Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butar-butar, Herbert Wibert
"Pada dua dekade terakhir ini, telah dikembangkan suatu metode deteksi infeksi HPV yang memiliki tingkat akurasi sensitifitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan Pap Smear, yaitu Hybrid Capture. Peneihian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan primer secara in silica sebagai pengganti probe untuk memodifikasi Hybrid Capture. Sekuens DNA HPV didapat dari database Los Alamos National Laboratory. Sekuens genom HPV hanya difokuskan pada daerah Late Gene (L 1 dan L2) yang berfungsi untuk menyandi protein kapsid (pembungkus) HPV. Sequence alignment dilakukan masing-masing untuk sekuens L 1 dan L2 HPV dari database yang bertujuan untuk mencari kesamaan antar sekuens.
Hasil yang diperoleh adalah conserved region antar sekuens nukleotida sebagai template pelekatan primer. Agar hasil analisis conserved region dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dilakukan database similiarity searching melalui Basic Local Alignment Search Tool (BLA?T). Diperoleh 7 region terbaik, yaitu region 1 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 16; 18; 31; 45. Region 21, 31,43,45, 46 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 11; 16; 18; 31; 35; 68 Regi?n 52 dari hasil alignment daerah gen L2 tipe HPV 16; 18; 52."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Shabira Zakiya Hidayat
"Film nanokomposit berbasis biopolimer menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sisa sampah plastik kemasan makanan di lingkungan. Material berbasis biopolimer memiliki sifat mekanik yang kurang baik dan dibutuhkan nanofiller untuk memperkuat sifat mekanik dan memberikan sifat fungsional lainnya pada kemasan makanan. Salah satu sifat fungsional yang sangat penting adalah sifat antibakteri. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis film nanokomposit berbasis biopolimer dengan nanofiller, yaitu film nanokomposit CMC- PVA/ZnO. Sintesis film nanokomposit CMC-PVA/ZnO telah berhasil dilakukan, hal tersebut didukung oleh hasil karakterisasi film nanokomposit menggunakan FTIR memberikan puncak serapan gugus hidroksil (–OH), Zn-O, C=O, dan C-O. Pola difraksi sinar-X (XRD) memberikan sudut 2θ 20.55° dan sudut 2θ yang menunjukkan ZnO sesuai dengan JCPDS No. 36-1451. Analisis SEM-EDS memberikan morfologi film nanokomposit yang lebih rapat dengan persebaran unsur-unsur yang merata. Hasil sintesis film nanokomposit CMC-PVA/ZnO dilakukan berbagai uji untuk melihat kemampuannya sebagai kemasan makanan, yaitu uji sifat mekanik, kelarutan, swelling dan release, laju transmisi uap air, retensi kelembaban, transparansi dan transmisi cahaya. Film nanokomposit CMC-PVA/ZnO (variasi biopolimer 1:2 dan konsentrasi ZnO 2,5%) merupakan komposisi terbaik, memberikan hasil swelling dan kelarutan yang paling minimum diantara komposisi lainnya, sebesar 233,6325% dan 31,7073%; serta didukung dengan hasil uji lainnya yang memberikan nilai terbaik. Film nanokomposit berbasis biopolimer dengan nanofiller ZnO- NP memberikan aktivitas antibakteri yang baik pada bakteri S.aureus dan E.coli.

ABSTRACT
Biopolymer-based nanocomposite films is a solution to reduce the nonbiodegradable plastics for food packaging in the environment. Biopolymer-based materials have poor mechanical properties and nanofillers are needed to strengthen mechanical properties and provide other functional properties in food packaging. One of the Important functional properties for food packaging is antibacterial. In this research, biopolymer-based nanocomposite films were synthesized, CMC-PVA/ZnO nanocomposite films. Synthesis of CMC-PVA/ZnO nanocomposite films has been successfully, this is supported by the results of the characterization of nanocomposite films using FTIR gave the peak of hydroxyl groups (–OH), Zn-O, C=O, and C-O. The X-ray diffraction pattern (XRD) gives an angle of 2θ 20.55 ° and an angle of 2θ indicating ZnO according to JCPDS No. 36-1451. The SEM-EDS analysis provides a denser morphology of nanocomposite films with equitable distribution of elements. CMC-PVA/ZnO nanocomposite films carried out various tests to see its ability for food packaging, the tests is mechanical properties, solubility, swelling, water vapour transmission rate, moisture retention capability, transparency and light transmission. The CMC-PVA/ZnO nanocomposite film (biopolymer CMC:PVA (1:2) and ZnO 2,5%) was the best composition, giving the minimum swelling and solubility value among other compositions, the value is 233.6325% and 31.7073%; and supported by other test results that provide the best value. Biopolymer based nanocomposite films with ZnO-NP nanofillers provide good antibacterial activity in S. aureus and E.coli.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 220
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Meidiyantoro Baharuddin
"Skripsi ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi pengetahuan pegawai UPT Balai Kesejahteraan Sosial tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat mengacu pada gambaran pengetahuan yang diperoleh dari uji pretest-posttest. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan wawancara semi terstruktur kepada Kepala UPT, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pegawai Administrasi, Pekerja Sosial, Petugas Kebersihan dan Dapur. Hasil penelitian menggambarkan bahwa faktor yang mempengaruhi ialah pendidikan, pengalaman, kebudayaan, sosial budaya, pekerjaan, minat, keyakinan, paparan informasi, faktor pihak eksternal dan faktor teknis penyuluhan.

