Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audia Junita
"ABSTRAK
Penelitian ini fokus pada perspektif pengelolaan sumber daya manusia stratejik di kantor cabang bank, khususnya di kantor cabang PT BRI, Tbk. kantor wilayah Medan. Perbankan sebagai organisasi bisnis yang memberikan jasa keuangan bertopang pada aset manusia dalam menjalankan kegiatan operasional dengan karakteristik modal sosial dan pengetahuan yang dimilikinya. Untuk itu dibutuhkan sistem pengelolaan human capital yang tepat dan bernilai stratejik bagi keunggulan kompetitif organisasi. Permasalahan teoritis muncul terkait hubungan kausal antar subsistem dalam perspektif manajemen sumber daya manusia stratejik yang selama ini terbatas dilakukan dengan pendekatan linear. Karenanya tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dinamika interaksi sistem sumber daya manusia stratejik di kantor cabang PT BRI, Tbk kantor wilayah Medan, menemukan faktor leverage serta usulan alternatif strategi yang dapat membuat sistem bekerja lebih optimal. Analisis penelitian mengacu pada teori berbasis sumber daya dan perspektif kontingensi, konfigurasional, dan keperilakuan dalam manajemen sumber daya manusia stratejik. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif sistem dinamik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa subsistem dalam sistem sumber daya manusia stratejik di kantor cabang PT BRI, Tbk. kantor wilayah Medan yang terdiri dari strategi organisasi, sistem sumber daya manusia berorientasi komitmen, perilaku peran, dan kinerja organisasi berinteraksi secara kompleks, dinamis, dan non linier dengan pola perilaku penguatan yaitu sistem umpan balik positif. Sistem sumber daya manusia berorientasi komitmen merupakan leverage dalam sistem sumber daya manusia stratejik di kantor cabang PT BRI, Tbk. kantor wilayah Medan. Upaya memperbaharui sistem sumber daya manusia berorientasi komitmen secara berkelanjutan dan meningkatkan kinerja organisasi merupakan alternatif strategi yang mampu membuat sistem sumber daya manusia stratejik di kantor cabang PT BRI, Tbk. kantor wilayah Medan bekerja lebih optimal.

ABSTRACT
This research focuses on the perspetives of strategic human resource management in branch banking. Banking as a business organization that provides financial services relies on human assets in carrying out operational activities with the characteristics of social capital and the knowledge they have. For this reason, an appropriate strategic human capital management system is needed for the organization's competitive advantage. Theoretical problems arise related to the complexity of causal relationships between subsystems in strategic human resource management including organizational strategy, commitment-oriented human resource systems, role behavior and organizational performance that studies involving these subsystems so far have been carried out using a linear approach. This research was conducted at the branch office of PT BRI, Tbk. Medan regional office by collecting primary and secondary data in the periode of 2015-2017. The aim is to analyze the dynamics of interaction between subsystems in strategic human resource management, find leverage factor, and propose alternative strategies that can make the systems work more optimally. The research analysis based on resource-based theory and contingency, configurational, and behavioral perspectives in strategic human resource management. This research is using quantitative dynamics system approaches. The results showed that the subsystem in the strategic human resource system at the PT BRI branch office in the Medan regional office interacted dynamically with reinforcement behavior patterns namely positive feedback systems. Commitment-oriented human resources system is the main leverage on the systems being analyzed. Efforts to renew the commitment-oriented human resources system and improve performance organizational sustainably are alternative strategyies that can create a strategic human resource systems at the branch office of PT BRI, Tbk. Medan regional office work more optimally."
2019
D2678
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Theresia
"Perguruan tinggi adalah organisasi yang kompleks, beroperasi di lingkungan yang beragam dan selalu berubah. Oleh sebab itu, perguruan tinggi perlu untuk memperhatikan sistem pengelolaan lembaganya, berpikir lebih strategis, mengubah wawasan ke strategi jangka panjang yang efektif, dan memiliki dasar penting dalam penerapan dan pelaksanaan strategi yang dipilih.
Pengukuran kinerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan sebuah organisasi. Pengembangan sistem pengukuran kinerja harus dimulai dari apa yang dianggap penting untuk mengukur kinerjanya, yang lebih ditentukan oleh logika dominan organisasi, daripada template yang tidak familiar yang ditentukan oleh sumber lain. Balanced Scorecard dapat menjadi representasi penting dari logika dominan organisasi, sehingga dapat dianggap sebagai alat utama pengontrolan dan pembelajaran strategi.
Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja ITI, guna mengetahui efektifitas kinerja pada periode pengukuran. Penelitian ini juga bertujuan untuk dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi (leverage factors) kinerja ITI, dan mengetahui strategi yang memungkinkan ITI memperbaiki kinerjanya lima tahun kedepan. Model Balanced Scorecard berbasis Sistem Dinamis digunakan untuk memahami kompleksitas kedinamisan dalam hubungan sebab akibat diantara indikator kinerja pengukuran.
