Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arina Aisyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan meningkatkan aktivitas lipase dengan mengoptimasi produksi dan mengetahui karakteristik lipase Bacillus halodurans CM1. Bagian pertama penelitian, meningkatkan aktivitas lipase dengan optimasi komposisi media juga mutasi bakteri dengan radiasi gamma dan N-methyl-N rsquo;-nitro-N-nitrosoguanidine NTG . Tujuh media yang berbeda diseleksi untuk mendapatkan media produksi. Delapan variabel komposisi media dioptimasi dengan rancangan Plackett-Burman. Bakteri dimutasi dengan radiasi gamma dosis 0,1 mdash;0,4 kGy dan NTG 0,05 mdash;0,15 mg/mL dengan waktu inkubasi 1 mdash;3 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media produksi yang digunakan berdasarkan optimasi media dan komposisi media Plackett-Burman adalah media berdasarkan Bora Bora modifikasi yang mengandung 0,5 palm oil PO dan 0,09 CaCl2. Aktivitas lipase optimal diproduksi oleh bakteri hasil mutasi dengan NTG 0,1 mg/mL yang diinkubasi selama 3 jam. Bagian kedua, enzim dipekatkan dengan metode stirred-cell ultrafiltration UF -ammonium sulfat dan UF-polyethylene glycol PEG . Karakterisasi enzim dilakukan terhadap pengaruh pH, suhu, ion logam, dan deterjen. Rentang pH yang diujikan adalah pH 6 mdash;12, sedangkan variasi suhu 30 mdash;70o C. Ion logam yang diuji, yaitu Mg2 , Ca2 , Zn2 , Mn2 , Fe2 , dan K 1 mM dan 10 mM. Perkiraan berat molekul dilakukan dengan metode SDS-PAGE, kinetika enzim dihitung berdasarkan persamaan Lineweaver-Burk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemekatan enzim UF-PEG berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas enzim lipase sebesar 18,44 . Berat molekul lipase, sekitar 35,7 mdash;37,4 kDa. Aktivitas enzim lipase optimum pada pH 7, suhu 50o C dan relatif stabil pada pH 7 mdash;8, suhu 30 mdash;70o C. Seluruh ion logam yang diujikan mampu meningkatkan aktivitas enzim, namun ion Ca2 menghasilkan aktivitas relatif tertingi di antara ion lainnya. Nilai Km 0,23 mg/mL dan Vmaks 4,07 U/mL. Lipase relatif stabil dengan penambahan deterjen konsentrasi 1 mdash;2 dan mampu menghilangkan minyak sebanyak 8,40 .
ABSTRACT
The research aimed to improve the activity of lipase by optimizing the production and know the characteristics of lipase Bacillus halodurans CM1. The first part of research aimed to improve the lipase activity by optimization of media composition and mutation of bacteria by gamma radiation and N methyl N 39 nitro N nitrosoguanidine NTG . Seven different media were selected to obtain production medium. Eight compositions of production medium optimized by Plackett Burman design. The bacteria mutated by gamma radiation doses 0.1 mdash 0.4 kGy and NTG 0.05 mdash 0.15 mg mL with incubation time 1 mdash 3 hours. The results showed that the production medium used was based on the Bora and Bora modified medium containing 0.5 palm oil PO and 0.09 CaCl2. High lipase activity produced by the bacterium mutated with NTG 0.1 mg mL were incubated for 3 hours. The second part aimed to examine the characteristics of lipase. The enzyme was concentrated by stirred cell ultrafiltration UF ammonium sulfate and UF polyethylene glycol PEG methods. Enzyme characterization focused on the effect of pH, temperature, metal ions, and detergents to the lipase activity. Variations in pH tested were pH 6 mdash 12, while the temperature variations 30 mdash 70o C. Metal ions tested were Mg2 , Ca2 , Zn2 , Mn2 , Fe2 , and K 1 mM and 10 mM. Estimated molecular weight was carried out by using SDS PAGE and the enzyme kinetics calculated by Lineweaver Burk equation. The results showed that the concentration of enzymes by PEG UF affected to increase lipase activity 18,44 . The molecular weight of lipase, which was about 35.7 to 37.4 kDa. The optimum condition of lipase reached at pH 7, 50o C and relative stable at pH 7 mdash 8 and temperature 30 mdash 70o C. The whole metal ions tested were able to increase the activity of the enzyme. Ca2 showed the highest relative activity among others. Km value was 0.23 mg mL and Vmax 4.07 U mL. Lipase was relatively stable with the addition of 1 mdash 2 detergent concentration and was able to remove 8.40 the oil.
