Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Luthfiyyah
"Kesehatan merupakan aspek krusial bagi produktivitas individu, yang dikelola melalui puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan, termasuk kefarmasian, bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional sesuai dengan standar praktik yang baik. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat mengakibatkan penurunan kualitas terapi, peningkatan biaya pengobatan, dan masalah resistensi antibiotik. Untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di puskesmas, ditetapkan indikator kinerja yang mengacu pada standar WHO, dengan fokus pada penanganan ISPA non-pneumonia dan diare non spesifik. Apoteker memiliki peran sentral dalam memastikan penggunaan obat yang rasional, dengan hasil monitoring menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik untuk kedua kondisi tersebut di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada Juli 2023 dapat dikategorikan sebagai rasional.
......
Health is a crucial aspect for individual productivity, which is managed through community health centers as the technical implementation unit for health services at the district/city level. Health services, including pharmacy, aim to increase the rational use of medicines in accordance with good practice standards. Irrational use of drugs can result in decreased quality of therapy, increased medical costs, and problems of antibiotic resistance. To evaluate the rational use of medicines in community health centers, performance indicators have been established that refer to WHO standards, with a focus on handling non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea. Pharmacists have a central role in ensuring rational drug use, with monitoring results showing that the use of antibiotics for these two conditions at the Kalideres District Health Center in July 2023 can be categorized as rational."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Epiphania
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Kalideres. Praktek kerja dilaksanakan selama tiga minggu dari tanggal 11-29
April 2016. Tujuan dilaksanakannya kegiatan PKPA di Puskesmas adalah agar
mahasiswa mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di Puskesmas, mampu melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek
kefarmasian di Puskesmas, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatankegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek
kefarmasian. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah peran, tugas,
dan tanggung jawab apoteker dipuskesmas adalah pengelolaan obat dan
pelayanan farmasi klinik. Pengetahuan, keterampilan, wawasan, dan pengalaman nyata yang didapatkan adalah mampu melayani pemberian
informasi obat kepada pasien, melihat langsung pengadaan yang dilakukan
melalui e-katalog, harus dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk mencapai pengobatan pasien yang maksimal. Permasalahan praktik dan
pekerjaan kefarmasian di puskesmas, yaitu mengetahui bahwa barang yang
akan dikirimkan dari distributor sangat lama sehingga buffer stock dan stok
lead time harus sangat diperhitungkan. Tugas khusus yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah menilai kesesuaian obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres
terhadap formularium nasional.

ABSTRACT
Internship conducted in Puskesmas Kecamatan Kalideres which carried out for
three weeks from April 11-29, 2016. The purpose of this activity was so that
students are able to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, able to do the practice of pharmacy services in accordance with the provisions of law and ethics, have the insight, knowledge, skills, and practical experience to carry out the practice of pharmacy in community health center, as well as having a real picture about the problems of pharmacy practice and learn the strategies and activities that can be done in order to develop pharmacy practice. The conclusion of these activities is the role, duties and responsibilities of pharmacists in primary health care is the management of medicine and clinical pharmacy services. Knowledge, skills, insights, and real experience gained is able to serve the provision of drug information to patients, looking directly procurement conducted via e-catalogs, must be able to work with other health professionals to achieve maximum patient treatment. Problems in pharmacy practice that often
occur at community health centers, is to know that the goods to be shipped from the distributor so long so that the buffer stock and the stock lead time must be very calculated. Special tasks undertaken by students is to assess the suitability of drugs in Puskesmas Kecamatan Kalideres with the national formulary of medicine."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Nailil Muna
"ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatandi Puskesmas. Pelayanan tersebut meliputi pengelolaan sumber daya SDM, sarana prasarana,sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi dan pelayanan farmasi klinik penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan/penyimpananresep dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tatalaksana yang sesuaidalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Apoteker sebagai orang yang bertanggungjawabdalam pelayanan kefarmasian diharapkan mampu menjalankan peran, tugas, dan fungsi sesuaidengan perundang-undangan. Kegiatan praktik kerja profesi ini merupakan upaya untukmenigkatkan kompetensi apoteker. Tujuan kegiatan ini adalah supaya calon apoteker dapatmemahami peranan, tugas, dan tanggungjawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian diPuskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan, etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidangkesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku professionalism sertawawasan dan pengalaman nyata reality untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaankefarmasian di Puskesmas.

