Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rame
"Influenza) AI H5N1 merupakan salah satu penyakit menular akibat virus yang sangat menakutkan karena dapat menjadi pandemik dan mortalitasnya yang sangat tinggi pada manusia. Vaksin AI H5N1 untuk manusia sangat sulit dibuat terkait tingginya HLA polymorphism pada manusia dan virus H5N1 yang mudah bermutasi melalui antigenic drift dan reassortment. Beberapa epitope telah diprediksi dari perwakilan protein hemagglutinin, neuraminidase, dan matrik 2 baik host human maupun host avian yang diseleksi melalui multiple sequence alignment (server T-Coffee). Pendekatan in silico dilakukan melalui kombinasi prediksi pada tahap-tahap respon imun oleh adanya antigen yaitu; proteasomal cleavage (PAPROC), Transporter Antigen Processing (TAP) binding (TAPPred), dan Major Histocompatibility complex (MHC) I binding (ProPredI) pada 47 allele Human Leukocyte Antigen (HLA) A, B dan C. Untuk meningkatkan respon imun, epitope MHC II juga diprediksi melalui ProPredII pada 51 allele HLA-DR. Epitope B-cell diprediksi dengan DiscoTope 1.0 server (conformational epitope) dan BepiPred 1_0b Server (sequential epitope). Vaksin peptida polyvalent (polytope) diperoleh dari kombinasi terbaik epitope B-cell dan T-cell sebagai representasi variasi allele HLA dan protein virus sehingga diharapkan mampu memberikan respon imun humoral dan selular terhadap lebih dari satu subtipe virus H5N1 dan/ atau mencegah virus influenza tipe A lain. Kandidat vaksin ditentukan berdasarkan konservasi score dan evaluasi visual accessibility struktur 3D. Struktur 3D virus dan vaksin diprediksi dan dimodelling menggunakan server CPHmodels dan Molecular Visualisation & Modelling (MVM). Hasil struktur 3D dianalisis dan divalidasi menggunakan MVM, Ramachandran Plot (RAMPAGE), BLASTp (database protein human- PDB virus native), dan FeatureMap3D. Kandidat vaksin peptida yang terdiri dari 260 asam amino dari epitope MHC I, MHC II, dan B-cell ternyata masih memiliki struktur 3D yang mirip dengan protein envelope virus native sehingga diprediksi dapat memicu respon imun yang sama seperti pada protein virus native."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah
"Keamanan data terhadap informasi rahasia (secret) smerupakan hal yang sangat penting, sehingga tidak setiap orang berhak mengakses informasi rahasia tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatur siapa saja yang berhak mengakses rahasia tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah skema pembagian rahasia. Skema pembagian rahasia adalah suatu metode untuk membagikan potongan-potongan rahasia kepada partisipan sedemikian sehingga hanya subhimpunan-subhimpunan dari himpunan partisipan yang memenuhi kualifikasi tertentu yang dapat merekonstruksi rahasia.
Dalam skema pembagian rahasia terdapat skema yang berdasarkan Struktur Akses dan Struktur Terlarang. Struktur Akses adalah kumpulan dari subhimpunan-subhimpunan partisipan yang dapat merekonstruksi rahasia. Sedangkan Struktur Terlarang adalah kumpulan dari subhimpunan-subhimpunan partisipan yang tidak dapat merekonstruksi rahasia.
Dalam tulisan ini dibandingkan dua jenis skema tersebut yang berbentuk graf, dilihat dari cara membangun share dan information ratenya. Berdasarkan graf yang digunakan, tahapan konstruksi pada skema dengan Struktur Akses lebih sederhana jika dibandingkan dengan skema dengan Struktur Terlarang. Berdasarkan konstruksi skema maka dapat disimpulkan kedua skema tersebut bukan skema yang saling komplemen meskipun representasi grafnya saling komplemen.

