tua dan kejadian sibling rivalry dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin baik komunikasi orang tua, semakin rendah kejadian sibling rivalry. Penelitian ini menunjukkan dengan komunikasi yang baik, serta memastikan setiap anak merasa dihargai dan diperhatikan secara merata, dapat mengurangi kejadian sibling rivalry.

Sibling rivalry is a common phenomenon in families with two or more children, which emerges during childhood. This phenomenon can lead to maladaptive behavior in children and increase stress in the family. Communication between parents and children is considered one of the factors that influence the occurrence of sibling rivalry. This study aimed to explore the relationship between parental communication and the incidence of sibling rivalry in preschool-aged children in Depok City. Data were collected using a cross-sectional design from 174 samples of parents with preschool-aged children. The results showed that most preschool children in Depok City did not experience sibling rivalry, while most parental communication was in the good category. There is a significant relationship between parental communication and the incidence of sibling rivalry with a significance p-value using the chi-square test of 0.001 (<0.05). The better parental communication, the lower the incidence of sibling rivalry. This study shows that good communication, as well as ensuring each child feels valued and cared for equally, can reduce the incidence of sibling rivalry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rahayu Tjaraka
"Kesenjangan generasi kerap kali memicu konflik akibat adanya perbedaan pandangan dan sikap yang dimiliki oleh setiap generasi. Isu tersebut ditampilkan dalam film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) karya Bene Dion Rajagukguk yang menjadi korpus dalam penelitian ini. Pemaksaan kehendak generasi tua terhadap generasi muda agar menjalankan hidup sesuai dengan aturan budaya Batak menjadi pemicu konflik antargenerasi dalam film. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi untuk menganalisis aspek naratif dan sinematografis film. Teori sinema Petrie dan Boggs, konsep pembingkaian Entman, dan teori kesenjangan generasi Davis dan Falk dan Falk digunakan untuk menganalisis pembingkaian kesenjangan perspektif antargenerasi suku Batak dalam film. Konsep patriarki Walby digunakan untuk menganalisis posisi film di antara kedua kelompok generasi suku Batak. Melalui analisis struktur naratif, penelitian ini menemukan bahwa pembingkaian kesenjangan perspektif antargenerasi dalam film ditampilkan melalui penyebab kesenjangan perspektif antargenerasi suku Batak dan perbedaan perspektif antargenerasi terhadap budaya Batak. Penelitian ini juga menemukan bahwa melalui strategi yang ditampilkan para tokoh, film menunjukkan keberpihakannya kepada generasi muda. Film tersebut berusaha untuk menyampaikan kritik terhadap perspektif patriarki generasi tua yang ditampilkan melalui tokoh Pak Domu dan teman-temannya yang terlalu memegang teguh budaya sukunya dan memaksakan generasi muda untuk melakukan hal serupa.

Generation gap often triggers conflicts due to differing views and attitudes accros generations. This issue is depicted in the film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) by Bene Dion Rajagukguk, which is the corpus for this research. The older generation's imposition on the younger generation to live according to Batak cultural rules becomes the source of intergenerational conflict in the film. This research uses content analysis to examine the film's narrative and cinematographic aspects. Petrie and Boggs's cinema theory, Entman's framing concept, and Davis and Falk and Falk’s generation gap theory are used to analyze the framing of intergenerational perspective gap among the Batak people in the film. Walby's patriarchy concept is used to analyze the film's stance between the two Batak generational groups. Through narrative structure analysis, this research finds that the framing of intergenerational perspective gap in the film is presented through the causes of these gaps and the differing perspectives on Batak culture. The study also finds that, through the characters' strategies, the film aligns itself with the younger generation. It attempts to critique the older generation's patriarchal perspective, depicted through Mr. Domu and his friends, who rigidly adhere to cultural traditions and impose them on the younger generation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyraf Nadhif Bellamy
"Budaya Jepang identik dengan sikap ketergantungan ketika memiliki suatu ikatan dalam berhubungan dengan orang lain. Sikap ini disebut sebagai amae, dimana pelaku amae berusaha untuk mendapatkan perhatian penuh terhadap orang lain. Amae tidak terbatas pada hubungan orang tua anak, tetapi juga di setiap hubungan lain, termasuk hubungan antar sesama jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis perilaku amae dan patologi amae yang terdapat pada drama Restart After Come Back Home. Tujuan yang lain dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perasaan homoseksualitas yang terjadi pada tokoh utama dalam drama tersebut. Teori utama yang dipakai dalam melakukan penelitian ini adalah teori amae menurut Takeo Doi (1992). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini juga dibantu dengan teknik sinematografi menurut Bordwell dan Thompson (2003) untuk meneliti data. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa perasaan homoseksualitas tokoh Mitsuomi dapat menyebabkan berbagai perilaku amae seperti toriiru, suneru, higamu, hinekureru, dan uramu. Selain itu, juga terjadi patologi amae seperti toraware, rasa takut terhadap orang lain, kuyamu dan kuyashii, perasaan terluka.