The focus of this study are factors that affects employees knowledge-based clean and healthy living in UPT Balai Kesejahteraan Sosial, based on the result of knowledge test. The method of this research is qualitative method by semi-structured interview to Head of UPT, Head of Administration, Administration officer, Social Workers, Cleaning Service, and Cook. The result shown that the factors is education, experience, culture, social-culture, job description, interest, beliefs, information exposure, external factors, and counseling technical."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Daffa Putra Niado
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas dan aktivitas antimikroba ada turunan senyawa asam laurat dengan asam amino glisina dan fenilalanina. Penelitian ini diawali dengan sintesis ester metil-laurat menggunakan metanol dengan bantuan katalis asam HCl pekat. Selanjutnya metil laurat diamidasi dengan asam amino glisina dan fenilalanina.Reaksi amidasi tersebut menghasilkan senyawa lipoamida glisina-laurat dan fenilalanina-laurat. Semua produk lipoamida dikarakterisasi menggunakan KLT dan FTIR. Hasil analisis KLT menunjukkan nilai Rf produk glisina-laurat dan fenilalanina-laurat dengan nilai Rf yang lebih rendah menandakan produk sudah terbentuk, hasil karakterisasi glisina-laurat dan fenilalanina-laurat dengan FTIR masing-masing produk lipoamida menunjukan pita serapan medium vibrasi C-N pada bilangan gelombang 1043 cm-1 Pada glisina-laurat dan 1044 cm-1 Pada fenilalanina-laurat. Dari hasil uji toksisitas dengan metode BSLT terhadap larva Artemia salina L. didapatkan nilai LC50 senyawa glisina-laurat sebesar 358,59 ppm dan fenilalanina-laurat sebesar 281,19 ppm sehingga produk lipoamida yang terbentuk memiliki toksisitas sedang. Uji aktivitas antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli produk glisina-laurat menunjukkan adanya zona hambat sebesar 10 mm dan fenilalanina-laurat sebesar 10 mm. Hasil uji antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus senyawa glisina-laurat dan fenilalanina-laurat menunjukkan zona hambat sebesar 9 mm dan 8 mm, menandakan produk lipoamida yang didapatkan memiliki aktivitas antimikroba lemah dan tidak efektif.

This study aims to examine the toxicity and antimicrobial activity of lauric acid derivatives with amino acids, namely glycine and phenylalanine. This research begings with the esterification of lauric acid using methanol with the help of concentrated HCl acid as a catalyst. Furthermore, the mixture was extracted with water to obtain the organic phase in the form of methyl laurate. Then, amidation of methyl laurate with amino acid, glycine and phenylalanine, respectively. The amidation reaction produces lipoamide compunds glycine-laurate and phenylalanine-laurate. The lipoamide products were characterized using TLC and FTIR. TLC analysis results show the Rf value of glisina-laurate and fenilalanina-laurate product are lower than methyl laurate that indicate that the product has been formed and each lipoamide product has an absorbtion band of C-N medium vibraton at a wave number of 1043 cm-1 for glycine-laurate and 1044 cm-1 for phenylalanine-laurate. The toxicity test result through BSLT metod on Artemia salina L. larvae obtained the Lc50 value on glycine-laurate 358,59 ppm and phenylalanine-laurate 281,19 ppm. In the antimicrobial activity test, glycine-laurate product had an inhibiton zone of 10mm and also phenylalanine-laurate had 10mm against the growth of Escherichia coli. Meanwhile, glycine-laurate and phenylalanine-laurate products have inhibition zones are 9mm and 8mm against the growth of Staphylococcus aureus that indicate lpoamide product is weak and ineffective antimicrobial activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantika Octaviani Putri