Penelitian ini menemukan bahwa efektifitas kinerja ITI dengan 4 perspektif dan 19 indikator pada periode pengukuran 2010 sampai 2012 sejauh ini efektif karena kekuatan inward looking. Secara umum hal ini disebabkan faktor utamanya yaitu kepuasan kerja. Namun kedepan determinan tersebut tidak cukup.
ITI harus memperhatikan unsur outward looking agar memiliki kinerja yang lebih efektif. Pengukuran kinerja ITI pada periode pengukuran memberi penekanan pada unsur reinforcing, sedangkan kinerja ITI pada periode lima tahun kedepan harus memberi penekanan pada unsur balancing. Hal ini disebabkan karena sistem pada periode pengukuran kinerja sudah mulai tunak (stagnan).
Hasil simulasi menunjukkan untuk jangka panjang ITI perlu mengurangi unsur yang membatasi pertumbuhan (limit to growth), yang bersumber dari internal. Hasil penelitian ini mengusulkan dua buah strategi guna meningkatkan kinerja ITI untuk lima tahun kedepan. Strategi pertama adalah meningkatkan kepuasan pelanggan. Strategi kedua adalah pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan institusi.

College is a complex organization which operates an everchanging environment. Therefore, college have the need of paying good attention to its management system, strategic thinking, converting knowledge to effective long term strategy and creating foundation to implement the strategy being chosen.
Performance measurement is urgently needed to find out the effectiveness of an organization. The development of performance measurement system needs to start off from what is considered important for performance measurement which is determined more by organization?s dominant logic than unfamiliar template created by other sources. Balanced Scorecard can be positioned as an important representation of organization?s dominant logic. Therefore, it can be regarded as a main controlling and strategic learning device.
This research is aimed to measure the performance of ITI in order to recognize performance effectiveness in the period of measurement. This research is also aimed to find out the leveraging factors that affected the performance of ITI. Dynamic System-based Balanced Scorecard Model is utilized to understand the dynamic complexity in a causal relationship between performance measuring factors.
This research finds out that the performance measurement of ITI through four perspectives and 19 indicators from 2010 through 2012 is effective due to the inward looking strength. In general this is caused by work satisfaction as the main factor. Due to the insufficiency of the determinant in the future, ITI has to focus on outward looking elements in order to possess a performance of higher effectiveness. ITI performance measurement during the measurement period stresses on the reinforcing factors, on the other hand ITI performance within the next five year ought to focus on the balancing factors. This is due to the stagnancy of the performance measurement system.
The simulation result shows that in the long run ITI needs to reduce internal factors that limit its growth. The result of this research recommended two strategies to improve the performance of ITI in the next five years. The first strategy is increasing customer satisfaction. The second strategy would be the development of human resource according to the need of institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2110
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hairil Anwar
"BPK RI terus meningkatkan perannya melalui audit kinerja yang di dalam proses pengembangannya terjadi pembelajaran organisasional, individual dan interaksi dengan auditee. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dan dinamika sistem kuantitatif dengan menggunakan konsep Learning Linkage (Kim, 1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa observasi oleh individu pada pembelajaran individual selain terhadap respon lingkungan (Kim, 1993), juga dilakukan terhadap tindakan individu dan organisasi. Peningkatan pembelajaran individual merupakan pengungkit dalam sistem penyelarasan pembelajaran untuk pengembangan audit kinerja, diperlukan pengelolaan terhadap hambatan pembelajaran utamanya hambatan pada tindakan organisasi dan tindakan individu. Untuk menguatkan dampak pelatihan audit kinerja dalam pembelajaran individual melalui pendidikan dan pelatihan, perlu melibatkan bimbingan berupa coaching dan mentoring serta penerapan dalam praktik audit kinerja. Dalam sistem penyelarasan pembelajaran, penggunaan respon lingkungan untuk pengembangan rencana audit merupakan koreksi berdasarkan sistem penyelarasan pembelajaran.

