Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryam Nur Arina
"Tujuan penelitian dilakukan untuk menentukan distribusi dan asosiasi jumlah rokok yang dihisap setiap hari, durasi merokok, dan jenis rokok pada pasien Kanker Nasofaring (KNF) yang datang ke klinik gigi RSCM, Jakarta antara tahun 2006 dan 2009. Pengumpulan data diperoleh melalui rekapitulasi catatan medis dari pasien yang telah didiagnosis dengan KNF oleh klinik gigi RSCM, Jakarta antara tahun 2006 dan 2009. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square yang dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi faktor risiko dalam populasi pasien KNF. Uji sampel dua independen non-parametrik dilakukan untuk mengidentifikasi perbandingan masing-masing status merokok dan KNF.
Tidak ada hasil yang signifikan secara statistik untuk perbandingan jumlah rokok yang dihisap setiap hari, durasi merokok, dan jenis rokok merokok setiap hari dalam perkembangan KNF (p> 0,05). Namun, 50% dari pasien KNF dan non-KNF telah merokok selama lebih dari 20 tahun. Perokok pasif juga berperan terhadap tingginya prevalensi KNF. Prevalensi KNF meningkat seiring durasi merokok meningkat. Perokok pasif juga memainkan peran utama dalam pengembangan KNF.
......
To determine the distribution and association of amount of cigarette smoked daily, duration of smoking, and the type of cigarette within the patients of Nasopharyngeal Cancer (NPC) who came into dental clinic of RSCM, Jakarta between the year 2006 and 2009. Data Collection was done by recapitulating medical records of the patients who had diagnosed with NPC from dental clinic of RSCM, Jakarta between year 2006 and 2009. Data analysis was done using chi-squared test which was performed in order to identify the distribution of risk factors within the population of NPC. The two-independent sample test of non-parametric test was performed two identify the comparison of each smoking status and NPC.
There is no statistically significant result for the comparison of amount of cigarette smoked daily, duration of smoking, and the type of cigarette smoked daily to the development of NPC (p>0.05). However, 50% of the oral cancer patients have been smoking for more than 20 years. Also, passive smokers are identified to be attributable to the prevalence of NPC. The prevalence of NPC increases as the duration of smoking increases. Passive smoking also plays a major role in the development of NPC."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesha Shamsudin
"Salah satu dari delapan penyebab paling umum kematian kanker di seluruh dunia adalah karsinoma sel skuamosa kepala dan leher. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara usia dan kebiasaan merokok pada pasien dengan kanker kepala dan leher yang datang ke klinik gigi RSCM Jakarta antara tahun 2006-2009. Penelitian potong lintang menggunakan data sekunder dari kanker kepala dan leher (HNC) rekam medis pasien, dan ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji chi square. Prevalensi kanker nasofaring lebih menonjol daripada kanker oral antara pasien kanker kepala dan leher yang datang ke klinik gigi RSCM antara tahun 2006-2009.Pada umumnya pasien kanker nasofaring terpengaruhi pada kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan pasien kanker oral terpengaruhi pada usia 60-69 tahun. Hasil ini mirip dengan beberapa studi.
Terdapat perbedaan usia yang signifikan antara pasien dengan kanker nasofaring dan oral yang datang ke klinik gigi RSCM antara tahun 2006-2009 (p = 0,000). Kanker nasofaring dan oral terutama dipengaruhi oleh pasien yang merokok secara aktif, tetapi tidak ada perbedaan kebiasaan merokok antara pasien kanker nasofaring dan oral dalam penelitian ini (p = 0.635). Beberapa pasien kanker nasofaring dan oral bukanlah perokok aktif maupun perokok pasif. Oleh karena itu, faktor risiko lain mungkin memainkan peran dalam pengembangan kanker nasofaring dan oral. Terdapat hubungan antara usia dan jenis kanker. Tidak ada perbedaan antara kebiasaan merokok pada pasien dengan kanker nasofaring maupun pasien dengan kanker oral.
......
One of the eight most common causes of cancer death in worldwide is squamous cell carcinoma of the head and neck. To determine the association of age and smoking habit in patients with head and neck cancer who came to dental clinic RSCM Jakarta between years 2006-2009. This cross sectional study use secondary data from head and neck cancer (HNC) patient?s medical record, and the tabulated and analyzed using chi square test. NPC is more prevalent than OC among HNC patients who came to dental clinic RSCM between years 2006-2009.NPC mostly affected patients at group age of 40-49 years old, while OC at 60-69 years old. This result similar to some previous studies.