Data security of confidential information is something that is very important, so not everyone has access to such confidential information. Therefore we need a method that can be used to regulate anyone who has access the secret. One method that can be used is a secret sharing scheme. Secret sharing scheme is a method to distribute pieces of the secret to the participants such that only qualified subsets of the participants that can reconstruct the secret.
In secret sharing schemes are schemes based on Access Structure and Prohibited Structure. Access Structure is a collection of subsets of participants that can reconstruct the secret. While the Prohibited Structure is a collection of subsets of participants who can not reconstruct the secret.
In this paper we compare two types of such schemes based on graphs, and we see from the process of building the share and from the information rate. Based on the graph is used, the stages of construction on the scheme with access structure is simpler than the scheme with access structure. The two schemes are not complement to each other, even the graph representations are complement each other.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T28822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Tri Martana
"Akses terhadap informasi rahasia perlu diatur dan dibatasi supaya tidak jatuh kepada pihak yang tidak berkepentingan. Salah satu metode yang mengatur akses tersebut adalah skema pembagian rahasia. Skema pembagian rahasia merupakan suatu skema dimana hanya anggota kelompok (partisipan) dengan kualifikasi tertentu saja yang dapat merekonstruksi informasi rahasia. Koleksi dari subset partisipan yang berkualifikasi disebut struktur akses. Skema pembagain rahasia yang dapat direpresentasikan dengan graf disebut sebagai skema pembagian rahasia graphical. Skema ini dapat diperluas dengan menggunakan hipergraf, yang merupakan bentuk lebih umum dari graf. Skema yang direpresentasikan dengan hipergraf adalah salah satu bentuk dari skema pembagian rahasia nongraphical. Tesis ini akan membahas mengenai perbandingan dari skema pembagian rahasia yang berdasarkan struktur akses Γ dan srtuktur terlarang ∆ pada hipergraf 3-uniform serta information rate dari kedua konstruksi skema pembagian rahasia.

Access for secret information shall be limited and arranged that not be accepted to not important people. One of the method to arranged this access is secret sharing scheme. Secret sharing scheme is a method which allow a secret to be share among a set of participants in such a way that only qualified subsets or participant can recover the secret. The collection of qualified subsets is called access structure. The scheme that can be represented by graph is called graphical secret sharing scheme. More general from graph, represented by hypergraph, is one of the scheme called non graphical secret sharing scheme. In this thesis will presents the comparison analysis of secret sharing scheme between access structure Γ and prohibited structure ∆ based on 3-uniform hypergraph, including the information rate of that schemes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28823
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Suri Talita
"Metode resistivitas listrik merupakan salah satu metode eksplorasi sumber daya alam. Metode ini digunakan untuk menyelidiki kondisi materi di bawah permukaan bumi dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalam tanah melalui sepasang elektroda listrik kemudian menghitung beda potensial diantara dua elektroda potensial dengan menggunakan voltmeter. Selain daripada itu, metode resistivitas listrik juga membutuhkan nilai potensial listrik yang didapat dari penurunan sifat-sifat potensial listrik sebagai data pembanding. Hal ini memunculkan permasalahan baru yaitu dapatkah nilai potensial listrik dihitung secara teoritis berdasarkan sifat-sifat potensial listrik itu sendiri? Berkaitan dengan masalah tersebut, pada tugas akhir ini akan dibahas pencarian fungsi potensial listrik pada suatu media dengan beberapa lapisan.

Electrical resistivity method is an exploration method which is used to investigate the nature of the structures below the surface by employing an artificial source of current. The current is injected on the surface by the current electrodes and the electrical potential is measured by using voltmeter at the potential electrodes. Finding the electrical potential function is important due to get the value of theoretical electrical potential as a comparator of actual data. The purpose of this study is to find electrical potential function on a multilayered media."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henang Priyanto
"Untuk sebarang bilangan bulat positif 𝑎≥2 dan 𝑛≥1 yang diberikan, dapat di-lakukan konstruksi graf de Bruijn yang didefinisikan sebagai graf berarah dengan banyaknya simpul 𝑎𝑛−1, panjang label simpulnya 𝑛−1, banyaknya busur berarah 𝑎𝑛, dan panjang label busurnya 𝑛. Karena setiap graf de Bruijn merupakan graf Euler maka dapat ditentukan sirkuit Euler dengan label minimal. Barisan de Bruijn yang dibangun oleh 𝑛 dinyatakan oleh Sirkuit Euler dengan label minimal. Graf de Bruijn tidak mudah dikonstruksi untuk 𝑛 yang berukuran besar, kesulitan selanjutnya dijumpai pada penentuan sirkuit Euler dengan label minimal. Oleh karena itu, pada tesis ini akan diberikan metode alternatif sebagai solusi konstruk-si barisan de Bruijn dengan menggunakan teorema Fredicksen dan Maiorana. Teo-rema ini menjamin keberadaan barisan de Bruijn untuk setiap 𝑛 yang diberikan dengan merangkai Lyndon word yang terurut secara Lexicographic. Hasil kajian ini memberikan kontribusi terhadap langkah-langkah untuk merangkai sebarang Lyndon word dari suatu alfabet 𝐴 dengan panjang 𝑛, sehingga diperoleh barisan de Bruijn yang dibangun oleh 𝑛. Sebagai akhir pembahasan akan diberikan kaitan antara graf de Bruijn dan barisan de Bruijn.