ABSTRACT
Pharmaceutical care cannot be separated with medical care in Puskesmas. It includes ResourcesManagement Resources, Facility, medical preparation and administration and clinical pharmacy prescription receives, dispensing, drug information, and prescription documentation by usingenergy, cost, facility, and appropriate method to reaching the agreed goals. Pharmacists as the onewho responsible to pharmaceutical care is expected to be able to understand their role, task, andresponsibility which is based on the law. This internship is a way to upgrade pharmaceuticalcompetency. This internship program goal is to make pharmacy students understand about theirrole, task, and responsibility in pharmaceutical care at Puskesmas which is based on the regulationand creating pharmacists that have knowledge, skill, attitude professionalism anda alsoexperience to do pharmaceutical care at Puskesmas."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hakiki
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan mampu menerapkan tugas pokok dan fungsi apoteker di Puskesmas. Praktik kerja profesi dilaksanakan dari tanggal 10 Januari 2017 sampai dengan 31 Januari 2017. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat meliputi kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinis. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat belum berjalan optimal namun sedang ditingkatkan.

ABSTRACT
Profession internship at Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat was held for one months started from January, 10th 2017, until January 31th 2017. This internship was intended to make apothecary student understand roles and responsibilities of pharmacist in Puskesmas, understand managerial activities of pharmaceutical products and single use medical tools, and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities of pharmaceuticals products and single use medical tools in Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat are appropriate to Regulation of Minister of Health Number 74 Year 2016 about Standardization of Pharmaceutical Care in Puskesmas. Clinical pharmacy activities in Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat have not been done well but are being improved. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik yang dapat dicapai dengan melakukan penulisan resep obat sesuai dengan Formularium Nasional ataupun Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Dengan adanya evaluasi kesesuaian peresepan obat, fasilitas kesehatan dapat mengetahui tingkat kepatuhan peresepan obat yang dapat membantu fasilitas pelayanan kesehatan dalam memaksimalkan anggaran perencanaan dan pengadaan obat secara efektif sehingga dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif. Kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Nasional untuk pasien rawat jalan Puskesmas Kecamatan Kalideres pada bulan Januari hingga Februari 2023 dapat dikatakan baik dengan dicapainya persentase kesesuaian sebesar 94,02%. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian peresepan obat antara lain tidak adanya ketersediaan atau alternatif obat lain yang dapat digunakan, kurangnya pengetahuan dokter mengenai obat-obat dan aturan peresepan yang terdapat di dalam Formularium Nasional, dan adanya kemungkinan pasien dengan keadaan darurat yang membutuhkan obat di luar dari Formularium Nasional. Beberapa obat yang diresepkan tidak sesuai dengan Formularium Nasional untuk pasien rawat jalan Puskesmas Kecamatan Kalideres pada bulan Januari hingga Februari 2023 adalah Gliseril Guaiakolat 100 mg; Ambroksol 30 mg; Loratadin 10 mg; Piroksikam 10 mg; Gentamisin Salep Kulit 0,1%; Deksametason 0,5 mg; Vitamin C 1000 mg; Asiklovir Krim 5%; Borak Gliserol (GOM); Klorfeniramin Maleat 4 mg; dan Asetilsistein 200 mg.
......The Public Health Center is the first level health facility that prioritizes promotive and preventive efforts. Drug use can be said to be rational if the patient receives the right drug for clinical needs, in a dose that meets the needs for a sufficient period of time, and at an affordable cost, which can be achieved by writing a drug prescription in accordance with the National Formulary or the National List of Essential Medicines. With the conformity evaluation of drug prescriptions, health facilities can determine the level of compliance with drug prescriptions which can assist health service facilities in maximizing the budget for planning and procuring drugs effectively. This research was conducted using a retrospective descriptive method. The suitability of drug prescriptions against the National Formulary for outpatients at the Kalideres District Health Center from January to February 2023 is categorized as good with a percentage of 94.02%. Some factors that cause drug prescription discrepancies include the unavailability or alternative drugs, doctor's lack of knowledge about drugs and the prescribing rules contained in the National Formulary, and patients' emergencies that need drugs outside the National Formulary. Some of the drugs prescribed are not in accordance with the National Formulary for outpatients at the Kalideres District Health Center from January to February 2023 are Glyceryl Guaiacolat 100 mg; Ambroxol 30 mg; Loratadine 10 mg; Piroxicam 10 mg; Gentamicin Skin Ointment 0.1%; Dexamethasone 0.5 mg; Vitamin C 1000mg; Acyclovir Cream 5%; Borax Glycerol; Chlorpheniramine Maleate 4 mg; and Acetylcysteine 200 mg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Ananda
"Evaluasi Penggunaan Obat atau EPO adalah kegiatan yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat dalam rangka menjamin obat yang digunakan sesuai dengan infikasi, efektif, aman, serta rasional sehingga dapat memberikan manfaat dalam rangka perbaikan pola pada penggunaan obat berkelanjutan dengan berdasarkan bukti. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat yang dilakukan berdasarkan kriteria penggunaan obat, sehingga EPO yang dilakukan secara kualitatif dapat dilakukan dengan adanya evaluasi Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan upaya untuk melakukan evaluasi kerasionalan penggunaan obat di Puskesmas dengan pedoman indikator peresepan pada WHO sedangkan secara kuantiatif dilakukan dengan metode ATC/DDD dan DU90% yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan penggunaan data obat periode Juli – Desember 2021 dengan hasil yang telah memenuhi target pemerintah dengan persentase >70% dan obat-obatan yang berada pada segmen DU 90%, yaitu Kaptopril tablet 25 mg, Metformin tablet 500 mg, Parasetamol tab 500 mg, Omeprazol kapsul 20 mg, dan Asam askorbat tablet 500 mg.