2017
T47295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Indriawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan produksi lipase dan transesterifikasi dengan mutasi serta optimasi fermentasi dan karakterisasi enzim. Penelitian pertama, meningkatkan aktivitas lipase melalui radiasi dengan sinar gama dan ultraviolet serta identifikasi kapang. Kapang dipaparkan pada variasi dosis radiasi gama, yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4 kGy, sedangkan radiasi ultraviolet dilakukan pada variasi lama inkubasi, yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4 jam, dosis 0,1 J/cm2, 254 nm, 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas lipase tertinggi pada radiasi gama terdapat pada mutan NA1kGy 8,58 U/mL , sedangkan pada radiasi ultraviolet terdapat pada mutan KC4J 10,00 U/mL . Mutan KC4J merupakan mutan potensial dengan aktivitas lipase sebesar 10,00 U/mL dan juga memiliki aktivitas transesterifikasi tertinggi 0,11 U/mg . Berdasarkan pendekatan fenotipik dan molekular filogenetik 28S rRNA , isolat kapang kernel C memiliki similiaritas 100 dengan spesies Aspergillus fumigatus strain RA204. Penelitian kedua, mutan Aspergillus fumigatus BPPT-CC hasil mutasi dengan radiasi sinar ultraviolet dilakukan optimasi fermentasi dan karakterisasi lipase. Tiga variabel komposisi media yang digunakan adalah olive oil, tepung kedelai dan pH. Ketiga variabel tersebut dioptimasi dengan rancangan Central Composite Design. Karakterisasi enzim yang dilakukan, yaitu pengaruh pH, suhu dan ion logam. Rentang pH yang diujikan, yaitu pH 6 mdash;12, sedangkan variasi suhu 30 mdash;70 C. Ion logam yang diuji adalah Mg2 , Ca2 , Zn2 , Mn2 , Fe2 dan K dengan konsentrasi 1 mM dan 10 mM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media produksi yang mengandung 1,25 olive oil, 3,50 tepung kedelai dan pH 7,50 dapat menghasilkan aktivitas lipase sebesar 11,25 U/mL, yang lebih tinggi daripada komposisi medium sebelumnya 10,00 U/mL . Validasi model dikonfimasi oleh hasil tersebut. Hasil analisis Central Composite Design dan model kuadrat menunjukkan bahwa sumber karbon, nitrogen dan pH berpengaruh terhadap aktivitas lipase yang ditunjukkan nilai R2 sebesar 0,93. Aktivitas lipase optimum terdapat pada pH 6 dan suhu 60 C, serta stabil pada pH 6 mdash;8 dan suhu 30 mdash;70 C. Semua ion logam yang diuji dapat meningkatkan aktivitas realtif lipase. Ion Ca2 dapat meningkatkan aktivitas relatif lipase tertinggi dibandingkan dengan ion lainnya.
ABSTRACT
A study was carry out to increase the production of lipase and transesterification by mutation, fermentation optimization and lipase characterization. The first study, increased the activity of lipase through radiation with gamma and ultraviolet rays and identification of molds. Molds were exposed to variations of gamma radiation dose, 0, 1, 2, 3 and 4 kGy, while ultraviolet radiation was performed on variation of incubation duration, 0, 1, 2, 3 and 4 hours, dose 0,1 J cm2, 254 nm, 20 cm. The results showed that the highest lipase activity in gamma radiation was found in NA1kGy mutants 8,58 U mL , while ultraviolet radiation was found in KC4J mutants 10,00 U mL . The KC4J mutant is a potential mutant with a lipase activity of 10,00 U mL and also has the highest transesterification activity 0,11 U mg . Based on phenotypic and phylogenetic phylogenetic 28S rRNA approaches, kernel C isolate has a 100 similiarity with Aspergillus fumigatus strain RA204. A second study, mutan of Aspergillus fumigatus BPPT CC mutation with ultraviolet radiation was performed by fermentation optimization and lipase characterization. Three variables of media composition used are olive oil, soy flour and pH. All three variables are optimized with the design of Central Composite Design. The enzyme characterization is done, that is the effect of pH, temperature and metal ion. The pH range tested, pH 6 mdash 12, while the temperature variation is 30 mdash 70 C. The metal ions tested were Mg2 , Ca2 , Zn2 , Mn2 , Fe2 , and K with concentrations of 1 mM and 10 mM. The results showed that the production medium containing 1,25 olive oil, 3,50 soy flour and pH 7,50 can yield lipase activity of 11,25 U mL, which is higher than the composition of the previous medium 10,00 U mL . Model validation is confirmed by the result. The results of the Central Composite Design and Quadratic analysis showed that carbon source, nitrogen sources and pH had an effect on lipase activity which showed R2 0,93. The optimum lipase activity is at pH 6 and temperature 60 C, and stable at pH 6 mdash 8 and temperature 30 mdash 70 C. All tested metal ions can increase lipase relative activity. Ca2 ions can increase the highest lipase relative activity compared to other ions.
