Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laila Fitria
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan. Salah satu ruangan yang berpotensi tinggi untuk mengalami masalah polusi udara dalam ruang adalah ruang perpustakaan, dimana di dalam ruangan tersebut banyak terdapat tumpukan buku dan rak-rak penyimpanan buku, dan diantaranya merupakan buku-buku lama. Konstruksi bangunan perpustakaan yang kurang memadai, seperti sistem ventilasi, juga akan membuat terkonsentrasinya debu di dalam ruangan. Bersama debu-debu tersebut terdapat kapang, yang merupakan salah satu jenis mikroba polutan di udara yang sering berhubungan dengan gangguan kesehatan pada orang-orang yang beraktivitas di dalam perpustakaan, misalnya petugas perpustakaan, dosen, dan mahasiswa. Gangguan kesehatan tersebut dapat menghambat dan mengganggu produktivitas kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kapang patogen dalam ruang perpustakaan serta kondisi fisik-kimia udara, sistem ventilasi, dan sanitasi ruangan. Penelitian dilakukan di lima perpustakaan di Universitas Indonesia, yaitu FKM, FMIPA, FHukum, FISIP, dan FSastra. Penangkapan kapang dilakukan menggunakan cawan petri dengan media Potato Dextrose Agar, dan pengukuran konsentrasi debu udara menggunakan personal dust sampler.

Di kelima perpustakaan tersebut ditemukan berbagai jenis kapang patogen yang berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Kondisi fisik-kimia udara pada kelima perpustakaan itu secara umum masih kurang sesuai dengan persyaratan dalam KepMenKes RI No.2161M FS/SKM/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran, terutama berkaitan dengan suhu dan kelembaban udara, intensitas cahaya, dan konsentrasi debu udara dalam ruang.

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih sempurna dan jumlah sampel yang lebih banyak agar diperoleh hasil yang lebih baik mengenai kualitas udara dalam ruang perpustakaan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitria
Abstrak :
Salah satu ruangan yang berpotensi tinggi untuk mengalami masalah polusi udara dalam ruang adalah ruang perpustakaan. Di antara berbagai polutan yang memiliki peran penting terhadap kesehatan adalah terdapatnya kapang di dalam udara ruangan. Gangguan kesehatan akibat kapang di dalam ruangan perpustakaan dapat dialami oleh orangorang yang beraktivitas di dalam perpustakaan, misalnya petugas perpustakaan, dosen, dan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi terhadap kapang di dalam udara ruang perpustakaan di tiga fakultas (FA, FB, dan FC) di lingkungan Universitas ?X?. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Data yang dikumpulkan meliputi keberadaan kapang, serta kualitas fisik dan kimiawi udara dalam ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara dalam ruang di ketiga perpustakaan berada di atas standar peraturan. Intensitas cahaya sangat rendah di perpustakaan FB dan FC, sementara konsentrasi debu di perpustakaan FA sangat tinggi. Di perpustakaan FA ditemukan kapang pathogen, yaitu Aspergillus fumigatus, sementara di perpustakaan FB ditemukan Scopulariopsis candida, dan Fusarium verticilloides di perpustakaan FC. Secara umum, kualitas fisik, kimiawi, dan mikrobiologi udara dalam ruang di ketiga perpustakaan telah melebihi ambang batas.
The objective of this research was to identify mould in university?s library using cross sectional design. The existence of mould and physical and chemical quality of air in library have been investigated and observed in three faculties; they were in FA, FB, and FC. To identify the mould, it used petri dish in Potato Dextrose Agar medium. There were 6-9 samples from each library. The temperature in three libraries were higher than standard, the intensity of light were very low in location FB and FC, and the dust concentration in FA was very high. It was found the pathogenic mould; they were Aspergillus fumigatus in FA, Scopulariopsis candida in FB, and Fusarium verticilloides in FC. In general, the physical, chemical and microbial quality of air in libraries exceeded the legal standard.
