Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aini Yusra
"Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian tertinggi baik di dunia maupun di Indonesia. Berbagai upaya pengendalian PTM telah banyak dilakukan, namun masih dihadapkan dengan tantangan tingkat retensi perilaku hidup sehat yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Edukasi Keperawatan Monitoring Perilaku Sehat untuk membentuk perilaku sehat mencegah PTM pada pekerja minyak dan gas. Penelitian terdiri dari dua tahapan, yaitu pengembangan model dan pengujian efektifitasnya. Tahap pengembangan model diawali dengan identifikasi masalah secara kuantitatif, integrasi hasil identifikasi masalah, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap dua menguji efektifitas model untuk meningkatkan kepatuhan perilaku sehat dan mengendalikan risiko PTM, menggunakan kuasi eksperimen dengan desain pre-test post-test control group, melibatkan 149 subjek. Hasil penelitian tahap satu diperoleh Model Edukasi Keperawatan Monitoring Perilaku Sehat beserta perangkat model untuk pekerja. Hasil penelitian tahap dua membuktikan bahwa peningkatan kepatuhan perilaku sehat lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terlihat juga bahwa penurunan risiko PTM seperti IMT, HDL dan tekanan darah lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan hasil penelitian yaitu Model Edukasi Keperawatan Monitoring Perilaku Sehat efektif meningkatkan kepatuhan dan mengendalikan beberapa komponen risiko PTM.

Non-communicable diseases (NCDs) are the leading cause of death both in the world and Indonesia. Various efforts to control NCDs have been made, but they are still facing the challenge of low levels of healthy behavior retention. This study aims to develop a nursing education and monitoring for healthy behavior model to establish healthy behavior to prevent NCDs in oil and gas workers. The research consists of two stages: model development and testing its effectiveness. The model development stage begins with quantitative identification of problems, integration of problem identification results, a literature study, and expert consultation. The second stage is to test the effectiveness of the model to improving compliance with healthy behaviors and controlling the risk of NCDs using quasi-experimental pre-test post-test with control group designs, involving 149 subjects. The the first stage of the research obtained a Nursing Education and Monitoring for Healthy Behavior Model along with a model device for workers. The results of the second stage of the study proved that the increase in adherence to healthy living behaviors was higher in the intervention group compared to the control group. The results also showed that the reduced risk of NCDs such as BMI, HDL, and blood pressure, was higher in the intervention group compared to the control group. The conclusion of the study is that the Nursing Education and Monitoring for Healthy Behavior Model effectively improves compliance and controls some of the risk components of NCDs."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Karota
"Perawatan prakonsepsi merupakan periode penting persiapan kehamilan yang memerlukan perawatan komprehensif. Perawatan kehamilan berbasis budaya dapat mengurangi masalah dan risiko penyulit kehamilan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan metode ethnonursing bertujuan mengeksplorasi perencanaan dan perawatan kehamilan berdasarkan nilai-nilai budaya suku Batak Toba. Sampel penelitian terdiri atas 23 orang informan yang terbagi dalam 4 kelompok agregat, yakni: 1) keluarga, 2) perempuan Batak tidak hamil dan masa hamil, 3) tokoh masyarakat dan tokoh agama, dan 4) tenaga kesehatan dan terapis kusuk (pemijat). Seluruh informan keturunan suku asli Batak Toba yang tinggal di lokasi penelitian, berusia antara 26-69 tahun, mayoritas beragama Kristen, berpendidikan SMU, bekerja sebagai pegawai swasta, pemerintah, wirausaha, dan terapis kusuk (pemijat). Analisis tematik digunakan untuk mengidentifikasi pola perilaku kesehatan, norma, nilai, kepercayaan, dan keyakinan perempuan berdasarkan budaya masyarakat suku Batak Toba. Analisa tematik menyimpulkan 21 tema dari 23 informan yang berasal dari 4 kelompok agregat suku Batak Toba dalam merencanakan dan merawat kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat suku Batak Toba memegang teguh prinsip norma, nilai-nilai, keyakinan, dan kepercayaan budaya yang mendasari perilaku sehat dalam merencanakan dan merawat kehamilan. Falsafah Dalihan Na Tolu merupakan dasar sistem kekerabatan suku Batak Toba yang menganut nilai-nilai Hagabeon, yang bermakna bahwa perkawinan sejahtera adalah perwakilan dengan keturunan anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki adalah keutamaan keluarga karena fungsinya sebagai penerus identitas marga, pendukung silsilah keluarga, pemegang hukum adat, warisan, dan status sosial adat. Penerapan metode ethnonursing dalam pengkajian dan intervensi keperawatan berbasis culture care dapat meningkatkan kesadaran perawatan prakonsepsi dan perilaku positif perawatan kehamilan. Pengintegrasian nilai budaya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana akan mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan anak serta pencegahan terjadinya risiko stunting jangka panjang.

