Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Areta Trustha
Abstrak :
Sindrom metabolik atau sindrom X merupakan kondisi yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit tidak menular. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi sindrom metabolik di Indonesia mencapai 39% dan lebih banyak terjadi pada wanita. Gaya hidup berpotensi mempengaruhi terjadinya sindrom metabolik. Namun, penelitian terdahulu tentang hubungan gaya hidup yang meliputi aktivitas fisik, pola makan dan merokok terhadap sindrom metabolik menunjukkan hasil yang beragam. Selain itu, belum ada penelitian tentang sindrom metabolik spesifik pada populasi wanita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian sindrom metabolik pada wanita usia ≥15 tahun di Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sumber data dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi sindrom metabolik pada wanita usia ≥15 tahun di Indonesia sebesar 37,6%. Umur berhubungan signifikan dengan kejadian sindrom metabolik pada wanita (PR=1,711; 95% CI=1,640-1,785; nilai P=0,001). Dalam penelitian ini, aktivitas fisik, merokok, konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan berlemak, soft drink, buah, dan sayur tidak terbukti berhubungan secara statistik dengan sindrom metabolik. Karena tingginya prevalensi sindrom metabolik pada wanita di Indonesia, perlu untuk meningkatkan program skrining, seperti pengukuran lingkar perut, tekanan darah, dan gula darah secara rutin. Selain itu, perlu untuk menerapkan gaya hidup sehat bagi wanita untuk mencegah terjadinya sindrom metabolik. ......Metabolic syndrome or syndrome X is a condition that can increase a person's risk of developing non-communicable diseases. Based on Riskesdas 2013 data, the prevalence of metabolic syndrome in Indonesia reaches 39% and is more prevalent in women. Lifestyle has the potential to influence the incidence of metabolic syndrome. However, previous research on the relationship between lifestyle including physical activity, diet and smoking on metabolic syndrome has shown mixed results. In addition, there has been no research on specific metabolic syndrome in women in Indonesia. This study aims to determine the relationship between lifestyle and the incidence of metabolic syndrome in women aged ≥15 years in Indonesia. The study design used was cross-sectional with data sources from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of metabolic syndrome in women aged ≥15 years in Indonesia was 37.6%. Age is significantly associated with the incidence of metabolic syndrome in women (PR=1.711; 95% CI=1.640-1.785; P=0.001). In this study, physical activity, smoking, consumption of sweet foods, sweet drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetables were not statistically proven to be associated with metabolic syndrome. Due to the high prevalence of metabolic syndrome among women in Indonesia, it is necessary to improve screening programs, such as routine measurements of abdominal circumference, blood pressure and blood sugar. In addition, it is necessary to adopt a healthy lifestyle for women to prevent metabolic syndrome.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafikhatul Khikmah
Abstrak :
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan mengalami kenaikan pada tahun 218 menjadi 34,11%. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertingi keempat di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka prevalensi sebesar 37,57% dan angka tersebut melebihi angka nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 62.482 responden. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 38,6%. Terdapat 11 variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Variabel tersebut, yaitu usia (PR=2,44; 95% CI: 2,37-2,50), jenis kelamin (PR=0,87; 95% CI: 0,85- 0,89), pendidikan (PR=1,44; 95% CI: 1,40- 1,47), status pekerjaan (PR=1,18; 95% CI: 1,16- 1,21), perilaku merokok (PR=0,78; 95% CI: 0,76- 0,80), konsumsi alkohol (PR=0,70; 95% CI: 0,63-0,77), aktivitas fisik (PR=1,20; 95% CI: 1,17- 1,23), konsumsi makanan manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,90), konsumsi minuman manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,92), konsumsi makanan asin (PR=0,93; 95% CI: 0,92-0,95), dan konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/gorengan (PR=0,91; 95% CI: 0,89- 0,93). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa terdapat hubugan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan; perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik; konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan asin, makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah. ......Based on Riskesdas data in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia in people aged ≥ 18 years was 25.8% and increased in 2018 to 34.11%. Central Java Province was the province with the fourth highest prevalence of hypertension in Indonesia in 2018, with a prevalence rate of 37.57%, and this figure exceeds the national rate. