Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Esty Wahyuningsih
Abstrak :
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia dituntut untuk menerapkan keselamatan pasien dalam pelayanan yang diberikan. Langkah awal penerapan keselamatan pasien di puskesmas, adalah dengan mengukur budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keselamatan pasien pada petugas yang bekerja di Puskesmas Kota Bekasi yang telah diakreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengukur budaya keselamatan pasien dengan menggunakan instrumen MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) dari AHRQ (Agency of Health Research and Quality), kemudian dilanjutkan metode kualitatif untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat budaya keselamatan pasien di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan budaya keselamatan pasien pada petugas puskesmas dalam kategori budaya sedang. Tidak ada perbedaan budaya keselamatan pasien pada kelompok petugas yang kesemuanya termasuk kategori budaya sedang. Kerja sama tim merupakan komponen budaya keselamatan dengan presentase tertinggi dan termasuk kategori baik (84,2%). Presentase terendah budaya keselamatan pasien di puskesmas adalah pada komponan tekanan dan kesibukan kerja (36,3%). Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mempertimbangkan kembali kesesuaian antara program yang dibebankan kepada puskesmas dengan jumlah tenaga yang tersedia di puskesmas. Hal ini diperlukan agar puskesmas dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal termasuk penerapan budaya keselamatan pasien di Puskesmas.
Puskesmas is the leading of primary health services in Indonesia and required to implement patient safety in the services provided. The initial step in implementing patient safety at the puskesmas is to measure the patients safety culture. This study aims to determine the description of patient safety in officers whose working at accredited Puskesmas in Bekasi. This study used a quantitative method to measure the patient safety culture using the MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) instruments from AHRQ (Agency of Health Research and Quality), then followed by qualitative methods to determine the supporting factors and inhibiting factors of patient safety implementation in puskesmas. The results of the study showed a patient safety culture in puskesmas officers in the medium culture category. There is no difference in patient safety culture in the group of workers based on the profession, all of which are in the moderate category. Team work was a component of safety culture with the highest score and including good categories (84,2%). The lowest score of patient safety culture at the puskesmas was in the component of work pressure and pace (36,3%). The central and regional governments need to reconsider the compatibility between the programs charged to the puskesmas and the number of staff available at the puskesmas. This is needed so that the puskesmas can carry out its duties and functions optimally including the application of a patient safety culture at the Puskesmas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yunia Nur Fadhillah
Abstrak :
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, dinyatakan sebagai status kedaruratan bencana wabah di Indonesia. COVID-19 mengganggu layanan imunisasi, hal ini memungkinkan jutaan anak berpotensi terjangkit wabah penyakit seperti difteri, campak, polio dan komplikasinya. Berdasarkan teori Health Belief Model (HBM) dimana persepsi berpengaruh terhadap respon, pandemi COVID-19 diasumsikan dapat mempengaruhi persepsi orang tua dan pola pencarian imunisasi dasar. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif untuk melihat kaitan antara persepsi dan pola pencarian imunisasi dasar oleh orang tua saat pandemi COVID-19 di Kelurahan Bojong Menteng dan Kelurahan Margajaya Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan status ekonomi saat pandemi melatarbelakangi penundaan imunisasi anak, walau bukan menjadi faktor tunggal. Dukungan kader dan petugas kesehatan terhadap imunisasi berperan dalam keputusan untuk mengimunisasi anaknya. Penerapan strategi yang disesuaikan dengan karakter sosial budaya di tiap wilayah menjadi sangat penting. Saran: meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19 dan informasi mengenai sistem layanan kesehatan yang aman saat situasi kedaruratan khusus seperti pandemi perlu disampaikan secara utuh untuk memberikan kepercayaan layanan imunisasi yang aman.
......COVID-19 has hit the world, has been declared an emergency status for the outbreak in Indonesia. COVID-19 disrupts immunization services, this allows millions of children to potentially contract outbreaks such as diphtheria, measles, polio and its complications. The theory of the Health Belief Model (HBM) about perception can influences response, the COVID-19 pandemic is assumed to be able to influence parents' perceptions and basic immunization search patterns. This study used a qualitative analysis to see the pattern of basic immunization search for parents during the COVID-19 pandemic in Bojong Menteng and Margajaya, Kota Bekasi. The results of this study indicate that the economic status during the pandemic is behind the delay in immunization of children, although it is not a single factor. Support of cadres and health workers for immunization plays a role in the decision to immunize their children. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. Suggestion: increase public understanding of COVID-19 and information about a safe health service system when special emergencies such as a pandemic need to be conveyed in full to provide confidence in safe immunization services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library