Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanoor Yusackarim
"ABSTRACT
Indonesia diperkirakan memiliki cadangan gas bumi non-konvesional berupa CoalBed Methane (CBM) sebesar 453 Tcf yang dapat dimanfaatkan untuk diversifikasi sumber energi. Namun setelah enam tahun pengembangan, produksi CBM Indonesia hanya mencapai 0,625 MMscfd. Selain ketersediaan rig, kendala lain pengembangan CBM adalah produksi gas yang relatif kecil ~0,1 MMscfd per sumur. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pengembangan CBM dengan fasilitas-fasilitas skala kecil dengan jumlah banyak.
Gas-To-Liquid (GTL) skala kecil dapat menjadi pendekatan dalam pengembangan CBM. Kemudahan penyimpanan dan transportasi produk akhir synthetic crude memberikan fleksibilitas pemasaran. Reaktor microchannel yang bersifat modular juga memudahkan relokasi fasilitas ke lokasi CBM lain.
Studi ini menganalisis skenario-skenario integrasi CBM dan GTL skala kecil di lima formasi yang berbeda (Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi). Metode yang digunakan adalah metode semi-analitis untuk estimasi produksi CBM, metode TPC DOE untuk estimasi biaya investasi, tekno-ekonomi dan simulasi Monte-Carlo. Integrasi CBM dan kilang GTL skala kecil terhitung ekonomis pada formasi Sawah Tambang dengan pemisahan pengelolaan CBM sebagai sektor hulu dan kilang GTL sebagai sektor hilir dengan IRR > 12,1%, NPV > US$30juta dengan PBP < 13 tahun. Perolehan pemerintah dengan skenario ini juga meningkat hingga 25%. Penambahan kilang GTL juga dapat menjadi alternatif yang ekonomis untuk pengembangan formasi Lemau dan Toraja yang berprospek rendah.

ABSTRACT
Indonesia is estimated to have 453 Tcf of non-conventional gas, Coalbed
Methane (CBM) which can be used for energy source diversification. However
after six years of development, CBM production only reached 0,625 MMscfd
totally. Beside availability of CBM rig, CBM low gas production rate which only
~0,1 MMscfd/well is also an issue. Therefore, CBM production with small scale
facilities in massive quantity approach is required.
Small scale Gas-To-Liquid (GTL) can become approach in the CBM
production. Storage and transport ease of synthetic crude, GTL's final product,
provides marketing flexibility. The modular microchannel reactor also offers
possibility plant relocation to other CBM location.
This study analyzes scenarios of CBM and small scale GTL integration in
five different formations (Sumatera, Kalimantan and Sulawesi). The methods used
in this study are, semi-analytical method to estimate CBM production, DOE TPC
method to estimate the cost of investment, techno-economic and Monte-Carlo
simulation. Based on calculation results, integration of CBM and economical
small-scale GTL plant on Sawah Tambang formation with segregation of CBM as upstream sector and GTL plant as downstream sector with IRR> 14%, NPV> US $30M with PBP < 13 years. Government take is also increased by 25%. Small scale GTL may also be an alternative to monetize low prospect CBM formations,
Lemau and Toraja."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhayangkara Tegar Pradana
"ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah adalah salah satu penyebab penyakit kardiovaskular mematikan yang dipicu oleh timbunan kolesterol yang menempel di pembuluh darah menuju jantung. Penggunaan obat sintetis untuk menurunkan kolesterol memiliki beberapa efek samping yang merugikan. Namun, terdapat cara lain untuk menangani masalah kelebihan kolesterol, antara lain dengan memanfaatkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) yang melimpah di Indonesia dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia dapat memperkuat dan membersihkan kotoran (plak) pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut disebabkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) memiliki senyawa aktif berupa katekin yang dipercaya memiliki aktivitas antikolesterol.