2018
T49382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Gina Fadhilah
Abstrak :
Isolat-isolat actinomycetes laut dari ekosistem bakau Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dilaporkan dapat menghasilkan senyawa bioaktif dengan aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi isolat-isolat actinomycetes laut yang berpotensi sebagai agen biokontrol berdasarkan aktivitas antagonistik terhadap fungi patogen tanaman Colletotrichum siamense KA, mengevaluasi aktivitas senyawa antifungi, dan menelaah profil isolat actinomycetes laut terpilih. Penapisan isolat dilakukan dengan metode plug dengan penundaan uji hingga 9 hari pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) modifikasi. Hasil penapisan diperoleh 12 isolat actinomyctes laut mampu menghambat pertumbuhan C. siamense KA, dengan persentase hambatan berkisar antara 47,96% hingga 84,94%. Enam dari 12 isolat diuji aktivitas antagonistik menggunakan metode plug dan gores dengan variasi penundaan uji (6, 9, dan 12 hari). Hasil uji aktivitas antagonistik menunjukkan penundaan uji hingga 12 hari memiliki persentase hambatan pertumbuhan tertinggi hingga 84,16% (metode plug) dan 85,91% (metode gores). Uji antagonistik dengan penundaan (3 dan 5 hari) serta tanpa penundaan menggunakan metode plug menunjukkan dua isolat (SM11 dan SM15) memiliki peningkatan persentase hambatan pertumbuhan hingga 57,99% (SM11) dan 59,88% (SM15). Aktivitas antifungi tiga isolat actinomycetes laut terpilih (SM11, SM14, dan SM15) diuji menggunakan uji antibiosis pada medium Potato Dextrose Broth (PDB) modifikasi. Fermentasi untuk memproduksi senyawa antifungi dilakukan selama 6, 9, dan 12 hari. Hasil uji antibiosis menunjukkan isolat SM14 memiliki aktivitas antifungi tertinggi pada hari ke-12 dengan persentase hambatan 64,90%. Tiga isolat actinomycetes laut terpilih memiliki karakter morfologi dan biokimia yang serupa. Identifikasi molekular ketiga isolat tersebut menunjukkan hubungan dekat dengan Streptomyces sanyensis dengan persentase kemiripan hingga 99,66%. ...... Marine actinomycetes isolates from mangrove ecosystem Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta have been reported produce bioactive compound with antibacterial and antifungal activity. The aims of this research were to select potential marine actinomycetes isolates as biocontrol agent based on antagonistic activity against fungal phytopathogen Colletotrichum siamense KA, evaluate antifungal activity, and analyze profile of selected marine actinomycetes isolates. Screening of isolates was performed using plug method with delayed antagonist assay for 9 days on modified Potato Dextrose Agar (PDA) medium. The result of screening displayed that 12 marine actinomycetes isolates can inhibit the growth of C. siamense KA, with percentage inhibition from 47.96% to 84.94%. Among 12 isolates, six isolates have been subjected for antagonistic assay using plug and streak method with various delayed assay (6, 9, and 12 days). The result presented delayed antagonist assay until 12 days has higher percentage inhibition up to 84.16% (plug method) and 85.91% (streak method). The antagonistic assay using delayed assay (3 and 5 days) and non-delayed assay using plug method presented two isolates (SM11 and SM15) showed increasing percentage inhibition up to 57.99% (SM11) and 59.88% (SM15). Antifungal activity of selected isolates (SM11, SM14, and SM15) was assayed using antibiosis assay in modified Potato Dextrose Broth (PDB) medium. Fermentation for producing antifungal compound was performed for 6, 9, and 12 days. The result of antibiosis assay showed SM14 isolate has higher antifungal activity at 12 days incubation with percentage inhibition was 64.90%. The three marine actinomycetes isolates have similar morphological and biochemical characters. Molecular identification of three isolates showed that the isolates were closely related to Streptomyces sanyensis with 99.66% percent similarity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis trifenilitimah format ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifenilitimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium format berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal bewarna putih kekuningan sebanyak 1.0395g dan persen hasil 50,37%.