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018. This research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018 in Central Java Province, totaling 62.482 respondents. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed that the prevalence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018 was 38.6%. There are 11 variables that have a significant relationship with the incidence of hypertension. These variables are age (PR=2.44; 95% CI: 2.37-2.50), gender (PR=0.87; 95% CI: 0.85-0.89), education (PR=1.44; 95% CI: 1.40-1.47), employment status (PR=1.18; 95% CI: 1.16-1.21), smoking behavior (PR=0.78; 95% CI: 0.76-0.80), alcohol consumption (PR=0.70; 95% CI: 0.63-0.77), physical activity (PR=1.20; 95% CI: 1.17- 1.23), consumption of sweet foods (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.90), consumption of sweet drinks (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.92), consumption of salty (PR=0.93; 95% CI: 0.92- 0.95), and consumption of fatty/cholesterol/fried foods (PR=0.91; 95% CI: 0.89- 0.93). This study concludes that there is a relationship between age, gender, education, employment status; smoking behavior, alcohol consumption, physical activity; consumption of sweet foods, sweet drinks, salty foods, and fatty/cholesterol/fried foods with the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Central Java Province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanti Soepandi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang hasil pengobatan dan variasi biaya TBMDR/ XDR di RSUP Persahabatan Jakarta dengan menggunakan strategi Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT), yang memerlukan jangka waktu pengobatan yang lama 18-24 bulan serta memerlukan biaya yang sangat tinggi. Tujuan umum adalah mengetahui hasil pengobatan dan variabel-variabel biaya TB-MDR/XDR. Penelitian ini adalalah penelitian operasional dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Sampel adalah semua pasien TB-MDR/XDR yang mulai diobati Agustus 2009 sampai 31 Desember 2010, berjumlah 104 pasien. Hasil pada penelitian ini lama pengobatan TB-XDR lebih panjang dan angka keberhasilan (lengkap dan sembuh) lebih rendah yaitu 42,9 % dan 80,9% jika dibandingakan dengan TB-MDR, tetapi angka keberhasilan ini jauh lebih tinggi dari angka keberhasilan di dunia. Biaya pasien sampai sembuh dan lengkap pada pasien TB-XDR Rp 91.704.767,33 lebih tinggi dari TB-MDR Rp 72.260.081,73. Biaya pasien TB-XDR yang meninggal Rp 63.246.069,- lebih tinggi dari TB-MDR Rp 34.142.692,44. Hal ini juga terjadi pada total biaya pengobatan TB-XDR dengan efek samping ringan lebih tinggi biayanya dari pada pasien TB-MDR. Penambahan lama pengobatan mempunyai peluang peningkatan biaya sebesar Rp 115.205,- per hari Jenis kelamin laki-laki yang bertempat tinggal di Jakarta Timur dengan lama pengobatan kurang dari 569 hari memiliki peluang 1.7 kali lebih tinggi mengalami kesembuhan dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan, yang bertempat tinggal di daerah dan lama pengobatan yang sama. Kesimpulan : Angka keberhasilan pada TB-MDR dan TB-XDR pada penelitian ini lebih tinggi dari angka keberhasilan di dunia . Biaya total pengobatan TBXDR jauh lebih tinggi dari TB-XDR dan terdapat keeratan hubungan antara variabel biaya pengobatan dengan lama pengobatan
ABSTRACT
This research captured the Programmatic Management of Drug resistant Tuberculosis (PMDT) at Persahabatan Hospital, Jakarta which required long treatment duration which is 18-24 months and especially the treatment outcome and variation cost. The study aimed to know regarding the treatment outcome as well as cost variaties of MDR/XDR-TB patients. This is a operational research using a mixture of quantitative and qualitative methods. The samples were all treated MDR/XDR-TB patients who started treatment from August 2009 until December 31, 2010. Total number of sample were 104 patients. The results of this study revealed that duration of treatment for XDR-TB patients is longer than MDR-TB patients with lower success rate which are 42,9% and 80,9% respectively and was statistically significant. However this result is relatively higher than reports from many countries in the world. The cost per patient for those who cured and completed treatment was US$ 9,357 and US$ 7,373 for the XDR-TB patients and MDR-TB patients respectively which was statistically significant. The cost spent for XDR-TB patients who died during treatment was higher compare to MDR-TB ones, US$ 6,453 and US$ 3,484 respectively. The same finding was similar higher when comparing the total cost of mild side effect for XDR-TB and MDR-TB. Additional time for length of treatment would give the probability of spending US$ 11,75 per day. Male patients who live in East Jakarta with length of treatment was less than 569 days have the chance to cured 1.7 fold compare to females patient with the same condition in term of length of stay and residencial. Conclusion: Success Rate of MDR/XDR-TB in this study is higher than those being reported worldwide. Cost for XDR-TB is extremely high than for MDR-TB. There is an association found between cost and length of treatment.