Pada penelitian ini, aktivitas antikolesterol dari ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dalam air akan diuji secara in vivo di dalam tubuh mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Pengujian aktivitas antikolesterol dilakukan terhadap 6 kelompok hewan uji mencit (Mus musculus L.) galur DDY yang terdiri dari kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (atorvastatin 2,6 mg/kg BB), kontrol negatif (diinduksi kolesterol dan diberi pakan standar) dan tiga ekstrak dengan dosis 0,05 mL (rendah); 0,1 mL (sedang); dan 0,2 mL (tinggi).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun tanjung memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan total kolesterol pada mencit, dimana semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan, akan memberikan penurunan kolesterol yang tinggi pula. Dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol.

ABSTRACT
High cholesterol level in blood is one of deathly cardiovascular disease?s causes which is triggered by accumulation of cholesterol patching in blood vessels through heart. Using synthetic medicine to decrease cholesterol has several side effect. However, there is another way to resolve problem of excess cholesterol, that is by using tanjung (Mimusops elengi L.) which abundant in Indonesia and Indonesian people believe that it can strengthen and clean plaque in blood vessels wall. It is caused tanjung (Mimusops elengi L.) has active compound such as catechin which is believed has anticholesterol activity.
In this study, anticholesterol activity of tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract in the water will be tested by in vivo method in the body of mice (Mus musculus L.) DDY-strain. Anticholesterol activity tested did to 6 group of mice (Mus musculus L.) DDY-strain consisting of normal control (wiithout treatment), positive control (atorvastatin 2.6 mg/kg BB), negative control (only induced by cholesterol and standard feed), and three groups of dose, that is 0.05 mL (low dose), 0.1 mL (mid dose), and 0.2 mL (high dose).
The result showed that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract has significant effect to decrease total cholesterol level of mice, more extract given to mice, it will give higher cholesterol decreasing. In this study, can conclude that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract can be used as choleterol decreasing medicine.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Winata Nurtanio
"ABSTRAK
Konsumsi daging yang berlebihan memiliki dampak negatif bagi sebagian masyarakat Indonesia karena kolesterol yang tinggi dan harga yang mahal. Namun daging masih menjadi pilihan untuk dikonsumsi karena belum ada alternatif daging sehat. Daging nabati dibuat sebagai salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin mengonsumsi daging yang sehat, hanya saja di Indonesia masih didominasi oleh produk impor. Penelitian ini membahas tentang pra perancangan produk daging nabati sapi dan ayam dengan merk Meat-Up untuk memenuhi kebutuhan di Jabodetabek. Bahan baku yang digunakan adalah gluten, kacang merah, kedelai, TVP, dan bumbu untuk daging nabati sapi, dan gluten, singkong, kedelai, TVP, dan bumbu untuk daging nabati ayam. Pabrik direncanakan beroperasi pada pertengahan tahun 2017. Pabrik akan dibangun di Bogor karena akses untuk mendapatkan bahan baku produk lebih mudah. Sistem produksi yang diterapkan adalah batch. Kapasitas produksi pabrik adalah 94 ton per tahun. Alat produksi utama yang digunakan ada 10, yaitu washer, weighing scale, miller, chopper, mixer, extruder, steamer, cooker, slicer, dan vacuum packaging machine. Total investasi yang diperlukan untuk membangun pabrik ini adalah Rp. 2.659.270.125. Adapun nilai ROI-nya adalah 32,9%, dengan PBP 2,36 tahun, MARR 17%, IRR 38%, BEP 32,3%, NPV Rp. 5.607.340.158. Harga jual yang ditetapkan untuk produk daging nabati Meat-Up adalah Rp. 30.000. Dengan demikian, pabrik Meat-Up sangat layak dibangun karena menguntungkan

ABSTRACT
High consumption of meat has a negative effect for some people in Indonesia due to its high cholestrol and expensive price. However meat still becomes a common choice for daily consumption because there is no alternative healthier meat. Gluten-based vegetarian meat was made as a solution for people who want to eat meat in healthy way, but in Indonesia imported products are still dominating the market. This study discusses the preliminary production design of vegetable beef and chicken meat with Meat-Up brands to meet the needs in the Greater Jakarta. The raw materials used are gluten, red beans, soybeans, TVP, and vegetable seasoning for vegetable beef meat, and gluten, cassava, soybean, TVP, and seasoning for vegetable chicken meat. The plant will be operated in mid 2017. The plant will be built in Bogor due to accessibility to raw materials. The production system applied is batch. The production capacity is 94 tons per year. The main production equipment used are 10 equipment, which are washer, weighing scale, miller, chopper, mixer, extruder, steamer, cooker, slicer, and vacuum packaging machine. The total investment required to build this plant is Rp. 2,659,270,125. The value of its ROI is 32.9%, with PBP 2.36 years, MARR 17%, IRR 38%, 32.3% BEP, NPV Rp. 5,607,340,158. The sale price set for this vegetable meat products is Rp. 30,000. Thus, Meat-Up plant is very feasible to be built because it is profitable."