There was significant difference of age between NPC and OC patients who came to dental clinic RSCM between years 2006-2009 (p=0,000). NPC and OC predominantly affected those who were active smokers, but there was no smoking habit difference between NPC and OC patients in this study (p=0,635). There were some NPC and OC patients who were not active smokers and also not passive smokers. Therefore other risk factors may play role in the development of NPC and OC. There?s a relation between age and type of cancer. There are no smoking habit differences between NPC and OC."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhienda Cempaka Shahannaz
"Karsinoma sel skuamosa dari mulut dan nasofaring adalah satu dari kanker yang sering ditemui di Indonesia juga pada peringkat dunia. Banyak riset yang menemukan bahwa kejadian kanker mulut dan nasofaring lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita. Disamping tembakau yang menjadi faktor risiko tunggal terbesar untuk kanker mulut dan nasofaring, factor pembaur lain seperti paparan polusi dalam mata pencaharian juga dapat mempengaruhi resiko pengembangan kanker mulut dan nasofaring.
Studi yang mengobservasi kejadian kanker mulut dan nasofaring dan dostribusinya pada factor - factor risiko dibutuhkan untuk merancang edukasi yang terprogram guna mengatasi masalah ini di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mendeskrispsikan asosiasi dari distribusi jenis kelamin dan paparan polusi dengan kasus kanker mulut dan nasofaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2006 ? 2009.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara distribusi jenis kelamin dengan kejadian kanker mulut dan nasofaring di RSCM tahun 2006 ? (x2(1) = 12.503, p-value < 0.001), sedangkan pada distribusi factor paparan polusi tidak ditemukan asosiasi dengan kanker mulut dan nasofaring (x2(1) = 0.159, p-value < 0.690).
......
Squamous cell carcinoma of the head and neck is one of the most common cancers Indonesia as well as worldwide. The incidence of nasopharyngeal and oral cancer has been researched as higher in males than in females. Whilst tobacco habits stands as the single largest risk factor for head and neck cancer (HNC), other confoundings such as occupational exposure to pollution or potential carcinogen may also affects the risk of developing oral cancer (OC) or nasopharyngeal cancer (NPC).
Studies addressing the comparison of cancer distribution are required as tailored educational program may be necessary in order to overcome this HNC issues in Indonesia. This study aims to describe and compare the distribution of sex and pollution exposure in HNC cases in RSCM between 2006 and 2009. Consecutive sampling is used as method of data collection in this retrospective cross-sectional study. Main outcome measure is the number of HNC cases analyzed by sex and occupational pollution exposure.
The result shows that there is a difference between sex distribution in NPC and OC cases (x2(1) = 12.503, p-value < 0.001) whilst there is no difference between pollution exposure distribution in NPC and OC cases (x2(1) = 0.159, p-value < 0.690)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Soraya
"Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa kanker kepaladan leher telah menjadi masalah penting di negara Asia termasuk Indonesia. Terdapat faktor resiko yang mendukung terjadinya insidens kanker tersebut dibagi menjadi faktor yang dapat dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-Faktor tersebut memiliki implikasi penting dalam mempelajari faktor resiko yang paling berpengaruh dalam insidens kanker nasofaring di Indonesia. Studi ini ditujukan untuk menentukan perbandingan antara tingkat pendidikan dan konsumsi alkohol pada pasien dengan kanker nasofaring dan kanker oral pada pasien yang datang ke klinik gigi RSCM pada tahun 2006-2009. Data dalam studi ini berdasar pada rekam medis pasien yang datang ke klinik gigi RSCM pada tahun 2006-2009. Data dianalisa menggunakan SPSS versi 20. Signifikansi di tes menggunakan Smirnof-Kolmogorov Z test. Pasien yang mengaku mengkonsumsi alkohol sebagian besar merupakan pasien dengan kanker nasofaring. Sementara, untuk tingkat pendidikan, sebagian besar pasien pada kanker nasofaring merupakan pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah. Tidak terdapat asosiasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pasien kanker (P=0.995). Begitu pula dengan konsumsi alkohol, tidak terdapat asosiasi yang signifikan antara penggunaan alkohol pada pasien kanker nasofaring. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat asosiasi antara tingkat pendidikan dan penggunaan alkohol dengan kanker nasofaring.
......
As many of the previous studies has proven, head and neck cancer has been a major problem in many of Southeast Asian countries, including Indonesia. The contributing risk factors to incidence of HNC are divided into modifiable and unmodifiable risk factors. Those risk factors has very important implications in understanding the most influencing risk factors of HNC among Indonesia populationThis study aim to determine the comparison of educational level and alcohol consumption in patients with nasopharyngeal cancer and oral cancer who came to dental clinic RSCM Jakarta between 2006-2009. The data was obtained from medical record of patients diagnosed with head and neck cancer who visited oral medicine clinic of RSCM Jakarta from 2006-2009. The data then was analyzed using SPSS version 20..The significance association were tested using Kolmogorof-Smirnov Z. The result showed that patient with the presence of alcohol use were mostly diagnosed with nasopharyngeal cancer. However, after compared between nasopharyngeal and non-npc group, there were no significant association found between the two groups (P=1.000). The level of formal education also did not significantly associated with the nasopharyngeal and nonnpc (P=0.995). In conclusion, there was no significant association found between educational level and alcohol use in nasopharyngeal cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library