Supreme Audit Board of Republic of Indonesia continues to enhance its role through the Performance Audit. In the process of Performance Audit development, organizational learning, individual learning and interaction with the auditee are occured. Research using qualitative and quantitative system dynamics approaches. Conception used is Learning Linkage (Kim, 1993). The results showed that learning begins from the individual observations are not just limited to the observation of environment response but also to the actions of individual and organization. Increased individual learning is leverage in learning allignment system for performance audit development. Learning barriers management is required especially barriers in organizational action. To enhance the outcome of training, training should involve mentoring, coaching and field audit practice. Considering environmental response for audit plan is a system correction based on learning alingment system."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2177
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Hary Prakoso
"Permasalahan faktual public value creation dalam praktik kewirausahaan sosial dapat ditelusuri dengan menggunakan kerangka Moore?s strategic triangle. Pada permasalahan konseptual public value (Erridge, 2005) yang perlu dieksplorasi adalah (1) sulitnya mendefinisikan dan mengukur suatu nilai publik, (2) nilai-nilai di dalam sektor publik yang bersifat bersaing, (3) adanya penekanan yang kuat pada partisipasi tetapi sulit dicapai. (4) berpotensi menjadi tautological argument dimana nilai publik hanya bisa dicapai melalui capaian tujuan-tujuan sosial ekonomi, dan (5) konsep yang belum dikembangkan lebih jauh oleh pemerintah dan akademisi. Sementara dalam kewirausahaan sosial ditemukan masih sedikitnya penelitian yang menggunakan data empiris, perlunya mengeksplorasi pengukuran kesuksesaan, serta disiplin lain yang memperkuat konsep kewirausahaan sosial (Cukier, W., Trenholm, S., & Gekas, G., 2011).
Memperhatikan kedua jenis permasalahan tersebut, tujuan utama penelitian ini adalah mengeksplorasi varian strategic triangle dari Moore (1995) dalam praktik kewirausahaan sosial. Penelitian ini menggunakan studi kasus Ponpes Agribisnis Al Ittifaq di Bandung Jawa Barat, dipilih karena memenuhi karakteristik konsep kewirausahaan sosial (Dees, 1999) yang menghasilkan values atau outcomes yang diciptakan oleh hybrid voluntary sector melalui misi dan program. Soft Systems Methodology (SSM) digunakan untuk mengeksplorasi public value scorecard (Moore, 2002) dan memberikan pemecahan masalah yang mengacu pada kaidah Checkland (1990).
Penelitian ini memiliki simpulan yaitu dalam rangka menciptakan nilai publik yang berlegitimasi dan berkelanjutan secara politik, layak secara operasional dan administratif, dan bernilai secara substansi, PPAI secara praktik telah menggunakan varian-varian pada ketiga komponen strategic triangle dengan bobot kontribusi yang berbeda. Setiap varian mampu dilaksanakan oleh PPAI karena organisasi ini dipimpin seorang kyai yang memiliki kepemimpinan paternalistik dan kharismatik, serta didukung varianvarian utama lainnya sebagai perbaikan (improvement) dari public value scorecard. Varian-varian perbaikan itu adalah (1) jejaring kerjasama (collaborative network) untuk lingkungan otoritas, (2) kultivasi nilai-nilai agama dan budaya lokal untuk kapabilitas operasional, dan (3) strategi bisnis kemitraan dan hubungan patron klien untuk proposisi nilai publik.

The factual problems on public value creation in social entrepreneurship practice can be traced by exploring Moore?s strategic triangle. In conceptual problems on public value are related to (1) difficulty to define and measure a public value, (2) the contested values in public sector, (3) there is a strong emphasis on participation that is uneasy to be attained, (4) it potentially become tautological argument in which public value are merely attained through social economic goals, and (5) the unclear concept is not yet developed by government and academician (Erridge, 2005). And then, in social entrepreneurship, it is found that the least number of research using empirical data, the need exploration for measurement and achievement, and other disciplines to strengthen the concept of social entrepreneurship (Cukier, W., Trenholm, S., & Gekas, G., 2011).
Considering two kinds of problems above, the main purpose of this research is to explore the variant of the Moore?s strategic triangle (1995) in social entrepreneurship practice. This research utilizes Al Ittifaq's Islamic Boarding School for Agribusiness (PPAI) located in Bandung West Java as single case study. It is selected because PPAI as a hybrid voluntary sector has conformed with some characteristics of social entrepreneurship concept (Dees, 1999), which generates values and outcomes through its mission and programs. Soft Systems Methodology (SSM) is utilized to explore the public value scorecard (Moore, 2002) and also contribute to the problem solving interest which refers to Checkland concept (1990).