2016
T45760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Ismawati
"Berdasarkan data WHO tahun 2008, angka kematian di Asia Tenggara yaitu 14,5 juta, sekitar 55% atau 7,9 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif. Paparan radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit degeneratif. Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan alami adalah tanaman Mimusops elengi L dengan kandungan senyawa yaitu quercetin, hentriacontane, dan β-carotene yang diperoleh dari ekstrak daun Mimusops elengi L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan daun Mimusops elengi L dalam ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil menunjukkan jika ekstrak etanol dengan variasi waktu ekstraksi 45 menit memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 yaitu 10,6. Nilai IC50 dari seluruh sampel uji variasi waktu ekstraksi tergolong antioksidan yang sangat kuat (nilai IC50 <50).
Based on WHO?s data, in 2008 the value of mortality in South-East Asia Region are 14.5 million, 7.9 million (55%) were due degenerative diseases. Free radicals are believed to be a major causes of degenerative diseas. Free radicals can be minimized with antioxidant. Mimusops elengi L is one of the plant that have potential as antioxidant such as quercetin, hentriacontane, and β-carotene which can be used to treat various disease. The main aim of this study is to evaluate the in vitro antioxidant (DPPH) for ethanolic extracts of Mimusops elengi L leaves. Extraction using reflux method by varying the extraction time 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. 2,2?-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) are radical scavenging capacity for measuring the antioxidant capacity of Mimusops elengi L leaves extract. The optimal conditions for ethanolic extract recovery for 45 minutes with IC50 values were 10.6. All extraction conditions had significant effect (IC50<50) on the antioxidant capacities of Mimusops elengi L leaves extract. The results indicate that M. elengi leaves show weak antioxidant properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Pandu Sudarmawan
"Indonesia memiliki potensi untuk menjadikan batubara sebagai sumber energi alternatif. Sebagian besar cadangan batubara tersebut (60%) merupakan jenis batubara sub bituminus & lignit yang memiliki kadar abu tinggi & nilai kalor rendah. Selama ini pemanfaatan domestik batubara tersebut mayoritas untuk bahan bakar boiler. Pembakaran batubara dengan kadar abu tinggi di plant berpotensi menciptakan polusi udara. Gasifikasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah batubara, yang dapat menambah porsi & variasi konsumsi domestik batubara. Gasifikasi mampu menghasilkan produk gas yang lebih bersih daripada pembakaran biasa. Efek katalis dari senyawa-senyawa dalam kandungan abu memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas gas yang dihasilkan. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kandungan abu pada batubara sub bituminus Indonesia terhadap yield gas & rasio H2/CO gasifikasi batubara tanpa pirolisis terpisah. Suhu operasi yang digunakan adalah 650, 700, dan 750°C. Rasio steam terhadap batubara ditetapkan sebesar 2,7 dan waktu tinggal steam & carrier gas dalam bed batubara adalah 3,5 detik. Rasio mol H2/CO tertinggi yang dihasilkan adalah 0,581 pada suhu 650oC dengan yield gas adalah 0,011 mol/mol C.