"Tiazol dan Oksazol merupakan senyawa heterosiklik beranggota lima yang mengandung sulfur/oksigen dan nitrogen pada posisi 1 dan 3. Derivat kedua Senyawa ini banyak diaplikasikan dalam bidang farmasi dan kesehatan karena memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antioksidan, analgesik, antibakteri, antikanker, antiviral, anti alergi, antihipertensi, antiinflamasi, antimalaria, antijamur, dan antipsikotik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa derivat tiazol dan oksazol dalam dua tahap. Tahap awal, prekursor berupa tiourea dan urea direaksikan dengan etil 2-kloro asetoasetat untuk menghasilkan senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol. Tahap akhir, senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol direaksikan dengan hidrazin hidrat untuk menghasilkan senyawa 2 derivat tiazol dan oksazol. Reaksi awal kedua senyawa derivat tiazol dan oksazol ini didasarkan pada kondensasi Hantzsch. Senyawa derivat tiazol dan oksazol yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan uji titik leleh, kromatografi lapis tipis (KLT), FTIR, UV-Vis, dan GC-MS. Senyawa 1 derivat tiazol yaitu etil 2-amino-4-metil- 1,3-tiazol-5-karboksilat berhasil disintesis dengan massa produk sebesar 2,978 gram dan kemurnian sebesar 100%. Senyawa 1 derivat oksazol yaitu etil 2-amino- 4-metil-1,3-oksazol-5-karboksilat dengan massa produk campuran sebesar 0,8351 gram dan kemurnian sebesar 4,69%. Senyawa 2 derivat tiazol dan oksazol belum berhasil terbentuk dan masih merupakan senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol. Aktivitas antioksidan senyawa derivat tiazol dan oksazol diuji dengan metode DPPH dan didapatkan nilai IC50 sebesar 64,75; 80,73; 275,3; 280,39 ppm.

Thiazole and oxazole are five-membered heterocyclic compounds containing sulfur/ oxygen and nitrogen in positions 1 and 3. The derivatives of these two compounds are widely applied in the pharmaceutical and medical fields because they have various biological activities such as antioxidants, analgesics, antibacterial, anticancer, antiviral, anti-allergic, antihypertensive, anti- inflammatory, antimalarial, antifungal, and antipsychotic. In this study, the syntheses of thiazole and oxazole derivatives are carried out in two stages. Initially, the precursors in the form of thiourea and urea are reacted with ethyl 2-chloro acetoacetate to produce compound 1 of thiazole and oxazole derivatives. Subsequently, compound 1 of thiazole and oxazole derivates are reacted with hydrazine hydrate to produce compound 2 of thiazole and oxazole derivatives. The initial reactions of these two thiazole and oxazole derivatives are based on the Hantzsch condensation. The formations of thiazole and oxazole derivatives are then characterized using melting point, thin layer chromatography (TLC), FT-IR, UV-Vis, and GC-MS. Compound 1 of thiazole derivative, ethyl 2-amino-4- methyl-1,3-thiazol-5-carboxylate, was successfully synthesized with mass of 2.978 gram and purity of 100%. Compound 1 of oxazole derivative, ethyl 2-amino- 4-methyl-1,3-oxazol-5-carboxylate, was obtained with mixed mass of 0.8351 gram and purity of 4.69%. Compound 2 of thiazole and oxazole derivatives have not been successfully formed and are still compound 1 of thiazole and oxazole derivatives. The antioxidant activity of thiazole and oxazole derivatives was then tested using DPPH method and their IC50 values are 64.75; 80.73; 275.3; 280.39 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Shofi Roofida Kusriyandra
"Pada penelitian ini dilakukan sintesis ester asam oleat-BHA dan asam oleat-BHT dengan menggunakan reaksi esterifikasi Steglich. Produk yang terbentuk dilakukan pemurnian dengan menggunakan kromatografi kolom. Hasil karakterisasi FTIR asam oleat-BHA menunjukkan serapan dengan munculnya puncak serapan baru yang khas pada ester yaitu C=O pada bilangan gelombang 1738,9 cm-1 dan serapan gugus aromatis pada bilangan gelombang 1442 dan 1457 cm-1. Terbentuknya asam oleat-BHT dibuktikan dengan adanya puncak serapan C=O ester pada bilangan gelombang 1742,2 cm-1 dan puncak serapan gugus aromatis pada bilangan gelombang 1435 dan 1458,9 cm-1. Hasil karakterisasi UV menunjukkan adanya pergeseran hipsokromik produk terhadap BHA dan BHT dan batokromik terhadap asam oleat. Hasil uji toksisitas asam oleat-BHA dan asam oleat-BHT terhadap larva Artemia salina L menunjukkan bahwa ester hasil sintesis tidak toksik yaitu dengan nilai LC50 yaitu 3370,91 (asam oleat-BHA) dan 1209,18 ppm (asam oleat-BHT). Nilai IC50 asam oleat-BHA yaitu 22,61 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dan asam oleat-BHT sebesar 136,42 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang sedang. Uji antibakteri yang dilakukan menunjukkan bahwa asam oleat-BHA memiliki aktivitas yang lemah terhadap bakteri Escherichia coli dan tidak memiliki aktivitas terhadap Staphyloccocus aureus, sedangkan asam oleat-BHT tidak memilki aktivitas terhadap kedua bakteri tersebut.