Preconception care is an important period of pregnancy preparation that requires comprehensive care. Culture-based pregnancy care can reduce the problems and risks of pregnancy complications. This qualitative study uses the ethnonursing method to explore pregnancy planning and care based on the Toba Batak cultural values. The samples were 23 informants from 4 aggregate groups: 1) family, 2) Batak women who are not pregnant and during pregnancy, 3) community and religious leaders, and 4) health workers and masseuses. All informants are Toba Batak people living in the research location, aged 26-69 years, mostly Christians, high school graduates, employed in private agencies or government institutions, entrepreneurs, and masseuses. Thematic analysis was applied to identify health behavior patterns, norms, values, and beliefs based on the Toba Batak culture. The thematic analysis concluded 21 themes from 23 Toba Batak informants in the 4 aggregate groups on planning and caring for pregnancy. The results show that the Toba Batak people adhere to the principles of the norms, values, beliefs, and culture underlying their healthy behavior in planning and caring for pregnancy. The philosophy of Dalihan Na Tolu is the kinship system of the Batak Toba tribe adhering to Hagabeon values, meaning a prosperous marriage should have sons and daughters. Sons are the priority of the family since they carry the function as a determinant of clan identity, family tree, customary law, inheritance, and customary social status. Applying the ethnonursing method in culture care-based assessment and nursing interventions can increase the awareness of preconception care and positive behavior in pregnancy care. Integrating cultural values in maternal and child health and family planning services will support government policies to reduce maternal and child mortality and morbidity, and prevent long-term stunting risks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aemilianus Mau
"Latar Belakang: Perilaku caring perawat merupakan salah satu faktor penentu kepuasan pasien di RS. Tujuan: mengeksplorasi perilaku caring untuk mengembangkan model perilaku caring perawat berbasis budaya NTT, menguji pengaruh model terhadap perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Metode: Mixed Metode, terdiri dari tahap I eksplatory design dan tahap II quasy experiment pretest-posttest control group design. Partisipan penelitian tahap I terdiri dari 14 tokoh masyarakat, 11 orang pimpinan RS, 10 orang pasien, dan 5 orang perawat pelaksana. Pemilihan partisipan secara purposive. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara mendalam dan FGD. Analisis data menggunakan pendekatan Colaizzi. Sampel penelitian tahap II adalah perawat dan pasien yang dipilih secara purposive. Penentuan besar sampel menggunakan rumus beda proporsi pada dua kelompok. Besar sampel perawat 120 orang dan pasien 360 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji independent sampel t- test dan General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Hasil: Penelitian tahap I menghasilkan 3-4 tema untuk setiap kelompok partisipan dan menghasilkan Model Floramora Berbasis Budaya NTT. Flora singkatan dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor, yang merupakan empat suku besar di NTT. Mora merupakan sejenis bunga yang melambangkan caring adalah kasih dan kebaikan yang diwujudkan melalui budaya 3H: Hase, Hakneter, Haktaek (Menyapa, Menghargai, Menghormati) pasien dan keluarganya, budaya 4N: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Nalar, Nafsu/semangat, Naluri, Nurani), budaya Karawa ya ole atamu gai’mu kada manuwara gu ole atamu (melayani pasien seperti perawat ingin dilayani), budaya su’u papa suru, sa’a papa laka (berbagi kasih dan tanggung jawab), budaya Halon No Viar (Berharap dan Percaya). Hasil penelitian tahap II menunjukkan implementasi model Floramora berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien (p 0,001<0,05). Kesimpulan: Model ini berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Saran: Model ini dapat diterapkan di RS guna meningkatkan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien.
