Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristina Lisum
Abstrak :
Latar belakang: Indonesia menduduki peringkat kedua kasus Tuberkulosis tertinggi di dunia, untuk itu dibutuhkan pelibatan peran serta anggota masyarakat, termasuk pemuda. Pemuda sering kali diabaikan untuk menjadi agen pembaharu dalam keluarga, karena dianggap memiliki gaya hidup berisiko terhadap masalah kesehatannya. Tujuan penelitian: mengembangkan dan melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda. Metodologi: Dua tahap penelitian; tahap pertama berupa identifikasi masalah dengan penelitian kualitatif dilanjutkan dengan pengembangan model penguatan kapasitas pemuda berupa program edukasi dan pendampingan dalam bentuk kunjungan rumah; tahap kedua adalah melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda dengan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel adalah 104 klien TBC paru yang terdiri dari 52 responden masing masing pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil: Penelitian tahap satu menghasilkan 4 tema, dan penelitian tahap dua membuktikan bahwa terdapat pengaruh model penguatan kapasitas pemuda terhadap peningkatan pengetahuan yang dikontrol dengan variabel sumber informasi sebesar 2.83 kali; terhadap peningkatan sikap sebesar 71,4 kali setelah dikontrol oleh variabel sumber informasi, lama pengobatan dan skor pengetahuan klien. Walaupun pengaruh model penguatan kapasitas pemuda tidak signifikan terhadap perubahan tindakan secara langsung, namun perubahan tindakan pengobatan dan perawatan klien TBC paru setelah tiga bulan intervensi terjadi 3.13 kali lebih besar dibanding kelompok kontrol. Simpulan: Model penguatan kapasitas pemuda secara efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap klien TBC paru; termasuk dalam tindakan pengobatan dan perawatan TBC paru. Perubahan tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dari pelaku model. Saran: Model penguatan kapasitas pemuda diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk puskesmas dalam melibatkan keberadaan pemuda yang dapat dimulai pada tatanan sekolah. ......Background: Indonesia ranks second among countries with a high burden of tuberculosis; consequently, community involvement was required including youth. Youth tend to disregard their role as agents of change, moreover youth also engage in risky behavior. The purpose: To develop and test the youth capacity strengthening model. Methodology: This study consisted of two phases. Phase I: problem identification using qualitative methods, followed by development of the youth capacity strengthening model in the form of an education program and home visit. Phase II: testing the model using a quasi- experimental design with a control group design. The total number of respondents were 104 that consisted of 52 respondents in each of the intervention and control groups. The first phase yielded four themes, and the second phase revealed that the capacity strengthening model influenced an increase in knowledge controlled by source of information 2.83 times and an increase in attitude controlled by source of information, duration of treatment, and client TBC knowledge 71.4 times. Even though the capacity strengthening model had no direct effect on the client's treatment practice, after three months the client's practice changed 3.13 times more than the control group. More opportunities are required to adapt to youth as a model actor due to the evolution of practice. Suggestion: Youth capacity strengthening model can be used as a guide for primary health center by involving youth participation that can be started in a school area.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayan Hisni
Abstrak :
Latar belakang: Prevalensi komplikasi DM semakin meningkat termasuk di Indonesia. Untuk mencegah komplikasi DM diperlukan perubahan perilaku. Setiap pasien DM memiliki kebutuhan dan tujuan kesehatan yang bervariasi, maka person-centered approach perlu diberikan sebagai strategi yang menjanjikan untuk mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Salah satu strateginya adalah dengan coaching. Melalui coaching, diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan penerimaan diri sebagai mediator dalam mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Tujuan: dikembangkannya model coaching keperawatan berdasarkan analisis eksploratori tentang pengalaman perilaku pencegahan komplikasi dan efektivitasnya terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi dan metabolik markers pada pasien DM tipe 2. Metodologi: Penelitian ini menggunakan mixed-method dengan desain eksploratori sekuensial melalui tiga tahap. Purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Tahap pertama melibatkan lima belas pasien DM tipe 2 sebagai partisipan, tahap kedua melibatkan tiga orang sebagai pakar, dan tahap ketiga melibatkan 70 pasien DM tipe 2 sebagai responden. Hasil: Teridentifikasi empat tema yang menjadi dasar pengembangan model. Tersusun empat modul sebagai penjelasan model dan pedoman implementasi model coaching keperawatan. Hasil menunjukkan adanya efektivitas intervensi model coaching keperawatan terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, dan tekanan darah sistol (p < 0,001), serta GDP (p = 0,014), namun tidak efektif terhadap HbA1c, kolesterol total, dan tekanan darah diastol (p > 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa tidak ada efek variabel perancu terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, GDP dan tekanan darah sistol (p > 0,05), namun ada efek usia terhadap perilaku pencegahan komplikasi DM (p = 0,011), dan ada efek jenis kelamin terhadap tekanan darah sistol (p = 0,018). Simpulan: Setelah mengontrol variabel perancu, intervensi model coaching keperawatan mampu meningkatkan skor rerata efikasi diri, memperbaiki penerimaan diri, meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi DM, menurunkan skor rerata GDP, dan tekanan darah sistol. Saran: Intervensi model coaching keperawatan dapat diadopsi sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mencegah komplikasi DM tipe 2. ......Background: The prevalence of DM complications is increasing, including in Indonesia. To prevent DM complications, behavior change is needed. Each DM patient has varied health needs and goals, so a person-centered approach needs to be provided as a promising strategy to change behavior in preventing DM complications. One of the strategies is coaching. By implementing coaching, it is expected to increase self-efficacy and self-acceptance as mediators in changing behavior in preventing DM complications. Aim: to identify the effectiveness of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors and the impact on metabolic markers in patients with type 2 DM. Methods: A mixed-method approach with exploratory sequential steps was conducted. Purposive sampling was used to approach the participants. The first step involved fifeteen participants with type 2 DM; the second step involved three experts, and the third step involved 70 participants with type 2 DM. Results: The results showed there were four themes as a basis for developing a model. There were four modules as part of the nurse coaching model. There was an effect of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and systolic blood pressure (p < 0,001), as well as fasting blood glucose (p = 0,014); however, there was no effect of nursing coaching model intervention on HbA1c, total cholesterol, and diastolic blood pressure (p > 0,05). Furthermore, there was no effect of confounding variables on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, fasting blood glucose, and systolic blood pressure (p > 0,05). Conclusion: After controlling confounding variables, a nursing coaching model intervention improves the mean score of self-efficacy self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and decreasing the mean score of FBG and systolic. Suggestion: A nursing coaching model intervention can be adopted as one of the nursing interventions to prevent DM complications, especially at the Public Health Center.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library