2013
T35173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firdaus
Abstrak :
Aktivitas bongkar muat di pelabuhan Boom Baru Palembang yang mencapai rata-rata angka 3.264.892 ton/tahun, hal ini memungkinkan teejadinya pencemaran partikulat yang dapat menyebabkan kejadian gangguan saluran pemapaaan non inreksi. Penelitian ini untuk mengetabui pajanan PM10 terhadnp kejadian gangguan saluran pemapasan non infeksi padn tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Boom Baru Pelembang. Dalam penelitian ini variable suhu, kelembaban dan keeepatan angin diteliti pengaruhnya terhadap konsentrasi PM10, sedangkan variable konsentrasi PM10 umur, masa kerja,. status gizi, kebiasaan merokok dan penggunaan alat pelindung diri (APD) diteliti pengaruhnya terhadap kejadian gangguan saluran pernapasan non infeksi. Konsentrasi PM1o digunakan untuk menganalisa efek pencemaran partikulat. Terhadap kejadian gangguan saluran pernapasan non infeksi. Penelitian ini dengan menggunakan disain restrospective cohort study untuk menghitung Risiko Relatif (RR) pada kejadian gangguan saluran pernapasan non infeksi akibat pajanan PM 10 serta faktor-faktor lain. Analisa data yang dilakukan mencakup analisa univariat (deskriftif), bivariate (uji kai kuadrat dan t-test) dan multivariate (regresi linier ganda dan regresi logistik ganda). Hasil analisa data menunjukkan hubungan konsentrasi PM 10 dengan variabel suhu (p=0,022), kelembaban (p=0,022) dan kecepatan angina )p=0,006). Sedangkan analisa data kejadian gangguan saluran pernapasan non infeksi dengan variabel koosentmsi PM..(p 0,001), umur (p 0,011), masa kerja (p 0,044) dan kebiasaan merokok (p 0,000). Diantara faktor-faktor yang berhubungan secara signifikantersebut; kebiasaan merokok merupakan faktor dominan, yang berpengaruh terhadap kejadian ganggnan saluran pernapasan non infeksi. Oleh karena itu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ganggnan saluran pernapasan non infeksi harus di kurangi, terutama terhadap kebiasaan merokok. ......Loading and unloading activity at port of Boom Barn in Palembang reached mean number 3.264.892 ton eaob year. This caused happening of particulate contamination which can cause of the occurrence of non infection bronchi trouble. This study aim is to know PM1o exposure to occurrence of non infection bronchi trouble for loading and unloading worker at Port of Boom Baru in Palembeng.ln this study, variables of temperature, dampness and wind velocity are studied and their effect for PM10 coneentration while variables of PM1o concentration, age. wotk time. nutrition status. smoking habit and usage of self protective device (APD) are checked and their effect for the occurrence of non infection bronchi trouble. PM10 concentration is used for analyzing effect of particulate contamination for the occurrence of non infection bronchi trouble. This study used a retrospective cohort study design for calculating Relative Risk (RR) to occurrence of non infection-habit is a dominant factor which affecting for the occurrence of non infection bronchi trouble. Therefore., factors which affected for occurrence of non infection bronchi trouble must be lessened, especiaUy for smoking habit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20922