Background: Nurse caring behavior is a significant variable in the establishment of patient contentment within a hospital setting. Objective: To explore caring behavior, to develop a Model of nurse caring behavior based on NTT culture, to examine the effect of the Model on nurse caring behavior and patient satisfaction. Method: Mixed Method, consisting of stage I exploratory design and stage II quasy experiment pretest-posttest control group design. Phase I research participants consisted of 14 community leaders, 11 hospital leaders, 10 patients, and five nurses. Selection of participants purposively. Data collection used in- depth interviews and FGD guidelines. Data analysis used the Colaizzi approach. Phase II research samples were nurses and patients who were selected purposively. Determination of sample size using the formula of different proportions in the two groups. The sample size is 120 nurses and 360 patients. Data collection used a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analysis used independent sample t-test and General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Results: Phase I research produced 3-4 themes for each participant group and produced the Floramora Model Based on NTT Culture. Flora stands for Flores, Sumba, Timor and Alor, which are the four major tribes in NTT. Mora is a type of flower that symbolizes caring, namely love and kindness which is manifested through 3H culture: Hase, Hakneter, Haktaek (Greeting, Appreciating, Respecting) patients and their families, 4N culture: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Reason, Lust or passion, instinct, conscience), culture of Karawa ya ole atamu gai'mu kada manuwara gu ole atamu (serving patients like a nurse wants to be served), culture of su'u papa suru, sa'a papa laka (sharing love and responsibility), culture of Halon No Viar (Hope and Believe). The results of the second phase of the study showed that the implementation of the Floramora model had a significant effect on increasing nurse caring behavior and patient satisfaction (p 0.001 <0.05). Conclusion: This model has a significant effect on improving nurse caring behavior and patient satisfaction. Suggestion: This model can be applied in hospitals to improve nurse caring behavior and patient satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriadi
"Latar belakang: Perawat sebagai edukator memiliki peran penting dalam edukasi manajemen diabetes. Perawat berada pada posisi yang tepat untuk mengedukasi pasien karena mendampingi pasien diabetes dengan waktu lebih banyak dibandingkan profesi lain. Edukasi merupakan tanggung jawab mendasar bagi perawat agar pasien memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menjalani hidup, cepat pulih, dan mencegah komplikasi akut serta kronis. Namun, edukasi pada pasien DM belum dikelola secara optimal karena kompetensi perawat edukator DM yang masih perlu ditingkatkan, serta jumlah perawat edukator DM di rumah sakit yang belum sebanding dengan jumlah pasien DM yang lebih banyak. Tujuan: Terbentuknya model edukasi dengan pendekatan manajemen untuk meningkatkan kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM. Metode penelitian: Penelitian ini terbagi dalam dalam tiga tahap penelitian. Tahap pertama menggunakan pendekatan kualitatif yang terdiri dari systematic review, FGD dan indepth interview, tahap kedua validasi model edukasi oleh pakar, tahap ketiga menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji efektiftas model edukasi dengan pendekatan manajemen dengan metode Quasi Eksperimen. Hasil: Tahap pertama teridentifikasi 5 tema sebagai komponen penyusunan model edukasi dengan pendekatan manajemen. Tahap kedua dihasilkan model edukasi dengan pendekatan manajemen yang memiliki komponen; perencanaan edukasi, pengorganisasian tenaga perawat, ketenagaan Perawat, pengarahan dan pengendalian. Tahap ketiga model edukasi dengan pendekatan manajemen berpengaruh secara bermakna terhadap kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM (p<0,05). Simpulan: model edukasi dengan pendekatan manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM. Saran: Model edukasi ini dapat diaplikasikan dirumah sakit guna meningkatkan kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM.

Background: Nurses as educators play a critical role in diabetes management education. Nurses are well-positioned to educate patients due to their extended interaction time with diabetes patients compared to other professions. Education is a fundamental responsibility for nurses, enabling patients to acquire knowledge and skills to live better, recover faster, and prevent acute and chronic complications. However, education for diabetes mellitus (DM) patients has not been optimally managed due to the limited competency of nurse educators in DM care and an insufficient number of nurse educators compared to the increasing number of DM patients in hospitals. Objective: To develop an educational model with a management approach to improve the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients. Methods: This study was conducted in three stages. The first stage utilized a qualitative approach involving systematic review, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews. The second stage involved expert validation of the educational model. Using a quasi-experimental design, the third stage employed a quantitative approach to test the effectiveness of the management approach-based educational model. Results: In the first stage, five themes were identified for developing the educational model with a management approach. In the second stage, an educational model with a management approach was developed, comprising education planning, nurse workforce organization, staffing, directing, and controlling. The third stage demonstrated that the educational model with a management approach significantly impacted the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients (p<0.05). Conclusion: The educational model with a management approach significantly improves the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients. Recommendations: This educational model can be implemented in hospitals to enhance nurse educators' competency and improve DM patients' health literacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library