Indonesia has the potential to make coal as an alternative energy source. Most of the coal reserves (60%) is a type of sub-bituminous coal and lignite which has a high ash content and low calorific value. During this time the majority of the domestic use of coal to fuel the boiler. Burning coal with high ash content in the plant has the potential to create air pollution and increased risk of fouling and slagging. Gasification is an alternative to give added value of coal, which can increase the portion and variety of domestic consumption of coal. Catalyzing effect of the compounds in the ash has the potential to improve the quality of the gas produced. Based on these things, this study was conducted to see the effect of the ash content on Indonesia?s sub-bituminous coal to yield Gas & H2/CO ratio in coal gasification without separated pyrolysis. The operating temperature used is 650, 700, and 750 °C. The ratio of steam to carbon is set to 2,7 and the residence time of the steam and carrier gas on charcoal bed is 3,5 seconds. The highest mole ratio of H2/CO was 0,581 with the highest gas yield was 0,011 mol/mol C at 650oC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atan Tuahta
"Hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang kadar puasa normal 80 ? 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 ? 160 mg /dl darah. Salah satu tumbuhan herbal yang berpotensi sebagai anti hiperglikemik adalah tumbuhan belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Daun belimbing manis memiliki khasiat sebagai anti hiperglikemik. Ekstrak daunnya mengandung flavonoid dari jenis c-glikosida seperti apigenin-6-C-β-L-fucopyranosida dan katekin yang diyakini dapat mengurangi kadar gula darah. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh waktu ekstraksi optimal untuk mendapatkan kadar katekin maksimum di dalam ekstrak daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.), yang kemudian akan diujikan aktivitasnya secara in vivo sebagai herbal anti hiperglikemik. Pada penelitian ini, ekstrak daun belimbing manis diperoleh menggunakan metode ekstraksi refluks. Selanjutnya, ekstrak daun belimbing manis diuji kandungannya secara kualitatif untuk menentukan keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam daun belimbing manis. Analisis kandungan dari ekstrak tersebut menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer UV-VIS, sedangkan untuk menguji aktivitas sebagai zat anti hiperglikemik dilakukan secara in-vivo. Hasil pembacaan menggunakan HPLC menunjukkan bahwa terdapat katekin dari setiap sampel dari 5 variasi waktu yang dilakukan (30. 45, 60, 75, 90 menit), sedangkan sampel dengan variasi waktu 90 menit menunjukkan keberadaan katekin yang paling banyak dibandingkan dengan sampel yang lain, yaitu sebesar 24.455 ppm. Pengujian efek anti hiperglikemik dilakukan dengan menggunakan glucometer. Ekstrak Belimbing Manis diberikan setiap hari pada mencit, dan pengukuran kadar gula darah dilakukan setiap hari ketiga. Pada penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok mencit, yakni mencit hiperglikemik tanpa perlakuan, mencit hiperglikemik yang diberikan metmorfin sebagai control positif, dan mencit yang diberikan ekstrak Daun Belimbing Manis dengan 3 variasi Dosis. Metmorfin memberikan dampak penurunan glukosa yang terbesar, yaitu mencapai 82.2 mg/dl, dan 3 variasi dosis 0.0095,mg/30 g bb, 0.0127 mg/30 g bb, 0.0158 mg/g bb memberikan hasil berturut-turut sebesar 52 mg/dl, 41,6 mg/dl, 42 mg/dl.

