Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aritonang, Sovian
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyati
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran PDD untuk berkas elektron 12 dan 16 MeV pada fantom akrilik homogen menggunakan TLD. Selanjutnya disisipkan material inhomogen untuk mengetahui perubahan PDD berupa rongga, almunium sebagai simulasi tulang dan gabus sebagai simulasi jaringan paru. Hasil pengukuran menunjukkan PDD dalam akrilik relatif lebih rendah dibandingkan pengukuran dalam air. Jangkauan praktisnya berbeda 8,4% untuk berkas 12 MeV dan 5 % untuk berkas 16 MeV. Pergeseran jangkauan praktis akibat rongga sebesar 37% untuk 12 MeV dan 31,5% untuk 16 MeV. Pergeseran jangkauan praktis akibat material tulang sebesar 20,3% untuk 12 MeV dan 21% untuk 16 MeV. ......A PDD measurement of 12 and 16 MeV electron beams has been done using TLDs in homogeneous acrylics phantom. An inhomogeneous material inserted between homogeneous phantom performed an air cavity, alumunium as bone simulation and cork as lung tissue simulation, to measure perturberation on PDD. The result shows PDD in acrylics relatively lower than in water. Practical range diffrences is 8,4% for 12MeV and 5 % for 16 MeV. Practical range shifted caused by air cavity is 37% for12 MeV and 31,5% for 16 MeV. Practical range shifted caused by bone material is 20,3% for 12 MeV and 21% for 16 MeV.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni S. Kadir
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran CTDI dan dosis efektif pada 3 mesin CT dengan pengujian abdominal terhadap pasien pediatrik dan dewasa menggunakan phantom CT yang dibuat dan detector pensil CT serta electrometer RADCAL. Phantom CT dibuat berdasarkan standar US-FDA untuk CT. Pengujian Computed Tomography (CT) yang dilakukan menggunakan 2 CT phantom yang berbeda, diameter 32 cm (pasien dewasa) dan diameter 16 cm (pasien pediatrik). Pengukuran CTDI dan perhitungan dosis efektif radiasi menunjukkan bahwa terdapat dosis pasien pediatrik yang lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan dosis pasien dewasa pada perlakuan yang sama. Hal ini menandakan pentingnya penentuan secara hati-hati parameter teknis scan dan justifikasi yang kuat terhadap penggunaan pengujian CT pada pasien pediatrik. ......A study has been performed to measure CTDI and effective dose on 3 CT machines pertinent to abdominal examination to adult and pediatric patients using fabricated CT phantom and RADCAL pencil detector and electrometer. The CT phantom was tailored according US-FDA standard. Computed tomographic (CT) examinations have been performed using two different CT phantoms, 32 cm (adult) and 16 cm (pediatric) diameter. Computed tomographic (CT) examinations and radiation effective dose showed significant higher pediatric dose as compared to adult patient dose at the same examinations. This indicates the importance of careful selection of technical scan parameters and strong justification of the use of CT examination on pediatric patient.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`murotun
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran dengan TLD untuk mengetahui PDD medium inhomogen. Fantom inhomogen dibuat dari susunan lapisan akrilik yang disisipi oleh gabus sebagai simulasi paru, alumunium sebagai simulasi tulang dan kotak kosong sebagai simulasi rongga udara. Penyinaran dilakukan dengan berkas sinar-X 6 dan 10 MV yang diproduksi oleh CLINAC Varian 2100C. Penyisipan 4 cm gabus menjadikan PDD dalam gabus meningkat 3,7 %, untuk rongga dengan diameter 2 cm mengakibatkan dosis setelah distal naik meningkat sebesar 8,8 % untuk berkas sinar- X 6 MV dan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada berkas sinar-X 10 MV. Penyisipan tulang 1 cm akan mengubah PDD setelah distal menurun sekitar 8 % untuk kedua berkas sinar-X. ......Inhomogen phantom made of acrylic formation which is inserted by cork as simulation of lung, alumunium as bone simulation and empty box as air cavity simulation. Irradiating with 6 and 10 MV X-ray beam which produced by CLINAC Variant 2100C. Insertion 4 cork cm make PDD in cork rise 3,7 %, for cavity with diameter 2 cm result dose after distal go up to 8,8 % for 6 MV X-ray beam and no significant change for 10 MV X-ray beam. Insertion of bone 1 cm will alter PDD after distal lower to 8 % for 6 and 10 MV X-ray beam.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdy Yuana