......Evaluation of Drug Use or EPO is an activity used to evaluate drug use in order to ensure that the drug used is in accordance with the indications, effective, safe, and rational so that it can provide benefits in order to improve patterns of sustainable drug use based on evidence. Quantitative Drug Use Evaluation (EPO) is a method used to see the accuracy of drug use which is carried out based on the criteria for drug use, so that EPO which is carried out qualitatively can be carried out with an evaluation of Rational Drug Use (POR) which is an attempt to evaluate the rationality of drug use at the Health Center with guidelines on prescribing indicators at WHO while quantitatively carried out using the ATC/DDD and DU90% methods carried out by the Kalideres District Health Center using drug data for the period July - December 2021 with results that have met the government's target with a percentage of > 70% and drugs drugs that are in the 90% DU segment, namely Captopril tablets 25 mg, Metformin tablets 500 mg, Paracetamol tablets 500 mg, Omeprazole capsules 20 mg, and Ascorbic Acid tablets 500 mg. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audrew Johnson Budianto
"Puskesmas berperan sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia dengan program-program seperti Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan, termasuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk memelihara kesehatan peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis. Penelitian ini mengevaluasi data resep pasien Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Kalideres selama Januari dan Februari 2023 untuk memperoleh pola penggunaan obat dan pemenuhan obat pada pasien PROLANIS, dengan fokus pada pasien lanjut usia dan polifarmasi. Evaluasi menunjukkan penurunan penggunaan obat dan tekanan darah yang menandakan perbaikan kondisi pasien, serta tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dianggap memuaskan.
......
The Public Health Center (Puskesmas) is a primary healthcare provider system in Indonesia, offering comprehensive healthcare services and government-mandated health programs such as Public Health Efforts and Individual Health Efforts. One of its managed programs is the Chronic Disease Management Program (PROLANIS), aimed at maintaining the health of BPJS Kesehatan participants with chronic diseases to achieve optimal quality of life while ensuring effectiveness and efficiency in healthcare service expenditures. This study evaluates prescription data from the Non-Communicable Disease (PTM) Clinic at Kalideres District Health Center during January and February 2023 to analyze medication usage patterns and compliance among PROLANIS patients, focusing on elderly patients and polypharmacy. The evaluation reveals a decrease in medication usage and blood pressure, indicating patient improvement, with satisfactory medication adherence observed among patients at Kalideres Public Health Center."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Nellyani
"Nama : Lita NellyaniProgram Studi : ApotekerJudul : Praktek Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Periode Bulan November Tahun 2016Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat dilaksanakan selama tiga minggu dimulai dari tanggal 07 November sampai dengan 25 November 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
......
Name Lita NellyaniStudy Program ApothecaryTitle Internship at Kalideres District Jakarta Barat Primary Health Period of November, 2016Internship at Internship at Kalideres District Jakarta Barat Primary Health was held at 07th November until 25th November 2016. This internship was intended to make apothecary student understand roles and responsilibities of pharmacist in primary health, understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Kalideres District Jakarta Barat Primary Health are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 30 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Primary Health. Clinical pharmacy activities in Kalideres District Jakarta Barat Primary Health that are not done is monitoring and reporting of drugs side effect. "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan sistem pelayanan kesehatan terintegrasi yang dilakukan secara proaktif dan terintegrasi melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk pemeliharaan kesehatan bagi penderita penyakit kronis, sehingga dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dengan biaya yang efektif dan efisien. Pemantauan Terapi Obat (PTO) bertujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional dengan cara mengkaji pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD), dan merekomendasikan perubahan atau alternatif terapi. PTO dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan atau kegagalan terapi dapat diketahui. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, kriteria pasien yang mendapatkan pemantauan terapi obat adalah yang memiliki resep polifarmasi, kompleksitas penyakit, dan penggunaan obat serta respons pasien yang sangat individual yang meningkatkan munculnya masalah terkait obat (Kemenkes, 2016). Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada bulan Maret-April 2023 dengan menggunakan metode studi deskriptif non-analitik. Data penelitian diambil dengan metode purposive sampling dari data rekam medis. Data dianalisis secara univariat dengan menganalisis profil pengobatan pasien sesuai dengan DRPs, kemudian disajikan dalam bentuk persentase yang memuat tabel, angka, dan narasi. Evaluasi dilakukan terhadap penggunaan obat pada pasien Prolanis. Dari hasil analisis pemantauan terapi obat pada pasien A, B, dan C, dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan yang diterima oleh pasien A sudah rasional. Namun, pada pasien B dan C masih terdapat beberapa penggunaan obat yang tidak rasional, khususnya beberapa jenis obat yang kemungkinan besar dapat menimbulkan interaksi satu sama lain apabila digunakan secara bersamaan.