Hyperglycemia or high sugar?s content in a blood is a condition where there is exceed number of glucose on blood plasma. Hyperglycemia is a condition where the increase of glucose from 80-90 mg/dl in normal condition ,or up to 140-160mg/100 dl in fast condition. One of herbs that have potential to act as anti hyperglycemic is starfruits (Averrhoa carambola L.). The extract of it?s leaves contain flavonoid from c-glucoside likes apigenin-6-C-β-L-fucopyranosida and catechin that can reduce sugar contain on blood. The main purpose of the these research is to gain the optimal extraction time that contain catechin in starfruit?s extract ,which will be tested in vivo as anti hyperglycemic herbs. In this study, the sweet star fruit leaf extract obtained using reflux extraction methods. Furthermore, starfruit sweet leaf extract its contents tested qualitatively to determine the presence of chemical compounds contained in the leaves of sweet star fruit. Content analysis of the extract using HPLC and UV-VIS spectrophotometer, while for testing as an anti-hyperglycemic activity performed in-vivo. Extraction of catechin compounds from Averrhoa Carambola?s leaves using reflux system and water as its solvent with five variations of timing (30 minutes, 45 minutes, 60 minutes, 75 minutes, 90 minutes) showed that the extraction time of 75 minutes produces the highest catechin content, which amounted to 24.455 ppm. HPLC (High Performance Liquid Chromatgography) analysis results obtained extracts using groups of compounds that are generally contained in catechin compounds of phenols, aromatic, and ether. Anti-hyperglycemic effect of Averrhoa Carambola leaves extract then measured using glucometer. The extract is given every day, then the glucose level inside the blood of mice calculated on every third days. The antihiperglycemic activity groups test was negative control group, positive control group using metmorfin, and three dose groups; TE1 (0.009538 mg/30 g mouse weight), TE2 (0.012717 mg/30 gram weight of mice), and TE3 (0.015896 mg/30 g mouse weight). Metmorfin is the most efficient drugs in case of decreasing the blood glucose level (up to 82.2 mg/dl) while the usage of three dose groups; TE1 (0.009538 mg/30 g mouse weight), TE2 (0.012717 mg/30 gram weight of mice), and TE3 (0.015896 mg/30 g mouse weight) decrease blood glucose level up to 52 mg/dl; 41.6 mg/dl; 42 mg/dl.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Diyandana Filemon
"Batubara dapat diolah menjadi bahan bakar cair melalui proses Fischer-Tropsch. Agar mudah diolah menjadi bahan bakar cair, batubara harus melalui proses gasifikasi untuk menghasilkan gas H2 dan CO dengan rasio 2:1. Kandungan abu dalam batubara yang selama ini sering diabaikan, diperkirakan memiliki efek sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi gasifikasi. Pada penelitian ini, hendak diteliti pengaruh suhu reaksi dan kandungan abu terhadap rasio mol H2/CO dan yield gas sintesis yang dihasilkan. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis sub-bituminous. Variasi kandungan abu dalam batubara dibagi menjadi dengan abu dan tanpa abu, dilakukan dengan dengan metode aglomerasi menggunakan pelarut CPO-air. Gasifikasi dilakukan dengan metode steam gasification yang menggunakan umpan arang dan kukus agar meningkatkan rasio mol H2/CO. Suhu operasi yang digunakan adalah 650°C, 700°C, dan 750°C. Rasio kukus terhadap arang ditetapkan 2,7 dan waktu tinggal kukus dalam unggun arang adalah 3,5 detik. Gasifikasi batubara yang tidak diaglomerasi (kandungan abu 6%) menghasilkan yield gas tertinggi sebesar 5,3 mmol/mol C dan rasio mol H2/CO tertinggi sebesar 1,94 pada suhu 750°C. Gasifikasi batubara yang diaglomerasi (kandungan abu tersisa 0,9%) menghasilkan yield gas tertinggi sebesar 3,34 mmol/mol C pada suhu 750°C dan rasio mol H2/CO tertinggi sebesar 0,77 pada suhu 650°C.

Coal could be transformed to liquid fuel through Fischer-Tropsch. This process is affordable if the mole ratio of H2/CO from synthetic gas is 2:1. Ash content in coal often to be ignored, but it is predicted to has effect as catalyst for gasification reaction. In this research, the effect of operating temperature and ash content to H2/CO mole ratio and synthetic gas? yield are observed. The coal?s type in this research is sub-bituminous. The ash content will be varied to with-ash and ash-free by agglomeration method with the mixture of CPO-water as solvent. The gasification process is fed with char and steam to increase the mole ratio of H2/CO. The operating temperature varied to 650°C, 700°C, and 750°C. The steam to char ratio is 2,7 and steam?s residence time in char bed is 3,5 s. From gasification of non-agglomerated coal (ash content 6%), the highest yield of gas is 5,3 mmol/mol C and the highest mole ratio of H2/CO is 1,94 at 750°C. From gasification of agglomerated coal (ash content 0,9%), the highest yield of gas is 3,34 mmol/mol C and the highest mole ratio of H2/CO is 0,77 at 650°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Jabosar Ronggur Hamonangan
"Limbah tandan kosong kelapa sawit TKKS mengandung senyawa lignoselulosa yang sangat berlimpah sebagai hasil samping pabrik kelapa sawit. Komponen selulosa dan hemiselulosa pada TKKS dapat dikonversi menjadi senyawa furfural, asam levulinat dan bioetanol. Pada disertasi ini diteliti perancangan proses dan perhitungan ekonomi produksi furfural, asam levulinat dan bioetanol berbahan baku TKKS dengan menggunakan software SuperPro Designer 9.5. Data simulasi diperoleh dari hasil percobaan laboratorium dan perhitungan konstanta reaksi pembentukan ketiga produk tersebut.