Karakteristik senyawa yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan uji leleh sebagai uji awal, dengan nilai kisaran titik leleh terbaik pada 197-201'C (Literatur4: 200-201'Ç), yang didapatkan dengan pada waktu refluks 3 jam.

Produk tersebut kemudian dilakukan karakteristiknya dengan spektrofotometer IR, menunjukan terbentuknya ikatan SN-O pada bilangan gelombang, v= 446 cm-1 (Literatur8.12= 500-600cm1) dan adanya serapa gugus karboksil (-CO-O-) pada bilangan gelombang, v-1737cm1,1358cm-1 (Literatur8.12= 1735;1358cm1) identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak yang sesuai dengan hasil KLT yang terdapat hanya satu noda, hal ini menunjukan bahwa senyawa yang terbentuk murni tidak terjadi adanya dimmer atau polimer.

Hasil pengukuran dengan menggunakan detektor spektrofotometer massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah formiat hasil sintesis adalah adalah m/z 351_. m/z 27 4 _. m/z 197 _. m/z 120. Kemudian diujikan sebagai insektisida pada bidang kehutanan yaitu sebagai bahan pencegah serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus) atau termisida terhadap ketahanan kayu.

Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, terjadi penurunan kehilangan berat kayu karet, menaikkan mortalitas pada rayap dan .Penurunan derajat serangan. Dilihat dari hasil klasifikasi kelas keawetan kayu, ha!lya sedikit memberikan pengaruh pada kenaikan kelas awet dan ditinjau dari syarat senyawa sebagai bahan pencegah'serangan rayap tanah (termisida) menunjukkan kurang efektif karena belum memberikan efek kematian pada_ rayap ~50.%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariloka Danumaya
Abstrak :
Pada penelitian ini, disintesis hidrogel semi-IPN kitosan-poli(N,N-Dimetil Akrilamida) yang akan dijadikan sebagai sediaan penghantar obat amoksisilin trihidrat dengan sistem mengapung yang mengandung agen pembentuk pori K2CO3 dan KHCO3 dengan metode in situ loading dan post loading. Hidrogel yang telah disintesis dievaluasi kemampuan swelling, derajat ikat silang, efisiensi loading obat, porositas, daya apung, efisiensi penjeratan obat, serta pelepasan obat secara in vitro. Enkapsulasi mikrokapsul dilakukan pada hidrogel yang memiliki waktu awal mengapung paling cepat. Karakterisasi hidrogel dilakukan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), Spektrofotometer UV-vis, dan mikroskop stereo optik. Sifat pelepasan amoksisilin trihidrat akan diteliti secara in vitro pada pH 1,2 dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-vis. Agen pembentuk pori yang memberikan hasil waktu awal mengapung terbaik adalah KHCO3 15 %. Berdasarkan hasil yang didapat, porositas yang dihasilkan akan semakin besar seiring kenaikan konsentrasi agen pembentuk pori. Sedangkan KHCO3 memberikan porositas yang lebih besar daripada K2CO3. Pada hidrogel KHCO3 15 % yang tersalut obat dengan metode in situ memberikan efisiensi yang besar tetapi pelepasan tidak terkontrol sedangkan untuk metode post loading memiliki efisien yang rendah namun pelepasan obatnya dapat terkendali. Penelitian ini juga melakukan pembandingan efisiensi dan disolusi terhadap CaCO3 dengan KHCO3, dimana CaCO3 menghasilkan efisiensi lebih besar dan disolusi (pelepasan) obat lebih terkontrol. Jadi diantara CaCO3 dengan KHCO3, hidrogel dengan agen pembentuk pori CaCO3 dapat dijadikan sebagai agen pembentuk pori. ......In this study, a semi-IPN chitosan-poly(N,N-Dimethyl Acrylamide) hydrogel was synthesized which would be used as preparations for delivery of amoxicillin trihydrate drug with a floating system containing pore-forming materials K2CO3 and KHCO3 with in situ loading and post-loading methods. The synthesized hydrogels were evaluated for swelling ability, degree of cross-linking, drug loading efficiency, porosity, buoyancy, drug entrapment efficiency, and drug release in vitro. Microcapsule encapsulation was carried out on the hydrogel which had the fastest initial floating time. Hydrogel characterization was carried out using Fourier Transform Infra Red (FTIR), UV-vis spectrophotometer, and optical stereo microscope. The release properties of amoxicillin trihydrate were investigated