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran faktor keluaran (OF) pada berkas sinar-X 6 MV dan 10 MV untuk lapangan terbuka dan dengan menggunakan filter wedge. Lapangan radiasi dibentuk dengan menggunakan MLC. Hasil pengukuran menunjukkan hasil keduanya berbeda. Selain itu dilakukan pula pengukuran pengaruh bentuk lapangan radiasi terhadap intensitas. Dipilih 3 bentuk lapangan yang disesuaikan dengan keperluan klinis dengan luas lapangan dasar 15 x 15 cm2. Pengaruh lapangan pada intensitas yang diakibatkan oleh faktor hamburan dinyatakan sebagai rasio bacaan elektrometer. Untuk lapangan 1 dan 2 berbentuk khusus dengan luas lapangan bervariasi hingga luas 220 cm2. Sedangkan untuk lapangan 3 berbentuk persegi empat panjang yang ditutup blok MLC pada pertengahan lapangan. Luas lapangan juga dibuat bervariasi mulai 75 cm2 hingga 225 cm2. Tidak diperoleh korelasi tertentu antara perubahan lapangan dengan intensitas. Selanjutnya hasil pengukuran dibandingkan dengan kalkulasi hamburan Clarkson dan hasilnya tidak jauh berbeda terutama untuk lapangan kecil. Dilakukan pula pengukuran tambahan untuk mengetahui perbedaan intensitas pada tepi lapangan yang dibentuk dengan MLC dan blok. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. ......A measurement has been performed to know the output factors of 6 MV and 10 MV X-ray beam in regular field with and without wedge filters. Radiation field were shaped by using MLC. Both measurement shows different result. The relation between intensity and form of radiation field has also been done. 3 irregular shapes which 15x15 cm2 field was used as a base field size for clinical application were chosen. The influence of field size to intensity that caused by the scatter factor were stated as electrometer reading ratio.The first and second field has a special shape with a vary field size up to 220 cm2. While the third field formed rectangular covered by the MLC block in the center field. And the field size also vary from 75 cm2 to 225 cm2. The result shows no certainty corellation between field size and the intensity. Beyond calculation were made between the measurement result and Clarkson’s scatter factors, and it shows no different result especially in small field. An extra measurement has also been done to find out the difference between intensity in the edge of field using the MLC and regular block. No significant difference were shows in result.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Harkeni
Abstrak :
Telah dilakukan rekonstruksi panjang obyek dan posisinya (x,y,z) secara manual menggunakan radiografi ortogonal pada pencitraan anterior/posterior dan lateral pada kasus brakiterapi intrakaviter. Pengukuran dilakukan menggunakan fantom akrilik brakiterapi berdimensi 34 x 34 x 34 cm3. yang disisipi oleh lempeng Pb dengan panjang dan posisi bervariasi. Diperoleh hasil rekonstruksi 70% dari semua titik pengamatan yang berada 10 cm dari titik pusat lapangan menghasilkan deviasi posisi sampai 20%. Untuk rekonstruksi panjang obyek kurang dari 6 cm dari titik isocenter, 56% data menghasilkan deviasi dari panjang real sampai 15%. Disimpulkan bahwa radiografi ortogonal untuk kegunaan rekonstruksi panjang obyek dan koordinat masih menghasilkan deviasi yang cukup besar. ......Manual image reconstruction of object length and position by orthogonal radiography has been performed for anterior/posterior and lateral cases in intracavitary brachytherpy treatment planning. Measurement were done on self made acrylic brachytherapy phantom with 34x34x34 cm3 dimension where several lead slabs with different lengths were inserted at different positions. It has been obtained that 70% from all points which were located 10 cm from field center showed significant deviations reaching 20% from real positions. For reconstruction of object length positioned at less than 6 cm from isocenter also showed general deviations of up to 15% to real values.. It was therefore concluded that orthogonal radiography performed poorly in reconstructing object length and positions.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Yohannes
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kontribusi dari elektron kontaminan dalam medium air. Kontaminasi elektron pada berkas foton 6 dan 10 MV telah ditentukan dengan menggunakan metode analitik berdasarkan variasi dosis kedalaman fraksional (FDD) terhadap ukuran lapangan. Variasi terhadap ukuran lapangan turut dipertimbangkan untuk masing-masing jarak fokus ke permukaan (SSD) dan peralatan pengubah sifat berkas (beam modifier). Dari penelitian ini telah ditemukan bahwa dosis elektron kontaminan (dinormalisasi terhadap FDD maksimum) tidak dipengaruhi oleh SSD, menurun dengan kedalaman, dan meningkat dengan ukuran lapangan. Lebih lanjut, elektron kontaminan berkontribusi terhadap dosis permukaan dan bervariasi dari 12.8% hingga 33.5% untuk berkas foton 6 MV dan dari 10.7% hingga 34.2% untuk berkas foton 10 MV