The concluding remarks of this research are in creating public value which legimate and politically sustainable, operationally and administratively feasible, and substantively valuable, PPAI practicallyimplemented variants of the strategic triangle with different weight of contribution and function. Then, every variant can be carried out by PPAI because it is led by the religious civic leader (kyai) who employs paternalistic and charismatic leadership, and supported by other prime variants which are the improvement of public value scorecard. Of those the improved variants are as follow: (1)collaborative network for authorizing environment, (2) cultivation of religious and local wisdom values for operational capability, and (3) business partnershipstrategy and patron client relationship for public value proposition."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2189
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Agus Mariani
"Perguruan tinggi vokasi di Indonesia merupakan organisasi pendidikan terapan sekaligus sebagai wadah penghasil sumber daya manusia yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan industri/bisnis.Sebagai gambaran umum, jumlah pengangguran lulusan pendidikan tinggipada tahun2015 berjumlah 911.000 orang (BPS, 2015). Data ini menunjukkan lulusan perguruan tinggi di Indonesia belum memenuhi syarat kualifikasi tenaga kejra di sektor industri/bisnis. Politeknik Negeri Medan (Polmed) merupakan salah satu dari 6 (enam) politeknik yang berdiri pada tahun 1979 di Indonesia, telah menghasilkan lulusan berkompetensi tinggi yang terserap memenuhi permintaan industri/bisnis. Namun sejak program pelatihan dan pendidikan calon pengajar maupun tenaga pendidikan politeknik di Pusat Pendidikan Politeknik di Bandung dihentikan pada tahun 1995, terlihat adanya penuruan serapan lulusan Polmed. Bahkan sejak tahun 1997, para pengajar yang direkrut di Polmed tidak lagi mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Sehingga program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas tenaga pengajar yang terkonsentrasi dalam bidang keahlian di Polmed tidak ada lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktorfaktor pendorong Praktik Organisasi Pembelajar di Politeknik Negeri Medan sesuai visi dan misi serta meningkatkan kapabilitas Politeknik Negeri Medan untuk mencapai keunggulan daya saing.
Penelitian ini menggunakan konsep The Fifth Discipline, Learning Organization Senge, yaitu Shared Vision, Mental Model, Systems Thinking, Team Learning dan Personal Mastery dengan indikatornya menjadi variabel penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed method) dengan 2 jenis populasi yaitu tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan. Penelitian ini menggunakan analisis frekuensi dan analisis faktor untuk menganalisis data. Penelitian ini menemukan bahwa karakteristik Praktik Organisasi Pembelajar di Politeknik Negeri Medan adalah a) Keunggulan Kompetensi Keahlian; 2) Filosofi Organisasi ; 3) Kemampuan adaptasi dan inovasi; 4) Komitmen danInisiatif yang tinggi; 5)Kesiapan Sistem Jaringan Organisasi yang baik. Faktor bentukan ditemukan sebagai pendorong Praktik Organisasi Pembelajar untuk meningkatkan kapabilitas Politeknik Negeri Medan adalah faktor Disiplin, Pemahaman Filosofis, Motivasi Pimpinan, Kompetensi Anggota. Faktor Disiplin dan Pemahaman Filosofis merupakan faktor yang kuat sebagai budaya organisasi yang kuat. Namun, peningkatan kapasitas dosen yang ditunjukkan dengan pendidikan lanjut dosen masih sangat rendah menjadi hal yang krusial untuk melaksanakan UU PT No. 12 tahun 2012 dengan segera.

Vocational Higher Education in Indonesia is an organisation of applied education organization at once as place to produce high-ability and knowledgeable human resources and in accordance with the needs of the industry and business. As general description, the amount of unemployment higher education graduates in 2015 were 911 000 people (BPS, 2015). This data shows the graduates of higher education have not met the requirement of worker in industrial and business field. Politeknik Negeri Medan (Polmed), is one of the 6 (six) polytechnics which established since 1979 in Indonesia, has delivered highly competent graduates which absorbed and meet the demands of industry and business. But since the education and training programs for prospective teachers and educators in the Polytechnic Education Development Center in Bandung was stopped in 1995, it appears the decreasing of uptake of Polmed graduates. Even since 1997, the teacher which are recruited in Polmed do not get training and education anymore. So that education and training program to improve the capability of education which concentrated in the areas of expertise in Polmed are no longer exist. This research intends to know the supportive characteristics and factors of Learning Organization practice in Politeknik Negeri Medan to improve organizational capability of Politeknik Negeri Medan to achieve the competitive advantage.
This research use the concepts of the Fifth Discipline Learning Organization Senge, which are Shared Vision, Mental Models, Systems Thinking, Team Learning and Personal Mastery with indicators become the variables in this research. This research use quantitative and qualitative method (mix method) with 2 (two) population which are lectures and administrative employees. This research use frequency and factor analysis to analyze the data. The result of this research found that characteristics of Learning Organization Practice in Politeknik Negeri Medan is in 1) Competence Skill Excellence 2) High Philosophical Organization, 3) Good adaptability and inovation; 4) High Commitment and Initiative; 5) Readiness network system organization is good. Factor formation found as the supporter of Learning Organization Practice to improve the capability of Vocational Higher Education in Politeknik Negeri Medan are: a) Discipline, b) Philosophical understanding, c) Leadership motivation, and d) Members? Competencies. Discipline and Philosophical understanding are strong factors to be able to create a strong organization culture. But, from the side of lecture's futher education are still low, it becomes a crucial thing to be payed attention by Polmed to improve the capabiltiy of the lecturer to be able to implement UU PT No. 12 in year of 2012 immediately."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2235
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library