in vitro at pH 1.2 and measured using a UV-vis spectrophotometer. The pore-forming material that gives the best initial buoyancy time is 15% KHCO3. Based on the results obtained, the resulting porosity will be greater as the concentration of the pore-forming agent increases. While KHCO3 provides greater porosity than K2CO3. In 15% KHCO3 hydrogel coated with drug, the in situ method provides high efficiency but the release is not controlled, whereas the post loading method has low efficiency but controlled drug release. This study also compared the efficiency and dissolution of CaCO3 with KHCO3, where CaCO3 resulted in greater efficiency and more controlled drug dissolution (release). So between CaCO3 and KHCO3, a hydrogel with a pore-forming agent CaCO3 can be used as a pore-forming agent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyanti
Abstrak :
Asam risinoleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak terkandung dalam minyak jarak. Asam risinoleat dalam bentuk ester diketahui dapat dimanfaatkan sebagai emulsifier dan antimikroba. Pada penelitian ini, dilakukan esterifikasi gugus hidroksil hasil oksidasi asam lemak minyak jarak dan asam risinoleat dengan pereaksi asam laurat. Hidrolisis minyak jarak dengan katalis basa menghasilkan % randemen sebesar 86,77%. Proses oksidasi dilakukan dengan oksidator KMnO4 encer dalam suasana basa dan menghasilkan penurunan bilangan iod dari 7,02 mg/g menjadi 4,30 mg/g untuk asam lemak minyak jarak dan dari 7,02 mg/g menjadi 4,30 mg/g untuk asam risinoleat komersial. Esterifikasi dilakukan dengan bantuan katalis ZnCl2 dan rasio molar 3:1. Karakterisasi dengan LC-MS/MS menunjukkan bahwa produk ester yang terbentuk merupakan monoester. Produk ester yang diperoleh dapat berperan sebagai emulsifier setelah pengamatan selama 24 jam dengan jenis emulsi air dalam minyak. Aktivitas antibakteri dari produk ester yang diperoleh terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis tergolong lemah. Konsentrasi sampel terkecil dari uji MIC yang dilakukan (25%), belum menunjukkan hambatan minimum terhadap kedua bakteri uji. ......Ricinoleic acid is an unsaturated fatty acid contained in castor oil. Risinoleic acid in the form of esters is known to be used as an antimicrobial and emulsifier. In this research, esterification of hydroxyl groups of oxidized castor oil fatty acids and ricinoleic acid with lauric acid was carried out. Hydrolysis of castor oil with base catalysts produces 86,77% yields of fatty acids. The oxidation process was carried out using KMnO4 in an alkaline solution and resulted in depression of iodine value from 7.02 mg/g to 4.30 mg/g for castor oil fatty acids and from 7.02 mg/g to 4.30 mg/g for commercial ricinoleic acid. Esterification was carried out using ZnCl2 as catalyst with molar ratio of 3:1. Characterization with LC-MS/MS showed that the products formed were monoester. Ester products can act as an emulsifier. The emulsion formed stable up to 24 hours and the type of emulsion was water-in-oil emulsion. The antimicrobial activity of the ester products against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis was classified as weak. The smallest concentration applied for the MIC test (25%), has not provided minimum inhibition to both bacteria.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020;;
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
Abstrak :
Eugenol merupakan konstituen utama dalam minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) yang mempunyai berbagai aktivitas biologis salah satunya antioksidan. Chalcone merupakan metabolit sekunder golongan flavonoid yang mudah dimodifikasi untuk meningkatkan aktivitas biologisnya. Triazol merupakan cincin heterosiklik nitrogen yang banyak digunakan pada obat-obatan karena dapat meningkatkan aktivitas farmakologis dan biologis senyawa bahan alam. Ketiga senyawa tersebut telah diketahui memiliki aktivitas biologis yang baik sehingga pada penelitian ini disintesis enam senyawa turunan eugenol bermotif 1,2,3-triazol-chalcone dengan variasi senyawa aldehida untuk diuji aktivitas antioksidannya. Pengaruh dari variasi aldehida diamati terhadap reaktivitas reaksi dan aktivitas antioksidannya. Keberhasilan sintesis dibuktikan melalui identifikasi KLT dan titik leleh serta karakterisasi menggunakan instrumen FTIR, NMR, dan MS/MS. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa aktivitas tertinggi dimiliki oleh senyawa produk dengan aldehida vanilin yang mempunyai nilai %inhibisi sebesar 91,96%. Senyawa produk dengan variasi aldehida lain seperti propargil vanilin, trans-sinamaldehida, 3-piridinkarboksaldehida, dan sitronelal secara berturut-turut memberikan nilai %inhibisi sebesar 67,73%; 78,19%; 57,40%; dan 77,68%. Adapun aktivitas antioksidan dari senyawa produk dengan 4-dimetilaminosinamaldehida tidak dapat ditentukan karena larutannya sendiri memiliki absorbansi yang cukup besar pada daerah panjang gelombang absorbansi maksimum DPPH sehingga pengukuran absorbansi DPPH dapat terganggu. ......Eugenol is the main constituent in clove oil (Syzygium aromaticum) which has various biological activities, one of which is antioxidant. Chalcone is a secondary metabolite of the flavonoid class which is easily modified to increase its biological activity. Triazole is a nitrogen heterocyclic that is widely used in medicines because it can increase the pharmacological and biological activity of natural products compounds. These three compounds are known to have good biological activity, so in this study, six eugenol derivatives with a 1,2,3-triazole-chalcone motive was synthesized with various aldehyde compounds to test their antioxidant activity. Aldehydes variation effect was observed on the reaction reactivity and antioxidant activity. Successful of the synthesis was proven through TLC identification, melting points test, and FTIR, NMR, and MS/MS characterizations. Antioxidant activity assay with DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) showed that the product compound with vanillin had the highest %inhibition value of 91.96%. Product compounds with other aldehyde variations such as propargyl vanillin, trans-cinnamaldehyde, 3-pyridinecarboxaldehyde, and citronellal respectively had %inhibition values 67.73%; 78.19%; 57.40%; and 77.68%. Antioxidant activity of the product compound with 4-dimethylaminocinnamaldehyde cannot be determined with DPPH method because the solution has a high absorbance at the maximum wavelength of DPPH, so that the absorbance measurement of the DPPH solution is disturbed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shaliha
Abstrak :
Di antara beragamnya heterosiklik, 1,4-dihidropiridin (1,4-DHP) adalah salah satu cincin heterosiklik terpenting yang menunjukkan efek terapis serbaguna dan memainkan peran penting dalam proses sintesis. Senyawa N-heterosiklik lainnya yaitu, senyawa 1,2,3-triazol adalah heterosiklik nitrogen tak jenuh, aromatik, berbentuk cincin lima, terdiri dari tiga atom nitrogen beraturan dan dua atom karbon dengan dua ikatan rangkap. 1,2,3-triazol disukai dalam material pembuatan obat karena mudah berikatan dengan berbagai jenis enzim dan reseptor. Kalkon merupakan salah satu  metabolit sekunder golongan flavonoid pada beberapa spesies tumbuhan. Struktur senyawa kalkon mudah dimodifikasi untuk meningkatkan aktivitas biologisnya dengan menambahkan gugus fungsi seperti aril, halogen, hidroksil, karboksil dan fenil yang memungkinkan kalkon antibakteri, antimalaria, antikanker, antioksidan, antihiperglikemik, imunomodulator, dan efek antiinflamasi. Senyawa 1,4-dihidropiridin terbentuk melalui reaksi kondensasi Hantzsch. Reaksi ini sering menghasilkan produk dengan hasil yang baik dan metode eksperimen ini adalah protokol yang paling banyak digunakan untuk menyiapkan 1,4-dihidropiridin dengan berbagai substituen pada posisi C4. Senyawa1,2,3-triazol dapat disintesis melalui reaksi sikloadisi azida-alkuna yang dikatalisis oleh Cu(I). Ini adalah interaksi antara azida organik dan alkuna yang hanya melibatkan bentuk 1,4-disubstitusi 1,2,3-triazol. Dalam memebentuk senyawa hibrida dihidropiridin triazol menggunakan preskusor berupa variasi azida aromatik, sedangkan senyawa hibrida dihidropiridin triazol kalkon menggunakan prekusor dari variasi aldehida aromatik dan katalis