In this study, the synthesis of oleic acid-BHA and oleic acid-BHT esters was carried out using the Steglich esterification reaction. The product formed was purified using column chromatography. The results of the FTIR characterization of oleic acid-BHA showed absorption with the appearance of a new absorption peak that was unique to the ester, C=O at a wave number of 1738.9 cm-1 and an absorption peak of an aromatic group at a wave number of 1442 and 1457 cm-1. The formation of oleic acid-BHT was evidenced by the absorption peak of C=O ester at a wave number of 1742.2 cm-1 and an absorption peak of aromatic groups at wave numbers of 1435 and 1458.9 cm-1. The results of UV characterization showed a hypochromic shift of the product towards BHA and BHT and bathochromic to oleic acid. The results of the toxicity test of oleic acid-BHA and oleic acid-BHT on Artemia salina L larvae showed that the ester was non-toxic with LC50 values of 3370.91 ppm (oleic acid-BHA) and 1209.18 ppm (oleic acid-BHT). The IC50 value of oleic acid-BHA which is 22.61 ppm indicated high antioxidant activity and oleic acid-BHT of 136.42 ppm indicated moderate antioxidant activity. The antibacterial test performed showed that oleic acid-BHA had weak activity against Escherichia coli bacteria and no activity against Staphylococcus aureus. While oleic acid-BHT did not have activity against these two bacteria."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan
"ABSTRAK Trichoderma viride merupakan suatu jamur penghasil selulase yang dapat mendegradasi selulosa. Selulosa merupakan suatu polimer rantai panjang yang tersusun dari unit-unit berulang glukosa yang saling berikatan dengan ikatan glikosidik ?-1,4. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi selulase dengan menggunakan kulit kedelai sebagai substrat. Aktivitas enzim ditentukan dengan menghitung kadar glukosa yang dibebaskan dan ditentukan dengan menggunakan metode Somogyi-Nelson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pertumbuhan Trichoderma viride adalah pada kadar substrat 12%, pH 4,5, dan waktu inkubasi pada hari kedua dengan aktivitas enzim sebesar 0,0220 IU. Pemurnian selulase dilakukan dengan pengendapan oleh ammoniumsulfat jenuh 0-95%. Didapatkan hasil fraksionasi yang mempunyai aktivitas spesifik tertinggi pada fraksi III dengan aktivitas spesifik sebesar 0,0108 IU/mg protein. Hasil dialisis dari Fraksi III menjadi lebih murni dengan kenaikan aktivitas spesifik menjadi 1,34 kali atau naik menjadi 0,0145 IU/mg protein. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa selulase dapat diproduksi dengan menggunakan media kulit kedelai. Kata kunci: Selulase, selulosa, Trichoderma viride. X + 44 hlm.; gambar, lampiran, tabel. Bibliografi: 18 (1976-2003)"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Carolina Tonggo Marisi
"Salah satu solusi mengatasi kelangkaan sumber bahan bakar energi, saat ini sedang dikembangkan suatu sistem yang dikenal dengan Microbial Fuel Cell (MFC). MFC merupakan sistem yang secara langsung dapat memanfaatkan proses metabolisme bahan bakar pada mikroba dengan melibatkan transfer elektron di rantai respirasi sel untuk menghasilkan arus listik melalui reaksi elektrokimia. Sistem ini dilengkapi dengan suspensi sel, elektroda , mediator elektron, dan Proton Exchange Membrane (PEM). Pada penelitian ini, mediator elektron yang digunakan adalah methylen blue (MB) yang bersifat elektroaktif. Penggunaan PEM pada MFC seringkali menjadi kendala karena selain harganya relatif mahal, PEM seringkali dikotori oleh mediator MB yang sulit dihilangkan warnanya sehingga PEM tidak dapat digunakan kembali. Pada penelitian ini, telah digunakan suspensi agar dengan konsentrasi tertentu sebagai pengganti PEM. Suspensi agar ini v dapat melewatkan proton hasil metabolisme mikroba di anoda ke katoda namun tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel MB. Telah dilakukan pemanfaatan Saccharomyces cerevisiae R-58 dengan