Given any integer 𝑎≥2 and 𝑛≥1, de Bruijn graph can be constructed. De Bruijn graph is a digraph with 𝑎𝑛−1 vertices, each has 𝑛−1 length label, and 𝑎𝑛 arc, each has 𝑛 length label. Since each of de Bruijn graph is an Eulerian graph, then we can find an Eulerian circuit with minimal label. De Bruijn sequence which is spanned by 𝑛 can be representated by Eulerian circuit with minimal la-bel. It is not easy to construct de Bruijn graph for 𝑛 large, it is implied difficulties to find Eulerian circuit with minimal label. In this ?thesis? will be presented alter-native method on how to construct de Bruijn sequence using Fredicksen and Mai-orana Theorem. This theorem guarantees the existence of de Bruijn sequence for any given 𝑛 using concatenation Lexicographic ordered of Lyndon word. The re-search result has contributed on construct step by step to obtain concatenation any Lyndon word of length 𝑛 of alphabet 𝐴, so we obtain de Bruijn sequence span by 𝑛. For conclusi, will be given correlations between de Bruijn graph and de Bruijn sequences."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S 28832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pahrin Wirnadian
"Misalkan 𝐺 adalah graf dengan himpunan simpul 𝑉=𝑉(𝐺) dan himpunan busur 𝐸=𝐸(𝐺). Suatu pemetaan 𝜆 dari 𝑉 ke 𝑍|𝐸| dimana 𝐸(𝐺) ≥ 𝑉(𝐺) disebut pelabelan harmonis jika 𝜆 merupakan pemetaan injektif sedemikian sehingga ketika setiap busur 𝑥𝑦 diberi label dengan 𝑤 𝑥𝑦 =𝜆 𝑥 +𝜆(𝑦) mod 𝐸(𝐺) menghasilkan label yang berbeda. Pada tesis ini, diberikan konstruksi pelabelan harmonis pada kombinasi gabungan graf caterpillar dan graf firecracker teratur. Pertama dibuktikan pelabelan harmonis untuk sembarang graf caterpillar dan gabungan beberapa graf caterpillar. Selanjutnya dibuktikan pelabelan harmonis untuk graf firecracker teratur dan gabungan beberapa graf firecracker teratur. Dengan menggunakan pelabelan yang telah diberikan, ditunjukkan bahwa untuk masing-masing graf caterpillar atau firecracker teratur boleh terdapat dua simpul (sepasang simpul) dengan label yang sama. Selanjutnya ditunjukkan konstruksi pelabelan harmonis pada kombinasi gabungan graf caterpillar dan graf firecracker teratur. Dengan menggunakan pelabelan yang telah diberikan, ditunjukkan boleh terdapat 𝑛 pasang label simpul yang sama untuk kombinasi gabungan dari n graf caterpillar teratur dan graf firecracker teratur.