basa dari NaOH. Produk akhir dari yang didapatkan diantaranya Dihidropiridin Triazol (4-Azido Benzoat) dengan yield sebesar 88,19%; Dihidropiridin Triazol (4-Azido Asetofenon) dengan yield sebesar 94,33%; Dihidropiridin Triazol Kalkon (4-Metoksibenzaldehida) dengan yield sebesar 30,02%; Dihidropiridin Triazol Kalkon (4-Fluorobenzaldehida) dengan yield sebesar 51,0%; dan Dihidropiridin Triazol Kalkon (2-Piridinkarboksaldehida) dengan yield sebesar 67,47%. ......Among the diverse heterocycles, 1,4-dihydropyridine (1,4-DHP) is one of the most important heterocyclic rings that exhibits versatile therapeutic effects and plays an important role in the synthesis process. Another N-heterocyclic compound, namely, the 1,2,3-triazole compound, is an unsaturated, aromatic, five-ring nitrogen heterocycle, consisting of three regular nitrogen atoms and two carbon atoms with two double bonds. 1,2,3-triazole is preferred as a drug manufacturing material because it easily binds to various types of enzymes and receptors. Chalcone is one of the secondary metabolites of the flavonoid group in several plant species. The structure of chalcone compounds is easily modified to increase its biological activity by adding functional groups such as aryl, halogen, hydroxyl, carboxyl and phenyl which enable chalcone to have antibacterial, antimalarial, anticancer, antioxidant, antihyperglycemic, immunomodulatory and anti-inflammatory effects. The 1,4-dihydropyridine compound is formed via the Hantzsch condensation reaction. This reaction often produces products in good yields and this experimental method is the most widely used protocol for preparing 1,4-dihydropyridines with various substituents at the C4 position. The 1,2,3-triazole compound can be synthesized via the azide-alkyne cycloaddition reaction catalyzed by Cu(I). This is an interaction between an organic azide and an alkyne involving only the 1,4-disubstituted 1,2,3-triazole form. In forming the dihydropyridine triazole hybrid compound, a precursor is used in the form of a variety of aromatic azides, while the dihydropyridine triazole chalcone hybrid compound uses a precursor from a variety of aromatic aldehydes and a base catalyst from NaOH. The final products obtained include Dihydropyridine Triazol (4-Azido Benzoate) with a yield of 88.19%; Dihydropyridine Triazole (4-Azido Acetophenone) with a yield of 94.33%; Dihydropyridine Triazole Chalcone (4-Methoxybenzaldehyde) with a yield of 30.02%; Dihydropyridine Triazole Chalcone (4-Fluorobenzaldehyde) with a yield of 51.0%; and Dihydropyridine Triazole Chalcone (2-Pyridincarboxaldehyde) with a yield of 67.47%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
Abstrak :
Sebagai senyawa N-heterosiklik, 1,4-Dihidropiridin dan 1,2,3-Triazol merupakan senyawa aktif biologis dan farmakologis. Senyawa 1,2,3-triazol memiliki kegunaan seperti antioksidan dan antituberkulosis. Dilakukannya sikloadisi-alkuna antara 1,4-dihidropiridin dan 1,2,3-Triazol pada penelitian ini. Selain itu, Penelitian ini juga berfokus pada variasi precursor yang beragam. Tiga prekursor azida aromatik digunakan untuk sintesis 1,4- dihidropiridin dan tiga prekursor aromatik aldehid untuk sintesis 1,4-dihidropiridin hibrida chalcone. Pada sintesis 1,4-DHP bermotif 1,2,3-triazol terdapat reaksi propargil, kondensasi Hantzch dan Sikloadisi-alkuna. Pada sintesis 1,4-DHP bermotif Chalcone akan dilanjutkan dengan Kondensasi Claisen Schmidt. ......As N-heterocyclic compounds, 1,4-Dihydropyridine and 1,2,3-Triazole are biologically and pharmacologically active compounds. 1,2,3-triazole compounds have uses such as antioxidant and antituberculosis. The alkyne-cycloaddition between 1,4-dihydropyridine and 1,2,3-Triazole was carried out in this study. In addition, this study also focuses on the variety of precursors. Three aromatik azide precursors were used for the synthesis of 1,4- dihydropyridine and three aromatik aldehyde precursors for the synthesis of 1,4- dihydropyridine hybrid chalcone. In the synthesis of 1,4-DHP patterned 1,2,3-triazole, there are propargyl, Hantzch condensation and Cycloaddition-alkynone reactions. The synthesis of chalcone-patterned 1,4-DHP will be followed by Claisen Schmidt condensation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Daniel Jeffry