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rogayah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mutu pelalyanan Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT) di RSUP Persahabatan. Tujuan umum: mengetahui mutu pelayanan strategi PMDT di RSUP Persahabatan. Penelitian ini dilakukan dengan disain penelitian dengan metode kualitatif yaitu menggali informan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Sampel adalah pasien TB-MDR September 2009 sampai 31 Desember 2011. Hasil penelitian: pasien yang berobat di poli DOTS Plus berjumlah 814 pasien didapatkan 319 (39,2%) pasien TB-MDR, pasien melakukan pengobatan sebanyak 231 (72,4%) pasien dan tidak kembali ke rumah sebanyak 88 (27.6%). Pada penelitian ini dokter dan perawat sudah memenuhi syarat, dana pengobatan masih mendapat bantuan, kebijakan RS sudah dilaksanakan, sarana dan prasarana sesuai PPI TB, laboratorium sudah tersetifikasi WHO hanya masih terjadi kendala hasil pemeriksaan uji resisitensi dengan media padat (Ogawa/LJ), MGIT lebih dari 45 hari pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, hal ini menyebabkan salah satu keterlambatan pengobatan. Pasien yang telah didiagnosis TB MDR masih didapatkan yang menunda pengobatan (delayed treatment) sebesar 156 pasien (67,5%), dengan lama penundaan 2 minggu - >12 bulan. Penangan pasien mangkir masih belum tercatat dengan baik, Angka keberhasilan pengobatan pasien sembuh/komplit didapatkan 60,2%, putus berobat 15,2%, meninggal 16 %, gagal 1,3% serta on treatment 6,9%. Pasien sembuh/komplit merasakan pengobatan di rumah sakit terjadi kemudahan dalam mengambil obat karena dapat diluar jam kerja dan dapat saling bertukar pengalaman dengan sesama penderita. Pasien penundaan pengobatan karena perlu kesiapan diri dan dukungan keluarga untuk pengobatan selama 2 tahun. Pasien putus berobat merasakan pengobatan menganggu aktivitas, perlu biaya, dan tidak mendapat dukungan dari keluarga. Pelayanan satelit belum maksimal, masih didapatkan memberikan pelayanan pengobatan lanjutan. Edukasi yang masih dirasakan kurang untuk pasien dan keluarga. ......A research about the service quality of Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT) in Persahabatan General Hospital has been conducted. Primary objective: To determine the quality of service of the PMDT strategic in Persahabatan General Hospital. This is a qualitative study, by acquiring information with in-depth interview and literature review. The samples were MDR-TB patients from September 2009 until December 2011. Result: The number of patients seeking treatment in Persahabatan Hospital were 814 patients that consists of 319 patients (39,2%) with positive MDR, treated patients were 231 people (72,4%), and untreated patients were 88 people (27,6%). In this study, the doctor and nurse were qualified, treatment fund still received aid, the policy had been implemented, the laboratory had been certified by WHO, the only constraint was with the result of the resistance test with solid media, MGIT result took more than 45 days from 2009 until 2011, this had caused delay in treatment. There were 156 (67,5%) patients who have already been diagnosed as a MDR TB but was delayed in getting treatment for two weeks until twelve months. The management of default patients was not well-documented. The treatment success rate of cured patients were 60.2%, dropped out treatment were 15.2%, while 16% died, 1.3% failed, and 6.9% were still in on-going treatment. Cured patients felt that during treatment in the hospital, acquiring medicine was easy because it could be done outside working hours and patients were able to exchange experiences with fellow patients. Patients delay treatment because they required time for preparations and needed family support for treatment for 2 years. Treated patients dropped out of treatment felt that the process disrupt their activities, required expenses, and they did not have the support of their family. Satellite service is not maximized, it is found that they provide advanced medical care. Education is still lacking for patients and families.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library