Universitas Indonesia, 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Kandungan protein yang tinggi dalam Spirulina platensis dapat dimanfaatkan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST). Dengan menggunakan mencit (Mus musculus), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan biomassa kering Spirulina platensis sebagai suplemen Protein Sel Tunggal (PST) dengan mengukur pertumbuhan berat badan mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan, dengan berat antara 30-50 gram, dan umur antara 5-7 minggu. Sebanyak 25 ekor sebagai Perlakuan yaitu dengan membuat perbandingan antara biomassa kering dan pelet sebagai makanan tikus sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, dan 50 %, dan 5 ekor sisanya sebagai Kontrol tanpa diberi biomassa (100 % pelet). Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari, data dianalisis denga menggunakan t-test dan analisis varians. Hasil penelilitan menunjukkan bahwa pemberian biomassa kering S. platensis kepada mencit (Mus musculus) dapat mempengaruhi kenaikan berat badan pada pengamatan dari hari pertama sampai hari kedua belas, tetapi menurun pada hari ke-tiga belas sampai hari ke-empat belas, dan mengalami kestabilan sampai hari ke-tujuh belas. Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan sebelum pemberian dan setelah pemberian biomassa kering S. platensis selama 17 hari. Perbedan terjadi pada Minggu I dan II, tidak semua konsentrasi biomassa mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertambahan berat badan mencit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai biomassa kering ganggang hijau biru bersel tunggal yang banyak mengandung protein yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan baerat badan mencit, maka dapat diasumsikan bahwa biomassa S. platensis dapat dianggap sebagai sumber protein sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus) pada konsentrasi yang tertentu.
The using of Spirulina platensis as Supplement of Single-Celled Protein (SCP) to Mice. High protein in Spirulina platensis can be used as a source of Single-Celled Protein. By using mice (Mus musculus) as a animal laboratory, the objective of this research is to know the influence of Biomass S. platensis to the increase of body weight of mice. The name of species is Mus musculus, strain is Swiss derivate. Utilized mice were male, 30-50 weighing gram, and 5-7 weeks of age. Treatment group was given by palette and given by biomass of S. Platensis, while control also fed palette but did not give biomass of S. platensis. Yielded biomass was used as food mixed with palette with composition of dry biomass S. platensis with palette was 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Data analysis was conducted by using t-tes and analysis of variance. The results showed that by giving of dry biomass of S. platensis affected to the increasement of body weight from the first day until twelfth day of observation, and decrease on the thirteenth and fourteenth day. Pursuant to result of statistic, there is a significant difference (p < 0,05) between before giving and after giving of dry biomass S. platensis during 17 day. By giving dry biomass of S. platensis to mice (Mus musculus) at first and second week, it was found the difference of average mice body weight among six concentrations of biomass but did not at the third week. It means that not all concentration of biomass have same effect to the increase of mice body weight as a Single-Celled Protein.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Pusat Studi Lingkungan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
Abstrak :
ABSTRAK
Mahkota Dewa as a traditional plant has been commonly used as traditional cancer medication. However, the mechanism of usage is not yet clear. The objective of this study was to know the mechanism of the protection effect of Mahkota Dewa on Benzo(a)pyrene (BaP) induced cytotoxicity in CCRF-CEM cell line. The result showed BaP induced cell death with in CCRF-CEM cell line was dose-dependent but not based on time-course. Exposure of this cell for 24 h with variation of dose between 5-20 μM increased the percentage of apoptosis to about 15%. On the other hand, Mahkota Dewa itself has dose-dependently induced cytotoxicity and has no effect in the inhibition of BaP exposure. Phosphorylation of p38 MAPK in both BaP and Mahkota Dewa induced cytotoxicity has been seen but the involvement of oxidative stress is unclear. However, in other cancer cell line SH-SY5Y human neuroblastoma cells, the inhibition efffect of Mahkota Dewa in BaP exposure has been seen and no cytotoxicity effect appeared in this cell line. In conclusion, Mahkota Dewa has induced apoptosis in CCRF-CEM cancer cell line but not in SH-SY5Y cell line, so it has a potential anticancer effect; Mahkota Dewa, however, requires more researches on DNA level using other type of cancer to observe the mechanism.
2014
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library