Japanese culture is identical with the attitude of dependence when it has a bond in dealing with other people. This attitude is referred to as amae, where the amae perpetrator tries to get the full attention of others. Amae is not limited to parent-child relationships, but also in every other relationship, including same-sex relationships. This study aims to describe the types of amae behavior and amae pathology found in the drama Restart After Come Back Home. Another purpose of this study is to describe the feelings of homosexuality that occur in the main character in the drama. The main theory used in conducting this research is the amae theory according to Takeo Doi (1992). The method used in this research is descriptive analysis method. This research is also assisted by cinematographic theory according to Bordwell dan Thompson (2003) to examine the data. The results of this study found that Mitsuomi's feelings of homosexuality can cause various amae behaviors such as toriiru, suneru, higamu, hinekureru, and uramu. In addition, amae pathologies also occur such as toraware, fear of others, kuyamu and kuyashii, feelings of hurt.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joselin Dwi Bintang Dina Febriani
"Selama bertahun-tahun disabilitas sering diasosiasikan sebagai masalah dari dalam individu penyandang disabilitas, sampai muncul yang dinamakan model disabilitas sosial. Disabilitas sosial melihat masyarakat yang menimbulkan hambatan bagi individu dan bukannya keadaan penyandang disabilitas. Sebagai salah satu media, film dapat memberikan penggambaran akan kenyataan kepada penontonnya. Untuk itu penelitian ini membahas mengenai representasi konsep disabilitas sosial dalam film 37 seconds, sebuah karya sinema dari negara Jepang yang dirilis pada tahun 2019. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan teori disabilitas sosial milik Michael Oliver dan Steven R. Smith. Analisis dilakukan dengan melihat adegan-adegan didalam film yang mendapat temuan yaitu, adanya representasi
disabilitas sosial yang dilihat dari hubungan antara tokoh penyandang disabilitas dengan seksualitas, diskriminasi dan keluarga.