dalam lapangan terbuka dengan ukuran lapangan dari 5 cm hingga 40 cm pada SSD 100 cm. Penggunaan tray menaikkan dosis permukaan hingga 46.1% untuk berkas foton 6 MV dan 47.8% untuk berkas foton 10 MV khususnya pada ukuran lapangan 40 x 40 cm2, namun demikian pemakaian filter wedge telah dibuktikan mengurangi dosis elektron kontaminan. Hasil-hasil ini menggambarkan bahwa kontribusi elektron kontaminan terhadap dosis serap total harus dipertimbangkan dalam perhitungan dosimetri. ......The main purpose of this work was to calculate the contribution of the contaminant electrons in water medium. The electron contamination in 6 and 10 MV photon beams was determined by using analytical method which is based on variations of fractional depth dose (FDD) with field size. Variations with field size were independently considered for each source to surface distance (SSD) and beam modifiers. It was found that the maximum electron contaminant dose (normalized to its maximum FDD) was independent of SSD, decreased with depth, and increased with field size. Further, the electron contaminant contributed to the surface dose varied from 12.8% to 33.5% for 6 MV photon beam and from 10.7% to 34.2% for 10 MV photon beam in open field with field sizes from 5 cm to 40 cm at 100 cm SSD. The use of the tray increased the surface dose up to 46.1% for 6 MV photon beam and 47.8% for 10 MV photon beam particularly for the collimator setting of 40 x 40 cm2. The presence of the wedge filter was found to reduce the contaminant electron dose. These results illustrated that the contribution of the contaminant electrons to the total absorbed dose should be included into dosimetry calculation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imada Fatma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai parameter dosimetri sumber brakhiterapi intrakaviter Cs 137 model CSM40 milik Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dengan menggunakan software Monte Carlo N Partikel versi 5 (MCNP5). Nilai parameter dosimetri yang ditentukan sesuai dengan rekomendasi AAPM TG43, yang meliputi : faktor geometri, air kerma strength, konstanta laju dosis, fungsi dosis radial, dan fungsi anisotropi. Berdasarkan nilai parameter yang diperoleh, laju dosis dapat dikalkulasi dengan menggunakan persamaan yang tersedia dalam TG43. Selanjutnya laju dosis dalam air sepanjang sumbu transversal (θ=90) ditentukan. Dari hasil simulasi dan perhitungan diperoleh bahwa air kerma strength dan konstanta laju dosis Cs 137 CSM40 berturut-turut 1840 cGy.h-1.cm2 dan 0.994 cGy.h-1.U-1. Selain itu laju dosis dalam air sepanjang sumbu transversal dikalkulasi dengan metode Sievert. Akhirnya, perhitungan laju dosis sepanjang θ=90 dengan ketiga metode dibandingkan. Diperoleh bahwa ratarata perbedaan antara metode monte carlo dengan Sievert sekitar 11% dan antara monte carlo dengan TG43 sekitar 0.4%. ......This study is aimed to calculate dosimetry parameters of brachytherapy intracavitary source Cs 137 CSM40 which is used by RSUP Persahabatan following the recommendation of AAPM TG43 and by using software Monte Carlo N Particle version 5 (MCNP5). The parameters which has been obtained are : geometry factor, air kerma strength, dose rate constant, radial dose function, and anisotropy function. After that, the calculation of dose rate will be enabled using TG43 formalism. It has been obtained that the value of air kerma strength and dose rate constant are 1840 cGy.h-1.cm2 and 0.994 cGy.h-1.U-1 respectively. The value of dose rate in water along θ=90 also has been calculated using Sievert method and TG43 formalism. Finally, the result of the three methods is compared and it is found approximately 11% difference between monte carlo and Sievert method and 0.4% between monte carlo and TG43 method.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifulloh
Abstrak :
Pengukuran dalam radioterapi untuk perhitungan dosis seperti percentage depth dose (PDD) dilakukan dalam fantom air yang memiliki densitas homogen, dengan densitas hampir sama densitas otot (1 g/cm3). Pada perlakuan radioterapi seperti pada kanker paru, berkas radiasi melewati material yang tidak homogen yaitu otot, tulang dan paru itu sendiri yang berakibat pada perubahan PDD, sehingga perlu pengukuran pada medium inhomogen seperti pada fantom rando. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur distribusi dosis pada paru dengan simulasi perlakuan radioterapi pasien kanker paru dengan fantom rando kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan TPS. Pengukuran distribusi dosis menggunakan TLD dan film Gafchromic. Untuk memperoleh distribusi dosis pada paru TLD diletakkan pada titik - titik yang berada pada bidang utama berkas dalam fantom rando. Pengukuran distribusi dosis dengan film dilakukan dengan meletakkan film Gafchromic diantara 2 irisan fantom rando. Pengukuran dilakukan untuk 3 lapangan, 5 x 5 cm2, 10 x 10 cm2, dan 15 x 15 cm2. Hasil pengukuran dengan film dan TLD kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan TPS. Hasil penelitian menunjukkan persentase dosis pada berbagai kedalaman antara hasil pengukuran film Gafchromic dengan perhitungan TPS berbeda secara signifikan, dan semakin besar lapangan semakin besar deviasi. Hasil pengukuran dengan film gafchromic mendapatkan nilai deviasi persen dosis hingga 6 % untuk lapangan 5 x 5 cm2, 16 % untuk lapangan 10 x 10 cm2, dan 17% untuk lapangan 15 x 15 cm2. Untuk pengukuran dengan TLD deviasi persen dosis hingga 8% untuk lapangan 5 x 5 cm2, 11% untuk lapangan 10 x 10 cm2, 12% untuk lapangan 15 x 15 cm2 masing ? masing pada kedalaman 15 cm. ...... Measurements in radiotherapy for dose calculation as percentage depth dose (PDD) are done in a water phantom with homogeneous density (1 g/cm3). In the radiotherapy treatment such as lung cancer, the radiation beam passes through inhomogeneous materials i.e. muscle, bone and lung itself, which resulted change in PDD, so necessary measurements on inhomogeneous medium like the rando phantom. The purpose of this study was to measure dose distribution in the lung with simulated radiotherapy treatment of lung cancer patients with a rando phantom and compared with the TPS calculation. Measurement of dose distributions is using TLD and gafchromic films. To obtain the dose distribution in the lung, TLD placed at the points located on the main field of the beam in the rando phantom. Field measurements were made for 3 field sizes, 5 x 5 cm2, 10 x 10 cm2, and 15 x 15 cm2. The results were then compared with the TPS calculation. The results show the percentage dose at various depths between the measurement and TPS calculation differ significantly, and the larger the field the greater the deviation. Measurement using gafchromic film resulting in deviation in dose percentage reaching up to 6 % for 5 x 5 cm2 field size, 16 % for 10 x 10 cm2, and 17 % for the 15 x 15 cm2. For TLD measurement, deviation is up to 8% for 5 x 5 cm2 field size, 11% for 10 x 10 cm2, and 12% for 15 x 15 cm2 at 15 cm depth respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gde Manuaba
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran entrance surface dose (ESD) secara langsung menggunakan thermoluminescent dosimeter (TLD) pada jenis penyinaran dada thorax (chest). Data diperoleh dari 71 pasien di tiga rumah sakit (A, B dan C) yang menggunakan sistem pencitraan computed radiography (CR) Kodak. ESD ditentukan pula dengan metoda kalkulasi berdasarkan beberapa parameter pada pengukuran secara langsung. Metoda pengukuran lainnya juga dilakukan dengan menggunakan TLD pada objek radiasi berupa phantom dada buatan sendiri. Penelitian ini diawali dengan beberapa pengukuran parameter seperti kVp, HVL dan tube output untuk mengetahui performa pesawat sinar-X. Pengukuran ESD pada phantom dan penentuan ESD metoda kalkulasi dilakukan pada kondisi penyinaran yang dibuat sama dengan kondisi penyinaran untuk pengukuran ESD pasien. Hasil penelitian menunjukkan nilai ESD thorax (PA) rata-rata di tiga rumah sakit berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ESD thorax (PA) mendapatkan nilai ?faktor konversi metoda phantom? sebesar 0.874 sementara nilai ESD hasil perhitungan tidak berbeda signifikan dengan ESD pasien dengan penyimpangan maksimum sebesar ± 12 %. ......Entrance surface dose (ESD) measurements have been carried out for chest examinations by means of thermoluminescent dosimeter (TLD). Data were collected from 71 patients at three hospitals (A, B, and C) which have been provided with Kodak computed radiography (CR). Based on exposure measurement parameters, ESD from these examinations was also calculated. An alternative method of measurement has been done with home-made chest phantom. This work was initiated with measurements of X-ray tube parameters (kVp, HVL, tube output) to check equipment performance. Phantom-based measurement was set with the same exposure conditions as for patient measurements. The same exposure condition was also used in the calculation method. The results indicate that the ESD averages from chest examination (PA) at three hospitals were vary widely. Phantom-based conversion factor for ESD chest PA was found to be 0.874, whereas ESD from calculation is not differ significantly from the patient-ESD with maximum deviation ± 12 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29008
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>