menumbuhkannya pada beberapa media pertumbuhan untuk diukur arus listrik dan voltasenya. Dari beberapa media pertumbuhan, media air rebusan jagung manis merupakan media yang paling baik bagi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae R-58. Pengukuran arus dan voltase pada MFC dengan menggunakan kultur Saccharomyces cerevisae R-58 dilakukan pada kondisi aerob dan anaerob. Pada kondisi aerob dihasilkan arus listrik sekitar 2.2 ?A dan voltase sekitar 358 mV sedangkan pada kondisi anaerob dihasilkan arus listrik sekitar 21.4 ?A dan voltase sekitar 352 mV. Telah dilakukan juga pengukuran arus dan voltase dengan pemecahan dinding sel Saccharomyces cerevisiae. Pada pemecahan dinding sel dengan sonikasi dihasilkan arus sekitar 22.8 ?A dan voltase sekitar 381 mV. Sedangkan pada pemecahan dinding sel dengan blender dihasilkan arus sekitar 6.4 ?A dan voltase sekitar 249.4 mV. Kata kunci : arus listrik, dinding sel, Methylen Blue, Proton Exchange Membrane, Saccharomyces cerevisae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Kosasih
"Lateks Hevea merupakan media yang balk untuk pertumbuhan
mikroorganisme sehlngga blla penanganan lateks in! kurang balk dapat
menimbulkan masalah, antara lain adalah masalah bau. Mikroorganisme
yang tumbuh pada lateks dapat menguraikan senyawa protein menjadi
senyawa-senyawa lain yang berat molekulnya lebih kecil yang menimbulkan
bau, seperti thiol, amonia, H2S dan Iain-Iain.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan-perubahan
komponen kimia film lateks kebun yang terkait dengan masalah bau busuk
oleh aktivitas bakteri asal lateks. Isolat bakteri yang berasal dari limbah pabrik
lateks diinokulasikan dan diamati perubahan beberapa komponen kimia
lateks seperti protein, thiol, dan karbohidrat, serta perubahan pita-pita protein
PERPU5TAKA|AN
dari gel elektrbforesis SDS-PAGE. I FiyiiPA-U I |
Hasil pengamatan secara sensoris menunjukkan bahwa dari 20 isolat
bakteri yang diuji untuk deodorisasi lateks dapat dipilih 4 isolat yang
berpotensi yaitu, Bacillus sp. Bacillus licheniformis, isolat C7 dan isolat C8.
Keempat isolat bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk menguraikan
protein lebih besar dibandingkan dengan kontrol, yang ditunjukkan juga
dengan adanya sejumlah pita protein yang hilang atau berkurang
intensitasnya. Isolat yang diujikan juga dapat meningkatkan kadar thiol dari sampel film lateks. Kadar karbohidrat pada periakuan juga mengaiami
kenaikan dan nilainya sedikit leblh rendah daripada kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan H. Purnomo
"Kunyit putih, Curcuma zedoaria Roscoe adalah salah satu spesies
tanaman yang ada di Indonesia. Tanaman ini termasuk salah satu spesies
dalam genus Curcuma dan famili Zingiberaceae. Secara tradisional,
tanaman ini dimanfaatkan untuk pengobatan gangguan pencemaan (sakit
pemt; diare, disentri) dan penyakit kulit (bisul, borok).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi senyawa kimia dan
melakukan uji pendahuluan aktivitas antibakteri terhadap hasil ekstrak
rimpang kunyit putih.
Ekstrak diperoleh dari proses maserasi rimpang dengan pelarut
n-heksana dan etil asetat. Analisis senyawa kimia dilakukan dengan FTIR
dan GC-MS. Uji pendahuluan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar pada cakram (disc diffusion assay) dengan mengukur diameter
zona hambatan yang dihasilkan oleh ekstrak ujl.
Senyawa kimia hasll ekstrak n-heksana dari rimpang kunylt putlh
diperklrakan adalah Isoamil asetat dan benzil benzoat , sedangkan ekstrak
etil asetat dari rimpang kunyit putih diperkirakan adalah etil propionat, n-butil
asetat, benzil benzoat, dan 2-hidroksiimino-N-(p-metoksifenil) asetamida.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kasar
n-heksana dan etil asetat memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan
bakteri Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus dan Basillus subtilis"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>