ABSTRACT
Over the years disability has often been associated as a problem from the individuals with disabilities itself, until social model of disability arise. Social model of disability sees society as the barrier for the individuals rather than the condition of persons with disabilities. As one
of the media, films can provide a depiction of reality to the audience. For this reason, this study discusses the representation of the concept of social disability in the film 37 seconds, a film from Japan which was released in 2019. In analyzing, researcher used the social model of disability theory by Michael Oliver and Steven R. Smith. The analysis was carried out by looking at the scenes in the film and as the result found the representation of social model of disability pictured from the relationship between persons with disabilities and sexuality, discrimination and family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desyollin Qarolita
"Jepang merupakan negara yang memiliki beberapa konsep keindahan, salah satunya adalah konsep mono no aware. Para sastrawan Jepang sering memakai konsep tersebut ke dalam karyanya, tak terkecuali Yasunari Kawabata. Pada karyanya yang berjudul Nemureru Bijo, Yasunari Kawabata menggunakan konsep mono no aware (hati tergerak karena sebuah keindahan). Maka dari itu, pada penelitian kali ini akan dianalisis bagaimana proses munculnya mono no aware pada novel Nemureru Bijo karya Yasunari Kawabata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kepustakaan dalam pengumpulan data dan referensi, serta metode analisis teks dalam melakukan analisis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan mono no aware yang muncul akibat Eguchi (lelaki tua), yang memiliki kesedihan di masa tuanya, menemukan keindahan pada gadis di rumah perawan serta lelaki tua lain ketika berkunjung ke rumah perawan. Dari sana, muncullah kenangan masa muda, pertanyaan, serta pemikiran di benak Eguchi. Akibatnya, hati Eguchi pun tergerak dan menghasilkan berbagai perasaan seperti sedih, penyesalan, dan iba. Proses tersebut yang menjelaskan bagaimana mono no aware muncul pada Nemureru Bijo.
Japan is a country that has several consepts of beauty, one of these concepts is mono no aware. Japanese writers often use this concept in their literature, including Yasunari Kawabata. In his work entitled Nemureru Bijo, Yasunari Kawabata uses the concept of mono no aware (the heart is touched because of a beauty). This study aims to find how mono no aware appeared in Nemureru Bijo by Yasunari Kawabata. This study using the literature study method in collecting data and references, also text analysis methods for analysis. The result of the study shows mono no aware that arises due to Eguchi (old man), who has sadness in his old age, found beauty in virgin girls and other old man when visiting a virgin house. Then, came the memories of youth, questions, and thoughts in Eguchi`s mind. As a result, Eguchi`s heart was touched and created various feelings such as sadness, regret, and compassion. This process explains how mono no aware appears in Nemureru Bijo.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Hapsari
"Shishosetsu adalah sebuah genre novel dalam kesusastraan Jepang yang tema ceritanya ditulis berdasarkan pengalaman-pengalaman dari kehidupan pribadi pengarangnya. Salah satu karya yang mewakili shishosetsu adalah Kamen no Kokuhaku, sebuah novel otobiografi Mishima yang diterbitkan pada tahun 1949. Novel ini menceritakan karakter tokoh utama yang menceritakan kembali dan menganalisis kehidupannya sendiri. Penelitian ini akan menggunakan konsep diri yang palsu milik Winnicott untuk menganalisis tokoh utama yang berusaha menyembunyikan dirinya yang sebenarnya dengan menunjukkan diri palsu yang ia ciptakan sebagai bentuk pertahanan dirinya.

Shishosetsu is a novel genre in Japanese literature which uses the writer's own life experience as its theme. One of the representative works of shishosetsu is Kamen no Kokuhaku, an autobiographical novel of Mishima Yukio which was first published in 1949. The story is centered around the main character as he reminiscing and analyzing his own life. This study will use Winnicott’s concept of the false self to analyze the main character who tried to hide his true self by showing his false self that he had created as a means of self defense
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Sri Lorani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas deskripsi mengenai salah satu nilai yang dijunjung tinggi di
Jepang yang bernama omoiyari. Nilai omoiyari menjadi landasan bagi orang
Jepang dalam bertindak. Omoiyari diperlukan untuk membentuk manusia yang
matang secara moral. Menurut teori omoiyari yang dikemukakan oleh Takie
Sugiyama Lebra, nilai omoiyari memiliki lima bentuk yang wujudnya dapat
dilihat dalam novel berjudul Madogiwa no Totto-chan. Dari hasil analisis dapat
diketahui bahwa omoiyari tercermin menjadi empat tingkah laku seperti
memelihara konsensus, mengoptimalkan kenyamanan, bersifat timbal balik, dan
merasa bersalah.

ABSTRACT
This thesis discusses the description of one of the values upheld in Japan named
omoiyari. Omoiyari value becomes the basis for the Japanese people in the way
they act. Omoiyari is required to establish a morally mature human. According to
the theory of omoiyari by Takie Sugiyama Lebra, omoiyari value has five forms
that can be seen in the Madogiwa no Totto-chan novel. From the analysis, it can
be seen that omoiyari reflected in four behaviors such as maintaining consensus,
optimizing comfort, reciprocal, and feel guilty"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>