Let G be a graph with component of vertice V = V (G) and edge E = E (G). A mapping of 𝜆 from the V to the 𝑍|𝐸|, where 𝐸(𝐺) ≥ 𝑉(𝐺) , is called a harmonious labeling if 𝜆 is an injection such that, when each edge 𝑥𝑦 is assigned the label 𝑤 𝑥𝑦 =𝜆 𝑥 +𝜆(𝑦) mod 𝐸(𝐺) , the resulting edges are distinct. In this research, we study how to construct a harmonious labeling to union combination of caterpillar graph and regular firecracker graph. First, construction ways of a harmonious labelling will be presented for caterpillar graphs and combination of some caterpillar graphs. A construction of harmonious labeling will also be presented for firecracker graphs and union of some firecracker graphs. By using the labelling that is assigned, it will be shown that for each caterpillar graph or firecraker can have two edges (a paired of edge) with a same labeling. And a construction ways of harmonious labeling of union combination of caterpillar graph and regular firecrcaker graph will be presented. By using the assigned label, it will be proved that for combination of caterpillar graphs and firecracker graph there are n edges that has the same labeling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susatyo
"Pada kondisi tertentu, harga saham dapat mengalami fluktuasi yang cukup tajam (lompatan). Jika model harga saham tidak memperhatikan kemungkinan terjadinya lompatan, prediksi harga saham kurang dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Karena itu dibutuhkan model Jump-Diffusion (JD) yang dapat menangkap lompatan tersebut. Salah satu model JD adalah model Pareto-Beta Jump- Diffusion (PBJD). Model yang diusulkan oleh C.A Ramezani dan Y. Zeng (1998) ini merupakan perluasan model Merton Jump-Diffusion (MJD) (1976). Waktu muncul lompatan ke atas dan ke bawah masing-masing direpresentasikan oleh suatu proses Poisson, sedangkan besar lompatan ke atas berdistribusi Pareto(ηu), dan besar lompatan ke bawah berdistribusi Beta(ηd,1). Model PBJD memiliki koefisien difusi s konstan yang menyatakan volatilitas model. Pada tesis ini volatilitas konstan s diganti menjadi volatilitas stokastik mengikuti model Heston (1993). Model PBJD dengan volatilitas stokastik selanjutnya disebut sebagai model PBJDVS, dan model PBJDVS ini berbentuk sebuah sistem Persamaan Diferensial Stokastik (PDS). Tesis ini membahas bagaimana menentukan solusi analitik model PBJDVS. Berdasarkan solusi analitik tersebut, ditentukan probability density function (pdf) log-return saham satu periode model PBJDVS. Selain itu, berdasarkan solusi analitik, dilakukan simulasi lintasan (sample path) harga saham dan simulasi bentuk pendekatan kurva pdf log-return saham satu periode model PBJDVS. Hasil simulasi lintasan harga saham model PBJDVS dengan parameter tertentu dapat menunjukkan adanya lompatan.

In certain conditions, stock price can fluctuate highly (jump). If a stock price model ignores the possiblity of jump, the stock price prediction can?t adequately reflect the real condition. That is why Jump-Diffusion (JD) model that can catch the jump is needed. One of the JD models is Pareto-Beta Jump-Diffusion (PBJD) model. The model, proposed by C.A Ramezani and Y. Zeng (1998), is an extension of Merton Jump-Diffusion (MJD) (1976) model. Each of the up and down jump occurence times are represented by a Poisson process, while the up-jump magnitudes are distributed Pareto(ηu), and the down-jump magnitudes are distributed Beta(ηd,1). PBJD model has constant diffusion coeficient s that means volatility of the model. In this thesis the constant volatility s is replaced by a stochastic volatility following Heston model (1993). PBJD model with stochastic volatility will be called PBJDVS model, and this PBJDVS model has the form of Stochastic Differential Equation (SDE) system. This thesis discusses how to determine analytic solution of PBJDVS model. Based on this analytic solution, probability density function (pdf) for one-period stock log-returns of PBJDVS model is determined. In addition, based on analytic solution, sample path of stock price and approximate curve of pdf for one-period stock log-returns of PBJDVS model are simulated. The simulation of sample path of stock price with certain parameters can show jump."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfalah Zainudin
"Sekolah menengah di London, Inggris memiliki permasalahan dalam menempatkan murid-murid baru ke dalam grup-grup tutor. Dalam menempatkan murid-murid ke dalam grup tutor terdapat asumsi-asumsi yang harus diperhatikan agar terbentuk grup tutor yang sesuai dengan yang diharapkan. Karena waktu yang tersedia untuk pembentukkan grup tutor cukup singkat dan jika dilakukan secara manual membutuhkan waktu kerja yang cukup lama maka pada skripsi ini dilakukan penyelesaian secara heuristik dengan program komputer yang jika diimplementasikan akan meminimalkan waktu penempatan murid-murid ke dalam grup tutor.

Secondary school in London, England has a problem in assigning new students into tutor groups. In assigning students into tutor groups, there are assumptions that must be taken to ensure that the tutor group formed as expected. Because the available time for the formation of a tutor group is quite short and if done manually takes quite a long time indeed. This skripsi is processed in heuristic solving with a computational program which will minimize the time of assignment of students into tutor groups if implemented correctly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilmiyati Sari
"Penularan penyakit dari satu individu ke individu lainnya dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Tesis ini membahas model epidemik SIR untuk penyakit yang menular secara horizontal dan vertikal. Dinamika dari model ini digambarkan dari kelakuan titik kesetimbangannya, yaitu titik kesetimbangan epidemik dan titik kesetimbangan bebas-infeksi. Basic reproduction number digunakan untuk menentukan kriteria kestabilan titik kesetimbangan. Dalam upaya pencegahan penyakit yang menular secara horizontal dan vertikal dilakukan strategi pemberian vaksin. Strategi vaksinasi dibedakan menjadi dua, yaitu strategi vaksinasi konstan dan strategi vaksinasi denyut. Efek vaksinasi terhadap penyakit ini dapat dilihat dari dinamika model epidemik SIR dengan pengaruh vaksinasi konstan dan vaksinasi denyut. Secara teori, analisa dinamik model SIR dengan vaksinasi konstan sama dengan analisa dinamik model SIR tanpa vaksinasi. Analisa dinamik untuk model SIR dengan vaksinasi denyut menghasilkan solusi periodik bebas-infeksi yang stabil. Selain itu, solusi periodik model SIR dengan vaksinasi denyut lebih cepat stabil dari pada model SIR dengan vaksinasi konstan dan tanpa vaksinasi jika periode pemberian vaksin untuk strategi vaksinasi denyut T kurang dari Tc. Untuk mendukung pembahasan teori di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan software Matlab.