......
Chronic Disease Management Program (Prolanis) is an integrated healthcare service system proactively involving participants, healthcare facilities, and BPJS to maintain the health of chronic disease patients, thus improving their quality of life cost-effectively and efficiently. Therapeutic Drug Monitoring (TDM) aims to ensure safe, effective, and rational drug therapy by assessing drug selection, dosage, administration method, therapy response, adverse drug reactions (ADRs), and recommending therapy changes or alternatives. According to the Minister of Health Regulation No. 74 of 2016 regarding Pharmaceutical Service Standards at Community Health Centers, patients eligible for medication therapy monitoring are those with polypharmacy, disease complexity, and individual patient responses that increase the occurrence of drug-related problems (Ministry of Health, 2016). The research was conducted at Puskesmas Kecamatan Kalideres in March-April 2023 using a non-analytical descriptive study method. Research data were collected using purposive sampling method from medical record data. The data were analyzed univariately by analyzing the patient's medication profile according to DRPs then presented in the form of percentages containing tables, figures, and narratives. The evaluation was conducted on the use of drugs in Prolanis patients. From the analysis results of medication therapy monitoring in patients A, B, and C, it can be concluded that the treatment received by patient A is rational. However, in patients B and C, there are still some irrational drug uses, especially several types of drugs that are likely to interact with each other if used together."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Novita Sari Bago
"Drug Related Problem (DRPs) adalah kesalahan pengobatan yang mempengaruhi pada outcome klinis dari pasien. Jika tidak dikelola dengan baik, mengakibatkan dampak yang lebih luas dan serius bahkan sampai terjadi kejadian sentinel. Di Puskesmas Kecamatan Kalideres terdapat poli PTM yang melayani pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus tipe 2, hiperglikemia dan sebagainya. Pasien poli PTM ini biasa mendapat resep yang berisikan obat polifarmasi yang berisiko terjadi Drug Related Problems (DRPs). Oleh karena itu pada penulisan tugas khusus ini dilakukan pengidentifikasian jenis DRP yang terjadi pada pasien poli PTM di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode April 2023. Metode yang digunakan adalah pengklasifikasi DRP berdasarkan Hepler-Strand dan kemudian direkomendasikan penyelesaian permasalahan berdasarkan literatur. DRPs menurut Hepler-Strand diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Pemilihan obat yang tidak tepat; 2) Dosis Subterapeutik; 3) Kegagalan menerima obat; 4) Overdosis; 5) Reaksi obat yang merugikan; 6) Interaksi obat ; 7) Penggunaan obat tanpa indikasi dan; 8) Indikasi yang tidak diobati. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 5 resep pasien Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Kalideres yang diindentifikasi DRPs, terdapat 1 resep yang tidak terdapat DRP dan 4 resep lainnya terdapat DRP. DRP yang didapat adalah terjadinya interaksi obat dan penggunaan obat tanpa indikasi.
......
Drug Related Problems (DRPs) are medication errors that affect the clinical outcomes of patients. If not managed properly, it can have a wider and more serious impact and even lead to sentinel events. At the Kalideres Sub-district Health Center, there is a NCD clinic that serves patients with chronic diseases such as hypertension, type 2 diabetes mellitus, hyperglycemia and so on. These NCD poly patients usually receive prescriptions containing polypharmacy drugs that are at risk of Drug Related Problems (DRPs). Therefore, in this special assignment writing, the types of DRPs that occurred in Poly PTM patients at the Kalideres District Health Center in the April 2023 period were identified. The method used is DRP classification based on Hepler-Strand and then recommended problem solving based on the literature. DRPs according to Hepler-Strand are classified as follows: 1) Inappropriate drug selection; 2) Subtherapeutic dose; 3) Failure to receive the drug; 4) Overdose; 5) Adverse drug reactions; 6) Drug interactions; 7) Use of drugs without indications and; 8) Untreated indications. Based on the results of the validation carried out, it can be concluded that of the 5 prescriptions of PTM Poly patients at the Kalideres Subdistrict Health Center that DRPs were identified, there was 1 prescription that did not have DRPs and 4 other prescriptions had DRPs. DRPs obtained are the occurrence of drug interactions and the use of drugs without indications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>