Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Tutik Sri Hariyati
"Discharge Planning (DP) sangat penting untuk dilaksanakan. Discharge planning bertujuan menyiapkan pasien dan
keluarga untuk kembali pulang ke rumah. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan DP, serta
melihat evaluasi dari pelaksanaan model DP. Penelitian ini menggunakan trianggulation study dimana pada tahap awal
dilaksanakan identifikasi pelaksanaan perencanaan pulang. Pada tahap kedua dilaksanakan pengembangan DP berbasis
Compact Disk (CD) media pembelajaran. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi model melalui studi dokumentasi,
kuisioner, dan wawancara dengan perawat, dan pasien. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan
yang bermakna setelah dilaksanakan pengenalan model DP yang terorganisasi terhadap pengetahuan perawat (rata-rata
sebelum = 11,16, rata-rata sesudah = 16,81, p nilai = 0,000). Sedangkan terhadap pelaksanaan DP menunjukkan adanya
peningkatan pelaksanaan DP yang bermakna setelah dikenalkan model pelaksanaan DP (mean, sebelum = 50,3, mean
sesudah = 59,33, p nilai = 0,00). Selama penelitian, program telah dimanfaatkan oleh 62 orang (pasien dan keluarga).
Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat ruangan secara umum merasakan manfaat dari CD pembelajaran
dalam membantu perencanaan pulang.
Discharge Planning
(DP) is very important to be conducted as is provides patient and his/her family with homecare preparation. This study
aimed at identifying the implementation of DP model and evaluated the DP model. Sampel of the research was 51
nurses at Fatmawati Hospital. The Result showed that nurse?s knowledge of DP was significantly improved after the DP
model was introduced (mean before = 11.6, mean after = 16.81, p.value = 0.000). CD-based DP learning was also found
significantly increase the number of DP given by nurse (mean befor = 50.3, mean after = 59.33, p value = 0.000). In
addition, study to nursing documentation indicated that the DP CD?s have been used by 62 patients. From the interview
with nurses leaders and nurse staff it was identified that the DP CD?s were perceived as useful tool to assist DP.
Accordingly, patients and their family asseserted the DP CD?s were very helpful."
[Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Nuraini
"Pada pasien pasca operasi, masalah sulit tidur merupakan masalah yang sering terjadi. Umumnya hal ini disebabkan karena nyeri (Kozier et all, 1995). Di Indonesia data tentang gangguan tidur pasca operasi belum ada, sehingga gambaran pasti tentang hal tersebut tidak diketahui. Hal ini mungkin disebabkan gangguan tidur tidak menjadi perhatian utama, sedangkan fungsi dari tidur adalah untuk sintesis pemulihan dan perilaku, waktu perbaikan tubuh dan otak (Kozier, et all, 1995).
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan gangguan pola tidur pada pasien 2-11 hari pasca operasi dan tindakan yang sudah dilakukan pasien agar dapat memenuhi kebutuhan tidur. Penelitian ini menggunakan desain eksploratif yang dilakukan pada 50 orang pasien 2-11 hari pasca operasi di Instalasi Rawat Inap lantai 3,4,5 dan ruang rawat E-RIA RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Selain itu, penelitian ini mengacu pada "The SMH Sleep Questionnaire" dengan skala 1-5, 1 untuk nilai terburuk dan 5 untuk nilai terbaik.
Dari penelitian ini didapatkan hasil pada pasien dewasa awal (18-30 tahun): kesulitan untuk memulai tidur ("initial insomnia") dengan nilai 3,6, standar deviasi 1,4 dan untuk memulai tidur pasien perlu waktu rata-rata 1 jam 36 menit. Pada saat tidur pasien terbangun sekitar 2,7 kali; pasien yang terbangun dan sulit tidur kembali sebanyak 44 %; kualitas tidur rata-rata 3,35, standar deviasi 0,82. Jumlah jam tidur pads malam hari 6 jam 9 menit dan siang hari 1 jam 21 menit. Penyebab gangguan tidur umumnya berasal dari nyeri 34,5%, takut penyakit berulang 17,24%, cemas tidak kembali normal 10,34%, tindakan perawat 10,34%, demam 2% dan lain-lain (batuk, cemas pada keluarga di rumah, hujan, sulit ubah posisi dan sulit buang air) 27,58%.
Sedangkan pada pasien dewasa menengah (31-60 tahun) didapatkan hasil: kesulitan untuk memulai tidur ("initial insomnia") dengan nilai 3,41, standar deviasi 1,2 dan untuk memulai tidur pasien perlu waktu rata-rata 1 jam 7 menit. Pada saat tidur pasien terbangun sekitar 2,5 kali; pasien yang terbangun dan sulit tidur kembali sebanyak 40.62 %; kualitas tidur rata-rata 3, standar deviasi 0,92. Jumlah jam tidur pada malam hari 5 jam dan siang hari 50 menit. Penyebab gangguan tidur umumnya berasal dari nyeri 32,8%, takut penyakit berulang 15,52%, cemas tidak kembali normal 15,5%, tindakan perawat 3,5%, pusing 5,2%, demam 5,2%, dan lain-lain (sesak nafa.s, berkeringat, buang air kecil, perut kembung, pasien lain teriak/ngamuk, gatal di vagina, batuk, udara panas dan dingin, magh, tidak nyaman) 22,36%.
Manajernen pola tidur yang mereka lakukan antara lain: membentuk lingkungan yang nyaman 34,4%; medikasi 13,2%; melakukan kebiasaan sebelum tidur 11,8%; melakukan latihan 2 jam sebelum tidur 10,6%; makan tinggi protein dan menghindari kopi 7,2%; Massase atau pijat 5,2%; membersihkan dan mengeringkan kulit 9,9%; tidak melakukan apa-apa 4,6%; dikompres dan dikipas-kipas 2,6%; terapi sentuhan 2%; komunikasi yang baik 2%. Setelah dianalisa, ternyata manajemen pola tidur yang mereka lakukan masih kurang baik. Tentunya akan lebih baik bila perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan tidurnya, seperti mengajarkan teknik relaksasi, guided imagery, batuk efektif, pengaturan jadwal tindakan perawat, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library