Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Said Mardani
"Kematian TBC di Indonesia merupakan cerminan dinamika kompleks upaya penanggulangan TBC di tingkat regional, termasuk di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Pada tahun 2022 kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 7,1% dari total penderita TBC yang dilaporkan dan diobati, menjadikan Indragiri Hulu menempati peringkat kedua kematian TBC terbanyak di Provinsi Riau. Selain itu, kematian penderita TBC di Indragiri Hulu juga menunjukkan tren meningkat dari 0,8% (2020), menjadi 6,3% (2021), dan meningkat lagi menjadi 7,1% (2022). Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko semua kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu. Desain penelitian ini adalah kohort restrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari aplikasi SITB Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020-2023. Sebagai populasi penelitian adalah seluruh penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020-2023 berjumlah 2.073 orang. Sampel berjumlah 1.908 subjek yang dipilih menggunakan teknik total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekskluasi. Analisis data meliputi analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan deskriptif probababilitas survival kumulatif, analisis bivariat menggunakan metode Kaplan-Meier dan uji logrank, dan analisis multivariat menggunakan uji cox regression. Hasil penelitian menunjukkan kematian penderita TBC sebesar 6,6% dari total kasus TBC dengan insidens kematian 40 per 100.000 orang-hari dan probabilitas survival kumulatif diakhir pengamatan (hari ke-640) sebesar 31,12%. Model akhir analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko semua kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu adalah umur ≥50 tahun (HR=4,241, 95%CI: 2,902-6,197), status HIV (HR=8,104, 95%CI: 2,553-25,722), riwayat pengobatan sebelumnya (HR=1,848, 95%CI:1,076-3,174), dan resistensi obat (baseline HR=5,739, 95%CI: 1,482-22,225). Status HIV menjadi faktor risiko kematian penderita TBC yang paling dominan.

TBC deaths in Indonesia are a reflection of the complex dynamics of TB control efforts at the regional level, including in Indragiri Hulu Regency, Riau Province. In 2022, TBC deaths in Indragiri Hulu Regency will be 7,1% of the total TBC cases reported and treated, making Indragiri Hulu the second highest TBC death rate in Riau Province. Apart from that, TBC deaths in Indragiri Hulu also show an increasing trend from 0.8% (2020), to 6.3% (2021), and increasing again to 7.1% (2022). The main objective of this research is to determine the risk factors for all deaths of TB patients in Indragiri Hulu Regency. The design of this study was a retrospective cohort. This research uses secondary data from the Indragiri Hulu Regency SITB application for 2020-2023. The research population is all TBC patients in Indragiri Hulu Regency in 2020-2023 totaling 2,073 people. The sample consisted of 1,908 subjects selected using total sampling techniques based on inclusion and exclusion criteria. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution tables and descriptive cumulative survival probabilities, bivariate analysis using the Kaplan-Meier method and logrank test, and multivariate analysis using the cox regression test. The results of the study showed that TBC death was 6.6% of the total TB cases with an incidence of death of 40 per 100,000 person-days and a cumulative survival probability at the end of observation (day 640) of 31.12%. The final model of the multivariate analysis showed that the risk factors for all TBC deaths in Indragiri Hulu Regency were age ≥50 years (HR=4,241, 95%CI: 2,902-6,197), HIV status (HR=8,104, 95%CI: 2,553-25,722), treatment history (HR=1,848, 95%CI:1,076-3,174), and drug resistance (HR=5,739, 95%CI: 1,482-22,225). HIV status is the most dominant risk factor for TBC death.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafarudin Nur
"COVID-19 menjadi masalah kesehatan di dunia. Manifestasi klinis berupa tanpa gejala hingga dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kematian pasien COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian adalah kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari Formulir Penyelidikan Epidemiologi di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2 Maret-20 Desember 2020). Sampel adalah pasien terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan RT-PCR, usia >=18 tahun, dicatat keadaan terakhirnya: hidup atau meninggal, terdata di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta. Pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri dan dirawat dieksklusi dari penelitian ini. Analisis regresi Cox dari 100.540 sampel menunjukkan variabel yang meningkatkan risiko kematian pasien COVID-19 adalah laki-laki (RR = 1,28 [IK95%: 1,11-1,47]; p=0,001), usia 40-59 tahun (RR = 5,62 [IK95%: 4,37-7,23]; p<0,001), usia >=60 tahun (RR = 12,99 [IK95%: 10,03-16,81]; p<0,001), sesak napas (RR = 2,50 [IK95%: 2,06-3,03]; p<0,001), pneumonia (RR = 5,39 [IK95%: 4,14-6,59]; p<0,001), pasien yang dirawat di ICU (RR = 2,20 [IK95%: 1,61-2,99]; p<0,001), hipertensi (RR = 1,25 [IK95%: 1,01-1,55]; p=0,042), serta hipertensi sekaligus penyakit jantung (RR = 1,58 [IK95%: 1,17-2,13]; p=0,003). Interaksi hipertensi dan penyakit jantung mengindikasikan interaksi sinergistik (ICR>0).

COVID-19 is a global health problem. Clinical manifestations are asymptomatic to death. This study aims to determine the risk factors for death of COVID-19 patients in DKI Jakarta Province. The study design was a retrospective cohort using secondary data from the Epidemiological Investigation Form at the DKI Jakarta Provincial Health Office (2 March - 20 December 2020). The sample is a confirmed patient of COVID-19 based on RT-PCR, age 18 years, the last condition recorded: alive or dead, recorded at the DKI Jakarta Provincial Health Office, and comes from the DKI Jakarta Province. Patients who were self-isolating and being treated were excluded from this study. Cox regression analysis of 100,540 samples showed that the variables that increased the risk of death of COVID-19 patients were male (RR = 1.28 [95% CI: 1.11-1.47]; p = 0.001), age 40-59 years (RR = 5.62 [95% CI: 4.37-7.23]; p<0.001), age 60 years (RR = 12.99 [95% CI: 10.03-16.81]; p<0.001), shortness of breath (RR = 2.50 [CI 95%: 2.06-3.03]; p<0.001), pneumonia (RR = 5.39 [CI95%: 4.14-6.59]; p<0.001 ), patients admitted to the ICU (RR = 2.20 [95% CI: 1.61-2.99]; p<0.001), hypertension (RR = 1.25 [95% CI: 1.01-1.55] ; p=0.042), and hypertension as well as heart disease (RR = 1.58 [95% CI: 1.17-2.13]; p=0.003). The interaction of hypertension and heart disease indicates a synergistic interaction (ICR>0)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library