Some disease may be passed from one individual to another via horizontal or vertical transmission. In this thesis, it is discussed the SIR epidemic model of disease that are both horizontally and vertically transmitted. The dynamics of this disease model is described from the behavior equilibrium point, that is epidemic equilibrium point and infection-free equilibrium point. Basic reproduction number of criteria is used to determine the stability of equilibrium point. In efforts to prevent outbreaks of diseases that are both horizontally and vertically transmitted is performed vaccination strategies. There are two vaccination strategies, namely constant vaccination and pulse vaccination. The effect of vaccination against this disease can be seen from the dynamics of SIR epidemic models with constant and pulse vaccination. Theoretical result shows that under constant vaccination, the dynamic behavior is similar to no vaccination. Under pulse vaccination, infection-free periodic solution is stable. In addition, this infection-free periodic solution is stable faster than SIR epidemic models with constant vaccination and no vaccination if vaccine delivery period for the pulse vaccination strategy T less than Tc. To support the discussion of the theory in this study, we perform some simulations using the software Matlab."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T32255
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iffatul Mardhiyah
"HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus infeksi berbahaya yang tidak dapat disembuhkan. Penularan infeksi HIV melalui jarum suntik rentan terjadi dalam komunitas pecandu narkoba suntik (Injecting Drug Users / IDU) yang saling berbagi jarum suntik dalam grup ?sahabat?. Penulisan ini membahas perilaku penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU melalui model matematika berdasarkan model klasik epidemik SIR (Susceptibles, Infectious, Recovered). Model menggunakan asumsi bahwa pecandu yang menyadari sudah mengidap AIDS tidak ikut berbagi jarum suntik dalam komunitas IDU. Model penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU memperhatikan kekuatan infeksi dengan mekanisme pertukaran jarum suntik. Untuk menganalisa perilaku penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU, model dianalisa dengan menentukan basic reproduction ratio ( ) dan dua titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas infeksi dan titik kesetimbangan epidemik. Analisa sistem dinamik dilakukan dengan menganalisa basic reproduction ratio ( ) untuk menentukan kestabilan dari titik kesetimbangan bebas infeksi dengan menggunakan teorema kestabilan global Lyapunov dan kestabilan titik kesetimbangan epidemik dengan teorema kestabilan lokal dan didukung oleh kriteria Bendixon-Dulac. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi HIV mewabah pada komunitas IDU jika R⍺ > 1, sedangkan jika R⍺ ≤ 1 maka infeksi HIV tidak mewabah pada komunitas IDU.

Human immunodeficiency Virus (HIV) is a dangerous infection virus that cannot be recovered. The spreading of HIV infection through drug injecting equipment (DIE) is susceptible for Injecting Drug Users (IDU) Community who shared drug injecting equipment for the ?friendship? group. This paper explains the behavior of HIV transmission among community of IDU through by mathematical models based on classical epidemic models SIR (Susceptibles, Infectious, Recovered). Model uses assumption that the users who aware suffered AIDS will not share drug injecting equipment among IDU community. Models for HIV transmission among IDU community notice the mechanism of exchange of a drug injecting equipment. To analyze the behavior of HIV transmission among IDU community, models is going to be analyze by determine the basic reproduction ratio and two equilibriums which are disease-free equilibrium and epidemic equilibrium. Dynamic system analysis can be done by analyze of basic reproduction ratio to determine the stability of disease-free equilibrium by Lyapunov global stable theorem and the stability of epidemic equilibrium by local stable theorem with Bendixon-Dulac criterion. As the results of this paper, Infection of HIV become an epidemic on IDU community if R⍺ > 1, whereas HIV is not an epidemic on IDU community if R⍺ ≤ 1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T32747
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>