Amonia dan sodium hidroksida digunakan untuk pretreatment TKKS. Yield asam levulinat terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 52,10 mol pada suhu 170oC selama 90 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 1M. Yield furfural terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 27,94 mol pada suhu 170oC selama 20 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 0,5M. Yield etanol terbesar pada reaksi SSF diperoleh pada suhu 30oC dengan waktu reaksi 24 jam. Energi aktivasi produksi glukosa, HMF, humins dan asam levulinat pada konsentrasi katalis asam 1M berturut - turut adalah 108,48 kj/mol; 119,49 kj/mol; 62,12 kj/mol; dan 56,08 kj/mol. Energi aktivasi produksi furfural dan dekomposisi furfural pada konsentrasi katalsi asam 1M berturut - turut adalah 59,22 kj/mol dan 77,08 kj/mol. Nilai koefisien kinetika fermentasi ?max, ks, kd, dan m pada suhu 30oC sebesar 0,009 h-1 ; 0,004 g/dm3 ; 0,009 h-1 ; dan 0,0464 h-1.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian, pabrik layak dibangun dengan kapasitas produksi asam levulinat 7.348 ton/tahun. furfural 30 ton/tahun, bioetanol 162 ton/tahun dan asam formiat 3.667 ton/tahun. Harga produk asam levulinat, furfural, bioetanol dan asam formiat yang dijual sebesar US 8.000/ton Rp 104.000.000/ton ; US 1.100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7.800.000/ton ; dan US 700/ton Rp 9.100.000/ton akan menghasilkan nilai IRR, NPV, ROI dan PBP sebesar 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 dan 5,08 tahun.

Palm Oil Empty Fruit Bunches POEFB is a very abundant lignocellulosic compound as a by-product from palm oil mill. Cellulose and hemicellulose in POEFB can be converted into furfural, levulinic acid and bioethanol. This dissertation investigated design process and economic evaluation of furfural, levulinat acid and bioetanol production from POEFB by using SuperPro Designer 9.5. Simulation data were obtained from laboratory experiments and reaction rate constant calculations.
Ammonia and sodium hydroxide used as pretreatment methods of POEFB. The largest levulinic acid yield was 52.10 mol that obtained from reaction kinetics experiments at a temperature of 170 C for 90 minutes reaction with 1M acid catalyst concentration. The largest furfural yield was 27.94 mol that obtained from reaction kinetics experiments at temperature of 170 C for 20 minutes reaction with 0.5M acid catalyst concentration. The largest ethanol yield from reaction kinetic experiments was obtained at temperature of 30 C with 24 hours reaction. The activation energy of glucose, HMF, humins and levulinic acid production at 1M concentration acid catalyst was 108.48 kj/mol; 119.49 kj/mol; 62.12 kj/mol; and 56.08 kjmol. The activation energy of furfural production and furfural decomposition at 1M concentration acid catalyst were 59.22 kj/mol and 77.08 kj/mol, respectively. The fermentation kinetics coefficient of ?max, ks, kd, and m at 30oC are 0.009 h-1 ; 0.004 g/dm3 ; 0.009 h-1 ; and 0.0464 h-1.
Based on economic calculations, the factory is feasible to be built with a production capacity of 7,348 tons/year of levulinic acid, 30 tons/year of furfural, 162 tons/year of bioethanol and 3,667 tons/year of formic acid. Prices of levulinic acid, furfural, bioethanol and formic acid products sold at US 8,000/ton Rp 104,000,000/ton ; US 1,100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7,800,000/ton ; and US 700/ton Rp 9,100,000/ton will produce IRR, NPV, ROI and PBP of 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 and 5,08 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library