Abstrak :
ABSTRAK
Logam arsen merupakan salah satu logam berat yang berbahaya karena bersifat toksik jika terakumulasi dalam jaringan mahkluk hidup dan sulit terdegradasi dalam lingkungan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran logam arsen yang terdapat di dalam fraksi sedimen, mengetahui pengaruh pH pada proses ekstraksi sedimen serta mengetahui tingkat bioakumulasi logam arsen baik sebagai arsen (As) tunggal maupun campuran logam pada ikan mas (Cyprinus carpio L.). Proses pengambilan sampel sedimen dilakukan di tiga stasiun di perairan Teluk Jakarta. Proses pembuatan larutan ekstraksi berdasarkan prosedur TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). Proses bioakumulasi dilakukan dengan memberikan toksikan kepada biota uji yaitu ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang berlangsung selama 28 hari. Adapun toksikan yang diberikan adalah arsen tunggal dan arsen dalam campuran logam yang terdapat dalam sedimen. Sampel sedimen dan biota uji tersebut dianalisis dengan menggunakan AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam arsen yang terdapat dalam sedimen di perairan Teluk Jakarta berkisar 1,008 -1,552 µg/g. Berdasarkan baku mutu standar internasional Dutch Quality Standards for Metals in Sediment, level terendah konsentrasi As yang masih dapat ditolerir sebesar 29 mg/kg. Kandungan logam arsen berdasarkan ekstraksi pH 3, 5, dan 7 berturut-turut adalah 0,049-0,058 µg/g, 0,077-0,091µg/g, 0,045-0,069 µg/g. Sedangkan konsentrasi logam As yang terbioakumulasi pada Cyprinus carpio L. yang diberi toksikan arsen tunggal yaitu bagian insang sebesar 0,177 µg/g dan daging sebesar 0,166 µg/g. Sementara logam arsen yang terbiokumulasi pada Cyprinus carpio L. yang diberi toksikan arsen dalam campuran logam yaitu pada bagian insang sebesar 0,166 µg/g dan daging sebesar 0,162 µg/g. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan arsen dalam sedimen di Teluk Jakarta masih tergolong aman dan pH berpengaruh dalam proses pelepasan logam arsen dalam sedimen serta logam arsen berpotensi terbioakumulasi dalam tubuh biota.
ABSTRACT
Arsenic is one of dangerous heavy metal that is toxic if it accumulates in living tissue and it is difficult to degrade in the environment. This research was conducted to determine the level of arsenic contamination present in the sediment fraction, determine the effect of pH on the extraction process and determine the level of bioaccumulation of sediment arsenic well as arsenic (As) single or a mixture of metals in carp (Cyprinus carpio L.). The process of sediment sampling conducted at three stations in Jakarta Bay of waters. The process of making extraction solution based on TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) procedure. Bioaccumulation process is done by giving the test toxicant to Cyprinus carpio L. and is held for 28 days. The toxicant was given a pure arsenic and arsenic that mix with another metals in the sediments. Sediment and biota samples were analyzed by AAS. The results showed that the levels of arsenic in the sediment ranged 1,008 -1.552 µg/g. Based on Dutch Quality Standards for Metals in Sediments international the lowest concentrations of As can still be tolerated by 29 µg/g. The level of the arsenic content by extraction pH 3, 5, and 7 in a row is 0.049 to 0.058 µg/g, 0.077 to 0.091 µg/g, from 0.045 to 0.069 µg/g. While the heavy metal concentrations of As in Cyprinus carpio L. bioaccumulated who were given a pure arsenic toxicant in the gills is 0,177 µg/g and the flesh is 0,166 µg/g. While arsenic bioaccumulated in Cyprinus carpio L. that given arsenic mixed toxicant with another alloy in the gills is 0,166 µg/g and in the flesh is 0,162 µg/g. This case indicates that the level of arsenic in sediments is still relatively safe, pH influence the process of arsenic released in sediment and the arsenic is potentially bioaccumulated organism.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42596
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>